Fase farmako kinetika ( toksokinetika )

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Biologi mengasikkan Nim : NAMA : Nina Novita Sari
Advertisements

Farmakokinetika Oleh: Isnaini.
Pendahuluan Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa.
ULANGAN HARIAN PERTAMA SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
EFEK LOGAM BERAT TERHADAP KESEHATAN
PASCA SARJANA ILMU LINGKUNGAN Universitas Mulawarman
POKOK BAHASAN III FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.
DAMPAK PADA KUALITAS UDARA
Tiga dari hal2 yg ada dibawah ini terdapat pd klien
II. MEKANISME KERJA OBAT A. FASE/NASIB OBAT DALAM TUBUH 1
OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH
TOKSIKOLOGI Ilmu yang mempelajari pengaruh negatif toksikan pada makhluk hidup Bidang ilmu yang menunjang: Ilmu murni Ilmu terapan Biologi Imunologi.
PROTEIN.
DINAMIKA RACUN LINGKUNGAN DI DALAM EKOSISTEM Universitas Mulawarman
SIFAT TOKSIKAN dan EFEKNYA BAGI BIOTA
Sumber, Jenis Limbah Cair dan Efeknya terhadap Kesehatan Masyarakat
DINAMIKA RACUN LINGKUNGAN DI DALAM EKOSISTEM Universitas Mulawarman
PRINSIP UMUM TOKSIKOLOGI
Toksisitas & efek toksik bahan kimia industri materi.( 6 )
ASPEK KIMIA MEDISINAL NASIB OBAT DALAM TUBUH
FASE FARMASETIK FASE FARMAKOKINETIK FASE FARMAKODINAMIK
INISIASI 5 INTOKSIKASI.
Kalsium & Fosfor Nama Kelompok 12:
Sunarmi Aprlia intan M Amalia
PERANAN DAN PENGEMBANGAN OBAT
Toksikologi inhalasi dan dampaknya
DISTRIBUSI OBAT.
Lilis Hadiyati, S.Si., M.Kes.
PENGANTAR FARMAKOLOGI
AIR.
Kelompok III Herlinda K Rasti Sahara Putri K
4. NUTRIEN UNTUK TERNAK (UDARA DAN AIR)
“(SISTEM PERTAHANAN TUBUH)”
PENGANTAR FARMAKOLOGI
Dr. M. Yulis Hamidy, MKes, MPdKed
Pencemaran Lingkungan dan Toksikologi Logam Berat
Hepar dan Siklus Enterohepatika
Eko Hartini – F.Kes UDINUS
ABSORBSI DAN ELIMINASI
TOKSIKOKINETIK.
ANATOMI FISIOLOGI Pengampu : 1. Moh. Nur Ihsan 2. Dr. Tri Eko Susilorini, MS Penilaian : UTS, Kuis, UAS dan praktikum.
Farmakokinetika Oleh: Isnaini.
POKOK BAHASAN III FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.
FARMAKOKINETIKA 7 September 2013
ASSALAMUALAIKUM. WR. WB.
EFEK KESEHATAN DAN TOKSIK
Tinjauan farmakokinetika
PERNAFASAN / RESPIRASI
BIOLOGI B 2013 R.ADITIAS HERMAWAN ( )
Biokimia Nutrisi Dahlanuddin.
ORGAN TARGET.
ABSORBSI DAN ELIMINASI
Awal P.Kusumadewi B2P2TOOT
NASIB OBAT/ RACUN DALAM TUBUH
METABOLISME XENOBIOTIK
Adme dan detoksifikasi
II. MEKANISME KERJA OBAT A. FASE/NASIB OBAT DALAM TUBUH 1
METABOLISME XENOBIOTIC (Obat, Racun, BTM)
METABOLISME XENOBIOTIC (Obat, Racun, BTM)
Adme dan detoksifikasi
TOKSIKOKINETIK.
BIOFARMASETIKA By : Agus Winarso Nama: NIM :.
METABOLISME XENOBIOTIK
Applied Biopharmacetic
MEKANISME KERJA DAN INTERAKSI ZAT TOKSIK
TOKSIK PELARUT ORGANIK DI INDUSTRI
BIOFARMASETIKA Awal P.Kusumadewi B2P2TOOT MATERI KULIAH BIOFARMASETIKA.
Absorbs, distribusi dan ekskresi toksikan. Suatu toksikan selain menyebabkan efek local di tempat kontak, juga akan menyebabkan kerusakan bila diserap.
KISARAN DOSIS DAN KONSEP LD50
BIOLOGI SEL & BIOLOGI MOLEKULER DR YANTI, SST., M.Keb.
Transcript presentasi:

Fase farmako kinetika ( toksokinetika ) *mekanisme menembus membrana barier *mekanisme transportasi *mekanisme distribusi Pertemuan : 3

SKEMA PORTAL ENTRI,DISTRIBUSI DAN EKSKRESI ORAL INHALASI INTRAVENA INTRA PERITONEAL SUBKUTAN INTRA MUSKULAR DERMAL S .PENCERNAAN PARU DARAH&LIMFE CAIRAN EKSTRASELULAR HATI EMPEDU………………………… ……..USUS HALUS LEMAK GINJAL PARU-PARU ORGAN SKRESI KANDUNG KEMIH ALVEOLI ORGAN TUBUH URIN UDARA EKSPIRASI SEKRESI JARINGANLUNAK TULANG

Mekanisme menembus m.barier -Disfusi pasif,secara fisika -Mekanisme aktif alat bantu pengangkut ( karier ) -Mekanisme fagositose Pertemuan : 3

Mekanisme transportasi dalam darah _ Larut dalam serum darah ( protein plasma ) - larut dalam sel darah - terbawa makrofag Pertemuan : 3

Xenobiotik larut dalam plasma darah - mekanisme kompetisi xenobiotik dan daya ikat plasma darah ( misal :kompetisi obat sulfonil urea dengan antidiabetika dalam plasma darah ) - koefisien daya ikat plasma darah : * Ikatan dengan albumin merupakan ikatan secara fisiologis yan sulit keluar dari darah - kecepatan aliran darah,makin tinggi,makin kemampuan transportasi xenobiotik melalui plasma darah pertemuan : 3

Xenobiotik larut dalam sel darah - Logam berat larut dalam sel darah merah - Sifat ikatan kompetitif belum diketahui pada sel darah Pertemuan : 3

Deposit xenobiotik dalam jaringan tubuh pertemuan : 3 -Pb terikat dalam jaringan otak ( TEL ) -Methyl mercuri dideposit di jaringan otak -Xenobiotik liposoluble larut dan dideposit di jaringan lemak - Pb ( fosfat ) terikat dan dideposit di jaringan tulang ( Pb anorganik ) - Pb anorganik lainnya terikat di jaringan ginjal -Merkuri anorganik didepost di jaringan ginjal -Ikatan xenobiotik dengan jaringan tubuh mungkin: * tipe kovalen,ikatan irreversibel--- efek toksik tinggi * tipe non kovalen,ikatan reversibel---- sifat distribusi tinggi

Mekanisme Detoksikasi xenobiotik(Biotransformasi) Reaksi pemecahan( fase I ) Reaksi konjugasi ( fase II ) Pertemuan : 4

Reaksi biotransformasi pemecahan ( fase I ) -Reaksi oksidasi -Reaksi Reduksi -Reaksi hidrolisis Pertemuan : 4

Reaksi Oksidasi biotransformasi -Beta oksidasi alkohol ----asam benzoat + asa asetat -enzim yang digunakan enzim oksidase (Sitokrom P 450 ) -misal : senyawa alifatik+ O2—alkohol Senyawa aromatik + O2---- Fenol Pertemuan : 4

Reaksi reduksi biotransformasi - lebih jarang terjadi daripada oksidasi - enzim yang digunakan enzim reduktase - terjadi pada senyawa umumnya tahan oksisai misalnya:amina azo,ketondan aldehida - pada reduksi menjadi anilin,produk amina danp-klorobe3nsil alkohol Pertemuan : 4

Reaksi hidrolisis biotransformasi Enzim yang digunakan enzim esterase - Bila senyawa xenobiotik di hidrolisa ------ molekul akan pecah menjadi dua molekul karena terjadinya molekul air. - misal :ester---- esterase-----asam + alkohol amida---hidrolisa---amina +asam Pertemuan : 4

Reaksi konjugasi biotransformasi( fase II ) -Fase II pada mekanisme biotransformasi merupakan reaksi penggabungan/konjugasi dari fase I -senyawa yang tidak cepat dioksidasi akan dikonjugasikan dengan asam glukoronat,glisin asam sulfat atau asam asetat.-------- produk konjugasi baru yang bersifat : polaritas tinggi lebih soluble diair lebih mudah dieliminasi Pertemuan : 5

