PERTEMUAN KEDUA HISTORIOGRAFI TRADISIONAL INDONESIA
A. PENGANTAR ASAL KATA : SYAJARATUN (BHS ARAB) ARTINYA POHON KAYU, MENGANDUNG MAKNA PERTUMBUHAN ATAU SILSILAH. POHON MENGAMBARKAN SUATU PERCABANGAN GENEOLOGIS DARI SUATU KELOMPOK KELUARGA TERTENTU, YANG KALAU DIBUAT BAGANNYA MENYERUPAI BENTUK POHON YANG KE ATAS PENUH CABANG DAN RANTING DAN KE BAWAH AKAR YANG BESAR MAUPUN YANG KECIL. DARI KATA SYAJARATUN BERKEMBANG MENJADI SYAJARAH (BHS MELAYU) AKHIRNYA MENJADI SEJARAH (BHS INDONESIA).
ISTILAH ARAB YANG BERMAKNA HAMPIR SAMA : SILSILAH : KELUARGA/NENEK MOYANG. RIWAYAT/HIKAYAT : CERITA DARI KEHIDUPAN. KISAH : KEJADIAN YANG BENAR TERJADI PADA MASA LAMPAU. TARIKH: TRADISI SEJARAH ISLAM (KRONOLOGI).
DALAM HISTORIOGRAFI (PENULISAN SEJARAH) TRADISIONAL DI NUSANTARA ADA BEBERAPA ISTILAH UNTUK MENGAMBARKAN ASAL-USUL : BABAD (JAWA) ARTINYA MEMANGKAS HASILNYA TERANG, MENERANGKAN SUATU KEADAAN. MENURUT PIGEAUD ARTINYA CERITA SEJARAH. TAMBO( MINANGKABAU). TUTUI TETEEK (BAHASA ROTI). PUSTAKA, CERITERA, DSB.
B. KEDUDUKAN PUJANGGA SEBAGAI PENULIS PERISTIWA MASA LAMPAU DALAM PERSPEKTIFNYA. PUJANGGA DARI BHS SANSEKERTA BUJANGGA BERARTI ULAR ATAU PENGIKUT SANG RAJA. KBBI, ARTINYA PENDETA, PERTAPA, ORANG CERDIK PANDAI, SIFAT-SIFAT PUJANGGA, PENGARANG.
SYARAT PUJANGGA MENURUT RANGGAWARSITO NAWUNGKRIDO : WASKITHO, MENGETAHUI RAHASIA SEGALA SESUATU DENGAN KETAJAMAN PANDANGAN BATHINNYA. SAMBEGAN : KUAT INGATAN.
SYARAT PUJANGGA 1. Golongan wirya, yakni orang berderajat. 2. Golongan agama, yakni ulama. 3. Golongan pertapa, yakni pandhita. 4. Golongan sujana, yakni orang yang baik. 5. Golongan aguna, yakni orang pandai. 6. Golongan prawira, yakni golongan prajurit. 7. Golongan supunya, yakni orang yang kaya. 8. Golongan supatya, yakni golongan petani.
DELAPAN KEMAMPUAN 1. Ngawiryo atau orang luhur dan memiliki derajat (Tumenggung) 2. Ngagama atau ulama yang menguasai kitab agama 3. Ngatapa atau petapa atau pendeta yang ahli bertapa (Panglima) 4. Sujana atau orang memiliki kelebihan 5. Ngaguna atau orang yang memiliki ilmu dan kepandaian (balian/pabari) 6. Prawira atau prajurit yang tersohor 7. Supunya atau orang kaya yang berharta (tumenggung) 8. Supatya atau petani yang tekun.
TUGAS PUJANGGA 1. Ingkang anyerat atau orang yang menuliskan naskah 2. Ingkang anganggit atau yang mengarang) naskah 3. Ingkang angiket atau yang mengumpulkan 4. Ingkang akarya sastra atau yang mengerjakan teks 5. Ingkang anedhak atau yang menyalin
PENGARUH HINDU-BUDHA BEBERAPA KARYA INTELEKTUAL : ARJUNA WIWAHA KARYA MPU KANWA (KEDIRI, 1019), BHARATAYUDHA KARYA MPU SEDAH (KEDIRI, 1157), HARIWANGSA KARYA MPU PANULUH (KEDIRI, 1125), GATOTKACA SRAYA KARYA MPU PANULUH, SMARADAHANA KARYA MPU DHARMAJA (KEDIRI, 1125), NEGARA KERTAGAMA KARYA MPU PRAPANCA (MAJAPAHIT 1331-1389), ARJUNAWIJAYA, SUTASOMA, KARYA MPU TANTULAR, DAN PARARATON.
PENGARUH ISLAM ADA BEBERAPA TULISAN : BABAD, KRONIK PANJANG DALAM BENTUK SAJAK. MIS. BABAD TANAH JAWI, BABAD DIPONEGORO, SEJARAH BANTEN. JAWA KUNO, MENAK DALAM BENTUK PROSA, SULUK DALAM BENTUK LAGU. BENTUK SASTRA LAIN, SERAT, SADURAN KARYA HIKAYAT, SASTRA MELAYU DAN BENTUKNYA SYAIR DAN PANTUN.
CIRI-CIRI HISTORIOGRAFI TRADISIONAL. HERARKHIS, RELIGIO, MAGIS. KUAT DALAM GENEOLOGI, LEMAH DALAM KRONOLOGIS DAN DETIL DALAM BIOGRAFIS. TEKANAN PADA GAYA BERCERITA, ANEKDOT DAN SEJARAH UNTUK PENGAJARAN AGAMA. LEBIH PADA KINGSHIP (RAJA SENTRIS), SEKITAR KEHIDUPAN ISTANA (ISTANA SENTRIS) MENGESAMPINGKAN SEBAB AKIBAT.
KEDUDUKAN DALAM PENULISAN SEJARAH DAPATKAH DIGUNAKAN UNTUK SUMBER SEJARAH? YA ? TIDAK ? BISA YA, BISA TIDAK ?