Arus Diadinamis
Pendahuluan Dyadinamic current pengembangan arus bolak balik oleh Pierre Bernard. Awal single-phased (MF) & double phased (DF). Berbentuk pulsa monophasic sinusoidal dgn durasi 10 s. MF frekuensi 50 Hz, DF frekuensi 100 Hz. Bentuk dyadinamic current 1. Monophase Fixe (MF) 2. Diphase Fixe (DF) 3. Longues Periode (LP) 4. Courant Periode (CP) 5. CP isodinamic (CPid).
Efek dyadinamic current dipengaruhi oleh ukuran electrode, polaritas, perubahan polaritas, intensitas, frekuensi & durasi treatmen. Pd semua bentuk arus pencapaian yg terjadi adalah : - Sensitifitas threshold - Motor treshold - Pain threshold Pemilihan bentuk arus didasarkan pada akibat yang ditimbulkan oleh efek arus.
MF kontraksi & stimulasi otot, perbaikan & peningkatan sirkulasi, sensasi getaran kasar (50 Hz), intensitas ditingkatkan kontraksi otot, efek galvanis rendah DF analgetik & spasmolitik kuat pada durasi pendek, mempengaruhi sistem saraf otonom (getar halus), normalisasi aktifitas simfatis, rasa tertusuk-tusuk, intensitas tinggi kontraksi, efek galvanis tinggi CP gabungan dari MF & DF. Ketika fase MF timbul kontraksi. LP analgetik & spasmolitik kuat pd durasi panjang, normalisasi saraf simpatis, getaran perubahan fase MF ke DF halus, kontraksi pd fase MF. CPid efek sama dengan CP tetapi lebih kuat.
3 aspek fisika yg sangat penting pd dyadinamic current yaitu efek galvanis berupa reaksi elektrokimiawi pd kulit, kaitan frekuensi dengan penetrasi & kemampuan depolarisasi nerves fibers. 3 aspek reaksi yg terjadi pd aplikasi dyadinamic current akibat stimulasi pd afferent II, III & IV serta motor neuron berupa : 1. Rasa getar, ditekan-tekan, tertusuk-tusuk & panas hingga nyeri. 2. Kontraksi otot tetanis 3. Makin tinggi intensitas, makin terasa nyeri. 4. Makin rendah frekuensi, makin nyata kontraksi otot.
Urutan pemilihan berdasarkan efek stimulasi dari terkecil terbesar pd intensitas sama : DF LP CP CPid MF Untuk pemilihan pd beberapa kondisi nyeri dpt dipilih sebagai berikut : - Nyeri berat DF - Nyeri sedang DF atau CP - Nyeri ringan DF, LP dan CP - Kondisi-kondisi yg relatif stabil CPid, CP dan MF
Metode Aplikasi Pain point treatment Anode dengan electrode besar difiksasi menetap, katode sebagai electrode aktif (kecil) diletakkan pd pain point yg telah ditemukan & dipindahkan ke pain point lain. Teknik ini dpt pula dilakukan untuk mencari pain point & kemudian dilakukan terapi. Nerve treatment Electrode aktif diletakkan pd serabut saraf perifer, electrode pasif (anode) pd proksimal dgn syaraf spinalis terkait. Efektif pd saraf superficial.
Circulatory treatment Anode pd bagian proksimal & katode pd bagian distal pembuluh darah superficial & tidak dilakukan perubahan polaritas. Segmental treatment Katode pd bagian segmen terkait mengarah ke perifer, anode pd columna vertebra segmen terkait & tidak dilakukan perubahan polaritas. Transverse treatment Arus menembus sendi dr kedua sisi dgn ukuran electrode disesuaikan & dilakukan perubahan polaritas Muscular treatment Diaplikasikan langsung pd otot.
Indikasi Trigeminal neuralgia Occipital neuralgia Cervical myalgia Myalgia m. erector spine Supraspinatus syndrome Pain point m. deltoideus Epicondylitis Contusio elbow joint Sprain wrist joint
Indikasi (2) Tenosynovitis m. extensor fingers Carpal tunnel syndrome Brachial neuritis Neuralgia intercostalis Sciatica Contusio knee joint Lesi ligamen collateral knee Lesi m. gastrocnemius Lesi ligamen medial knee Post traumatic atrophy
Terima kasih