OLEH IR. INDRAWANI SINOEM, MS PENGEMBANGAN SPK OLEH IR. INDRAWANI SINOEM, MS
SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM (SDLC) TRADSIONAL Pengembangan adalah suatu pendekatan yg sangat rapi dan berurutan untuk membuat sebuah sistem menjadi suatu kenyataan. Ada banyak SDLC tradisonal untuk membuat sistem informasi termasuk SPK. SDLC tradisonal terdiri dari 4 fase, yaitu :
1. Perencanaan (Planning) : Fase ini mulai dengan sebuah kebutuhan bisnis yg belum terpenuhi, meliputi peluang-peluang yg diidentifikasi dengan membaca lingkungan. Apakah ada suatu masalah yg perlu dipecahkan ? Inisasi proyek melibatkan sebuah sistem yang telah terputus. Jika dilihat dari manfaat, maka dilakukan analisis kelayakan. Studi kelayakan tsb meliputi kelayakan teknis, kelayakan biaya, dan kelayakan organi-sasi.
Jika disetujui, maka ditugaskan seorang manajer proyek untuk menyusun rencana kerja, mengorganisasi proyek, dan mengadopsi metode-metode untuk mengelola-nya. 2. Analisis (Analysis) Fase ini menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan penting seperti : - Siapa pengguna sistem ? - Apa yg ingin dicapai oleh sistem ? - Dimana dan kapan sistem tsb akan dijalankan ?
Selanjutnya dilakukan strategi analisis atau suatu rencana untuk memadukan proyek. Jika sebelumnya sdh ada sistem yg berjalan maka sistem tsb dianalisis bersama dengan berbagai cara untuk mengarahkan kepada sistem yang baru. Semua informasi dikumpulkan utk mengarahkan pengembangan model proses dan sebuah model data.
3. Desain (Perancangan) : Fase ini ditandai bagaimana sistem akan bekerja dengan mempertimbangkan hal-hal yg detail seperti perangkat keras, lunak, infrastruktur jaringan, antarmuka pengguna (dialog), form, program dan laporan, database dan file ditetapkan. Pada fase ini juga ditetapkan item-tem yg akan dibeli dan dikontrak, desain arsitektur, desain database dan file serta desain program.
4. Implementasi : Pada fase ini ditentukan dimana sistem ini akan dibangun atau dibeli. Konstruksinya akan melibatkan tidak hanya membangun sistem tetapi juga mengujinya untuk mem-verifikasi bahwa sistem bekerja. Instalasi merupakan langkah terakhir dan melibatkan apakah sistem benar-benar bekerja. SDLC yg meliputi 4 langkah (PADI) tsb di atas lebih dikenal dgn “Model Air Terjun”
Gambar : KEBUTUHAN PERENCANAAN ANALISIS DESAIN IMPLEMENTASI
METODE PENGEMBANGAN ALTERNATIF 1. Pengembangan Paralel : Suatu metode pengembangan sistem yang berdasarkan SDLC tradisional dan menyerupai SDLC. Dalam pengembangan sistem yg pararel, fase desain dan implementasi dibagi menjadi banyak salinan mengikuti fase analisis. Masing-masing salinan melibatkan pengembangan sebuah subsistem atau subproyek terpisah.
Semua salinan ini disatukan dalam fase implementasi tunggal dimana sebuah integrator sistem memasang bagian-bagian secara bersama-sama di dalam sebuah sistem kohesif (padu). Khusus pada implementasi SPK ditangani 4 komponen, yaitu database, basis model, antar muka pengguna, dan pengetahuan. Semua ini dikembangkan secara paralel.
2. Pengembangan Aplikasi Cepat (Repeat Aplication Development = RAD) Pengembangan sistem ini melakukan penye-suaian SDLC sedemikian shg bagian-bagian dari sistem dapat dikembangkan dgn cepat dan para pengguna sesegera mungkin dapat memperoleh beberapa kemampuan. Ada beberapa metodologi RAD :
(a). Pengembangan Bertahap : Membagi sistem ke dalam versi yg dikembangkan secara berurutan. Masing-masing versi memiliki lebih banyak kemampuan dibandingkan dgn versi sebelumnya. Keuntungan : Para pengguna memperoleh kemampuan dengan cepat.
Kerugian : Para pengguna memulai bekerja dengan sistem yang didesain secara tidak lengkap. (b). Prototiping : Fase analisis, desain dan implementasi dilakukan secara bersama dan berulang. Prototipe sistem dikembangkan dan diperlihatkan dgn cepat kepada para pengguna, yg inputnya digunakan untuk memperbaiki sistem
Keuntungan : Sistem disajikan dgn cepat kepada para pengguna, sekalipun belum siap utk pengguna kelembagaan. Umpan balik diperoleh dan sistempun dapat dimodifikasi untuk bergerak ke prototipe berikutnya. Kerugian : Perubahan dgn cepat dan tidak ada usaha untuk mengkoreksi keputusan-keputusan desain sejak awal.
Contoh : Perusahaan mobil Chevrolet Monza yg pada awalnya mensyaratkan agar mesin diturun-kan dalam mengubah dua busi yg terpasang selama penyetelan. Pelanggan selanjutnya akan membeli mobil Chevrolet Monza dgn perubahan bahwa panel busi bisa dijangkau.
Gambar : Pengembangan Prototiping KEBUTUHAN PERENCANAAN ANALISIS DESAIN IMPLEMENTASI PROTOTIPE Prototipe Tidak Oke Prototipe Oke SISTEM KEBUTUHAN
(c). Prototiping Througaway : Pada pengembangan sistem ini prototipe dikembangkan untuk membantu pemahaman lebih lanjut tentang sistem terutama ketika sistem tidak dipahami dengan jelas. Prototipe ini dikembangkan sebagai pilot tes pada flatform pengembangan yg lebih sederhana untuk mempelajari persyaratan pengguna dan sistem akhir guna disebarkan.
Gambar : Pengembangan Prototiping Througaway : KEBUTUHAN PERENCANAAN Desain Prototipe Oke ANALISIS DESAIN DESAIN iMPLEMENTASI Desain Prototipe Tidak Oke SISTEM IMPLEMENTASI DESAIN PROTOTIPE
3. Pengembangan Cerdas (agile): Pengembangan cerdas adalah sebuah format yg relatif baru dari prototiping cepat Ada beberapa metodologi yang dilakukan: Extreme Programing (XP), Scrum, dan Crystal. Dua pertiga dari semua perusahaan IT korporat sedang menggunakan beberapa bentuk dari proses pengembangan piranti lunak cerdas mulai tahun 2003.
Contoh : ITM Financial Organization dari Daimer Chrysler menggunakan metode baru untuk mempercepat pengembangan aplikasi baru Java miliknya. Motorolla Inc menggunakan unsur-unsur XP dalam beberapa organisasi pengembangan-nya yang bermanfaat dalam pengembangan global.
Tugas Buat makalah tentang: Kertas A4, maks 5 lembar Extreme Programing (XP), Scrum, dan Crystal Kertas A4, maks 5 lembar Dikumpulkan pd pertemuan selanjutnya INDIVIDU
Pustaka http://ardhibeniyanto.wordpress.com/tag/scrum/ http://dwijaantara.wordpress.com/2010/10/25/agile-method/