MANAJEMEN PEMBIAYAAN RUMAH SAKIT MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PEMBIAYAAN RUMAH SAKIT
LATAR BELAKANG PERSEDIAAN MERUPAKAN SALAH SATU JENIS AKTIVA LANCAR YANG JUMLAHNYA CUKUP BESAR DALAM SUATU RUMAH SAKIT. DITINJAU DARI SEGI NERACA PERSEDIAAN ADALAH BARANG/BAHAN YANG MASIH TERSISA PADA TANGGAL NERACA, ATAU BARANG YANG AKAN SEGERA DIJUAL, DIGUNAKAN ATAU DIPROSES DALAM PERIODE NORMAL RUMAH SAKIT
LATAR BELAKANG MANAJEMEN PERSEDIAAN RUMAH SAKIT MENJADI SANGAT VITAL, DIKARENAKAN : JIKA KEKURANGAN AKAN MENGGANGGU AKTIVITAS PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT JIKA BERLEBIHAN AKAN MENINGKATKAN BIAYA PENYIMPANAN PRODUK YANG DIJUAL MEMPUNYAI KADARLUARSA CONTOH: OBAT, ALAT KESEHATAN DLL
JENIS PERSEDIAAN RUMAH SAKIT MERUPAKAN SUATU ORGANISASI UNIK, DIMANA PRODUK YANG DIHASILKAN BERUPA JASA , MANUFAKTUR, DAN DAGANG JASA: JASA DOKTER ( PRAKTEK DOKTER ) JASA ALAT KEDOKTERAN (RADIOLOGI, LABORATORIUM) JASA PENGINAPAN, LAUDRY DLL MANUFAKTUR PERACIKAN OBAT (BAHAN BAKU PEMBUATAN RANCIKAN OBAT) DLL DAGANG PENJUALAN OBAT DLL
JENIS PERSEDIAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI PERSEDIAAN BAHAN JADI
PERSEDIAAN BAHAN BAKU Faktor-faktor yang menentukan besar/kecilnya raw material: Volume yang dibutukan untuk melindungi jalannya perusahaan terhadap gangguan jalannya proses produksi. Volume produksi yang direncanakan. Besarnya pembelian bahan mentah supaya biaya pembeliannya minimal. Estimasi fluktuasi harga bahan mentah diwaktu yang akan datang. Peraturan pemerintah yang menyangkut persediaan bahan mentah. Harga pembelian bahan mentah. Biaya penyimpanan dan resiko penyimpanan di gudang. Tingkat keusangan bahan mentah.
PERSEDIAAN BAHAN BAKU Untuk menjamin kontinuitas usahanya, perusahaan perlu menyediakan safety stock/persediaan besi/persediaan minimal bahan mentah. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar/kecilnya safety stock: Resiko kehabisan persediaan, dimana hal ini tergantung pada: Kebiasaan para leverancier menyerahkan barang. Besar/kecilnya jumlah bahan mentah yang dibeli setiap saat. Dapat diduga atau tidaknya dengan tepat kebutuhan bahan mentah untuk produksi. Hubungan antara biaya penyimpanan digudang dengan biaya ekstra yang harus dikeluarkan sebagai akibat dari kehabisan persediaan.
PERSEDIAAN BAHAN JADI Faktor-faktor yang mempengaruhi besar/kecilnya persediaan minimal barang jadi: Sifat penyesuaian skedul produksi dengan pesanan ekstra. Sifat persaingan industri. Hubungan antara biaya penyimpanan digudang (carrying cost) dengan biaya karena kehabisan persediaan (stockout cost).