Mekanisme eliminasi - melalui ginjal - melalui paru - melalui pencernaan ( terutama hepar melalui empedu ) - melalui kulit Pertemuan : 5

Eliminasi melalui ginjal Ginjal dapat mengeliminasi xenobiotik melalui mekanisme filtrasi pada glomerulus - xenobiotik harus dapat melewati pori filter glomerulus dengan diameter 50 nannometer,agar dapat diexcresi melalui urine - xenobiotik harus larut air - xenobiotik harus terpolariser pertemuan : 5

Eliminasi melalui paru Xenobiotik yang mudah menguap yang dapat di eliminasi melalui mekanisme ekspirasi pada pernafasan - kapasitas eliminasi tergantung dari luas permukaan paru ( kapasitas vital paru ) - Frekuensi pernafasan - kecepatan aliran darah - koefisien daya tembus ( membrana barier) jaringan paru ( pertemuan : 5 )

Eliminasi melalui kulit Kulit mempunyai kemampuan untuk mengeliminasi xenobiotik melalui : - kelenjar keringat ( xenobiotik liposoluble ) kemampuan mengekskresi xenobiotik tergantung kemampuan penguapan keringat yang dikeluarkan oleh tubuh - folikel rambut,merupakan jalan xenobiotik,tetapi rambut dapat dijadikan organ untuk mendeteksi kandungan xenobiotik dalam serum darah ( indikator biologis merkuri dalam tubuh ) Pertemuan : 5

Eliminasi melalui organ pencernaan pertemuan : 5 - Xenobiotik yang tidak diserap melaui pencernaan dikeluarkan melalui anus dalam bentuk faeces - Xenobiotik yang diserap tubuh dieliminasikan melalui saliva dan empedu - makin tinggi kosentrasi xenobiotik yang tidak diserap sistema pencer naan makin tinggi konsentrasi xeno biotik yang dieliminasikan dari tubuh - empedu merupakan organ yang terpenting untuk mengeliminasikan bahan xenobiotik dari hepar ( polaritas tinggi,konyugat dengan plasma protein dan xenobiotik BM > 300 )

Mekanisme eliminasi xenobiotik dan indikator biologis xenobiotik. Indikator biologis batas aman konsentrasi xenobiotik dalam tubuh dapat diperoleh dari spesimen biologis yang di eliminasi organ tubuh atau dengan melalukukan biopsi jaringan tubuh yang menjadi tempat deposit xenobiotik atau target dalam tubuh. Pertemuan : 6

Indikator aman xenobiotik temu : 6 * Lethal dosis 50 ( LD50 ) * Indikator biologi toksikologi klinik * Nilai Ambien Limbah Bahan kimia B3 * Nilai Ambang Batas Bahan Kimia Lingkungan Kerja * Nilai Batas aman Pemaparan Kerja ( Health Base Occupational Limit Value )

Indikator aman xenobitik temu : 6 LD 50 ( Lethal Dosis 50 ) - satuan : miligram /Kg Berat Badan - Ukuran derajat toksisitas bahan kimia - dosis yang menimbulkan kematian 50% secara statistik dari binatang percobaan selama atau kurang dari 24 jam ( toksikologi eksperimentil )

Indikator aman xenobiotik temu : 6 Idikator biologi toksikologi klinik - satuan : miligram/mikrogram per kg Berat Badan - merupakan konsentrasi xenobiotik yang masih dianggap aman dalam tubuh secara klinis

Indikator aman xenobiotik temu : 6 Nilai ambien limbah bahan kimia B3 - satuan : mikrogram/ppm per satuan volume limbah - Merupakan nilai/konsentrasi aman untuk pemaparan lingkungan umum limbah B3 selama 24 jam

Indikator aman xenobiotik temu : 6 Nilai Ambang Batas bahan kimia lingkungan kerja ( NAB kimia ) satuan: Mikrogram/ppm per M3 udara - merupakan nilai/konsentrasi bahan kimia di lingkungan kerja yang masih aman untuk pemaparan selama 8 jam kerja

Indikator aman xenobiotik temu : 6 Nilai Pemaparan Aman Kerja (NPAK)/Health Base Occupational Exposure Limit (HBOEL) Satuan : mikrogram per kg Berat Badan - merupakan nilai/konsentrasi xenobiotik /metabolitnya yang dianggap aman dalam tubuh tenaga kerja terpapar bahan kimia di lingkungan kerja selama 8 jam kerja

