Perspektif Struktural Fungsional dalam Sistem Sosial Apa sistem sosial itu ? (Baca Nasikun, bab II) Sistem sosial adalah : Suatu sistem daripada tindakan-tindakan yang terbentuk dari interaksi sosial berbagai individu yang tumbuh dan berkembang di atas standar penilaian umum yang disepakati bersama oleh anggota masyarakatnya. Standar penilaian umum yang dimaksud adalah : Norma-norma sosial Norma sosial inilah yang kemudian membentuk : Struktur sosial.
2. Perspektif Fungsional Struktural Beberapa istilah yang sering disamakan : * Integration approach * Order approach * Equilibrium approach Perspektif ini berpandangan bahwa : - Masyarakat sebagai sistem (saling berhubungan) - General agreement (kesepakatan yang dinamis) - Berorientasi pada terjadinya keseimbangan/penyesuaian (equalibrium, integration approach). - Meskipun realitanya selalu terjadi hal-hal yang bersifat konflik, namunsistem sosial akan selalu mengarah pada terjadinya konsensus (keseimbangan). - Perubahan terjadi secara gradual (tidak revolusioner), melalui : * Penyesuaian (dari luar) * Diferesiensi struktural fungsional (dari dalam) * Penemuan baru anggota masyarakat. - Faktor yang paling menentukan daya integrasi adalah konsensus (nilai bersama)
3. Bagaimana proses terjadinya Keseimbangana dalam masyarakat? - Setiap individu dalam masyarakat memiliki norma-norma sosialnya masing-masing. - Tingkah laku mereka terjalin sedemikian rupa dalam suatu struktur sosial. - Pengaturan berbagai norma sosial terjadi melalui komitmen bersama (kesepakatan), sehingga - Berbagai perbedaan (pendapat dan kepentingan) dapat diintegrasikan (sampai batas tertentu). - Mekanisme pengendalian sosial dapat dilakukan dengan proses sosialisasi dan pengawasan sosial (social control).
4. Kritik terhadap pendekatan ini David Lockwood : - Terlalu menekankan pada unsur-unsur normatif dari tingkah laku sosial. - Kurang menempatkan Sub Stratum atau hal- hal yang menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat dan kepentingan dalam masyarakat yang menyebabkan terjadinya konflik. - Tata tertip (keseimbangan) dan konflik merupakan realita yang melekat dalam setiap sistem sosial. - Munculnya tata tertib bukan berarti hilangnya konflik, justru menunjukkan tetap adanya konflik (potensial) dalam sistem sosial. - Anggapan dasar (lihat poin 2) bahwa sistem sosial akan mengarah pada keseimbangan menyebabkan timbulnya anggapan (“tudingan”) bahwa : ”hal-hal yang menyebabkan terjadinya konflik berasal dari luar”
Aggapan itu mengabaikan bahwa : * Setiap sistem sosial tidak selalu mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan- perubahan dari luar. * Sistem sosial seringkali mampu menyesuaikan diri dengan perubahan, dan mampu mengikuti perubahan itu tanpa disintegrasi sosial. * Sistem sosial kadang juga menolak perubahan dengan status quo atau mengalami perubahan secara internal yang reaksioner. - Kondisi yang demikian menyebabkan bagian-bagian tertentu dari sistem sosial itu menjadi disfungsional yang menyebabkan terjadinya ketegangan sosial.
Coba diskusikan : 1. Coba perhatikan, bagaimana proses terjadinya harmonisasi (keseimbangan) perilaku sosial dalam masyarakat di sekitar Anda ? 2. Bagaimana proses terjadinya ketegangan sosial yang terjadi dalam masyarakat di sekitar Anda ? Tugas : Coba identifikasikan berbagai tatanan atau norma sosial yang ada dalam masyarakat di tempat tinggal Anda. Bagaimana anggota masyarakat meresponnya, dan bagaimana kesimpulan (tanggapan) Anda ?