METODE PERSEDIAAN IDENTIFIKASI SECARA SPESIFIK FIRST IN FIRST OUT (FIFO) LAST IN LAST OUT (LIFO) RATA RATA TERTIMBANG / WEIGHTED AVERAGE
IDENTIFIKASI SECARA SPESIFIK CARA MENGIDENTIFIKASI BIAYA-BIAYA YANG SECARA SPESIFIK MELEKAT PADA PERSEDIAAN INI HANYA DIMUNGKINKAN KALAU JENIS USAHANYA RELATIF MUDAH DIIDENTIFIKASI SECARA JELAS CONTOH : AGEN PENJUALAN MOBIL, ALAT-ALAT BERAT, REAL ESTATE DAN PRODUK DENGAN NILAI YANG TINGGI SEMENTARA PERPUTARANNYA RENDAH. ADAKAH RUMAH SAKIT YANG JENIS PERSEDIAANNYA SESUAI DENGAN METODE INI?
FIRST-IN FIRST-OUT (FIFO) PERSEDIAAN YANG PERTAMA MASUK DIGANTI DENGAN PERSEDIAAN YANG BARU HARGA POKOK PRODUKSI DITENTUKAN OLEH PERSEDIAAN LAMA DAN SEBAGIAN PERSEDIAAN BARU PERLU DIINGAT BAHWA INI HANYA PROSES PENCATATAN AKUNTANSINYA SAJA. ADAKAH RUMAH SAKIT YANG JENIS PERSEDIAANNYA SESUAI DENGAN METODE INI?
LAST-IN FIRST-OUT (LIFO) MERUPAKAN KEBALIKAN DARI LIFO HARGA POKOK PRODUKSI DITENTUKAN OLEH PERSEDIAAN YANG TERAKHIR MASUK, SEMENTARA PERSEDIAAN TERAKHIR TERDIRI ATAS PERSEDIAAN YANG MASUK LEBIH AWAL PERLU DIINGAT BAHWA INI HANYA PROSES PENCATATAN AKUNTANSINYA SAJA. ADAKAH RUMAH SAKIT YANG JENIS PERSEDIAANNYA SESUAI DENGAN METODE INI?
RATA-RATA TERTIMBANG METODE INI MENENTUKAN BESARNYA PERSEDIAAN DENGAN CARA MENGALIKAN RATA-RATA TERTIMBANG DENGAN SETIAP JENIS PERSEDIAAN. PENGGUNAAN METODE PENCATATAN YANG BERBEDA AKAN BERDAMPAK PADA HARGA POKOK PRODUKSI YANG BERBEDA PERLU DIINGAT BAHWA INI HANYA PROSES PENCATATAN AKUNTANSINYA SAJA. ADAKAH RUMAH SAKIT YANG JENIS PERSEDIAANNYA SESUAI DENGAN METODE INI?
CONTOH MISAL SEBUAH PERUSAHAAN PENYEDIA CT SCAN MEMILIKI PERSEDIAAN CT SCAN, DIBUAT PADA TAHUN YANG SAMA, MEREK BERBEDA, NAMUN PABRIK YANG BERBEDA, HARGA BELI MASING-MASING CT SCAN BERDASARKAN URUTAN PEMBELIAAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT: CT SCAN PABRIK TAIWAN RP 12 MILYAR CT SCAN PABRIK JEPANG RP 14 MILYAR CT SCAN PABRIK MALAYSIA RP 13 MILYAR CT SCAN PABRIK CINA RP 10 MILYAR CT SCAN PABRIK AMERIKA RP 15 MILYAR CT SCAN PABRIK JERMAN RP 16 MILYAR
CONTOH MISAL DALAM SATU BULAN PERUSAHAAN TERSEBUT MENJUAL CT SCAN SEBANYAK 3 BUAH JIKA PERUSAHAAN DALAM PENENTUAN PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE IDENTIFIKASI SPESIFIK, MAKA HARGA POKOK BARANG YANG DIJUAL ADALAH SEBESAR RP 40 MILYAR DAN PERSEDIAN AKHIR ADALAH 40 MILYAR JIKA PERUSAHAAN DALAM PENENTUAN PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE FIFO, MAKA HARGA POKOK BARANG YANG DIJUAL ADALAH SEBESAR RP 39 MILYAR DAN PERSEDIAAN AKHIRNYA BERNILAI RP 41 MILYAR
