Pangeran Diponegoro Pangeran Diponegoro atau Raden Mas Ontowiryo adalah putra sulung Pangeran Adipati Anom (Hamengku Buwono III), seorang raja Mataram.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Bentuk-bentuk Perlawanan Kolonialisme di Indonesia
Advertisements

Oleh: Jordaan Eduard Ticoalu, 7.1 Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar 2.1 Proses Perkembangan kolonislisme dan Imperialisme
KONFERENSI MEJA BUNDAR
INDONESIA’S national heroes
PEJUANG WANITA PALING BERJASA DI INDONESIA By: nasywa hanifah anwar 5B
Pengaruh keunggulan lokasi terhadap kolonialisme barat di indonesia
BAB 9 KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
SEJARAH KERAJAAN BANTEN.
MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH
BAGAN PENYERAHAN KEKUASAAN CIVIL AFFAIRS AGREEMENT
Pahlawan nasional GURITNO BANU AJI 5B/41.
AWAL KEKUASAAN BARAT DI INDONESIA
VOC: Pieter both dan Jan pieterzoon coen
Andi Marwan Zulkhaidir Alfiah Sahraeni Julianti Salam
PERLAWANAN TERHADAP KOLONIAL
SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN BANTEN ISLAM
Pahlawan Nasional: Teuku Umar
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
Masa Pemerintahan Kolonial Belanda (Johanes Van Den Bosch)
REPUBLIK MALUKU SELATAN
MY HEROES.
HIKMAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
KOLONIALISME IMPERIALISME BELANDA DAN INGGRIS
Standar Kompetensi: Menganalisis perkembangan bangsa Indonesia sejak masuknya pengaruh Barat sampai dengan pendudukan Jepang. Komperensi Dasar: Menganalisis.
Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusa Tenggara
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Warga Negara Pewarganegaraan.
KEDATANGAN BANGSA EROPA
BAB 1 PERKEMBANGAN KOLONIALISME BANGSA BARAT PASCA VOC
BAB 6 PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH
MASA PENJAJAHAN BELANDA.
Potensi Wisata “ Kabupaten Bantul “.
PERANG MELAWAN KOLONIALISME
Perang Melawan Kolonialisme
SEJARAH KOLONIALISME BARAT DI INDONESIA
VOC Vereenigde Oost Indische Compagnie
Materi: Pemerintahan Penjajahan Hindia Belanda
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
3. Kebijakan Pemerintah dalam bidang keagamaan
Pembebasan Irian Barat
Perlawanan Saparua 1817 Latar Belakang
Asal Usul Teuku Umar.
Perlawanan Saparua 1817 Latar Belakang
Latar Belakang KHUSUS Belanda akan membangun jalan Yogyakarta-Magelang dan melewati Tegalrejo Jalur pembangunan melewati tanah dan/atau makam keluaraga.
Sultan Agung dan Cita-citanya
Kesultanan Demak Oleh: ELY RAHMA WATI.
1. Aceh Versus Portugis dan VOC
Christina Martha Tiahahu
PERKEMBANGAN KEKUASAAN BARAT DI INDONESIA
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE
PAHLAWAN KU BY: BERLIN DAN IZZA.
PAHLAWAN INDONESIA OLEH: RAFLI DAN RICHIE.
PAHLAWANKU BY: pasha 5D AKBAR 5D.
Perlawanan Terhadap Kolonialisme sebelum Lahirnya Kesadaran Nasional
PAHLAWAMKU BY:ADIT.M DAN ADIT.P 5D.
Perlawanan Rakyat Bali / Puputan
Sejarah Ekspedisi Bangsa Inggris
SULTAN AGUNG DARI MATRAMAN
PERJUANGAN MENGEMBALIKAN KEDAULATAN KEDAH
7.8 MAT SALLEH MENYANGGAH SBUB
TAJUK PEMBELAJARAN BAB 6: KEMEROSOTAN DAN KEJATUHAN MELAKA.
TAJUK PEMBELAJARAN BAB 6: KEMEROSOTAN DAN KEJATUHAN MELAKA.
Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Oleh : Johannes Sidabalok, S.Pd.
REVOLUSI INDONESIA.
TAJUK PEMBELAJARAN BAB 6: KEMEROSOTAN DAN KEJATUHAN MELAKA.
KEPENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA.  A. Latar Belakang Jepang Menguasai Indonesia  1. Modernisasi Jepang  Awalnya Jepang menganut sisitem isolasi yang.
PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. A. Latar Belakang Jepang Menguasai Indonesia  1. Modernisasi Jepang  Awalnya Jepang menganut sisitem isolasi yang menutup.
Kelompok 6 Anggota: Dwi nur santosa Eko nugroho Lilik susilonggota: Muhamad nur arifin RIWAYAT RIAU ANGKAT SENJATA.
Transcript presentasi:

Pangeran Diponegoro Pangeran Diponegoro atau Raden Mas Ontowiryo adalah putra sulung Pangeran Adipati Anom (Hamengku Buwono III), seorang raja Mataram di Yogyakarta dari seorang garwa ampeyan (selir) bernama R.A. Mangkarawati, yang berasal dari Pacitan. Lahir di Yogyakarta, 11 November 1785. Ia juga bergelar Sultan Abdul Hamid Herucokro Amirulmukminin Sayidin Panatagama Khalifatullah Tanah Jawi. Perlawanan Diponegoro dimulai ketika dia dengan berani mencabut tiang-tiang pancang pembangunan jalan oleh Belanda yang melewati rumah, masjid, dan makam leluhur Pangeran Diponegoro di Desa Tegalrejo. Pembangunan jalan ini atas inisiatif Patih Danurejo IV yang menjadi antek Belanda. Saat itu, beliau memang sudah muak dengan kelakuan Belanda yang tidak menghargai adat istiadat setempat dan sangat mengeksploitasi rakyat dengan pembebanan pajak. Sikap Diponegoro yang menentang Belanda secara terbuka, mendapat simpati dan dukungan rakyat. Atas saran Pangeran mangkubumi, pamannya, Diponegoro menyingkir dari Tegalrejo, dan membuat markas di sebuah goa yang bernama Goa Selarong. Saat itu, Diponegoro menyatakan bahwa perlawanannya adalah “perang sabil“, perlawanan menghadapi kaum kafir. Sejak saat itu, berkobarlah perang besar yang disebut Perang Jawa atau Perang Diponegoro (1825-1830). Belanda sulit mengalahkan Pangeran Diponegoro yang menggunakan taktik gerilya. Semangat “perang sabil” yang dikobarkan Diponegoro membawa pengaruh luas hingga ke wilayah Pacitan dan Kedu. Salah seorang tokoh agama di Surakarta, Kyai Mojo, ikut bergabung dengan pasukan Diponegoro di Goa Selarong. Dengan dibantu oleh Sentot Alibasya Prawirodirjo, Pangeran Suryo Mataram, dan Pangeran Pak-pak (Serang), Pangeran Diponegoro berhasil memberikan perlawanan yang hebat kepada Belanda. Selama perang ini kerugian pihak Belanda tidak kurang dari 15.000 tentara dan 20 juta gulden. Berbagai cara terus diupayakan Belanda untuk menangkap Diponegoro. Bahkan sayembara pun dipergunakan. Hadiah 50.000 gulden diberikan kepada siapa saja yang bisa menangkap Diponegoro. Sampai pada akhirnya digunakanlah siasat licik dengan berpura-pura mengajak berunding dan berjanji akan menjaga keselamatannya. Namun, Belanda ingkar janji dan menangkap Pangeran Diponegoro pada tanggal 28 Maret 1830 saat terjadi perundingan di Megelang. Tanpa malu Jenderal Hendrik de Kock menangkapnya. Hari itu juga Diponegoro diasingkan ke Ungaran, kemudian dibawa ke Gedung Karesidenan Semarang, dan langsung ke Batavia menggunakan kapal Pollux pada 5 April. Tanggal 11 April 1830 sampai di Batavia dan ditawan di Stadhuis (sekarang gedung Museum Fatahillah). Sambil menunggu keputusan penyelesaian dari Gubernur Jenderal Van den Bosch. Tangal 30 April 1830 Pangeran Diponegoro akan dibuang ke Manado. 3 Mei 1830 Diponegoro dan rombongan diberangkatkan dengan kapal Pollux ke Manado dan ditawan di Benteng Amsterdam. Tahun 1834 dipindahkan ke Benteng Rotterdam di Makassar, Sulawesi Selatan. Pada tanggal 8 Januari 1855, Pangeran Diponegoro wafat dan dimakamkan di Kampung Melayu, Makassar.