Psikologi Kepribadian CARL RANSOM ROGERS (1902-1987) Pertemuan ke-18/ Yulianti Dwi Astuti
ORGANISME Pengertian mencakup tiga hal : Makhluk hidup : organisme adalah makhuk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologi Realitas subyektif : organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya Holisme : organisme adalah satu kesatuan sistem , sehingga perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain.
Medan fenomenal Medan fenomenal merupakan keseluruhan pengalaman internal (persepsi mengenai diri sendiri) dan pengalaman eksternal Pengalaman yang disimbolkan (symbolized) pengalaman disadari Pengalaman yang disimbolkan tetapi diingkari atau terdistorsi (denied or distorted) pengalaman disadari Pengalaman yang tidak disimbolkan atau diabaikan (ignored) pengalaman tidak disadari. Kita dapat memahami medan fenomenal orla dengan berusaha melihat dari sudut pandang mereka (internal frame of reference)
The Humanistic Approach Teori kepribadian Rogers (1969) menyatakan bahwa… Kita memiliki dorongan/ innate drive (self actualising tendency) untuk menjadi apa yang kita inginkan (ideal self), suatu konsep yang sebagian besar ditentukan melalui pengalaman kita terhadap dunia dan orang lain
Manusia pada dasarnya positif dan merupakan makhluk sosial Arah dari setiap perilaku manusia pada dasarnya adalah mencapai aktualisasi diri Manusia kadangkala irasional, tidak sosial, destruktif pada saat neurotik dan tidak berfungsi penuh sebagai manusia
Struktur Kepribadian Self Bagian dari medan fenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar atas diri sendiri. Sifat self: Berkembang dari interaksi dengan lingkungan Individu berperilaku dengan cara yang selaras/ konsisten dengan self Pengalaman yang tidak selaras dengan self dianggap sebagai ancaman Self mungkin berubah sebagai hasil dari maturation dan proses belajar
SELF Self atau self concept konsep menyeluruh yang ajeg dan terorganisir tersusun mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Self concept menggambarkan konsepsi orang mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya, pandangan diri dalam berbagai perannya dalam kehidupan dan dalam kaitannya dengan hubungan interpersonal. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Real self & ideal self sesuai → congruency Real self & ideal self tidak sesuai → incongruency
Ideal Self Konsep diri yang individu inginkan untuk dimiliki. Meliputi: persepsi dan arti yang secara potensial berhubungan dengan self dan diberi nilai lebih oleh individu
Self Consistency & Congruence Manusia berfungsi untuk mempertahankan konsistensi antara self perceptions dan kongruensi antara persepsi tentang self dan pengalaman Lecky: manusia berusaha untuk mempertahankan struktur self-nya. Individu mengembangkan sistem nilai, mengorganisasikan nilai tersebut, dan berfungsi untuk melestarikan sistem self itu
Incongruence Incongruence terjadi jika terdapat pertentangan antara self yang dirasakan dengan pengalaman riil. Contoh: anda merasa sebagai orang yang tidak memiliki rasa benci, tapi saat ini membenci seseorang Jika muncul dan tidak disadari individu, dapat mengakibatkan ketegangan sehingga individu rentan akan anxiety
Defences Processes Sebagian besar pengalaman kita ketahui dan sadari keberadaannya. Subception: Kadangkala kita juga merasa ada pengalaman yang mengancam karena bertentangan dengan konsep diri sehingga tidak diperkenankan masuk ke kesadaran→ defense
Defences Processes Distortion: membiarkan pengalaman masuk dalam kesadaran dalam bentuk yang konsisten dengan self Contoh: Saya murid yang pandai dapat nilai jelek: Ah itu dosennya salah ngasih nilai Denial: membantahnya dalam ekspresi sadar Itu pasti bukan nilaiku, saya tidak terima (dinyatakan kepada teman dan pengajaran)
SELF ACTUALIZATION Manusia adalah makhluk yang bergerak maju Kecenderungan dasar manusia adalah untuk mencapai aktualisasi diri (untuk mewujudkan, memelihara & meningkatkan pengalaman) Kebutuhan yang ada pada manusia untuk mencapai aktualisasi yakni: Kebutuhan pemeliharaan (maintenance) memuaskan kebutuhan dasar Kebutuhan peningkatan diri (enhancement) menjadi lebih baik, berkembang, mencapai tujuan Kebutuhan lain yaitu kebutuhan penerimaan positif dari orang lain (positive regard of others) dan penerimaan positif dari diri sendiri (self regard)
SELF ACTUALIZATION Manusia tumbuh dari makhluk yang simpel ke kompleks, tergantung ke mandiri, kaku ke bebas dll Tingkah laku yang dilatarbelakangi tendensi aktualisasi adalah tingkah laku yang ingin mencapai atau menyelesaikan sesuatu sehingga membuat hidup orang menjadi lebih berharga dan memuaskan Ketika mencapai usia tertentu (adolescene) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.
Kebutuhan akan positive regard Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain (warmth, liking, respect, sympathy & acceptance→ love & affection). Kebutuhan ini disebut need for positive regard Positive regard terbagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat). Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat.
Kebutuhan akan positive regard Jika ortu memberikan unconditional positive regard→ no need to deny experiences (Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan) Ortu memberikan conditional positive regard → denial of experiences karena manusia berusaha untuk mendapatkan love
Hubungan sikap dan perilaku orang tua dengan pembentukan self esteem anak Tingkat penerimaan, minat, kasih sayang & kehangatan pada anak Permissiveness & punishment Hubungan ortu-anak dalam praktek demokratis
Karakteristik Fully functioning person: Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being): Keterbukaan pada pengalaman Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positif maupun negatif. Kehidupan Eksistensial Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.
Karakteristik Fully functioning person: Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik. Perasaan Bebas Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan - paksaan atau rintangan - rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya.
Karakteristik Fully functioning person Kreativitas Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri - ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya.