BARCODE Dwi Ibnu Baskoro 0806366895.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MATERI PROFIL Pendidikan Matematika  Dimas Angga N.S  Nur Indah Sari  Latifatul Karimah  Idza Nudia Linnusky next
Advertisements

Mengenal Microsoft Word 2007
Pengen. Pengel. Data Elektronik
Geometri Vektor (Garis dan Bidang).
Selemat Datang Dalam Presentasi kami kelompok II Kelas G tentang Dasar dari Komputer, Sistem Bilangan dan Gerbang Logika.
Telaah kurikulum 1 Drs. DARMO
UNSUR PENILAIAN MAKALAH
Jenis Penyandian & OSI.
SISTEM OPERASI WINDOWS
Pertemuan ke-3 Identifikasi formulir Cara mengerjakan
PEMASUKAN DATA (Entry Data)
Bar Code.
Assalamu’alaikum wr.wb
Aplikasi komputer untuk bisnis dan
DENGAN SISTEM TERMINAL DIGIT
Pertemuan ke-4 Petunjuk dalam pembuatan formulir :
SANDI BINER.
Karakteristik Barcode
S I S T E M P E N G K O D E A N D A T A Oleh: 1.Evi Noviolita Ifana PA Dwi Puji NursafitriA AngkyA
PENGGUNAAN SISTEM PENGKODEAN BARIS (BARCODE)
Oleh : Dwi Bagus Yulianto
PERTEMUAN KE-6 PERKULIAHAN KOMUNIKASI DATA
Modul 6 SISTEM BILANGAN & KODE Tri Wahyu Agusningtyas
Representasi data Dan Sistem Bilangan
Perancangan Dokumen Input
1. Elemen pada Microsoft Excel
SISTEM SANDI (KODE) Pada mesin digital, baik instruksi (perintah) maupun informasi (data) diolah dalam bentuk biner. Karena mesin digital hanya dapat ‘memahami’
Dosen: TIM PENGAJAR PTIK
ARCHITECTURE COMPUTER
PENGANTAR PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI
CITRA BINER.
LANJUTAN MULTI TIERS MATERI BUAT RANCANGAN PROGRAM MAKALAH
SISTEM BILANGAN & KODE.
Sistem Bilangan.
JENIS-JENIS INPUT DEVICE
Pertemuan 8 Bilangan Binari
PTI Semester Ganjil Lec 2. SISTEM BILANGAN.
Pengkodean.
Belajar Microsoft Axcel
SISTEM BILANGAN dan BENTUK DATA dalam KOMPUTER
MANAJEMEN INVENTORY DAN LOGISTIK
GAMBAR STANDARD PERTEMUAN KETIGA 21 SEPT 2007.
Mengelola Desain Tabel
MS. ACCESS 2007 Oleh : W A R I D I Disampaikan pada mata kuliah Komputer Aplikasi Hukum II Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum UNIKOM.
Teknologi Dan Rekayasa
MENGELOLA DESAIN TABEL
Desain Sistem Secara Terinci
Membuat Table Pertemuan 3
TEKNIK DIGITAL BAB II Sistem Bilangan dan Sistem Kode Oleh : M
Mengelola Desain Tabel
TAHAP DESAIN SISTEM SECARA TERINCI (desain input)
Membuat Dokumen dengan Software Pengolah Angka
(Number Systems & Coding)
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Representasi dan Alur Pemrosesan Data
Tugas kelompok Orkom Kode Binary
Sistem Bilangan.
01.3 Hari-1 Sesi-3 Desain Algoritma.
Dasar dari Komputer, Sistem Bilangan, dan Gerbang logika
STRUKTUR DATA Konsep Dan Arsitektur.
Microsoft Excel Stiess Batang.
Dalam dunia perdagangan, kode yang banyak dipakai adalah barcode
INPUT DEVICE.
Pengenalan SPSS.
MENGELOLA DESAIN TABEL
Pertemuan 19 HUFFMAN CODE
1. 2 PERTEMUAN I PENGENALAN SHEET Microsoft Excel merupakan program aplikasi spreadsheet (lembar kerja elektronik). Fungsi dari Microsoft Excel adalah.
BILANGAN FLOATING-POINT
Mengenal Struktur dan Penyajian Data dalam Komputer
Transcript presentasi:

BARCODE Dwi Ibnu Baskoro 0806366895

PENGERTIAN BARCODE BARCODE Adalah susunan garis cetak vertikal hitam putih dengan lebar berbeda untuk menyimpan data-data spesifik seperti kode produksi, nomor identitas, dll, sehingga komputer dapat mengidentifikasi dengan mudah informasi yang dikodekan dalam barcode. Kode barcode yang berwarna contras (hitam & putih) sehingga sangat mudah dikenali oleh sensor optik CCD atau laser yang ada pada alat pemindah, untuk kemudian diterjemahkan oleh komputer menjadi angka.

