Kebahagiaan pada Remaja yang tinggal di Panti Asuhan Oleh Stephanus Gilig GP
Latar Belakang Masalah Keluarga Anak Panti Asuhan Pertanyaan Penelitian Tujuan Penelitian
Tinjauan Pustaka Kebahagiaan Menurut Seligman (2002), Kebahagiaan adalah perasaan positif (seperti ekstasi dan kenyamanan) dan kegiatan-kegiatan positif yang sama sekali tidak memiliki komponen perasaan (seperti penyerapan dan keterlibatan). Ada tiga cara untuk bahagia menurut Seligman (2002), yaitu yang pertama adalah Have a Pleasant Life (life of enjoyment): milikilah hidup yg menyenangkan, dapatkan kenikmatan sebanyak mungkin. Yang kedua adalah Have a Good Life (life of engagement): dalam bahasa aristoteles disebut eudaimonia, terlibatlah dalam pekerjaan, hubungan atau kegiatan yg membuat kita mengalami "flow". Dan yang ketiga adalah Have A Meaningful Life (life of Contribution): milikilah semangat melayani, berkontribusi dan bermanfaat untuk orang lain atau mahluk lain, menjadi bagian dari organisasi atau kelompok. Panti Asuhan Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (1989), panti asuhan adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak terlantar serta melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan pengganti atau perwalian anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial pada anak asuh sehinggan memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang pembangunan nasional. Remaja Remaja dalam bahasa latin adalah adolescene, yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Istilah adolescene sesungguhnya mempunyai arti luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1991).
Dinamika Kebahagiaan pada Remaja yang tinggal di Panti Asuhan Tidak memiliki keluarga REMAJA Sasaran dan Garapan KEBAHAGIAAN
Metodologi Penelitian Koding, yaitu Pemberian koding yang dilakukan ada pada hasil wawancara untuk menemukan tema dan kategori Pendekatan Kualitatif Teknik Analisis Data Studi Kasus Analisis Antar Kasus, Yaitu untuk membandingkan hasil wawancara antara Subjek 1 dan subjek 2 Keakuratan Penelitian menggunakan Triangulasi : Triangulasi Sumber Triangulasi Metode Triangulasi pengamat Triangulasi teori Confirmability pada subjek Subjek Penelitian Analisis deret waktu yaitu menggambarkan fenomena penelitian secara runtut dengan kronologis. Analisis deret waktu dilakukan pada dinamika psikologis, hasil wawancara , setting, hasil penelitian dan analisis antar kasus. Penjodohan pola yaitu menjodohkan teori dengan hasil penelitian, yang dilakukan di pembahasan. Alat Pengumpul Data Pedoman Wawancara, Alat Perekam dan Alat Tulis Teknik Pengumpulan Data Wawancara tidak berstruktur dan Observasi tidak berstruktur
Hasil Penelitian Setting Wawancara dilakukan di Panti Asuhan Mandani yang terletak di daerah Depok Timur. Suasana panti tersebut sangat sejuk. Subjek pertama dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungan panti asuhan terlihat dari kedua subjek dekat dengan teman-temannya di panti asuhan dan selalu bercanda, subjek mengaggap teman-teman subjek sudah seperti saudara subjek sendiri. Begitu pula dengan subjek kedua, subjek sangat dekat dengan teman-temannya terlihat subjek bercanda tawa dengan suaranya yang terdengar berat dan subjek pun berbincang dengan saya dengan mengenakan kaos putih dan sarung beserta peci.
