Tanggapan “Pengaruh Tata Ruang Perumahan Perkotaan Terhadap Emisi CO 2 ” Heru W. Poerbo
Catatan Umum Strategi penelitian: model keseluruhan yang diuji/verifikasi atau paralel setiap aspek kemudian dibuat kesimpulan umum? Emisi atau neraca? batas kawasan penelitian Lokasi studi kasus
Pendahuluan Bagian Pendahuluan baik, terutama karena dijelaskan dengan konteks bahwa emisi CO 2 terjadi sebelum (saat konstruksi) dan ketika bangunan mulai dihuni. Fokus penelitian ini (tata ruang) adalah pada bagian kedua, yaitu akibat pemakaian bangunan dengan tata ruang tertentu.
Metode Penelitian Bukan fokus penelitian ini: produksi & pengadaan bahan bangunan, proses konstruksi, rancangan bangunan (interior dan material). Masih relevan: layout kelompok bangunan, tipologi & tata massa bangunan. Perlu ulasan mengenai model yang digunakan beserta parameter/indikator nya. Metoda komparasi? Apabila terdapat kesulitan pengumpulan data untuk beberapa indikator, maka keterbatasan ini harus dijelaskan dalam bagian pembahasan.
Pembahasan Perlu peta orientasi lokasi kawasan studi di kota tesebut, terutama dalam kaitannya dengan lokasi berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial yang melayani kawasan studi. Perlu data arah angin utama (prevailing wind) untuk pembahasan mengenai pembersihan CO 2 kawasan dengan penghembusan.
site plan: sudah dibahas secara umum sehubungan pola jalan dan landscaping; belum ada bahasan terhadap orientasi angin dan matahari (beban AC), indikator kepadatan bangunan, topografi lahan. perilaku penggunaan moda: bahasan baik ditunjang data yang cukup; belum dilakukan komparasi secara statistik antar lokasi penelitian. densifikasi & pedestrianisasi: ada bahasan secara umum. Masih dapat diteliti lebih lanjut. reduksi konsumsi energi dalam rumah: dengan pengaturan pola masak, AC, penerangan belum dibahas secara mendalam. Mungkin hal ini dapat diteliti secara terpisah.
Kesimpulan Secara umum penelitian telah memberikan gambaran awal mengenai pengaruh tata ruang di lingkungan perumahan terhadap emisi CO 2. Namun demikian hasilnya belum dapat digunakan langsung sebagai pedoman dalam penyusunan panduan perencanaan tata ruang perumahan yang rendah emisi CO 2 oleh karena masih diperlukan verifikasi model dengan pengukuran kadar CO 2 di tiap lokasi kawasan studi.
Kelanjutan penelitian ini di tahun-tahun mendatang diharapkan dapat melengkapi kekurangan informasi tersebut sehingga hasilnya dapat bermanfaat dalam perencanaan tata ruang yang lebih ramah terhadap lingkungan hidup.