CONTOH JIKA YANG DIGUNAKAN ADALAH METODE LIFO MAKA HARGA POKOK BARANG YANG DIJUAL ADALAH RP 41 MILYAR DAN PERSEDIAAN AKHIRNYA ADALAH RP 39 MILYAR JIKA YANG DIGUNAKAN ADALAH METODE RATA-RATA TERTIMBANG, MAKA HARGA POKOK BARANG YANG DIJUAL ADALAH SEBESAR 3 X (RP 80 MILYAR/6) = RP 45 MILYAR DAN PERSEDIAAN AKHIR ADALAH SEBESAR RP 35 MILYAR DARI KEEMPAT METODE TERSEBUT, JIKA PENJUALAN 3 CT SCAN ITU MEMPEROLEH PENDAPATAN RP 80 MILYAR, DAN BIAYA PEMASARAN SEBESAR 2,5 MILYAR, MAKA LABA YANG DILAPORKAN DENGAN KEEMPAT METODE JUGA AKAN BERBEDA, SECARA RINCI PENGARUHNYA TAMPAK PADA TABEL BERIKUT INI:
CONTOH METODE PENJUALAN HARGA POKOK PENJUALAN BIAYA PEMASARAN LABA KOTOR IDENTIFIKASI Rp 85 MILYAR Rp 40 MILYAR Rp 2,5 MILYAR Rp 42,5 MILYAR FIFO Rp 39 MILYAR Rp 2,5 MILYAR Rp 43,5 MILYAR LIFO Rp 41 MILYAR Rp 41,5 MILYAR RATA-RATA Rp 45 MILYAR Rp 37,5 MILYAR
ANALISIS DENGAN DEMIKIAN MAKA PAJAK PENDAPATAN YANG HARUS DIBAYAR AKAN DIPENGARUHI OLEH LABA YANG DILAPORKAN, DAN AKHIRNYA ALIRAN KAS JUGA AKAN DIPENGARUHI OLEH SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN INI. DALAM KONDISI INFLASI DIMANA HARGA-HARGA CENDERUNG AKAN NAIK, MAKA METODE FIFO AKAN MENGAKIBATKAN HPP CENDERUNG RENDAH, DAN AKIBATNYA LABA YANG DIPEROLEH TAMPAK LEBIH BESAR SEDANGKAN JIKA MENGGUNAKAN LIFO AKAN MENGAKIBATKAN HPP CENDERUNG LEBIH TINGGI DAN LABA YANG DIPEROLEH TAMPAK LEBIH RENDAH NAMUN INGAT LABA BESAR AKAN MENGELUARKAN PAJAK YANG BESAR.
BIAYA PERSEDIAAN Biaya inventory terdiri dari biaya variable dan biaya tetap. Biaya variable misalnya: biaya asuransi persediaan, upah buruh yang mengurus penerimaan barang. Biaya tetap misalnya: biaya depresiasi gudang yang digunakan, biaya pemeliharaan gudang, biaya buruh yang menjaga gudang, biaya pemanasan. Ditinjau dari sifat perubahannya terhadap perubahan jumlah inventory, maka biaya variable dapat dibedakan atas: Set-up cost atau procurement cost: biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi pesanan. Set-up cost akan makin besar jika order quantity makin kecil. Carrying cost atau storage cost: biaya yang besarnya didasarkan pada average inventory dalam rupiah.
BIAYA PERSEDIAAN Set-up cost terdiri dari: Biaya selama proses persiapan. Biaya pengiriman pesanan. Biaya penerimaan barang yang dipesan: bongkar muat gudang, pemeriksaan material yang diterima, mempersiapkan laporan penerimaan, mencatat dalam material record cards. biaya processing pembayaran.
BIAYA PERSEDIAAN Carrying cost terdiri dari: Biaya sewa gudang Biaya pemeliharaan material Biaya penghitungan barang yang dibeli Biaya asuransi Biaya modal Pajak dari persediaan yang ada dalam gudang.
ECONOMIC ORDER QUANTITY(EOQ) EOQ adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya minimal (supaya pembelian optimal). RUMUS EOQ: EOQ = √ 2 x R x S = √ 2 x R x S P x I C R = Jumlah dalam unit yang dibutuhkan selama satu periode tertentu. S = Biaya pesanan tiap kali pesan. P = Harga pembelian per unit yang di bayar. I = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang yang dinyatakan dalam persentasi dari nilai rata-rata persediaan dalam rupiah. C = Biaya penyimpanan per unit.
EOQ Syarat menggunakan EOQ: Harga barang tetap Barang harus stabil Barang selalu tersedia di pasar. Total incremental cost (TIC) = S . R + Q . C Q 2 Q = Kuantitas pesanan
CONTOH EOQ RUMAH SAKIT “X” KEBUTUHAN AKAN JARUM SUNTIK SELAMA 1 PERIODE ADALAH 20.000 UNIT. BIAYA SETIAP KALI PESAN ADALAH RP 10.000,-. BIAYA SIMPAN PER UNIT ADALAH RP 100,- HARGA PER UNIT BAHAN RP 1.000,- BERAPA JUMLAH PEMESANAN YANG OPTIMAL UNTUK RUMAH SAKIT TERSEBUT UNTUK KEBUTUHAN JARUM SUNTIKNYA?
CONTOH EOQ JAWAB RUMUS Q = √ 2 x R x S C Q = √ 2(20.000) (10.000) 100 Q = 2.000 UNIT
CONTOH EOQ DAN DALAM SETAHUN DILAKUKAN PEMESANAN SEBANYAK 10 KALI DENGAN BIAYA PESAN SEBESAR RP 10 X RP 10.000,- = RP 100.000,- SERTA BIAYA SIMPAN SEBESAR (2000/2)XRP 100,- = RP 100.000,- SEHINGGA TOTAL BIAYA PADA JUMLAH PEMESANAN YANG OPTIMAL ADALAH SEBESAR RP 200.000,-
RE ORDER POINT Reorder point adalah saat dimana harus dilakukan pemesanan kembali sehingga penerimaan material yang dipesan adalah tepat pada waktu dimana persediaan diatas safety stock sama dengan nol. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya reorder point: Safety stock (SS) Lead Time (LT) : penggunaan material selama tenggang waktu penggunaan barang. Reorder Point (ROP) = SS + LT
RE ORDER POINT RUMUS: ROP = EOQ X LT (W.OP/ J.PSN) KET: LT = LEAD TIME W.OP = WAKTU OPERASIONAL RUMAH SAKIT DALAN SATU PERIODE J.PSN = BANYAKNYA KALI PESAN DALAM SATU PERIODE
CONTOH ROP DARI CONTOH SEBELUMNYA DENGAN KEBUTUHAN 20.000 UNIT JARUM SUNTIK DIPEROLEH EOQ = 2.000 UNIT. MISALKAN BAHWA KEBUTUHAN AKAN BAHAN BAKU DIKETAHUI PASTI, TETAPI UNTUK PEMESANAN DIPERLUKAN WAKTU 8 HARI MISALKAN SATU TAHUN RUMAH SAKIT BEROPERASI SELAMA 320 HARI ITU BERARTI SELAMA SETAHUN RUMAH SAKIT HARUS MEMESAN SETIAP 32 HARI. ITU BERARTI BAHWA PERSEDIAAN SEBESAR 2.000 UNIT AKAN HABIS DIGUNAKAN DALAM JANGKA WAKTU 32 HARI.
CONTOH ROP DENGAN DEMIKIAN RUMAH SAKIT HARUS MELAKUKAN PEMESANAN SAAT PERSEDIAAN YANG ADA HANYA CUKUP UNTUK BEROPERASI SELAMA WAKTU MENUNGGU HINGGA PESANAN YANG BARU TIBA ATAU LEAD TIME, YAITU SEBESAR: ROP = 2.000 X 8 = 500 UNIT 32