Derajat toksisitas xenobiotik fase farmakokinetik temu : 7 Faktor berpengaruh terhadap derajat toksisitas xenobiotik : - Dosis dan lama pemaparan - spesies - jenis kelamin - umur - gizi - kegiatan fisik - kondisi kesehatan

Derajat toksisitas xenobiotik temu : 7 Dosis dan lama pemaparan Menurut kaidah Harber,dosis dan lama pemaparan berbanding lurus toksisitas = kosentrasi x waktu papar

Derajat toksisitas xenobiotik temu : 7 Faktor Spesies - Tergantung faktor paparan pada lingkungan hidup spesies - Tergantung mekanisme yang terjadi pada fase-fase tokso ( farmako ) kinetik dan toksodinamik pada pada spesies - Tergantung genetik spesies

Derajat toksisitas xenobiotik temu : 7 Faktor umur - neonatus lebih suseptibel daripada kelompok muda/dewasa,umumnya disebabkan oleh kelengkapan ensim detoksikasi pada neonatus kurang , kecuali xenobiotik neurotoksik pada SSP - Kapasitas absorpsi,anak muda mempunyai kemampuan absorpsi daripada orang tua - Lemak tubuh,makin tua lemak tubuh makin banyak--- absorpsi xenobiotik liposolubel meningkat

Derajat toksisitas temu : 7 Faktor jenis kelamin - berbeda pada setiap spesies - pada manusia :tubuh pria ,jaringan lemak lebih sedikit  deposit xenobiotik < dari wanita - aktivitas fisik pria > wanita - mekanisme detoksikasi pria > wanita

UJIAN TENGAH SIMESTER pertemuan ke 8 SELAMAT UJIAN !

ILMU TOKSIKOLOGI DASAR Temu : 1 Pengertian : Adalah ilmu yang mempelajari pengaruh racun terhadap organisme hidup dan sistim biologisnya Pertemuan : 1

Pengertian temu : 1 Racun Adalah bahan kimia dalam dosis relatif kecil dapat menimbulkan kematian

Pengertian temu : 1 racun X obat Racun adalah obat dan obat adalah racun,tergantung dosis pemaparan ( Paracelcius )

dosis X toksisitas Makin kecil dosis pemaparan yang menimbulkan kematian, makin tinggi derajat toksisitas racun Pengertian temu : 1

Ruang lingkup peminatan temu : 1

DISIPLIN ILMU TERKAIT temu : 1 - I.Kedokteran (toksikologi klinik ) - I. Kimia & Biokimia(toksikologi - lingkungan : umum,industri - I. Faal Kerja - I. Psikologi - I. Farmakologi - I. Pertanian

MANFAAT I TOKSILOGI DASAR temu : 1 - mencari/menemukan senyawa kimia baru yang aman digunakan manusia untuk kesejahteraan hidup. - mencari antidotum racun - mencari racun yang aman untuk manusia dan efektif untuk musuh manusia ( pestisida )

Toksikologi lingkungan & Kesehatan Masyarakat temu : 2

Toksikologi Lingkungan temu : 2

Toksikologi Lingkungan temu : 2 Resiko penggunaan berulang b.kimia kimia konsumtif pada masyarakat : * Obat-obatan Ketergantungan obat keracunan akut/kronis * kosmetik  efek samping * Aditif  efek kronik tidak diinginkan * Pestisida  efek akut atau kronik tidak diinginkan

Toksikologi lingkungan temu : 2 Emisi ekokinetika - limbah udara :partikel padat debu ,droplet ,asap, mist, aerosol,gas - Limbah Cair : bahan kimia larut air emulsi,kimia padat tidak larut air - Limbah padat : bahan kimia padat biodegradable ,non biodegradable

Toksikologi lingkungan temu : 2 Fase pemaparan lingkungan ,derajat toksisitas tergantung  - Dosis dan lama pemaparan - sifat fisik xenobiotik - sifat kimia xenobiotik - interaksi antar xenobiotik di di lingkungan

Toksikologi lingkungan temu : 2 Organisme hidup - dianggap sebagai host/pejamu - tergantung etnis - tergantung sifat genetika - tergantung cara hidup,kondisi sosial -ekonomi/kesehatan /penyakit menyertai

