PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KDRT Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Advertisements

Bab IX HUKUM.
BAB I PENDAHULUAN   Para pendiri negeri ini, sungguh sangat arif dalam menyusun UUD 1945 menghargai peranan wanita pada masa silam dan mengantisipasi pada.
Pendidikan Agama Islam
WARGA NEGARA DAN PARTISIPASI POLITIK
Pendidikan Pancasila Dosen: Drs.Mudjiyana, M.Si
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKEKAT MANUSIA Fenomena logis 1. Manusia sejak lahir merdeka
Pendahuluan Wawasan Budi Luhur
PR Writing 1 Topik ke-1: Pengantar Abdurrahman/PR Writing-1/20101.
Pendidikan Agama Islam
MENULIS BERITA SARA.
MANUSIA, HUKUM DAN MORAL
Strategi yang diterapkan Negara Indonesia dalam menyelesaikan ancaman terhadap negara dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan dengan bingkai Bhinneka.
Pert. 9 Dosen: Dr. Syahrial Syarbaini, MA.
LANDASAN ETIKA DAN PROFESIONALISME JURNALIS Pertemuan 3 & 4 Mata kuliah: O0264 / TEKNIK WAWANCARA MEDIA Tahun : 2008 / 2009.
(2)KARAKTERISTIK IPS SD
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
NASIONALISME Oleh Fajar Iswahyudi.
Teori – Teori Sosial Pip, Jones (2009).
Harmoni dalam Perbedaan
KERAGAMAN DAN KESETARAAN
Budaya Politik di Indonesia
BISNIS DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN
Pendapat seorang mahasiswa
DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA
DASAR-DASAR PENYIARAN Kode Etik Penyiaran 2016.
PENDIDIKAN KARAKTER PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER BUDAYA SEKOLAH
DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN I DAN II Oleh Fajar Iswahyudi
Ketahanan Nasional Mahendra P. Utama.
NAMA KELOMPOK : Okti Panca Istihanah Ola Desilia Puji Ananda
KUHP, UU Pers, Kode Etik Pers
Prinsip-prinsip Etis Bisnis Dalam Berbisnis
Prinsip-prinsip Etis Bisnis Dalam Berbisnis
Mata Kuliah. : Pengantar Public Relations pertemuan ke. : 6 tema
PELAKSANAAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) DALAM RELASI HUKUM DAN KEKUASAAN SERTA DALAM MENGHADAPI ISU-ISU GLOBAL Kelompok 10 Anesta Ebri Dewanty
Pancasila Sebagai Etika Politik (2)
Manajemen Konflik Negosiasi.
Pancasila Sebagai Sumber Nilai Dan Paradigma Pembangunan
Apa dan Mengapa Demokrasi?
JURNALISTIK ABDUL MUNTHOLIB PIMPINAN REDAKSI JAWA POS RADAR MALANG.
PR Writing 1 Topik ke-1: Pengantar Abdurrahman/PR Writing-1/2010.
Disampaikan Oleh : Dr.Ir.Harsuko Riniwati,MP
Pancasila Sebagai Etika Politik (2)
PENDIDIKAN PANCASILA BAB. X. Petumbuhan Faham Kebangsaan
Pancasila Sebagai Etika Politik
KOMUNIKASI BERDASARKAN BERBAGAI BUDAYA/ ETNIK
KEKUASAAN/ KEDAULATAN
SOSIALISASI PENDIDIKAN NILAI DAN KARAKTER DI MASYARAKAT
Prinsip-prinsip Etis Bisnis Dalam Berbisnis
PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Study Pendidikan Bahasa Inggris Pendidikan.
DEMOKRASI PANCASILA. DEMOKRASI PANCASILA DEMOKRASI 1. PENGERTIAN 2. DEMOKRASI MENURUT KAMUS a. DEMOKRASI BERARTI “PEMERINTAHAN RAKYAT” b. MENURUT.
ADVOKASI Oleh : Julio Belnanda Harianja/ Menteri Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa Bem Km Unnes 2016 Kabinet Ngabekti.
TIGA CARA BERKOMUNIKASI.
KODE ETIK JURNALISTIK.
Modul ke: Fakultas Program Studi PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Gunawan Wibisono SH MSi 05 Demokrasi Indonesia.
1 Disampaikan Pada : Kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah SMK Muhammadiyah Palu Palu, Juli 2018 ETIKA PERGAULAN DAN KOMUNIKASI Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga.  KDRT adalah salah satu bentuk kekerasan berdasar asumsi yang bias gender tentang relasi laki-laki dan perempuan,  KDRT.
KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA DALAM RANGKA PENINGKATAN KERUKUNAN BERAGAMA Oleh: Drs. H. Marjanis, M.Pd. (Kepala Kankemenag Kabupaten Pasaman Barat) Disampaikan.
Teori – Teori Sosial Pip, Jones (2009).
BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BANDUNG. JUMLAH PENDUDUK 237 JUTA JIWA (BPS 2010) DAN SEKARANG JUTA JIWA 700 BAHASA DAERAH 1128 SUKU BANGSA.
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika 1.Konsep Pancasila sebagai Sistem Etika a.Pengertian Etika Secara etimologis, etika berarti.
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat 1. Dinamika Pancasila sebagai Sistem Filsafat a.Pada era pemerintahan.
Peran Orang Tua dalam Pembangunan Keluarga dan Bina Keluarga
Pendidikan Multikultur
Konsep gender Dalam kesehatan Reproduksi perempuan
PENDIDIKAN IPS DAN RUANG LINGKUPNYA
Jurnalistik dan Pers Selain komunikasi, istilah jurnalistik juga memiliki kaitan erat dengan istilah pers. Bahkan, jurnalistik sering diidentikkan dengan.
This presentation uses a free template provided by FPPT.com ETIKA DAN HUKUM Lulu Mamlukah.S.Tr.Keb.,MH.Kes.
Transcript presentasi:

PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME Rachmat Kriyantono, Ph.D

Pendidikan Multikultural juga merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan sudut pandang multikultural. Pendidikan Multikultural merupakan seperangkat materi khusus yang digunakan untuk pembelajaran. Pendidikan Multikultural berarti mempelajai tentang budaya yang berbeda, atau belajar untuk menjadi bikultural. mencakup dimensi : Gerakan persamaan (yang dalam konsep Banks disebut gerakan reformasi pendidikan), Pendekatan multikultural, Proses menjadi multikultural Komitmen memerangi prasangka dann diskrimiasi. Pendidikan Multikultural juga merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan sudut pandang multikultural. Pendidikan Multikultural merupakan seperangkat materi khusus yang digunakan untuk pembelajaran. Pendidikan Multikultural berarti mempelajai tentang budaya yang berbeda, atau belajar untuk menjadi bikultural.

SIAPA AKTORNYA? Pemerintah Media Massa, PR & Praktisi Komunikasi lainnya Tokoh Masyarakat, Dosen, Guru, Ustadz SIAPA AKTORNYA?

TUJUAN PENDIDIKAN MULTIKULTU-RALISME Membentuk manusia yang bersifat multikulturalisme, yaitu individu yang secara terbuka memahami, menghargai serta mengkaji budaya orang lain yang dilandasi oleh semangat menghormati dalam kebersamaan. Menjadi pengambil kebijakan yang mencakup upaya-upaya menghargai kesetaraan dari pluralitas budaya di masyarakat, kesetaraan dalam perumusan kebijakan untuk penanganan perbedaan budaya, etnis, dan agama, penghargaan akan kesetaraan gender, penegakan hukum, membuka kesempatan pendidikan dan berusaha, HAM, hak budaya komunitas dan minoritas. TUJUAN PENDIDIKAN MULTIKULTU-RALISME

