TRANSISTOR BIPOLAR Tiga daerah DOP Semi konduktor yang di DOP sedemikian hingga didapatkan kristal / transistor junction npn atau pnp Tiga daerah DOP
TRANSISTOR BIPOLAR
TRANSISTOR BIPOLAR Model aliran air transistor (arah aliran air adalah arah arus - NPN)
TRANSISTOR BIPOLAR Transistor bipolar bekerja sebagai pengatur arus yang dikontrol oleh arus atau transistor memperbolehkan arus mengalir tergantung dari arus pengontrol yang nilainya lebih kecil Arus utama yang dikontrol dikumpulkan di collector dan mengalir menuju ke emitter (NPN), atau sebaliknya (PNP) tergantung tipe transistor Arus kecil yang mengontrol mengalir dari basis menuju emitter (NPN) atau sebaliknya Keterangan: Jika tidak disebutkan, maka yang dibahas adalah transistor NPN
TRANSISTOR BIPOLAR ALPHA dc (αdc) BETA dc (βdc) Jika > 95% elektron diinjeksikan dari emitter mengalir pada collector, maka IE ≈ IC αdc = IC / IE αdc menunjukkan dekatnya kedua harga arus tersebut, αdc sebuah transistor ideal = 1 Misal: IC = 4.9 mA, IE = 5.0 mA → αdc = 4.9/5.0 = 0.98 BETA dc (βdc) βdc menunjukkan hubungan antara arus collector dengan base, disebut juga dengan istilah penguatan transistor βdc = IC / IB Misal: IC = 5.0 mA, IB = 0.05 mA → βdc = 5.0/0.05 = 100 βdc juga disebut penguatan arus DC atau hFE (βdc = hFE) Hampir semua transistor < 5% elektron diinjeksikan ke emitter masuk ke hole base u/ menghasilkan arus IB. Oleh karena itu βdc selalu > 20 (50 – 200, ada juga yang >1000)
TRANSISTOR BIPOLAR PENGUATAN TRANSISTOR βdc = IC / IB βdc = RB / RC Misal: 1. IC = 1.5 A, IB = 1.5 * 10-3A → βdc = 1.5/1.5 * 10-3 = 1000 2. Vin = 12 V, RC = 1 KΩ, RB = 10 KΩ βdc = 10KΩ/1KΩ = 10 IC/IB = (12/103)/(12/104) = 10
TRANSISTOR BIPOLAR TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR (SWITCH) Penggunaa transistor untuk menghidupkan lampu pada sirkuit di atas tentu saja tiada berarti, karena tidak menggunakan karakteristik kerja transistor dengan maksimal, dimana arus kecil sebagai arus pengontrol tidak dimanfaatkan dengan optimal. Berikut adalah penggunaan transistor sebagai saklar untuk sebagai pengontrol lampu:
TRANSISTOR BIPOLAR
TRANSISTOR BIPOLAR KONFIGURASI TRANSISTOR BIPOLAR As the Bipolar Transistor is a three terminal device, there are basically three possible ways to connect it within an electronic circuit with one terminal being common to both the input and output. Each method of connection responding differently to its input signal within a circuit as the static characteristics of the transistor vary with each circuit arrangement. Common Base Configuration - has Voltage Gain but no Current Gain. Common Emitter Configuration - has both Current and Voltage Gain. Common Collector Configuration - has Current Gain but no Voltage Gain.
TRANSISTOR BIPOLAR KONFIGURASI TRANSISTOR BIPOLAR A = gain (penguatan) 2 1 3 A = gain (penguatan)
TRANSISTOR BIPOLAR HUBUNGAN COMMON EMITTER (EMITTER BERSAMA) Hubungan αdc dan βdc Misal: βdc = 100 αdc = 100 / (100 + 1) αdc = 0.99 Dari HK kirchoff I IE = IC + IB IE/IC = 1 + IB/IC 1/αdc = 1 + 1/βdc βdc = αdc / (1- αdc) αdc = βdc / (βdc + 1)
TRANSISTOR BIPOLAR Kurva arus collector pada penguatan common emitter
TRANSISTOR BIPOLAR Arus cutoff (ICEO) dan tegangan breakdown Memilih transistor βdc Daya IC max BVCE Frekuensi αdc kurang perlu karena IC ≈ IE
TRANSISTOR BIPOLAR Transistor sebagai saklar (lagi) dan pengerak relay
TRANSISTOR BIPOLAR Transistor sebagai saklar (lagi) dan pengerak relay Perhatikan gambar disamping, jika hambatan relay = 500 Ω, tegangan kerja relay 12 V, tentukan harga Rb agar relay ON pada trigger 3 V? Berapa VCe? Here the transistor is used as a switch to close relay contacts by driving the coil. Note the need for the fly back diode to prevent damage to the transistor from the high voltages created by the coil when the current is switched off.
TRANSISTOR BIPOLAR