SEJARAH BARCODE Pada abad kelima suku celtic di Irlandia menggunakan Ogham, Suatu abjad yang di ukir kedalam kayu dan batu secara horizontal atau bentuk yang merosot memotong suatu garis tegak Pada tahun 1890 Punch Cards,pertama kali dikembangkan pada tahun 1890 untuk keperluan sensus penduduk di A.S, salah satu yang pertama kali di kerjakan untuk otomatisasi data. Pada tahun 1932 Wallace Flint, mahasiswa Universitas Hardvard menulis thesis mengenai masa depan supermarket dimana ia meramalkan pelanggan yang menggunakan punch cards dapat membuat pemilihan porduk, mempunyai Punch Cards yang dibaca pada gerbang keluar (kasir), barang-barang tiba dilewati dengan conveyer belt dan data transaksi tersimpan dan tersedia pada manajemen supermarket tersebut

Pada tahun 1948, pemilik toko makanan lokal meminta Drexel Institute of Technology untuk membuat sistem pembacaan informasi produk selama checkout secara otomatis. Kemudian Bernard siver dan N.J. Woodland lulusan Drexel mengusulkan tinta yang sensitif terhadap sinar ultraviolet. Namun prototype ini ditolak karena ketidakstabilan tinta dan biaya yang mahal. Beberapa bulan kemudian woodland mengusulkan Barcode (Kode Batang) yang linier, dengan menggunakan unsur pita suara film dan kode morse. Tanggal 20 Oktober 1949 mereka berhasil membuat prototype yang lebih baik dan akhirnya pada tanggal 7 Oktober 1952, mereka mendapatkan hak paten dari hasil penelitian mereka. Pada tahun 1952 Woodland bekerja pada Perusahaan IBM. Pada tahun berikutnya dia dan silver untuk pertama kalinya membuat (membangun) alat pembaca barcode pada ruangan rumah woodland di kota binghamton, New york.

Pada akhir tahun 1960 Teknologi Laser baru saja bisa diusahakan Pada akhir tahun 1960 Teknologi Laser baru saja bisa diusahakan . suatu mili-watt helium-neon sinar laser bisa dengan mudah memenuhi pekerjaan itu yang dilaksnakan (dikerjakan) dengan 500 watt bolham yang dipakai woodland.suatu cahaya tipis mengangsur suatu kode barcode akan diserap oleh belang yang hitam dan yang cerminkan oleh yang putih,scanner memberi sensor diamana suatu isyarat on/off.laser bisa membaca dimanapun barcode dari tiga inci dari jalan beberapa feet, dan mereka bisa membaca beratus-ratus kali setiap detik nya,pembaca dapat membaca kode tunggal dari setiap sudut yang berbeda.itu akan membuktikan untuk menjadi bantuan yang besar di dalam menerjemahkan label yang tergores. Tahun 1966,untuk pertama kalinya barcode dipakai secara komersial adalah pada tahun 1970 ketika Logicon Inc. membuat universal Grocery Products Identification Standard ( UGPIC)

Perusahaan pertama yang memproduksi perlengkapan barcode untuk perdagangan retail adalah Monach Marking. Pemakaian di industri pertama kali oleh Plessey Telecommunications. Pada tahun 1972, Toko kroger di cincinnati mulai menggunakan bull’s-eye code. Selain itu, sebuah komite dibentuk dalam grrocery industry untuk memilih kode standar yang akan digunakan di industri. Pada tanggal 3 April 1973 Komite memilih simbol UPC (Uniform Product code) sebagai standar industri.

BENTUK BARCODE 1. Barcode satu dimensi Barcode satu dimensi biasanya dinamakan linear bar codes (kode berbentuk baris). Contoh barcode satu dimensi adalah sebagai berikut : Code 39 (code 3 of 9) Adalah sebuah barcode alphanumerik (full ASCII) yang memiliki panjang baris yang bervariasi. Aplikasi barcode jenis code 39 adalah untuk inventory, asset tracking dan digunakan pada tanda pengenal identitas. Code 128 Adalah suatu barcode alphanumerik (full ASCII) yang memiliki kerapatan (density) yang sangat tinggi dan panjang baris yang bervariasi. Barcode code 128 ideal untuk aplikasi seperti shipping and warehouse management (pengaturan maskapai pelayaran dan pengelolaan gudang).

