PERANAN LABORATORIUM PADA MALNUTRISI, DEFISIENSI VITAMIN DAN GAKI dr. Zelly Dia Rofinda, SpPK Bagian Patologi Klinik FK Unand
Apa yang dimaksud malnutrisi? Gangguan gizi yang dapat disebabkan oleh: Masukan nutrisi yang tidak cukup jumlah atau macamnya, disebabkan oleh asupan makanan yang kurang, gangguan pencernaan atau absorbsi. Kelebihan makanan
Malnutrisi adalah suatu keadaan klinis yang disebabkan ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi, baik karena kekurangan atau kelebihan asupan makanan maupun akibat kebutuhan yang meningkat.
3 Jenis Malnutrisi: a. Malnutrisi mikronutrien yg terpenting adalah kekurangan vitamin A, kekurangan yodium dan kekurangan zat besi b. Kekurangan gizi c. Kelebihan gizi (obesitas)
Di Indonesia istilah malnutrisi lebih sering berarti kurang gizi
Masalah Gizi di Indonesia Malnutrisi Energi Protein (MEP) Anemia defisiensi besi Gangguan akibat kurang iodium (GAKI) Defisiensi Zn Defisiensi vitamin A Obesitas
Patofisiologi defisiensi nutrien Masukan nutrien tidak adekuat Defisiensi nutrien Deplesi cadangan tubuh Kadar dalam darah turun Defisiensi tingkat seluler Gangguan fungsi sel Gejala / tanda klinis Masalah kesehatan melanjut
Anemia Kadar Hb dibawah normal Kadar Hb normal: Tanda-tanda klinis: 6 bulan – 5 tahun : 11 g/ dl 6 tahun – 11 tahun : 11, 5 g/ dl 12 tahun – 13 tahun : 12 g/ dl Tanda-tanda klinis: - mudah lelah pucat (mata, telapak tangan) daya tahan terhadap penyakit menurun
Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan Hemoglobin Fe serum, TIBC, Ferritin Vitamin B12 dan folat Kadar protein darah Kompetensi imunologi Kadar vitamin dan mineral
Protein Serum Pemeriksaan laboratorium yang baik untuk menilai status nutrisi pasien Penurunan produksi protein serum mengindikasikan adanya malnutrisi protein-kalori Fraksi protein : sebaiknya memiliki waktu paruh yang pendek konsentrasi yang relatif kecil sintesis yang cepat, dan waktu katabolik yang konstan
Protein Serum Albumin Transferrin digunakan secara luas untuk menilai status nutrisi petanda yang lebih baik daripada globulin, karena waktu paruh yang lebih pendek Transferrin disintesis di hati, transpor mayor untuk zat besi. waktu paruhnya yang singkat dapat dijadikan indikator pada perubahan status nutrisi akut serta lebih akurat untuk keadaan kronis dapat dihitung dari jumlah total iron-binding capacity (TIBC) dengan rumus: Transferrin = (0.68 x TIBC) + 21
Protein Serum Prealbumin Retinol-binding protein Kadar prealbumin dalam serum sangat sedikit. berespons cepat terhadap perubahan status nutrisi akut sangat bermanfaat pada pasien dalam masa kritis Retinol-binding protein disintesis di hati dan memiliki waktu paruh yang sangat singkat. indikator yang lebih baik untuk penilaian status nutrisi saat ini dan perubahan akut pada metabolisme protein. Kadarnya akan menurun pada keadaan defisiensi vitamin A, defisiensi zinc, hipertiroid dan penyakit hati meningkat pada penyakit ginjal
Kompetensi Imun Abnormalitas imunologi, seperti penurunan jumlah limfosit atau perubahan reaksi limfosit terhadap stimulasi in vitro, merupakan indikator status nutrisi yang buruk. Total lymphocyte count dapat dihitung dengan rumus berikut: Total lymphocyte count = % lymphocyte x WBC 100 Jumlah total lymphocyte count tersebut juga mengindikasikan berat atau tidaknya malnutrisi
Tabel 1. Protein viseral dan kompetensi imun dalam penilaian malnutrisi Normal Derajat malnutrisi Ringan Sedang Berat Protein Albumin (g/dL) Transferin (mg/dL) Retinol-binding protein (mg/dL) Total lymphocyte count (per mm3) >3.5 200 – 400 2.6 – 7.6 3.0 – 3.5 150 – 175 -- 1200 – 2000 2.1 – 3.0 100 – 150 800 – 1199 <2.1 <100 <800
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) Defisiensi yodium adalah keadaan kurangnya kadar yodium di dalam tubuh Akibatnya tubuh tidak mampu membentuk hormon tiroid Tiroid berperan pada proses pertumbuhan dan perkembangan otak dan sistem saraf hambatan pada pertumbuhan fisik gangguan perkembangan mental dan IQ rendah
Pemeriksaan Laboratorium Kadar Iodium T3 dan T4 FT4 TSH
TERIMA KASIH