TEKNOLOGI PENGENDALIAN GULMA Prof.Dr. Ir. Eko Widaryanto, MS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013
PENDAHULUAN Pengertian Gulma Kerugian yang Ditimbulkan BIOLOGI & EKOLOGI GULMA IDENTIFIKASI & ANALISIS GULMA PENGENDALIAN GULMA GULMA AIR HERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA
“ tumbuhan yang kehadiran-nya tidak dikehendaki manusia ” PENGERTIAN Apa itu Gulma ? “ tumbuhan yang kehadiran-nya tidak dikehendaki manusia ” BACK NEXT HOME
KERUGIAN YANG DITIMBULKAN Bidang Pertanian Kualitas tanaman menurun (tanaman telah tercampur dengan biji gulma) Kuantitas tanaman menurun (kalah bersaing dengan gulma) Mempersulit praktek pertanian Bidang Perikanan Mengurangi persediaan air (karena trans-pirasi) Mengurangi kapasitas waduk (membentuk massa yang banyak) Mengurangi penetrasi cahaya matahari BACK NEXT HOME
KERUGIAN YANG DITIMBULKAN Bidang Peternakan Mendesak pertumbuhan rerumputan Menurunkan mutu makanan ternak Menurunkan nilai jual wool karena terdapat gulma yang tersangkut BACK NEXT HOME
BIOLOGI DAN EKOLOGI GULMA Klasifikasi Gulma Tahap Pertumbuhan Gulma Perkecambahan Biji Gulma Dormansi Biji Gulma Penyebaran Biji Gulma Persaingan Gulma PENDAHULUAN IDENTIFIKASI & ANALISIS GULMA PENGENDALIAN GULMA GULMA AIR HERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA
KLASIFIKASI GULMA KLASIFIKASI GULMA Kompetitif Epifit Parasit Ruderal Annual weed (semusim) Biennial weed (dua musim) Perenial weed (tahunan) Grasses Sedges Broad leaf MORFOLOGI Terrestrial Aerialweed Aquatic CARA HIDUP HABITAT SIKLUS HIDUP PLANKTON KLASIFIKASI GULMA BACK NEXT HOME
TAHAP PERTUMBUHAN GULMA Perkecambahan Vegetatif Reproduksi Dewasa YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN GULMA BACK NEXT HOME
PERTUMBUHAN BIJI GULMA Dormansi ? “ sifat biji gulma untuk bertahan hidup pada suatu tingkatan ” TAHAP PERTUMBUHAN GULMA Innate Dormancy Induced Dormancy Enforced Dormancy BACK NEXT HOME
PENYEBARAN GULMA Cara Penyebaran Penyebaran Biji Bulbi Spora Batang Rizhoma Akar Penyebaran Manusia : Binatang : Angin : Air Menempel pada kendaraan Pada kayu, wool Epizoochory (menempel) Endozoochory (faeses) Biji gulma yang bersayap BACK NEXT HOME
Terjadi pada tanah kering PERSAINGAN GULMA Yang mendapatkan cahaya : Tumbuh dahulu Berdaun besar Lebih tinggi Lebih rimbun Air Terjadi pada tanah kering Unsur hara Cahaya Alelopati BACK NEXT HOME
PERSAINGAN GULMA (Competitive Ability) Berat Kering Tebu Umur 3 Bulan (g/tan) Populasi Teki (tan/m2) N (kg/ha) 50 100 150 40(100) 30(75) 25(63) 20(50) 65(100) 55(84) 32(45) 23(35) 70(100) 62988) 30(42) 24(34) 90(100) 88(92) 36(40) 20(33) Dalam Kurung (Nilai Relatif = % Alelopati BACK NEXT HOME
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS VEGETASI Identifikasi Gulma Penulisan Nama Latin Cara Identifikasi Gulma Karakteristik Gulma Analisis Vegetasi Tujuan Analisis Vegetasi Tahap Analisis Vegetasi Rumus-rumus PENDAHULUAN BIOLOGI & EKOLOGI GULMA PENGENDALIAN GULMA GULMA AIR HERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA
Bagaimana penulisannya ? IDENTIFIKASI GULMA “ penulisan nama latin sangat berarti karena dapat diterima di dunia internasional ” Bagaimana penulisannya ? Panicum repens L. marga petunjuk ke arah jenis penemu BACK NEXT HOME
