Trend Lubang Resapan Biopori

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KELOMPOK 1 Nurul Indah S Ratih Dwi A. Retno Gumelar Tuan Hanni
Advertisements

Tugas Ipa DAUR AIR / SIKLUS AIR
PEDOSFER KELAS X SEMESTER I.
KONSERVASI TANAH DAN AIR
A. Masalah sehubungan dengan pembukaan hutan di kawasan Lindung
Presentasi Daur Air Kelas : X.3 Kelas : X.3
Lingkungan Hidup.
Pertemuan 11 Sistem Drainase Khusus
“Penggalakkan Aplikasi Teknik Biopori dan Metode Konservasi Secara Vegetatif Sebagai Upaya Memperbaiki Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS)” Oleh : Septia.
MANUSIA, TANAH, DAN LAHAN
PEDOSFER JenisTanah di Indonesia Kerusakan Tanah Pengertian
PROSES PEMBENTUKAN DAN JENIS TANAH
PENCEMARAN LINGKUNGAN
PEMBUATAN DAN PEMELIHARAAN PARIT
DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
BANJIR Disusun oleh : Arif Nur Hidayat (04) Desfi Ida Muryani (08)
FAKTOR FAKTOR PEMBENTUK TANAH
DEGRADASI TANAH PERTANIAN
MENCARI SOLUSI DI UNAS IMRAN SL TOBING Fak Biologi UNAS NgoPI “GREEN CAMPUS MOVEMENT”, Kampus UNAS 19 Juni 2008.
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan.
KOMPOSTING DISUSUN OLEH RETNO ADRIYANI 2013 Pengelolaan Limbah Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Lingkungan Hidup Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan.
PERMASALAHAN AIRTANAH
KELOMPOK 3 : Juwita Aprilia S ( ) Sugiyanti Handayani ( )
KATALOG PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN
Irigasi 1 Perencanaan Irigasi.
Isu-Isu Perencanaan Kontemporer
By: Berliana Farah Diba 5A
KONSERVASI TANAH DAN AIR
Sumur Resapan: Konservasi Airtanah Perkotaan
Rehabilitasi Lahan Pesisir.
EROSI Erosi adalah suatu proses di mana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan angin, air atau gravitasi. Di Indonesia,
CREATED BY: WICKY BARIREZA Xi ips
PENGELOLAAN LIMBAH.
Rehabilitasi lahan pasca bencana alam Tsunami di Aceh
LUBANG RESAPAN BIOPORI ( LRB )
(Lubang Resapan Biopori)
Urban Runoff Disusun oleh : Mukhlis Riki Darmawan L2C009124
BANJIR.
TANAH LONGSOR.
KONSERVASI TANAH DAN AIR
PENYEBAB BANJIR Perbedaan elevasi (ketinggian tempat) antara pusat kota dengan garis pantai sangat tipis, sehingga aliran air hujan di permukaan tanah.
Tanah sbg subtrat.
Serapan Hara Daun.
DAMPAK LINGKUNGAN AKIBAT PENGERINGAN LAHAN GAMBUT
ALAT UKUR HUJAN SEDERHANA SERTA KALIBRASINYA
HUJAN Proses terjadinya hujan.
PEDOSFER.
Materi PERTEMUAN 9 DESAIN DAN LINGKUNGAN.
Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungannya
*GLOBAL WARMING *BIOPORI BY : E. BUDIYANTO.
TEKNOLOGI BIOPORI Eko Hartini.
PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA DAN DUNIA
Lahan Potensial dan Lahan Kritis
SUMBER-SUMBER AIR BERSIH/BAKU PERTEMUAN III Nayla Kamilia Fithri
JENIS-JENIS KERUSAKAN PADA PERKERASAN JALAN
BENCANA ALAM BANJIR DAN DAMPAK KELOMPOK 2 : I GEDE TONINI WAYAN NILAYANTI LINDAH NIKE NURJANA MARATUN SALEHANILAMSARI S. SALEH MIRANTI T. TAUTANILAMSARI.
LUBANG RESAPAN BIOPORI ( LRB )
BENTUK LAHAN ANTROPOGENIK
INFILTRASI.
Tanah dan Keberlangsungannya
CINDIKIA DHARMAWAN (NIM ) (KELAS AB-41-02)
Konservasi Air Untuk Keserjahteraan Hidup
Upaya Mengurangi Genangan Air Akibat Hujan agar Meresap ke dalam Tanah
METODA PENGOMPOSAN SAMPAH
EROSI Erosi adalah pengangkutan tanah dan bagian –bagian tanah (BO, UH, MO) dari suatu tempat ke tempat yang lain oleh media alami baik air ataupun angin.
Keseimbangan Lingkungan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEBARAN MAKHLUK HIDUP NAMA KELOMPOK : ELVA MEIROSA MELI WULAN ASIH DEA ANANDA LUSIANA SARI AMELLIA PUTRI RAFIKA S ISTIQOMAH.
PEDOSFER (Lapisan Tanah)
Biopori merupakan ruang atau pori dalam tanah yang dibentuk oleh makhluk hidup, seperti mikroorganisme tanah dan akar tanaman. Bentuk biopori menyerupai.
Transcript presentasi:

Trend Lubang Resapan Biopori Inovasi Lubang Resapan Biopori Pada dasarnya, lubang resapan biopori merupakan lubang vertikal ke dalam tanah yang berfungsi meningkatkan laju peresapan air hujan. Pembuatan lubang resapan biopori ke dalam tanah secara langsung akan memperluas bidang permukaan peresapan air, seluas permukaan dinding lubang. Lubang resapan biopori merupakan lubang silindris yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm, dengan kedalaman sekitar 100 cm atau jangan melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang tersebut kemudian diisi oleh sampah organik agar terbentuk biopori dari aktivitas organisme tanah dan akar tanaman. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah menyusut karena proses pelapukan. Karena berdiameter kecil, lubang ini mampu mengurangi beban resapan, sehingga, laju peresapan air dapat dipertahankan. Pembuatan lubang resapan biopori cukup sederhana, murah dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Alatnya tergolong sederhana berupa bor hasil modifikasi. Inovator teknologi pembuatan lubang resapan biopori adalah R.Kamir Brata seorang Staf Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Institut Pertanian Bogor. Ide pembuatan lubang biopori terlintas setelah ia meneliti bongkahan tanah kawasan hutan konservasi di Sumatera. Pada bongkahan itu ia menemukan ratusan lubang mirip terowongan yang berbentuk pori-pori. Lubang-lubang itu dibuat oleh semut, rayap, cacing, dan akar tanaman. Dalam satu bongkahan seukuran kelapa terdapat ratusan lubang yang menyerap air di kala hujan. Setelah diteliti lebih jauh, ternyata ada lubang tak kasat mata pada bongkahan, yakni ratusan lubang biopori di dalam tanah. Lubang-lubang ini berfungsi menyerap air, menyaring air bersih, mengurai sampah organik, serta menjaga unsur hara pada tanah. Bongkahan tanah itu ia temukan di lokasi dengan banyak tumbuhan dan humus. Bagaimana dengan tanah di kota yang sudah dipenuhi beton? Di tanah-tanah perkotaan, jelas tidak ada biopori seperti di hutan. Biopori harus dibuat untuk menjaga kemampuan tanah mengisap dan menyimpan air. Kamir mulai memperkenalkan pembuatan lubang resapan biopori, tapi gayung tak bersambut. Setelah banjir berlalu, orang lupa bahwa air bah bisa kembali datang. Pemerintah maupun pihak swasta tak berminat mengadopsi idenya karena dianggap terlalu sederhana. Memang teknologi ini sederhana. Lebih sederhana dibanding sumur resapan. Sumur resapan menggunakan batu, pasir, dan ijuk yang ditutupi tanah lalu dilapisi semen. Menurut Kamir, teknik sumur resapan justru tidak efektif. Sebab, makhluk hidup di dalam tanah akan kekurangan oksigen. Dan, mereka tidak membutuhkan material tersebut. Akibatnya, banyak hewan-hewan pengurai yang mati dan tingkat resapan dipastikan berkurang. Lubang biopori sebaiknya dibuat di bagian tanah yang tidak terendam air atau lebih tinggi dari saluran air. Jadi, selama musim kering, lubang tidak terendam air. Jika terendam, makhluk-makhluk seperti cacing, rayap, semut akan kekurangan oksigen. Selain itu, menandakan hilangnya kemampuan meresap air karena sudah jenuh. Untuk mengetahui banyaknya lubang yang diperlukan, misalnya dalam areal 100 meter persegi, ada rumusnya. Menurut Kamir, rumus itu adalah hitungan tingkat curah hujan di daerah tersebut dibanding luas tanah. Tanah 100 meter persegi yang berada di daerah curah hujan 50 milimeter (curah hujan sedang) membutuhkan sekitar 20 lubang biopori. Hitungan itu mempertimbangkan kemampuan tanah dalam meresap air. Supaya lubang resapan biopori berfungsi baik, sampah organik seperti daun dan sayuran busuk disimpan di sekitar mulut lubang. Sehingga, setelah dihancurkan oleh hewan pengurai, bahan organik akan jatuh ke dalam lubang dengan sendirinya. Lubang jangan diisi terlalu padat, karena akan mengurangi jumlah oksigen di dalamnya. Risikonya memang tidak enak: sampah akan mengeluarkan bau busuk. Adanya cacing di lubang biopori, akan membuat lubang-lubang kecil, sehingga akan menjadi resapan air. Teknologi sederhana tersebut untuk membantu konservasi lahan, yang dapat mencegah longsor dan banjir. Kebutuhan Lubang Resapan Biopori Lubang biopori merupakan teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk mengurangi genangan air dan sampah organik. Khususnya di kawasan pemukiman, antara lain untuk mengurangi tingkat genangan air di pekarangan. Dan jika dibuat secara massal pada taman lingkungan, maka lubang ini juga dapat mengurangi genangan air di kawasan perumahan. Beberapa taman di kawasan Jakarta juga sudah dibuatkan lubang biopori. Selain itu lubang ini juga dapat dijumpai di kediaman beberapa tokoh seperti Jusuf Kalla dan Fauzi Bowo. Di Jakarta, sumur resapan dan kolam resapan sudah dibekukan satu paket dalam Izin Mendirikan Bangunan (IMB), aturan tentang lubang resapan biopori akan ‘naik kelas’. Pejabat Harian Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta Ridwan Panjaitan mengatakan pemerintah daerah tengah merencanakan aturan ini diikat dalam ketentuan hukum. Menurut perhitungan pakar, biopori sangat efektif untuk antisipasi banjir jika volumenya sampai 70 juta lubang di Jakarta. Sumber: www.kompas.com dan www.tempo.co.id.