Interleaved 2 of 5 Adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang bervariasi. Barcode interleaved 2 of 5 dapat dipergunakan untuk aplikasi industri dan laboratorium. UPC (Universal Product Code) Adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang tetap (fixed). UPC digunakan untuk pelabelan pada produk-produk kecil/eceran (retail product labeling). Simbol ini dibuat untuk kemudahan pemeriksaan keaslian suatu produk. Bilangan-bilangan UPC harus diregistrasikan atau terdaftar di Uniform Code Council.

Barcode dua dimensi Barcode dua dimensi ini memiliki beberapa keuntungan dibandingkan linear bar codes (barcode satu dimensi) yaitu, dengan menggunakan barcode dua dimensi, informasi atau data yang besar dapat disimpan di dalam suatu ruang (space) yang lebih kecil. Contoh barcode dua dimensi adalah “symbology PDF417” yang dapat menyimpan lebih dari 2000 karakter di dalam sebuah ruang (space) yang berukuran 4 inch persegi (in2).

METODE PENGKODEAN A. Binary coding (Pengkodean Biner) Dua ukuran bar dan space digunakan untuk meng- encode-kan data. Bar dan spasi dapat diubah ke dalam kode biner dengan mudah, yang kemudian diubah (menggunakan sebuah tabel) ke dalam karakter ASCII.  B. Proportional coding Ada beberapa ukuran yang berbeda pada bar dan space. Ukuran pada bar / space dan urutan dari bar dan space mendefinisikan karakter yang dipresentasikan. Kode tersebut lebih sulit dibaca (kemungkinan tidak mudah mentranslasikannya ke biner) dan diperlukan ketelitian yang lebih dalam mencetak dan men-scanning barcode. Pada umumnya ada 4 ukuran yang berbeda pada bar dan spasi yang digunakan untuk meng-encode-kan data. Contoh jenis barcode yang menggunakan teknik encoding ini adalah USS Code 128.

Pengkodean data dalam sebuah barcode dilakukan sebagai berikut : Sebuah fixed number pada bar digunakan per karakter. Hal ini berarti bahwa jika sebuah bar tidak terbaca, maka barcode tersebut tidak akan dapat dibaca. Jumlah karakter yang mungkin yang dapat di- encoded dalam beberapa jenis barcode lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah karakter yang valid. Hal ini berarti jika ukuran dari salah satu bar / space salah terbaca, maka karakter ilegal akan terbaca. Oleh karena itu, kecepatan substitusi karakter menjadi sangat rendah. Jadi, kesimpulannya barcode sangat aman. Kesalahan dalam pembacaan sangat tak mungkin.

CARA MEMBACA BARCODE Cara Computer-Scanner Membaca Barcode (Watkins, 1999) Suatu bilangan barcode tunggal sebenarnya terdiri dari tujuh unit. Satu unit terdiri dari salah satu warna hitam atau putih. Sebuah unit yang berwarna hitam ditunjukkan dengan sebuah bar, sedangkan yang berwarna putih ditunjukkan dengan sebuah space (spasi). Cara lain penulisan barcode adalah dengan bilang “1” untuk menyatakan black bar dan bilangan “0” untuk menyatakan white space. Sebuah barcode UPC bilangan di sisi bagian kiri barcode (kode perusahan/manufaktur) dikodekan berbeda dengan bilangan di sisi bagian kanan (kode produk). Bilangan yang berada sebelah kiri merupakan kebalikan dari bilangan yang ada di sebelah kanan, misalkan jika bar disebelah kanan berarti sebuah space di sebelah kiri. Pengkodean di sebelah kanan dinamakan kode even parity sebab unit black bar-nya berjumlah genap. Sedangkan pengkodean di sebelah kiri dinamakan kode odd parity sebab unit black bar-nya berjumlah ganjil. Bilangan-bilangan yang dikodekan mempunyai perbedaan untuk tiap-tiap sisi barcode, sehingga barcode dapat dibaca (scanned) dari sebelah kiri maupun dari sebelah kanan.

Keterangan gambar barcode : Komputer tidak membaca bilangan yang berada di bagian bawah barcode, tetapi bilangan tersebut dicetak agar orang dapat membaca barcode dengan mudah bila diperlukan.

Number System Character : angka ini merupakan sebuah sistem bilangan barcode UPC yang mengkarakterisasikan jenis-jenis khusus pada barcode. Di dalam barcode UPC, Number System Character ini biasanya terletak di sebelah kiri barcode. Kode-kode pada Number System Character adalah sebagai berikut : 0 - Standard UPC number. 1 - Reserved. 2 - Random weight items like fruits, vegetables, and meats, etc. 3 – Pharmaceuticals 4 - In-store code for retailers. 5 - Coupons 6 - Standard UPC number. 7 - Standard UPC number. 8 - Reserved. 9 - Reserved.

3 Guard Bars : ada tiga guard bars yang ditempatkan di awal, tengah dan akhir pada barcode. Guard bars bagian awal dan akhir di-encode-kan sebagai “bar-space-bar” atau “101”. Guard bar bagian tengah di-encode-kan sebagai “space-bar-space-bar-space” atau “01010”. Manufacturer Code : kode perusahaan ini ada lima digit bilangan yang secara khusus menentukan manufaktur suatu produk. Kode perusahaan/manufaktur ini dilindungi dan ditetapkan oleh Uniform Code Council(UCC). Product Code : kode produk ini ada lima digit bilangan yang ditetapkan oleh perusahaan/manufaktur untuk setiap produk yang dihasilkannya. Untuk setiap produk yang berbeda dan setiap ukuran yang berbeda, akan memiliki kode produk yang unik. Check digit : disebut sebagai dijit “self-check”. Check digit ini terletak di bagian luar sebelah kanan barcode. Check digit ini merupakan suatu “ old-programmer’s trick” untuk mengvalidasikan dijit-dijit lainnya (number system character, manufacturer code, product code) yang dibaca secara teliti.

Cara komputer mengkalkulasikan check digit adalah sebagai berikut : Jumlahkan semua dijit-dijit yang ganjil. Dalam "Anatomy of a Barcode" kita akan menjumlahkan 0 (merupakan dijit NSC) + 2 + 4 + 6 + 8 + 0 = 20. Kalikan hasil penjumlahan pada langkah 1 dengan bilangan 3. Pada contoh ini, yaitu, 20 x 3 = 60. Jumlahkan semua bilangan-bilangan genap. Dalam “Anatomy of a Barcode" kita akan menjumlahkan 1 + 3 + 5 + 7 + 9 = 25. Di sini kita tidak memasukkan bilangan 5 atau check digit sebab bilangan tersebut yang akan kita kalkulasikan. Sekarang jumlahkan hasil dari langkah 2 dan langkah 3, yaitu, 60 + 25 = 85. Check digit tersebut adalah bilangan yang perlu dijumlahkan dengan bilangan pada langkah 4. Hasilnya pada langkah 4 tersebut sama dengan mengalikan dengan bilangan 10. Pada contoh ini, check digit nya adalah 5 sehingga 85 + 5 = 90. Cara lain untuk mengkalkulasikan check digit yang lebih simpel adalah membagi bilangan dari langkah 4 dengan 10. Contohnya 85/10 = 8,5 sehingga sisa nya dari hasil pembagian tersebut adalah 5. Bilangan 5 tersebut adalah check digit.

Standar barcode retail di Eropa dan seluruh dunia kecuali Amerika dan Kanada adalah EAN (European Article Number) – 13. EAN-13 standar terdiri dari: 1. Kode negara atau kode sistem: 2 digit pertama barcode menunjukkan negara di mana manufacturer terdaftar (contoh : 00-13: USA & Canada, 30-37: France, 40-44: Germany, 45: Japan (also 49), 899: Indonesia, 955: Malaysia, 93: Australia 2. Manufacturer Code: Ini adalah 5 digit kode yang diberikan pada manufacturer dari wewenang penomoran EAN 3. Product Code: 5 digit setelah manufacturer code. Nomor ini diberikan manufacturer untuk merepresentasikan suatu produk yang spesifik 4. Check Digit atau Checksum: Digit terakhir dari barcode, digunakan untuk verifikasi bahwa barcode telah dipindai dengan benar

Cara Membuat Barcode ke dokumen

Menggunakan activebarcode application software untuk word pad dokumen

Setelah membuat sebuah barcode menggunakan software,salin ke windows clipboard.Dalam tahap ini pilih “copy bitmap” atau “copy metafile” dari menu “edit”

Barcode telah tersalin ke windows clipboard dan dapat di pergunakan di sistem.sekarang buka wordpad dan buat dokumen baru atau yang sdh ada,lalu menu “edit” pilih “paste” untuk menambah gambar barcode dari windows clipboard ke dokumen.

Barcode telah tersalin ke dokumen