REDAKSI AYAT الذين يذكرون الله قياما وقعودا وعلى جنوبهم ويتفكرون في خلق السماوات والأرض ربنا ما خلقت هذا باطلا سبحانك فقنا عذاب النار .191 واذكروا الله في أيام معدودات فمن تعجل في يومين فلا إثم عليه ومن تأخر فلا إثم عليه لمن اتقى واتقوا الله واعلموا أنكم إليه تحشرون .203 الذين آمنوا وتطمئن قلوبهم بذكر الله ألا بذكر الله تطمئن القلوب,28 إلا الذين آمنوا وعملوا الصالحات وذكروا الله كثيرا وانتصروا من بعد ما ظلموا وسيعلم الذين ظلموا أي منقلب ينقلبون ,227
TERJEMAHAN AYAT (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran: 191). Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang[128]. barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, Maka tiada dosa baginya. dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), Maka tidak ada dosa pula baginya, bagi orang yang bertakwa. dan bertakwalah kepada Allah, dan Ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya. (al-m :203)
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. (al-Ra’ad :27-28).
PENAFSIRAN AYAT 1. Ayat ini menjelaskan bahwa salah satu ciri dari ulul al-bab adalah banyak berzikir dan berfikir. Obyek dari zikir itu adalah Allah, bukan yang lainnya. Sedangkan obyek fikir adalah alam dan segala isinya. Dengan demikian, untuk bisa dekat dengan Allah maka alat yang digunakan adalah hati atau qalbu. Sedangkan alat yang dipakai untuk mengenal alam ciptaan Allah adalah akal fikiran. 2. Jika akal memiliki keterbatasan, maka qalbu atau hati mampu menangkap cahaya Ilahi. Qalbu yang selalu ingat pada Allah akan membimbing pemiliknya untuk menjalani kehidupan ini secara baik, wajar, normal dan selalu berada di jalan Allah. Hal ini sangat mungkin terjadi karena keyakinan akan kehadiran Allah sejalan dengan fitrahnya.
3. Ma khalaqta haza bathila 3. Ma khalaqta haza bathila. Ungkapan ini merupakan natijah atau kesimpulan dari olah fikir dan zikir, bahwa tidak ada sesuatupun yang sia-sia dalam ciptaan Allah. Kalaupun dalam realita ada manusia yang baik dan jahat, taat dan durhaka, tapi dengan kemurahan Allah mereka akan diampuni dan dibimbing kepada jalan kebenaran. Tentu saja usaha ini harus diawali oleh yang bersangkutan dengan mengikuti panggilan hati dan qalbunya. Dengan zikir hati akan menjadi tenang, dan dengan ketenangan fikiran akan menjadi cerah, sehingga mampu menangkap cahaya ilahi.
4. Berzikir bukanlah perbuatan yang sia-sia 4. Berzikir bukanlah perbuatan yang sia-sia. Bahkan dalam kondisi-kondisi tertentu zikir dapat menjadi obat penawar dari kebingungan dan kebosanan. Dalam konteks itulah, zikir diperintahkan Allah ketika jamaah haji sedang berada di Mina, suatu tempat yang cukup lama ditempati oleh jemaah haji sampai tiga hari. Kondisi yang tidak menentu kadang kala membuat orang jadi bosan, resah, bingung dan ingin cepat selesai. Dalam kondisi seperti ini, zikir perlu dilakukan untuk menenangkan hati dan jiwa yang tidak menentu.
5. tathma’innu mengandung makna ketenteraman hati 5. tathma’innu mengandung makna ketenteraman hati. Tenteram yang dimaksud disini bukanlah datang dengan sendirinya, namun harus ada usaha untuk selalu dekat kepada Allah dengan mengingat kebesaran dan keagungan-Nya. Ketika seseorang sampai pada kesadaran bahwa Allah adalah Penguasa, Pemelihara segalanya, maka menyebut nama-Nya saja (zikir) akan mendatangkan ketenangan batin. Dia akan yakin bahwa tidak ada yang bisa mendatangkan manfaat kecuali atas izin-Nya, dan tidak ada yang bisa mendatangkan mudarat kecuali juga atas izin-Nya.
6. Dalam ayat di atas, kata zikir juga ada yang diawali dengan kata iman dan amal soleh, ini artinya bahwa antara iman, aml soleh dan zikir merupakan satu kesatuan. Orang yang beriman wajib membuktikannya dengan amal soleh. Dan menjaga keimanan tersebut agar tidak gampang goyah oleh godaan duniawi atau persoalan-persoalan dunia, maka tindakan yang harus dilakukan adalah banyak berzikir kepada Allah. Karena hanya dengan zikir, selalu mengingat Allah, kehidupan seseorang akan menjadi tenang dan tenteram. Ayat ini juga menegaskan bahwa kesibukan duniawi jangan sampai melupakan orang untuk zikir.