DISPOSISI DAN NILAI PEMIKIR YANG KRITIS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TF 308 Etika Profesi dan Pengembangan Diri
Advertisements

Penalaran, Asumsi, Konteks dan Peta Berpikir
Metode Berpikir Ilmiah
ONTOLOGI ILMU POLITIK  .
BerFikir Kritis (Critical Thinking)
Ulasan Jenis Etika Ika Rahma S.
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC
«Sosiologi Komunikasi»
B y : k e l o m p o k d u a b e l a s ™
Ade Panji Rukmana Nursiddik TriAndika M. Hatif Hibatullah Randy Dwira Danang Pambudi M. Ikhwan
PENGHEGEMONI ALIRAN KRITIS
PERKEMBANGAN EPISTEMOLOGI
Post-Behavioralism.
 Seseorang dengan ketrampilan yang baik cenderung mampu memperlihatkan sedikit kesalahan dibandingkan yang kurang terampil dalam tugas yang sama  Ketrampilan.
Pendidikan Kewarganegaraan
MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial Arif Wibowo
ILMU DAN PENELITIAN Sub Pembahasan : 1) Ilmu dan Penalaran 2) Penelitian ilmiah 3) Proposisi dan Teori Dalam Penelitian 4) Metode Penelitian …next.
KONSEP ADMINISTRASI IKA RUHANA.
Sejarah Estetika (Filosofis)
PENGHEGEMONI ALIRAN KRITIS
PARADIGMA KRITIS.
PENGHEGEMONI ALIRAN KRITIS
F I L S A F A T Oleh: DEDY WIJAYA KUSUMA, ST., M.Pd.
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan.
PEMIKIRAN TOKOH – TOKOH DALAM ILMU SOSIAL
Dimensi dan Struktur Pendidikan IPS Oleh: Dr
Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran
BAB 04 TINDAKAN SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
Organizational Culture Theory
Mengenal Filsafat Manusia
STRUKTUR FUNDAMENTAL ILMU PENGETAHUAN
ASPEK DAN MAZHAB FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI Pertemuan 2
Hubungan Ilmu, Penelitian
Berpikir Kritis (Critical Thinking)
Aliran Kritis Generasi Pertama
Pancasila Sebagai Etika Politik (1)
PERTEMUAN 3.
Sistem Pers.
KONTRAK PEMBELAJARAN.
TOKOH PARADIGMA KRITIS DALAM ILMU KOMUNIKASI
«Sosiologi Komunikasi»
Muhammmad Noor Hidayat
Pancasila Sebagai Ideologi nasional (2)
Pancasila Sebagai Ideologi nasional (2)
Konsep Diri Menentukan Identitas Individu
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC
FILSAFAT ILMU SEBAGAI PENGEMBANGAN METODE ILMIAH
OLEH : RIYAN FANANI ANGGANU PERMADI NIM IKOR 2017C
FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN
By: Desayu Ekla Surya, S.Sos., M.Si
KELOMPOK 1 FARICHATUN NI’MAH (080) WINDA PUTRI (066)
Sains yang positivistik
Perkuliahan Minggu 7 Sosiologi Komunikasi
Pancasila Sebagai Etika Politik (1)
Apakah Filsafat Itu ? Etimologis: Filsafat = philosophia, philos + sophia (cinta kebijaksanaan/pengetahuan) Filsafat merupakan aktivitas yang mengusahakan.
ETIKA FILSAFAT DZIKRINA HIRONI, S.Psi HP /
Pertemuan III Filsafat Ilmu Dan Logika
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC
PERBEDAAN FILSAFAT dan ILMU PENDIDIKAN
RATIONALISM Hartanto, S. I. P, M. A
KONSEP ADMINISTRASI IKA RUHANA.
KETRAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Berpikir Kritis (Critical Thinking)
Berpikir Kritis, Trend, dan Perubahan yang Mempengaruhi Dokumentasi Keperawatan.
PENGANTAR FILSAFAT Oleh: AHMAD TAUFIQ MA. Belajar Filsafat 1. Dari Sejarah Perkembangan Pemikiran: Yunani Kuno – Filsafat Timur Abad Pertengahan Filsafat.
PERTEMUAN 2 PENTINGNYA MORAL DALAM ETIKA PROFESI.
Pengantar Filsafat Ilmu
POSITIVISME DAN POSTPOSITIVISME Pertemuan 4
Ulasan Jenis Etika Ika Rahma S.
KEBUDAYAAN WUJUD DAN UNSUR KEBUDAYAAN
Transcript presentasi:

DISPOSISI DAN NILAI PEMIKIR YANG KRITIS

Berpikir kritis telah diterima sebagai salah satu pendekatan tertua dan sangat terkenal untuk kecakapan-kecakapan kecerdasan (Begg, 1987 ; Donald, 1985) dalam (Fisher, 2002). Definisi berpikir kritis telah disampaikan dengan berbagai macam bentuk dan cara, Beyer (Fisher, 2002) menawarkan definisi yang paling sederhana : “berpikir kritis berarti membuat penilaian-penilaian yang masuk akal.” Menurut Beyer, berpikir kritis adalah sebuah cara berpikir disiplin yang digunakan seseorang untuk mengevaluasi validitas seperti pernyataan, ide, argument, penelitian, dsb.

Definisi berpikir kritis ini juga sebelumnya pernah disampaikan oleh Chance dan Mertes. Menurut mereka, berpikir kritis adalah Kemampuan untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah. Mertes menambahkan, berpikir kritis yaitu sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan (Fisher, 2002)

Mengkritisi, dalam teori kritis, adalah proses mengisi dan memperkaya teori sebelumnya. Mengkritisi bukanlah berarti menilai teori atau perspektif sebelumnya salah. Keunikan dari teori kritis ini adalah bahwa selain kritik-kritik para tokohnya bisa saling melengkapi satu sama lain, namun juga bisa saling mengkritik dan menjatuhkan antar sesama tokoh teori kritis itu sendiri.

Teori kritis dapat dianggap sebagai teori pengembangan dari pemikiran Marxisme (Karl Marx) Teori kritis merupakan teori adopsi yang disisipi dimensi Hubungan Internasional (Fisher, 2002) Teori kritis mulanya berkembang dari suatu kelompok pemikiran yang berbeda pada abad ke-20 yang berasal dari kota Frankfurt, Jerman yang dikenal dengan Mazhab Frankfurt.

Teori kritis berakar pada pemikiran yang sering mengarah kembali pada masa pencerahan dan berkaitan dengan tulisan Kant, Hegel dan Marx (Burchill dan Linklater 1996) Teori kritis dapat dikatakan adalah teori yang muncul terakhir dibandingkan dengan teori-teori lainnya.

Teori kritis muncul untuk mengkritisi teori-teori tradisional yang lahir sebelum teori ini seperti Positivisme dan Marxisme. Teori kritis digunakan sebagai lambang filsafat yang mempertanyakan tatanan modernitas sosial dan politik yang berlaku melalui kritik yang tidak ada habisnya (Fisher, 2002)

Asumsi-asumsi dasar teori kritis diantaranya adalah bahwa Ilmu Hubungan Internasional harus diorientasikan kepada pemikiran emansipasi. Pemikiran emansipatoris disini berarti adalah pembebasan dari pemikiran yang dibelenggu oleh ajaran-ajaran, pemikiran-pemikiran lain yang tidak boleh didobrak (Fisher, 2002).

Pendobrakan yang diyakini oleh teori kritis ini membawa suatu babak baru bagi Ilmu Hubungan Internasional dimana teori kritis membuat cakupan Hubungan Internasional meluas. Teori kritis mengakomodasi disiplin-disiplin ilmu lain untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang tidak dapat dijelaskan oleh Ilmu Hubungan Internasional. Hal ini yang membuat hubungan internasional menjadi suatu aktivitas dan ilmu dengan aspek-aspek yang berbeda dengan sebelumnya. Ilmu Hubungan Internasional menjadi ilmu yang interdisipliner.

Teori kritis adalah teori yang yang berangkat dari aspek ideasional dan non-material karena ia menjunjung nilai dan norma dalam pendekatannya terhadap suatu fenomena. Teori kritis bersifat self-reflective yang berarti bahwa teori ini selalu ingin memperbaiki diri. Teori kritis adalah teori yang abstrak karena mengandung filosofi yang terlalu tinggi hingga tidak bisa dikuantifikasikan.

Dari penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa teori kritis memiliki landasan filosofis yang tinggi. Munculnya teori ini menjadi masa pencerahan dalam Ilmu Hubungan Internasional karena teori ini merupakan titik awal penggunaan filsafat di Ilmu Hubungan Internasional dan pembuka pintu masuk ke teori-teori moderen lainnya.