MEDIA MASSA & MULTIKULTU-RALISME Menyediakan tayangan-tayangan yang mengedepankan nilai-nilai multikultural: (tayangan yang mewujudkan kesadaran, toleransi, pemahaman, dan pengetahuan tentang perbedaan kultural, perbedaan budaya termasuk perbedaan cara pandang) MEDIA MASSA & MULTIKULTU-RALISME

Kesadaran pekerja media Membangun kesadaran pekerja media sebagai agen multikultural (agar tidak bias multikultural). Masih ada tayangan yg bias tsb: Lebih menonjolkan budaya mayoritas (istilahnya masih belum menonjolkan diversity of content). Dalam konteks Indonesia, mayoritas berarti Jawa, lebih spesifik adalah Jakarta-sentris, sementara budaya-budaya minoritas sering diabaikan; Terjerumus pada pelabelan negatif suatu kelompok (stereotype) dan cenderung sebagai bahan olok-olokan, seperti orang Batak identik dengan sopir angkot dan degenderisasi; Melakukan fragmentasi atau isolasi peran pada kelompok tertentu, misalnya perempuan lebih digambarkan sebagai pelaku sektor domestik. Olok mengolok kekurangan fisik juga menjadi menu sehari-hari tayangan media, seperti memperolok wajah, badan yang gemuk, badan yang pendek, atau memperolok dengan meniru perilaku tertentu, seperti kebanci-bancian Kesadaran pekerja media

Kesadaran pekerja media Menjauhkan isi media yang masih mengandung distorsi. Distorsi kekuasaan. Distorsi ini berasal dari birokrasi pemerintahan, baik berupa regulasi formal dan perilaku birokrat, sipil atau militer. Distorsi ini terutama sering terjadi pada era Orde Baru. Misalnya, Peraturan Menteri Penerangan no 1/1984 yang mengatur pencabutan SIUPP, padahal UU Pokok Pers waktu itu (no 22/1982) dengan tegas mengatakan “terhadap pers nasional tidak dikenal pembredelan (penghentian penyiaran/penerbitan/peredaran secara paksa)”. Logika nalar mengatakan pencabutan SIUPP ya sama dengan bredel, sama-sama tidak dapat beroperasi lagi. Distorsi pemilik bisnis. Distorsi ini terjadi, jika pemilik modal maupun kekuatan ekonomi lainnya mampu memengaruhi proses produksi informasi. Distorsi masyarakat, yaitu ketika aksi-aksi masyarakat mengancam kebebasan media, seperti aksi anarkis menyerbu kantor-kantor surat kabar karena tidak setuju dengan pemberitaan media tersebut. Distorsi pekerja media, yaitu ketika pekerja media tidak dapat menjaga profesionalitasnya dalam menulis berita, sehingga menghasilkan distorsi informasi. Kesadaran pekerja media

Kesadaran pekerja media Hindari 7 deadly sins: Distorsi Informasi (menambah atau mengurangi informasi); Dramatisasi Fakta Palsu (bertujuan membangun suatu citra negatif dan sterotipe); Mengganggu “privacy” (Praktik ini banyak dilakukan dalam kehidupan selebritis dan kaum elit, utamanya yang diduga terlibat dalam suatu skandal); Pembunuhan Karakter (meskipun sebenarnya masih banyak sisi baik dari narasumber, namun yang digambarkan “sisi buruk”nya); Eksploitasi Seks (hanya menjual popularitas dan bombastis); Meracuni Anak-anak; Penyalahgunaan Kekuasaan/abuse of power (pihak redaksional, melalui interpretasi dan ilustrasi faktual subyektif, dapat mengidentifikasikan suatu persoalan sesuai kepentingannya). Kesadaran pekerja media