FARMAKODINAMIK/TOKSODINAMIK TEMU : 9 Pengertian : Adalah fase terjadinya interaksi antara bahan kimia/xenobiotik dengan tempat aksinya dalam sistim biologi

Cara kerja/mekanisme aksi farmakodinamik temu : 9 -1. secara kimiawi Bahan kimia/ xenobiotik bereaksi secara kimia langsung berinteraksi dengan bahan kimia atau bahan kimia lain yang masuk ke tubuh Misal: logam-logam berat diikat oleh zat kelat ( Chelating-agent )secara ikatan kimia khusussenyawa kompleks mudah diekskresikan oleh ginjal

Chelating agent temu : 9 - Ca EDTA (Ca Etilen Diamin Tetra Acetic Acid ) - BAL(British Anti Lewisit )Dimercaprol - Penicilamin(Dimetil Systein) - Deferoxamin ( Desferal ) Dipakai sebagai antidot intox logam berat

2. Secara fisika temu : 9 Mg Sulfat sangat lambat diabsorbsi usus,akan menarik air dari sekitarnya (osmosis/secara fisika ),ukuran feses Diusus membesar merangsang usus Secara mekanis  defikasi

3.Mengganggu proses metabolisme biotransformasi : temu : 9 Bahan kimia/xenobiotik berkompetisi terikat dengan ikatan protein plasma,sehingga bahan kimia yang keluar dari ikatan akan memberikan respon terhadap sel target lebih dominan Persaingan/kompetisi berpengaru terhadap :1. sel target respon 2. reaksi enzymatik

4. Respon sel reseptor temu : 9 Sel respon “spesifik “ akan mem berikan respon oleh kaidah “ all or none “/Dose response-relationship Dosis Ambang Batas tergantung sel Target /sel reseptor

SEL RESEPTOR temu : 9 Pengertian farmakologi : Sel reseptor adalah sel tempat terjadinya efek biokemik,fisiologis dan farmakologis ndari obat-obatan Toksikologi molekuler Sel reseptor, tempat mekanisme aksi dari bahan toksik (xenobiotik )

TEORI TENTANG SEL RESEPTOR TEMU ; 9 * Reseptor Khusus * All or None * Tempat spesifik * Makromolekul

RESEPTOR KHUSUS TEMU : 9 TEORI : Poland & Kunston ( 1982 ) TCDD(2.3.7.8 tetra kloro dibenzo –p-dioksin) masuk kedalam nukleus sel dan bereaksi dengan gen spesifik (AHH) yang dapat menginduksi tymus  menimbulkan teratogenesis dan porfiria hepatik Tetapi tidak semua xenobiotik yang menimbulkan efek di reseptor bereaksi toksik,tetapi menunjukkan reaksi fisiologis ( normal )

RESEPTOR ALL OR NONE TEMU : 9 Loomis (1978 ) Memperkenalkan konsep”reseptor kimia”yang kompleks dengan nilai ambang tertentu untuk dapat bereaksi dengan reseptor Konsep “all or none” penting untuk mengevaluasi keamanan penggunaan bahan xenobiotik

Ilustrasi temu : 9 Badan manusia mengandung 1x10 pangkat 13 sel,dan setiap sel mengandung 1x10 pangkat 13 molekul

Tempat spesifik temu : 9 Langley Obat/bahan kimia bereaksi pada tempat spesifik di molekul atau bagian dari molekul badan

Makromolekul temu : 9 Ehrlich (1910) Tempat reaktif merupakan bagian dari makromolekul dan reaksi biologi Merupakan efek yang timbul oleh ikatan bahan kimia/obat pada tempatnya. Makromolekul terdiri dari : protein,enzym,protein struktural dan asam nukleat

KONSEP RESEPTOR DAN ORGAN TARGET

MEKANISME KHUSUS /SPESIFIK DI SEL TARGETTEMU : 10 Potensi aksi terjadi di tempat/site of action: nucleus,mitokondria,lysosome,reticulum endoplasma,badan-badan subseluler lain dan membran plasma

Klasifikasi menurut jenis senyawa kimia temu ; 10 - protein - koenzym - lemak - asam nukleat Karbohidrat jarang dipengaruhi oleh xenobiotik

PROTEIN temu : 10 Struktur protein dari plasma dan membran merupakan tempat tersering dari kerusakan Struktur kollagen protein jarang dipengaruhi xenobiotik

