HAL UTAMA YANG TERUTAMA! (HAGAI) Lesson 10 for June 8, 2013
KONTEKS SEJARAH Beberapa orang Yahudi kembali ke Yerusalem bersama Zerubabel pada musim semi 536 SM untuk membangun kembali negara dan Bait Suci berkat titah Raja Koresh. Mereka membangun kembali mezbah tembaga pada tahun itu. Tahun berikutnya mereka meletakkan pondasi bagi bait suci. Orang-orang tua seperti Hagai mengingat kembali kemuliaan Bait Salomo yang dihancurkan oleh Nebukadnezar sekitar 50 tahun sebelumnya. Para penatua ini mengingat kembali kemuliaan Bait Suci itu serta menangis sementara mereka meletakkan pondasi untuk Bait Suci yang baru. Mereka menjadi kecewa terhadap para penentang dari orang-orang Samaria sehingga pembangungan kembali menjadi mundur sampai akhirnya Raja Smerdis menghentikan pekerjaan itu. Lima belas tahun setelah meletakkan dasar-dasar dari bangunan itu (520 SM), Allah memanggil nabi Hagai dan Zakharia. Raja Darius menyetujui pembangunan kembali dan akhirnya Bait Allah dibangun kembali.
HAL PERTAMA YANG TERUTAMA Pekabaran pertama: 29 Agustus 520 BC “Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!”’” (Hagai 1:2) Mengapa mereka berpikir bahwa saat itu belumlah waktunya untuk membangun kembali bait suci? Menurut nubuatan Yeremia (2 Tawarikh 36:20), penawanan bangsa Israel akan berlangsung selama 70 tahun. Nubuatan itu digenapi pada tahun pertama Raja Koresh (2 Tawarikh 36:22) dengan kembalinya Zerubabel, hanya 70 tahun setelah orang-orang Yahudi pertama ditawan ke Babel. Namun demikian, setelah menghadapi banyak kesulitan ketika membangun kembali Bait Allah, kekeliruan mereka menyimpulkan bahwa masa yang 70 tahun itu belumlah digenapi karena kehancuran bait yang sebelumnya terjadi dalam waktu kurang dari 70 tahun sebelum waktu itu.
HAL PERTAMA YANG TERUTAMA Pekabaran pertama: 29 Agustus 520 BC “"Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?” (Hagai 1:4) Orang-orang telah membungkam suara hati mereka dengan berbagai alasan. Mereka bekerja untuk membangun rumah mereka sendiri dan benar-benar lupa tentang Rumah Allah. Sekarang Allah menggunakan nabi Hagai untuk membuat mereka mempertimbangkan akibat dari perbuatan mereka. “Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.”” (Hagai 1:7, 9) Jika umat Allah ingin sukses, hal pertama yang terutama: Allah yang pertama, kemudian diri kita.
“AKU INI MENYERTAI KAMU” Pekabaran kedua: 21 September 520 BC Zerubabel (gubernur), Yosua (Imam Besar) dan seluruh bangsa itu mendengarkan Hagai dan mematuhi perintah Ilahi. Mereka punya segalanya serta siap untuk mulai berkerja dalam waktu kurang dari satu bulan. Pada saat itulah, mereka menerima pekabaran kedua dari Allah. “Maka berkatalah Hagai, utusan TUHAN itu, menurut pesan TUHAN kepada bangsa itu, demikian: "Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN.”” (Hagai 1:13)
E.G.W. (SDA Bible Commentary, on Haggai 1:13) “Hal itu setelah pekabaran yang kedua dari Hagai dimana bangsa itu merasa bahwa Tuhan sungguh-sungguh dengan mereka. Mereka tidak berani mengabaikan peringatan yang berulang-ulang dimana kemakmuran mereka dan berkat Allah sangat bergantung sepenuhnya pada ketaatan mereka terhadap petunjuk yang diberikan kepada mereka. Segera setelah mereka memutuskan bahwa mereka akan melakukan firman Tuhan, pekabaranNya yang berisi teguran berubah menjadi kata-kata yang mendukung atau meneguhkan. Oh betapa penyayang Allah yang kita miliki! Dia mengatakan, "Aku ini menyertai kamu." Tuhan Allah Yang Mahakuasa memerintah. Dia meyakinkan bangsa itu bahwa jika mereka patuh, mereka akan menempatkan diri mereka sendiri dalam keadaan di mana Dia bisa memberkati mereka untuk kemuliaan nama-Nya sendiri. Jika umat Allah hanya akan bergantung pada-Nya, dan percaya kepadaNya, Dia akan memberkati mereka.” E.G.W. (SDA Bible Commentary, on Haggai 1:13)
KERINDUAN SEGALA BANGSA Pekabaran ketiga: 17 Oktober 520 BC “Masih adakah di antara kamu yang telah melihat Rumah ini dalam kemegahannya semula? Dan bagaimanakah kamu lihat keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya di matamu seperti tidak ada artinya?” (Hagai 2:4) Pada beberapa tahun sebelumnya, beberapa orang berkecil hati karena tangisan para penatua ketika mereka meletakkan pondasi bait tersebut (Ezra 3:12-13). Allah menggunakan Hagai untuk berjanji kepada bangsa itu bahwa bait yang kedua akan jauh lebih mulia daripada bait Salomo, meskipun ukurannya hanya setengah dari bait Salomo serta tanpa perhiasan emas, perak dan permata. Bait itu akan diberkati dan dimuliakan oleh kehadiran Allah sendiri melalui pribadi Yesus: “sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan” (Hagai 2:7)
BERKAT YANG DICURAHKAN Pekabaran keempat: 18 Desember 520 BC “Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya -- mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!"” (Hagai 2:18-19) Dosa mencemari segala sesuatu yang berhubungan dengannya dan dengan cepat menyebar (Hagai 2:13-14), namun kekudusan haruslah secara hati-hati dan secara pribadi dibudayakan (Hagai 2:11-12) Ketika umat Allah datang bersama-sama untuk mencari kekudusan seperti yang bangsa Yehuda lakukan pada masa Hagai, mereka diberkati.
PEKABARAN BAGI ZERUBABEL Pekabaran kelima: 18 Desember 520 BC Pekabaran terakhir dari Hagai adalah pekabaran bersifat pribadi kepada Zerubabel yang bertanggung jawab atas pekerjaan itu. Ketika Zerubabel mendengar dan mematuhi perintah ilahi, ia menjadi "cincin meterai" (Hagai 2:23). Itu berarti bahwa: Dia adalah contoh hidup, sebuah model Allah yang sebenarnya. Dia adalah sebuah alat di tangan Tuhan. Pekerjaannya dijamin dan ditandatangani oleh Allah. Dia tidak perlu takut apa-apa, karena ia ada dalam tangan Tuhan. “Allah tidak akan membiarkan salah satu dari pekerjaNya yang setia dibiarkan sendirian berjuang melawan rintangan yang besar dan mengatasinya. Sama seperti sebuah permata yang berharga, Dia memeliharakan setiap orang yang hidupnya berlindung bersama Kristus di dalam Allah. Untuk setiap orang seperti ini Dia mengatakan: "Aku ... akan menjadikan engkau seperti cincin meterai; sebab engkaulah yang Kupilih." Hagai 2:23".” E.G.W. (Testimonies for the Church, vol. 7, pg. 67)