(1) Qaulan sadidan, yaitu prinsip kejujuran untuk mengatakan kebenaran sesuai fakta, akurasi, objektif, dan tidak manipulatif yang membohongi khalayak (Q.S. 4:9;33;70). (2) Qaulan balighan, yaitu prinsip kesesuaian pesan dengan kebutuhan khalayak dan dapat menyentuh kalbu/berbekas pada jiwa untuk mendekatkan diri kepadaNya (Q.S. 4:63). (3) Qaulan maysuran, yaitu menyajikan tayangan-tayangan yang sesuai/pantas dengan aqidah Islam (Q.S.17:28). (4) Qaulan layyinan, yaitu prinsip berkata-kata yang lemah lembut, tidak provokatif, tidak menjatuhkan martabat orang lain (Q.S.20:44). (5) Qaulan kariman, yaitu prinsip menjalin relasi yang baik dan membangun tata krama (Q.S. 17:23). (6) Qaulan ma’rufan, yaitu prinsip mensosialisasikan dan mengajak kepada kebaikan (Q.S. 4:5). TAYANGAN VERSI ISLAM

PENDIDIKAN MULTIKULTU-RALISME VERSI JAWA Orang Jawa pada umumnya menekankan keselarasan antara makrokosmos (jagad gedhe) dan mikrokosmos (jagad cilik). Agama berperan sebagai sarana mencapai keselaran tersebut, seperti ungkapan dalam Serat Wedhatama yaitu agama ageming aji, bahwa agama merupakan sarana untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki. seimbang antara kebutuhan individu dan masyarakat, seimbang sebagai makhluk yang mandiri dan sebagai makhluk Tuhan (loro- loroninng atunggal) atau monodualisme unggah ungguhing basa, kasar alusing rasa dan jugar genturing tapa. Ungkapan yang menghendaki keselarasan hidup lahir batin, jasmani rohani dan material Spiritual” Karena itu, perilaku komunikasi yang berpotensi menggangu keselarasan (mengganggu manunggaling kawulo-gusti) mesti dihindari. PENDIDIKAN MULTIKULTU-RALISME VERSI JAWA

PENDIDIKAN MULTIKULTU-RALISME VERSI JAWA ajining diri soko lathi, ajining awak soko tumindak, ajining sariro soko busono (kehormatan diri berasal dari tutur kata yang baik (lathi), dari perbuatan baik yang kita lakukan (tumindak) dan dari pakaian yang kita sandang (busono), ngundhuh wohing pakarti (menuai buah dari yang ditanam = hukum sebab akibat), senajan mung sedumuk ning bathuk senajan mung senyari ning bumi, dibelani tohing pati (walaupun hanya satu sentuhan jari tapi dahi, walaupun sejengkal namun tanah, akan diperjuangkan dengan pertaruhan nyawa = harga diri), alon-alon waton kelakon (biar lambat asal selamat/bisa terjadi = yang merupakan pedoman yang lebih mengutamakan keselamatan), menang tanpa ngasorake (mengalahkan musuh tanpa merendahkan harga diri musuh), digdaya tanpa aji (sakti tanpa memiliki aji-aji kesaktian = seseorang yang dapat menjaga kewibawaan). PENDIDIKAN MULTIKULTU-RALISME VERSI JAWA

PENDIDIKAN MULTIKULTU-RAL VERSI JAWA musyawarah mufakat wani ngalah, luhur wekasane (terkadang mengalah itu lebih baik, untuk kepentingan bersama) yen ana rembug dirembug, nanging olehe ngrembug kanthi ati sing sareh, yaitu menyelesaikan permasalahan melalui rembugan/musyawarah dengan kepala dingin, hati yang tenang, dan pikiran yang jernih runtut raut sauyunan”, yaitu hidup rukun bersama; dalam masyarakat Jawa dikenal “rukun agawe santosa, crah agawe bubrah” (jika hidup saling rukun maka akan sejahtera, jika hidup saling berselisih maka akan membuat rusak) ojo adigang, adigung, adiguna/ Aja dumeh wong gedhe” (jangan mengandalkan kekuasaan, keluhuran, dan kepandaiannya) ojo rumongso biso, kudu biso rumongso PENDIDIKAN MULTIKULTU-RAL VERSI JAWA