ENZYM TEMU : 10 - Ezym merupakan target terpenting dari xenobiotik - Ikatan dapat reversibel,misalnya pada isektisida karbamat dengan kolin esterase (inhibisi kolin esterase )

Enzym + Karbamat temu : 10 Ikatan Irreversibel Misal : DFP ( Diiso Propil Flouro Phosfat ) ---------------- ------DFP MOI ( kovalen ) enzym Monoamin Oksidase inhibitor

Efek Reaksi Enzymatik temu : 10 - Non Spesifik Pb & Hg  Pb & Hg + enzym NS (beberapa enzym inhibitor non spesifik misal enzym oksidase/reduktase ) - Spesifik Pb----------- Pb delta ALAD Hb turun Delta Amino Luvulenic Acid Dehydratase Enzym inhibitor spesifik untuk Pb di eritrosit ( dipakai untuk indikator awal intokskasi Pb)

Lemak temu : 10 Xenobiotik liposoluble Terikat di jaringan lemak bersifat reversibel Deposit di jaringan lemak bersifat stabil

Asam nukleat temu : 10 Xenobiotik Karsinogen - Merubah asam nukleat inti sel (DNA) ------ neoplasma ( epigenetik ) - Bersifat spesifik di sel reseptor - Ikatan kovalen - nekrotik atau keganasan sel.

INTERAKSI XENOBIOTIK temu : 10 - Adiksi Efek interaksi merupakan penjum lahan dari masing-masing xenobiotik - Sinergistik Efek interaksi lebih besar dari penjumlahan efek kedua xenobiotik - Antagonistik Efek interaksi lebih kecil dar penjumlahan efek kedua xenobiotik

TOKSIKOLOGI EKSPERIMENTIL TEMU : 11 PENGERTIAN Adalah bagian dari ilmu toksikologi yang mempelajari sifat,mekanisme dan pengaruh dari xenobiotik dengan mempergunakan binatang percobaan sebagai media studi

Syarat binatang percobaan temu : 11 - spesies harus murni--- dilakukan dengan cara breeding berulang - sehat ,bebas kuman/steril - misal : tadpole,tikus ( Hamster’ ,Winstar ),marmot,anjing,kuda dsb tergantung jenis studi

Jenis studi temu : 11 Studi eksperimentil akut Binatang percobaan: Winstar, Hamster Lama percobaan : 24 jam Yang diteliti : gejala/respon sebelum binatang percobaan mati Hasil studi : Lethal Dose 50 ( LD 50

DERAJAT TOKSISITAS XENOBIOTIK PENGERTIAN Adalah kemampuan bahan xenobiotik untuk menimbulkan kerusakan/efek toksik pada tubuh dan sistem biologisnya yang rentan terhadapnya Sumber : Sax,1957

Lethal Dose 50 temu : 11 Waktu (jam ) < 24 24 >24 dosis Gr/bb x ***** y LD 50 z % + 20 50 90 Pengertian Adalah dosis yang secara statistik menimbulkan kematian 50% dari kelompok binatang percobaan selama 24 jam

Derajat Toksisitas Xenobiotik sumber : Sax,1957,Ottoboni,1996 temu : 11 LD50( mg/kg.BB /BB70 kg LD50(mg/kgBB /10kg anak 6=supertoksik 5=extrem toksik 4=sangat toksik 3=moderat toksik 2=slight toksik 1=non toksik <5,terasa,<7tetes 5-50,7tetes-3/4 cth 50-500,3/4cth-3cth 500-5000,3-30cth 5-15gr,>30cth(1lb) >15gr,>1qt < 1 tetes 1 tetes -1/8 cth 1/8cth-1cth 1cth-4 C > 4C

Studi Toksisitas Jangka Pendek temu : 11 Jenis binatang percobaan :Hamster,kucing,anjing,marmot Lama percobaan : 10% dari taksiran hidup binatang percobaan Tujuan percobaan : studi tosisitas sub kronik ( efek dinilai setelah lebih dari 2 minggu pemberian xenobiotik pada binatang percobaan ) Hasil yang dapat dipelajari : - Dose-response Relationship - Allowable Daily Intake ( ADI ) _ Nilai spesimen biologis laboratorium patologi Klinik

Studi toksisitas jangka panjang temu : 11,bahahn kuliah toksikologi dasar,dr Farid B MSc Binatang percobaan Hamster.marmot Lama percobaan : senajang umuur binatang percobaan Hasil yang diperoleh : efek kronis oleh pemberian xenobiotik dosis rendah dengan lama pemaparan tinggi Misal Bahan kimia karsinogen ,adversed effect

Efek biologis xenobiotik temu 12 -efek ditinjau dari segi biologis ringan ,sedang ,kuat/parah -segi waktu,akut,subakut,sub kronis kronis -segi kepulihan reversibel,irreversibel -segi lokasi ,lokal,sistemik -segi kepekaan,alergi ,anafilaktik

Sel target & sel Reseptor Sel target,tempat terjadinya reaksi kimia xenobiotik dengan sel tujuannya untuk memberikan respon biologis Reseptor adalah tempat yang sensitif terhadap agen xenobiotik untuk berinteraksi : Tipe I-- reseptor berada dipermukaan sel Tipe II  reseptor berada di sitoplasma Tipe III reseptor berada di nukleus Sumber Borcelleca,1996

Skema mekanisme respon Xenobiotik-> + --Ikatan kompleksaktivasirespon amplifikasi Reseptor -> ( mesenger )

BAHAN KIMIA KARSINOGEN TEMU : 12 PENGERTIAN Adalah bahan kimia yang dapat menimbulkan perubahan pada sel normal menjadi sel neoplasma Sumber : Lund, 1980 Adalah bahan kimia yang dapat menimbulkan tumor ganas pada manusia Sumber Niosh

Bahan kimia karsinogen temu 12 Masalah - sejak awal revolusi industri,dikenal minyak “tar”yang berasal dari bahan bitumen/batu baru dalam industri digunakan sebagai pelumas mesin dapat menimbulkan karsinoma pada scrotum - morbiditas karsinoma yang disebabkan oleh bahan kimia karsinogen sama dengan morbiditas penyakit karsinoma oleh penyebab lainnya - penyakit m,erupakan penyebab kematian tinggi - onset penyakit lama dapat dilakukan penelitian Efek kronis bahan kimia

karsinogen industri pasti temu 12 karsinogen industri pasti 4aminofenil Arsenik dan beberapa senyawa arsen Asbest benzena Bis(klormetil eter) MeCCNU Kromium dan beberapa senyawa kromium Erionit 2-naftil amin Torium dioksida Monomer vinyl klorida Akrilamid Akrilonitril Amitrol Benzotriklorida Kemungkinan Karsinogen Asetaldehid Diepoksibutan Dimetil sulfat Etil akrilat Polisiklik hidrokarbon Bifenil terklorinasi Sulftalattoluendiisosianat tiurea Emisi batubara Minyak mineral Karsinogen oleh proses teknologi Tar soot

MEKANISME KARSINOGENITAS TEMU 13 - Epigenetik pembentukan protein dalam sel , melalui tahap translasi dan transkripsi  bila terjadi kelainan pembentukan protein pada fase ini akan terjadi mutasi DNA--> neoplasma - Non Epigenetik-bahan kimia karsinogen masih memerlukan promotor ( misal :DDT,klordan )untuk dapat menimbulkan efek neoplasma pada sel normal

KLASIFIKASI NEOPLASMA TEMU : 13 Jaringan asal T .Jinak T. Ganas Epitel J.kulit& mukosa papiloma karsinoma E.kelenjar adenoma adeno karsinoma Sel pigmen nevus melanoma Jar.ikat&otot Fibroma fibroma fibrosarkoma Adipose lipoma liposarkoma Kartilago kondroma kondrosarkoma Tulang osteoma osteosarkoma Pem.darah hemangioma hemangiosarkoma Saraf neuroma Glia glioma/neuroglioma Meningea meningioma meningosarkoma Limpa limfoma limfosarkoma Sumsum tulang lekemia,Ewing sarkoma Sel plasma Mutipelmyeloma SUMBER : Catherine C Goodman,1998

KLASIFIKASI KARSINOGEN TEMU 13 A Karsinogen bagi manusia  Epid + B Mungkin sekali karsinogen bagi manusia  Epid +/- Exp Bin + C Kemungkinan karsinogen pada manausia  Epid +/- Exp Bin+/- D Tidak dapat diklasifikasikan  data tidak cocok untuk kedua katagori E Bukan karsinogen pada manusia Tidak ada data pada bin percobaan dan manusia Sumber: Hallenbeck,1993