CARA IDENTIFIKASI GULMA Membandingkan gulma dengan material yang telah diidentifikasi Konsultasi langsung dengan ahlinya Mencari sendiri kunci identifikasi Membandingkan de- ngan kunci determinasi Membandingkan melalui ilustrasi harus memahami istilah biologi (morfologi gulma) BACK NEXT HOME
Identifikasi Semai, Biji dan Paku-pakuan KARAKTERISTIK GULMA KARAKTERISTIK VEGETATIF Perakaran : tunggang, serabut, berimpang, stolon Batang : menjalar, tegak, melilit Daun Bentuk : bulat, lonjong, pita, segitiga Tepi : rata, bergigi, berombak Permukaan : kusam, mengkilat, berbulu Kedudukan : silang, berhadapan GENERATIF Bunga Jumlah : tunggal, majemuk Kedudukan : diketiak, diujung Buah : ukuran, warna, bentuk berbeda-beda Biji : bentuk, warna, ukuran Identifikasi Semai, Biji dan Paku-pakuan BACK NEXT HOME
ANALISIS VEGETASI Tujuan analisis vegetasi Mempelajari tingkat suksesi Mengetahui dominasi gulma Mengetahui gambaran persaingan gulma Mengamati perubahan flora akibat pengendalian Menentukan tindakan pengendalian gulma ANALISIS VEGETASI DATA KUALITATIF KUANTITATIF BACK NEXT HOME
TAHAP ANALISIS VEGETASI Pengamatan sepintas se-cara menyeluruh tentang komunitas vegetasi. Mencatat : Komunitas terbesar Jenis yang dominan Korelasi antara vegetasi dengan faktor lingkungan PENGAMATAN PENDAHULUAN Memperoleh gambaran yang mendekati kebe-naran mengenai sifat populasi vegetasi PENGAMATAN PETAK CONTOH BACK NEXT HOME
RUMUS-RUMUS Kerapatan Mutlak Dominansi Mutlak RUMUS Frekuensi Mutlak RINGKASAN FITOSOSIALOGIK Dominansi Mutlak RUMUS PARAMETER KUALITATIF Frekuensi Mutlak METODE KUADRAT Nilai Penting KOEFISIEN KOMUNITAS S D R BACK NEXT HOME
PENGENDALIAN GULMA Pengendalian Pencegahan Pemberantasan PENDAHULUAN BIOLOGI & EKOLOGI GULMA IDENTIFIKASI & ANALISIS VEGETASI GULMA AIR HERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA
“ proses membatasi perkembangbiakan gulma ” PENGENDALIAN Pengendalian Gulma ? “ proses membatasi perkembangbiakan gulma ” Pencegahan Pengendalian Pemberantasan BACK NEXT HOME
“ adalah proses untuk menghalangi munculnya gulma “ PENCEGAHAN “ adalah proses untuk menghalangi munculnya gulma “ Sifat gulma Daya tahan besar Menyesuaikan diri yang tinggi Berbiji banyak, ringan, mudah tersebar Mempunyai dormansi PENCEGAHAN SECARA HAYATI SECARA KULTUR TEKNIS SECARA FISIK BACK NEXT HOME
PEMBERANTASAN “ adalah pembasmian bagian dan biji gulma yang menjadi target suatu lahan“ BACK NEXT HOME
GULMA AIR Klasifikasi Gulma Perairan Pengelolaan Gulma Perairan PENDAHULUAN BIOLOGI & EKOLOGI GULMA IDENTIFIKASI & ANALISIS VEGETASI PENGENDALIAN GULMA HERBISIDA GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA
“ gulma yang memerlukan sumber daya air dan merugikan manusia ” KLASIFIKASI GULMA AIR Gulma Air ? “ gulma yang memerlukan sumber daya air dan merugikan manusia ” muncul Gulma Perairan tenggelam mengapung plankton BACK NEXT HOME
PENGELOLAAN GULMA PERAIRAN Mengurangi persediaan air (evatrans-pirasi yang berlebihan) Menghambat saluran air Mengurangi kapasitas waduk (memben-tuk massa yang banyak) Mengurangi penetrasi cahaya matahari Mengurangi kadar O2 terlarut Mengganggu kedalaman air 4 BACK NEXT HOME
PEMBERANTASAN SECARA KIMIAWI Herbisida Dasar Klasfikasi Herbisida Cara Penggunaan Campuran Herbisida Formulasi Herbisida Adjuvants PENDAHULUAN BIOLOGI & EKOLOGI GULMA IDENTIFIKASI & ANALISIS VEGETASI PENGENDALIAN GULMA GULMA AIR GULMA YANG RESISTEN HERBISIDA
“ senyawa kimia yang digunakan untuk mematikan gulma ” HERBISIDA HERBISIDA? “ senyawa kimia yang digunakan untuk mematikan gulma ” KEUNTUNGAN KERUGIAN BACK NEXT HOME
DASAR KLASIFIKASI HERBISIDA FAKTOR WAKTU PENGGUNAAN FAKTOR SELEKTIFITAS SIFAT KERJA FORMULASI PERSENYAWAAN KIMIA MEKANISME KERJA GULMA YANG DIKENDALIKAN BACK NEXT HOME
CARA PENGUNAAN Terbatas dalam bentuk barisan (band) Langsung/terarah (directed) Seluruh tanah (overall) Di atas tanaman (overhead) Contact pre-emergence Residual pre-emergence Tempat terbatas (spot) Pada kulit kayu pada pangkal batang 4 BACK NEXT HOME
CAMPURAN HERBISIDA “ salah satu cara untuk meningkatkan efektifitas dan selektifitas herbisida ” berkurang EFEKTIFITAS ANTAGONIS bertambah 4 SINERGISME KEUNTUNGAN BACK NEXT HOME
Fumigan, debu, batangan lilin FORMULASI HERBISIDA TIPE Zat Pembawa Emulsi Granulair Wettable Powder Zat Pelarut Larutan Fumigan, debu, batangan lilin BACK NEXT HOME
ADJUVANTS “ bahan yang ditambahkan dalam formulasi herbisida untuk menambah aktivitasnya ” Fungsi : Memperbaiki daya peracunan Membantu membentuk emulsi Menambah penyebaran larutan Mempermudah penetrasi KEUNTUNGAN BENTUK ADJUVANT BACK NEXT HOME
GULMA RESISTEN TERHADAP HERBISIDA Jenis Resistensi Faktor Pembantu Perkembang-biakan Gulma yang Resisten Terhadap Herbisida Pengelolaan Gulma yang Resisten Terhadap Herbisida PENDAHULUAN BIOLOGI & EKOLOGI GULMA IDENTIFIKASI & ANALISIS VEGETASI PENGENDALIAN GULMA GULMA AIR HERBISIDA
Mengapa terjadi resistensi ? “ karena pemberian herbisida yang berulang-ulang pada gulma yang sama “ JENIS RESISTENSI Mutasi Genetik 4 Biotipe BACK NEXT HOME
FAKTOR PEMBANTU PERKEMBANGBIAKAN GULMA Munculnya biotipe gulma secara alami Praktek budidaya secara monokultur Pemakaian herbisida (yang efektif) se-cara terus-menerus Pemakaian sisa herbisida lama secara berulang-ulang 4 BACK NEXT HOME
PENGELOLAAN GULMA YANG RESISTEN TERHADAP HERBISIDA Menerapkan rotasi tanaman Pemakaian sisa herbisida secara hemat Menggunakan metode pengendalian gul-ma lainnya secara bersamaan Gunakan tankmixes atau rangkaian per-lakuan 4 BACK NEXT HOME
KARAKTERISTIK GULMA Identifikasi Semai dan Biji : Ukuran, warna, epikotil Ukuran, warna, hipokotil Ukuran, warna, jumlah, tekstur, pertulangan daun Identifikasi Paku-pakuan Tidak berbunga Berkembang biak menggunakan spora BACK
KLASIFIKASI GULMA AIR BACK Keterangan : Muncul : a. tepian b. di atas air Tenggelam : a. bebas b. berakar Mengapung : a. bebas c. pulau terapung Plankton 4 BACK
DATA ANALISIS VEGETASI APAKAH DATA KUALITATIF ITU ? “ pengamatan di lapangan berdasarkan autecology ” Berisi : Bagaimana gulma tersebar dan berkelompok Stratifikasi gulma Perioditas gulma BACK
DATA ANALISIS VEGETASI APAKAH DATA KUANTITATIF ITU ? “ hasil penjabaran pengamatan petak contoh di lapangan” Berisi : Jumlah Ukuran Berat basah/kering Luas daerah yang ditumbuhi BACK
KLASIFIKASI BERDASARKAN SIKLUS HIDUP berkecambah (musim semi) Annual weed (semusim) Tumbuh kurang dari 1 tahun Menghasilkan banyak biji Terdiri dari : tumbuh (musim panas) menghasilkan biji dan mati (musim gugur) Semusim panas Semusim dingin berkecambah (musim gugur) tumbuh (musim semi) Menghasilkan biji dan mati (musim panas) BACK
KLASIFIKASI BERDASARKAN SIKLUS HIDUP Biennial weed (dua musim) Tumbuh antara 1–2 tahun Biji berkecambah dalam satu musim Menghasilkan roset Sederhana : bereproduksi dengan biji saja Berumbi lapis : bereproduksi umbi lapis, umbi kecil dan biji Perennial weed (tahunan) Tumbuh > 2 tahun Bereproduksi dengan biji & menyebar secara vegetatif Merambat : menyebar dengan stolon, rimpang dan biji BACK
KLASIFIKASI BERDASARKAN MORFOLOGI Grasses (rerumputan) Termasuk monokotiledon Daun kecil dan tegak lurus Berakar serabut Titik tumbuh di bawah tanah Broadleaf (berdaun lebar) Termasuk dikotiledon Daun lebar Berakar tunggang Sedges (berdaun pita) Berada di tempat basah Batang berbentuk segitiga atau bulat BACK
SEDGES BACK
KLASIFIKASI BERDASARKAN HABITAT Gulma Air (Aquatic weeds) Seluruh hidupnya di air Contoh : Monochoria vaginalis Presl Jussieua linifolia Vahl. Menumpang pada Tanaman Lain (Aerial weeds) Bersifat epifit dan para-sit Contoh : Lorantus sp. Hymenolepis sp. Gulma Darat (Terrestrial weeds) Tumbuh di lahan kering Contoh : Cyperus rotundus L. BACK
KLASIFIKASI BERDASARKAN CARA HIDUP Gulma Kompetitif Kuat dalam berkompetisi Mendominasi tanaman budidaya Gulma Epifit Hidupnya menumpang Tidak mengambil maka-nan dari inangnya Gulma Parasit Hidupnya menumpang Mengambil makanan dari tanaman yang ditumpangi Gulma Ruderal Tumbuh di tempat yang tidak digunakan Kehadirannya tidak dipedulikan manusia BACK
MACAM DORMANCY Inate Dormancy Induced Dormancy Enforced Dormancy Bersifat genetis Kulit biji impermiable Hambatan kemis pada kulit biji Embrio rudimentair Induced Dormancy Timbul karena kondisi lingkungan kurang menguntungkan Berubah susunan kimiawinya Berkecambah setelah kondisi menguntungkan Enforced Dormancy Sama seperti induced dormancy Tidak berubah susunan kimiawinya BACK
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN GULMA Aerasi Suhu pH Kandungan unsur hara Kelembaban air tanah TANAH BIOTIK IKLIM Ternak Manusia Air Gas Suhu Cahaya Angin BACK
PENGAMATAN PETAK CONTOH Cara Subyektif Sampling Acak Tidak Langsung Sampling Beraturan Sampling Bertingkat Estimasi Visual Metode Kuadrat Permanen Tidak Permanen Metode Garis Metode Titik Menentukan luas/jumlah petak contoh minimal Distribusi petak contoh Metode Pengama- tan BACK
DISTRIBUSI PETAK CONTOH A. CARA SUBYEKTIF Keadaan hampir tidak pernah ada vegetasi berbeda beda Memilih sejumlah petak contoh yang mewakili populasi Dengan melempar alat-alat petak contoh BACK
DISTRIBUSI PETAK CONTOH B. SAMPLING ACAK TIDAK LANGSUNG Seluruh areal dibagi dengan dengan jarak yang sama Pilih letak 10 petak contoh secara acak Buat sumbu x dan y Koordinat sumbu x dan y dipilih secara acak Misalkan sumbu x angka 4 dan sumbu y angka 3, maka letak P(4,3) Demikian seterusnya diperoleh Q(2,2) Gambar 1. Memilih letak petak contoh BACK
DISTRIBUSI PETAK CONTOH C. SAMPLING BERATURAN Mengatasi kelemahan sampling acak tidak langsung Petak contoh secara beraturan diletakkan dengan jarak sama dalam seluruh area Pengamatan petak contoh diambil secara acak Disebut pola kisi berjarak tetap dan beraturan Dilakukan penjelaja- han setelah sampling mencatat jenis di- luar petak BACK
DISTRIBUSI PETAK CONTOH C. SAMPLING BERTINGKAT Sampling bertingkat ini diperlukan jika vegetasi terdiri beberapa blok atau stratum yang berbeda-beda fisionominya Area dibagi-bagi dalam stratum yang fisionominya sama Pada setiap stratum dilakukan sampling acak Bertujuan untuk mem- peroleh nilai variabi- litas pada petak contoh dalam stratum Gambar 3. Area yang mempunyai 3 strata BACK
DISTRIBUSI PETAK CONTOH A. METODE ESTIMASI Tentukan letak dan luas petak contoh Pengamatan dilakukan pada titik tertentu yang tetap letaknya Besaran yang dihitung berupa dominansi, dinyatakan dalam persentase penyebaran Nilai dominansi dapat dihitung dengan : - Penyebaran tiap jenis dalam area dihitung dalam % - Berdasar skala abundansi, bernilai : 1-5 (Weaver, Bravn-Blanguet) 1-3 (Dekter & Wirharadja) 1-10 (Domin) Kelemahan penelitian sering tidak obyektif BACK
DISTRIBUSI PETAK CONTOH B. METODE KUADRAT Kuadrat : satuan luas letak contoh (diukur dengan satuan kuadrat) Petak contoh dapat berupa 4 persegi panjang, bujur sangkar atau lingkaran. Vegetasi rendah bentuk lingkaran Herba rendah bentuk segi panjang (bujursangkar) Masing-masing bentuk mempunyai kekurangan dan keuntungan Metode kuadrat berdasarkan penggunaannya dibagi menjadi 2 : Permanen Tidak Permanen BACK
DISTRIBUSI PETAK CONTOH 1. METODE KUADRAT PERMANEN Mengamati dan mempelajari suksesi dari waktu ke waktu. Hal ini dapat mengamati : Perubahan vegetasi Jumlah keuntungan semai Cara berbiak vegetative Ukuran masing-masing jenis Data mikro klimatoligi dan tanah : Cara destruktif Cara tidak destruktif BACK
DISTRIBUSI PETAK CONTOH 2. METODE KUADRAT TIDAK PERMANEN Pengamatan tidak berkesinambungan Dalam pengamatan suatu petak contoh ada dua macam cara : Destruktif : merusak pengamatan jumlah dan biomassa gulma Non Destruktif : tidak merusak pengamatan kerapatan, frekuensi, dominansi BACK
DISTRIBUSI PETAK CONTOH C. METODE GARIS Merupakan petak contoh memanjang yang diletakkan di atas komunitas vegetasi Digunakanuntuk areal yang luas perkebunan muda dimana populasi gulma rapat, rendah, berkelompok dengan batas kelompok yang jelas Gambar 4. Cara pengamatan dengan metode garis BACK NEXT
DISTRIBUSI PETAK CONTOH Alat yang digunakan pita meteran 15-25 m atau tali yang diberi tanda dengan satuan tertentu Meteran kayu untuk mengukur panjang kelompok vegetasi Pita meteran diletakkan diatas vegetasi, panjang kelompok vegetasi dapat diukur Jenis tumbuhan yang diukur adalah yang dilewati garis yang dinyatakan dalam satuan panjang Hal-hal yang dapat diukur : - Kerapatan (jumlah) - Frekuensi - Dominansi (kelindungan) BACK
DISTRIBUSI PETAK CONTOH D. METODE TITIK Metode ini efektif untuk jenis-jenis gulma yang membentuk anyaman Ujung titik memungkinkan menunjuk secara tepat setiap jenis meski populasinya rapat. Alat berupa sebuah kerangka dengan jarum kecil 5-10 cm Jenis gulma yang terkena jarum yang dihitung Parameter yang didapatkan adalah frekuensi dan dominansi, kerapatan tidak diperoleh dengan metode ini BACK GAMBAR
DISTRIBUSI PETAK CONTOH Keterangan : a : Kerangka b : Jarum baja Gambar 5. Sebuah alat untuk analisis vegetasi dengan metode titik BACK
DISTRIBUSI PETAK CONTOH 3. MENENTUKAN JUMLAH/LUAS PETAK CONTOH MINIMAL - Luas dan keadaan vegetasi variasi - Berapa luas/jumlah petak contoh yang memadai - Ditentukan dengan menyusun sebuah kurva jenis Tahap-tahap: Tentukan satu komunitas secara acak. Ditengah komunitas letakkan p.c(1x1) p.c1 Catat jumlah jenis dalam p.c1 dengan sebuah tanda x pada kolom Perluas 2X p.c2 (=p.c2). Catat jenis p.c1+2 Perluas 2X (p.c1+2+3). Catat jenisnya secara komulatif. Hentikan pembuatan pc., bila kenaikan jumlah jenis menjadi tidak berarti. BACK
DISTRIBUSI PETAK CONTOH 3. MENENTUKAN JUMLAH/LUAS PETAK CONTOH MINIMAL - Luas dan keadaan vegetasi variasi - Berapa luas/jumlah petak contoh yang memadai - Ditentukan dengan menyusun sebuah kurva jenis Tahap-tahap: Tentukan satu komunitas secara acak. Ditengah komunitas letakkan p.c(1x1) p.c1 Catat jumlah jenis dalam p.c1 dengan sebuah tanda x pada kolom Perluas 2X p.c2 (=p.c2). Catat jenis p.c1+2 Perluas 2X (p.c1+2+3). Catat jenisnya secara komulatif. Hentikan pembuatan pc., bila kenaikan jumlah jenis menjadi tidak berarti. BACK
RUMUS-RUMUS PARAMETER KUALITATIF Yang perlu diamati : Panjang hidup Sosiabilitas Stratifikasi Periodesitas BACK
RUMUS-RUMUS KOEFISIEN KOMUNITAS Rumus : “ membandingkan dua komunitas atau dua macam vegetasi dari dua daerah “ Rumus : C = 2 W/A + B x 100% W = jumlah 2 kuantitas terendah untuk jenis dari komunitas A = jumlah dari seluruh kuantitas pada komunitas pertama B = jumlah dari seluruh kuantitas pada komunitas kedua BACK
RINGKASAN FITOSOSIALOGIK RUMUS-RUMUS RINGKASAN FITOSOSIALOGIK “ tabulasi sifat-sifat kuantitatif dan kualitatif sehingga dapat dilihat dengan mudah ” BACK
RUMUS-RUMUS METODE KUADRAT Kerapatan Mutlak : “ jumlah individu jenis itu dalam petak contoh “ Kerapatan Nisbi Suatu Jenis : kerapatan mutlak jenis itu X 100 % jumlah kerapatan mutlak semua jenis BACK
“ jumlah dari nilai kelindungan/luas basal/biomassa/volume RUMUS-RUMUS METODE KUADRAT Dominansi Mutlak : “ jumlah dari nilai kelindungan/luas basal/biomassa/volume dari jenis itu“ Dominansi Nisbi Suatu Jenis : nilai dominansi jenis itu X 100 % jumlah nilai dominansi mutlak semua jenis BACK
RUMUS-RUMUS METODE KUADRAT Frekuensi Mutlak : jumlah petak contoh yang berisi jenis itu X 100 % jumlah semua petak contoh yang diambil Frekuensi Nisbi Suatu Jenis: nilai frekuensi mutlak jenis itu X 100 % jumlah nilai frekuensi mutlak semua jenis BACK
RUMUS-RUMUS METODE KUADRAT Nilai Penting: S D R suatu jenis: Kerapatan nisbi + Dominansi nisbi + Frekuensi nisbi S D R suatu jenis: Nilai penting / 3 BACK
KEUNTUNGAN CAMPURAN HERBISIDA KEUNTUNGAN LAIN Memperluas spektrum pemberantasan Dapat mereduksi dosis suatu herbisida tanpa ada sifat sinergisme Mematikan spesies yang paling peka dengan dosis minimum BACK
ADJUVANTS KEUNTUNGAN LAIN Memperluas spektrum pemberantasan Dapat mereduksi dosis suatu herbisida tanpa ada sifat sinergisme Mematikan spesies yang paling peka dengan dosis minimum BACK
BENTUK-BENTUK ADJUVANT Surfactan Molekul yang menghubungkan permukaan dari 2 fase : cari – cair : emulsifying agent cair – udara : pembentuk busa cair – padat : wetting agent Tickening / sticking agent Menambah daya pekat semprotan herbisida di permukaan daun Bahan emulsi Menstabilkan emulsi formulasi herbisida Water softener Mencegah pengendapan molekul herbisida BACK
TAHAP PERTUMBUHAN GULMA Perkecambahan Daun biji muncul bersama daun murni pertama Ukuran tanaman kecil dan mudah dikendalikan Vegetatif Akar, batang, daun tumbuh dengan cepat Herbisida lebih aktif dalam mengendalikan tanaman Reproduksi Menghasilkan bunga, biji dan buah Petumbuhan tanaman terbatas -> penyerapan air & unsur hara menjadi lambat Matang/dewasa Pertumbuhan sangat sedikit Pengangkutan air, unsur hara & herbisida sangat rendah BACK
PENCEGAHAN SECARA FISIK “ merusak gulma dan melepaskan dari tempat tumbuhnya “ Cara-cara : Penyiangan dengan tangan Mencangkul gulma yang tumbuh Mengolah tanah Memotong tajuk gulma Penggenangan Membakarnya Penutupan seresah (mulching) BACK
PENCEGAHAN SECARA KULTUR TEKNIS Cara-cara : Pergiliran tanaman Menekan populasi gulma yang tidak membahayakan Budidaya pertanaman Penggunaan varietas tertentu Penanaman rapat Pemupukan yang cepat Waktu tanam lambat Penanganan dengan tanaman penutup tanah Tumpangsari BACK
PENCEGAHAN SECARA HAYATI “ pengendalian menggunakan serangga“ Di alam selalu ada musuh alami Sangat selektif, hanya dapat menekan satu gulma Hubungan spesies gulma dan musuhnya sa-ngat erat Dapat menggunakan insect, ternak, ikan, dsb BACK
KERUGIAN AKIBAT GULMA AIR Mengurangi persediaan air (evatranspirasi yang berlebihan) Menghambat saluran air Mengurangi kapasitas waduk (membentuk massa yang banyak) Mengurangi penetrasi cahaya matahari Mengurangi kadar O2 terlarut Mengganggu kedalaman air 4 BACK
KEUNTUNGAN HERBISIDA Dapat diberantas sebelum mengganggu Dapat mencegah kerusakan mekanis perakaran tanaman Dapat secara efektif mengendalikan se-mak belukar Dapat memberantas gulma dilarikan ta-naman 4 BACK
KERUGIAN HERBISIDA Bahaya keracunan tanaman Mempunyai efek residu pada lingkungan Timbulnya varietas resistan Sifatnya hanya sementara Residu herbisida meracuni tanaman se-lanjutnya 4 BACK
DASAR KLASIFIKASI HERBISIDA Pre-planting Penyemprotan pra tanam/pra semai Pre-emergence Penyemprotan sebelum tanaman pokok muncul diatas tanah FAKTOR WAKTU PENGGUNAAN 4 Post-emergence Penyemprotan setelah tanaman muncul BACK
DASAR KLASIFIKASI HERBISIDA Kontak (gramoxone) Selective FAKTOR SELEKTIFITAS FAKTOR SIFAT KERJA 4 Non Selective Sistemik (dalapon, glyphosate) BACK
DASAR KLASIFIKASI HERBISIDA Emulsion contentred Batangan lilin Wettable powder Ester Asam FAKTOR FORMULASI Dust Butiran Aerosol Garam amine Fumigan BACK
DASAR KLASIFIKASI HERBISIDA Nitrofenole anilin Asam sulfat Bensoik & fenil asetat Natrium arsenit ORGANIK Amida Natrium klorat Amil karbamat Amonium tiosianat Tiokarbamat Trianine SENYAWA KIMIA Gugus glicine Substitusi fenoksi Asam halo alifatik Nitril ANORGANIK Substitusi urea Senyawa hidrosiklik Tio karbonat BACK
DASAR KLASIFIKASI HERBISIDA Proses Metabolisme yang Dapat Mempengaruhi Herbisida Herbisida yang dapat menghambat fotosintesa Penghambatan perkecambahan Penghambatan pertumbuhan Penghambatan respirasi / oksidasi BACK
DASAR KLASIFIKASI HERBISIDA Daun lebar GULMA YANG DIKENDALIKAN Daun sempit Teki-tekian BACK
BROADLEAF BACK
GRASSES BACK