Berjanji di Malino (2) “Bila Anda sudah susun, perlihatkan saya dulu sebelum Anda coba sosialisasikan kepada masing-masing pihak. Nanti Farid yang atur.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Semuanya Indah Jangan Menangis Mama
Advertisements

PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KEKOMPAKAN KELOMPOK
Salam sukses bagi viroesa ada tips menarik nch, artikel yang ditulis berdasarkan pengalaman teman,,,,, yaitu Cara untuk mendapatkan beasiswa, langkah demi.
KELOMPOK III Nama anggota : Dika fauziah Lusi nurmalasari Rio imam w.
Wawancara dalam bisnis
TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
MODEL-MODEL PAKEM BAHAN DISKUSI GURU-GURU SMP FRANSISKUS
Jenis-jenis Surat/Dokumen
Three Pile Card Sorting Tujuan : Mempelajari tentang persepsi pria dan wanita mengenai perilaku sehat dan tidak sehat, serta prakteknya (pelaksanaannya).
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SMA
MATERI KEWIRAUSAHAAN (ENTREPREUNERSHIP)
Topik 09 Exam Skill 1 Prepared by Kunaifi © 2010 The Department of Electrical Engineering UIN Suska Riau. All rights reserved.
Prosedur Beracara Arbitrase
BERWAWANCARA DENGAN NARASUMBER DARI BERBAGAI KALANGAN DENGAN
Siswa – Siswi SMPK Santo Yoseph Denpasar
PENGADILAN PAJAK.
KONSELING.
Meluncur Tanpa Mobil Pengawal Sabtu, 26 Januari 2002, pertemuan antara kelompok Islam dan Kristen secara terpisah dengan Menko Polkam, Susilo Bambang Yudoyono,
PROSES LAHIRNYA SUPERSEMAR
Pertemuan 8 Surat, Memo, dan .
Empat macam kepribadian
TEHNIK BERSIDANG BY : Nursyamsu
DASAR PEMIKIRAN Setiap permusyawaratan dalam sebuah organisasi formal pasti membutuhkan persidangan-persidangan. Hal ini dilakukan secara fokus dan berimbang.
LAMARAN KERJA DAN WAWANCARA KERJA
PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA ( PMRI)
Etika menerima Tamu dan Bertelepon
MENTORSHIP STUDY DAY Oleh Ambarukmi Team CI.
Uji-Ngaji Sewaktu kami bertiga: Kak Meutia, saya sendiri, dan Halida, masih kecil, Ibu menyarankan agar saya masuk sekolah Katolik. Waktu itu Ayah marah.
MENGIDENTIFIKASI TEKS CERITA PENDEK
Deklarasi Malino untuk Poso
TAMPILKAN SLIDE INI: PERKENALAN
TEKNIK MENYUSUN KEPUTUSAN
Pertemuan 11 Wawancara Kerja.
Ertemuan 11 Wawancara Kerja.
How to Survive Kerja Profesi
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kalla Membalikkan Logika
Menyusun Wawancara Oleh: Metty Verasari.
PENGANTAR SEMINAR.
Mengapa Bisa Damai (3) Di perundingan Malino sendiri, taktik berjenjang JK masih dipakai. Masing-masing kelompok memaparkan daftar kemarahan dan keinginannya.
Kalla Jadi Penengah di Poso
Mengapa Bisa Damai (2)   Sikap tegas JK ini sekaligus berarti, dan memang diyakini oleh masing-masing pihak, bahwa negara amat netral di tengah kecamuk.
Dialog Seputar KMB Segala sesuatu yang diungkapkan di atas bukan berarti bahwa Bung Hatta tidak pernah marah terhadap saya, ataupun dalam hubungan antara.
Mahasiswa akan memahami tentang mendengarkan yang efektif
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SMA
01.1 Hari-1 Sesi-1 Pendahuluan.
Penjual Keripik Pisang
Tata Persuratan.
NEGOSIASI.
“Saya hanya berpikir praktis saja, Pak,” sanggah saya lagi.
METODE DISKUSI by : ana inayati.
Menjadi Pemenang di Kantor
How to survive kerja profesi !
Modul 9 : Mengaplikasikan Lembar Kerja Modul 10 : Mengembangkan Pendekatan Abad 21 Modul 11 : Merencanakan dan Melaksanakan Rencana Kerja Anda.
Melibatkan Orang Berpengaruh Dalam Sebuah Ide
Presentasi/penyampaian KK
We are The Change Agent Fadillah Yusuf R Risma Andiani.
PENERIMAAN TAMU Novi Trisnawati.
DISKUSI Oleh: A. Maneke.
Nugroho Ibnu Purwandityo
APLIKASI KOMPUTER PERKANTORAN 02. PRESENTASI
Notulen Group 2 SK 4.
Komunikasi Efektif.
Komunikasi Terapeutik
Empat macam kepribadian
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SMA
Komunikasi Efektif.