INSEKTISIDA TEMU :14 PENGERTIAN Adalah bahan kimia yang dipakai untuk membunuh/melumpuhkan individu hidup yang berruas-ruas (segmen ) Misal nyamuk,ulat /serangga lainnya -herbisida----- pembunuh herbal -fungisida----- ,, jamur -insektisida--- ,, insekta -algisida ---- ,, algae -pestisida --- ,, kuman

PESTISIDA TEMU : 14 GOL.ORGANOKLORIDA GOL.ORGANOFOSFAT GOL.KARBAMAT GOL.PIRETRUM

PESTISIDA temu 14 PENGERTIAN Bahan kimia yang digunakan untuk membunuh/melumpuhkan hama CARA PENGGUNAAN - disemprotkan - ditaburkan - dioleskan CARA KERJA - racun syaraf

Residu - tanah - air - udara - tumbuh-tumbuhan - binatang - manusia

organoklor sumber:Ecobichon,1996 piretrum Anti kolinesterase Tipe DDT Temu : 15 Tipe DDT Siklodin, derivat sikloheksan Umumnya terjadi diperifer saraf sensor Menghasilkan potensial negatif yang lama dengan menginhibisi enzim untuk transport ion depolarisasi persisten Inhibisi ion transpor enzim SSPblokir GABA  ikatan polarisasi persisten piretrum Piretrum alamiah Piretrum buatan tipe I Piretrum buatan tipe II Sama dengan piretrum buatan tapi juga bereaksi alergi Hampir sama dengan DDT Perbedaan dengan tipe I,terletak pada durasi enzim Anti kolinesterase Organo fosfat karbamat Inhibisi AchE persisten Inhibisi reversibel organoklor

gejala keracunan organoklorin temu : 15 Kelas insektisida Gejala akut Gejala kronis Diklorodifeletan Dicofol DDT Metoksiklor DDD klorbenzilat DMC Parastesis,ataksia,jalan tidak normal,sakit kepala,mual,letargi Berat badan menurun,nafsu makan menurun,kung darah ,tremor otot lemah,gambaran EKG ab normal,eksitasi,koma Heksaklorosikloheksan Lindane Benzeheksaklorid Pusing,mual ,motor eksitasi,hiperefleksia,kejang otot,epileptik Pusing,sakit kepala,insomnia,cemas, ,epileptik,irritabel,EKG ab normal Klordekon (kepon ) Rasa sakit didada ,artralgia,iritasi kulit,ataksia

Gejala keracunan organofosfat temu 15 Jar.saraf dan reseptor Parasimpatik dan otonom post ganglionik tempat Kel.eksokrin mata Pencernaan pernafasan ginjal Manifestasi Kel ludah,air mata,keringat ,miosis,ptosis ,penglihatan kabur,konjungtivitis Mual,muntah diare,tenesmus Sekresi bronkus bising paru,batuk,bradipneu Disuria,anuria Saraf otonom parasimpatik ,simpatik nikotinik Sistem kardiovaskuler Otot kerangka takikardi,pallor,hipertensi Fasikulasi otot,paralisis otot prnafasan,stimuli akustik,tremor,ataktis, Otak (reseptor asetil kolin Sistem saraf pusat Lemah,konsentrasi turun Respirasi cheyne stokes,dispnea,depresi pernafasn,sianosis

piretrum alam temu 15 Adalah insektisida alami ,dibuat dari ekstrak Phyretrum cineraraefollium ( Dalmantian insect flower),merupakan racun saraf

Gejala keracunan piretrum alam temu 15 Parestestesia,eksitasi,tremor ,konvulsi Paralisis, kematian

Piretrum sintetik temu 15 Jenis dan gejala keracunan No Piretrum tipe 1 Sindroma T Piretrum tipe 2 Sindroma CS 1 hipereksitasi hipersensitif 2 Ataksia Koreoatetosis dengan air liur 3 epileptik tremor 4 paralisis 5 Penyaluran saraf terus menerus depolarisasi

Piretrum sintetik temu 15 Jenis piretrum sintetik P.Tipe 1 EFEK mirip DDT P Tipe 2 Mengandung sianida Alletrin Tetrometrin Phenotrin Fenvolerat Deltametrin Cifenometrin

UJIAN AKHIR SIMESTER TEMU 16 Selamat ujian Dosen : dr.Farid Budiman MSc Fikes ,UIEU