Hasil Penelitian & Pembahasan Bagaimana cara remaja yang tinggal di panti asuhan mendapatkan kebahagiaan ? Tema-tema Subjek 1 Tema-tema Subjek 2 1. Ibadah - Shalat - Ngaji 2. Belajar - Bahasa - ilmu - Sikap 3. Hubungan - Dengan teman - Dengan pengasuh 4. Pengamalan - Penerapan 5. Cara mengatasi masalah - Saat sedih - Nasehat - Dilakukan dengan ikhlas
Pembahasan Ibadah, belajar, hubungan, pengamalan, dan cara mengatasi masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Seligman (dalam Carr, 2004), ada tiga cara untuk mendapatkan yaitu : Have a Pleasant Life (life of enjoyment): milikilah hidup yg menyenangkan, dapatkan kenikmatan sebanyak mungkin. Terjadi pada saat subjek pertama dan subjek ke dua selalu bercanda tawa dengan teman-temannya di panti asuhan dan juga bermain dengan pengasuhnya. Have a Good Life (life of engagement): dalam bahasa aristoteles disebut eudaimonia, terlibatlah dalam pekerjaan, hubungan atau kegiatan yg membuat kita mengalami "flow". Terjadi pada saat subjek pertama dan subjek ke dua selalu melakukan ibadah shalat dan ngaji setiap hari dari pagi sampai sore dan belajar di malam harinya. Have A Meaningful Life (life of Contribution): milikilah semangat melayani, berkontribusi dan bermanfaat untuk orang lain atau mahluk lain, menjadi bagian dari organisasi atau kelompok. Terjadi pada saat subjek pertama dan subjek ke dua selalu terlibat dalam suatu acara dari dalam panti asuhan maupun dari luar panti asuhan.
Bagaimana gambaran kebahagiaan remaja yang tinggal di panti asuhan? Tema-tema Subjek 1 Tema-tema Subjek 2 1. Perasaan - Kepuasan - Kenyamanan - Suka - Duka 2. Pengalaman - Mengamen - Dihukum Pembahasan Perasaan puas dan memiliki pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori dari Lightfoot (2010), dimana dikatakan bahwa kebahagiaan adalah keberuntungan, kemakmuran, kesejahteraan, kepuasan, dan suatu pengalaman yang menyenangkan. Terjadi pada saat subjek pertama merasakan kepuasan akan keinginannya yang tercapai yaitu ingin masuk dan tinggal di panti asuhan tersebut dan terjadi pada saat subjek kedua menceritakan pengalaman bersama teman-temannya yang menurutnya menyenangkan yaitu melakukan ngamen bersama teman-teman dan juga menerima hukuman dari pengasuhnya karena subjek dan teman-temannya melanggar peraturan panti asuhan. 2. Perasaan suka. Hal ini sesuai dengan teori Seligman (2002), dimana dikatakan bahwa Kebahagiaan adalah perasaan positif (seperti ekstasi dan kenyamanan) dan kegiatan-kegiatan positif yang sama sekali tidak memiliki komponen perasaan (seperti penyerapan dan keterlibatan). Terjadi pada saat subjek pertama dan subjek kedua selalu bercanda dan bermain bersama-sama dan juga melakukan ibadah shalat dan mengasji juga bersama-sama.
Saran Saran untuk Subjek : Dalam penelitian ini peneliti ingin memberikan saran kepada subjek agar jangan lagi melanggar peraturan yang ada di dalam panti asuhan serta patuh dan taat pada para pengasuh dan kepala panti asuhan. Subjek juga jangan terlalu sering mengejek teman-temannya karena itu tidak baik bagi hubungan subjek dengan teman-temannya. Saran untuk peneliti berikutnya : Penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan bahan penelitiannya, sehingga penelitiannya dapat mengulas lebih dalam mengenai bagaimana gambaran seseorang merasakan kebahagiaannya dilihat dari status sosial yang mungkin dianggap kurang umum dimata masyarakat. Untuk dapat memperoleh hasil yang lebih memuaskan, diharapkan peneliti selanjutnya dapat mencari subjek penelitian pada usia anak-anak dan usia dewasa serta lebih mempersiapkan diri, materi serta bahan-bahan yang dapat menunjang dalam pelaksanaan penelitiannya.