How to Survive Kerja Profesi
Boleh Mandi di Sini Walaupun tugas rutin saya sejak Bapak menjabat sebagai wakil presiden adalah mengurus administrasi di Sekretariat dan mengurus perpustakaan,
Transcript presentasi:

Berjanji di Malino (2) “Bila Anda sudah susun, perlihatkan saya dulu sebelum Anda coba sosialisasikan kepada masing-masing pihak. Nanti Farid yang atur dengan siapa Anda bertemu dari masing-masing pihak. Tugas Anda adalah menyusun naskah perjanjian damai dan mendiskusikannya dengan wakil masing-masing pihak. Anda juga harus berdiskusi dengan para wakil peninjau. Untuk ini, nanti Pak Syahrul Ujud yang aturkan siapa-siapa saja yang mewakili para peninjau untuk Anda temui kemudian mendiskusikannya,” tambah JK lagi. Naskah perjanjian damai Ambon pun saya coba susun, dan harus di kamar JK. Saya tidak boleh ke mana-mana. Begitu interuksi JK pada saya. Selang beberapa jam kemudian, naskah sudah jadi. Jumlah butir-butir kesepakatan adalah 17. Sulit sekali bagi saya untuk menjadikannya hanya antara 11 dan 13 butir, sebagaimana permintaan JK. “Bagaimana, Saudara? Sudah menjalankan perintah?” sapa JK malam itu. “Perintah komandan pasti dilaksanakan, Pak. Naskah sudah jadi berjam-jam yang lalu,” jawab saya. “Anda baru saja selesaikan. Bukan berjam-jam yang lalu. Meski saya tidak di kamar, tetapi ‘kan saya monitor terus Anda. anda ini mau dapat kredit terlampau cepat,” tangkis JK. Ia pun langsung mengambil naskah yang saya buat itu, lalu membacanya. “Ai, Anda belum sukses ini. Mengapa masih terlampau banyak poin di dalamnya?” tanya JK. “Sebelum kita bicara subtansinya, apakah pengantar dan penutup naskah perdamaian ini cukup bagus, Pak?” saya balik bertanya. “Pengantar dan penutup sudah cum laude, tetapi jumlahnya sangat banyak. belum lulus Anda,” JK menyela. “Begini saja Pak, kan saya akan berdiskusi dengan semua pihak nanti. Di situlah saya akan yakinkan mereka bahwa kesepakatannya cukup antara 11 dan 13 poin saja. Pokoknya, itu urusan saya untuk meyakinkan mereka, Pak. Saya juga memang menyadari bahwa makin banyak makin butir kesepakatan makin sulit nanti diimplementasikan dan akan menjadi soal baru di kemudian hari, Pak,” jawab saya pada JK. “Boleh. yang penting Anda sudah mengetahui betapa sulitnya jika banyak butir kesepakatan. Kalau bisa, mulai malam ini juga Anda coba mendiskusikan hal ini. Mulai saja dari kelompok peninjau. Pak Syahrul sudah siapkan nama-nama dan tempat Anda bertemu dengan mereka,” lanjut JK lagi. Tidak membuang waktu, perintah JK segera saya laksanakan. Pak Syahrul Ujud, salah satu eselon I pada Kantor Menko Kesra, sudah menyiapkan segalanya buat saya. Saya hanya membawa draf yang telah saya buat dan konsultasikan dengan JK. Saya diskusikan draf tersebut kepada sejumlah tokoh yang masuk dalam kelompok peninjau. Semuanya menyetujui. Bahkan tak ada yang bertanya ataupun menambahkan. Pertemuan saya dengan para tokoh tersebut, saya mulai dengan latar belakang butir-butir yang saya masukkan dalam draf perjanjian damai itu. Benang merah saya tarik ke belakang, dari pertemuan kecil di Ambon hingga pertemuan besar, termasuk hasil pertemuan di Makassar sebelumnya. Semua yang ada dalam draf ini adalah rangkuman dari rentetan pertemuan sebelumnya, saya kepada mereka. Dalam meyakinkan para peninjau tersebut, saya banyak dibantu oleh Gubernur Maluku, Saleh Latuconsina. Ia juga sering menambahkan apa yang saya katakan. Malah ia dalam banyak hal, menjelaskan lebih detail daripada saya. Singkatnya, naskah perjanjian damai yang saya susun diterima dengan senang hati oleh para peninjau. Esok paginya, JK meminta ajudannya mengirim naskah perjanjian tersebut kepada Menko Polkam untuk koordinasi. Jawaban dari Menko Polkam, ternyata tidak terlampau lama. Mayor Jenderal Bambang Sutejo, salah seorang Deputi Menko Polkam, tiba-tiba memberikan saya selembar faks dari Kantor Menko Polkam. Isinya, respons Menko Polkam atas naskah yang saya buat tersebut. Menko memberi catatan atas butir keempat, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan butir kelima, bentuk organisasi dan satuan yang berada di Maluku. Lembaran faks tersebut langsung saya berikan kepada JK, yang saat itu tengah memimpin sidang pleno. “Ini dari Menko Polkam, Pak. Ada catatan sedikit yang beliau berikan,” kata saya pada JK. “Oke, tak ada soal. Ini hanya catatan semantik saja,” kata JK. Saya pun memberi tahu Mayjen Bambang atas tanggapan JK tersebut. Mayjen Bambang mengangguk sembari mengangkat jempol tangan. Sidang berlangsung terus. Masing-masing pihak kembali berbicara, dengan nada marah. JK tetap tenang memimpin pertemuan dengan santai, tetapi tegas. Ia tak segan-segan memotong pembicaraan yang berulang-ulang. Ia juga tak canggung menginterupsi para pembicara yang liar ke mana-mana. Saya tak boleh melewatkan sedikit pun isi pembicaraan itu. Semuanya tetap saya harus perhatikan dan rangkuman. Sore hari, JK memanggil saya lagi. “Gimana, Mid. Semua pembicaraan sudah berulang? Artinya, tak ada lagi yang baru. Semua yang Anda catat dan tuangkan dalam naskah kemarin sudah menampung semua aspirasi mereka. Persis toh, yang saya katakan semua. Insya Allah, Anda akan lihat, tak ada yang meleset. Sekarang ini, Anda mulai mensosialisasikannya kepada para pihak. Mulai saja dari para pemimpin mereka. Farid sudah atur itu. Anda bertemu 7 orang dari masing-masing sekelompok,” tegas JK pada saya.