PERAN IPI DALAM PENGEMBANGAN PERPUSTAKAN SEKOLAH Oleh Zulfikar Zen, MA PP Ikatan Pustakawan Indonesia
FORUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH INDONESIA Makalah SEMINAR ILMIAH FORUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH INDONESIA Jakarta, 21 September 2005
SEJARAH IPI Lahir 6 Juli 1973, di Ciawi Bogor Berazaskan Pancasila dan UUD 1945 Merupakan gabungan atau fusi dari berbagai organisasi pustakawan, antara lain APADI (Asosiasi Perpustakaan ARSIP dan Dokumentasi Indonesia dan HPCI (Himpunan Pustakawan Chusus Indonesia)
IPI IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA Ikatan Pelajar Indonesia (komunis) Ikatan Paranormal Indoensia Ikatan Pemulung Indonesia
TUJUAN IPI Meningkatkan profesionalisme pustakawan Indonesia Mengembangkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi Mengabdikan dan mengamalkan tenaga dan keahlian pustakawan untuk bangsa dan negara (AD IPI pasal 7)
KEGIATAN IPI Mengadakan berbagai kegiatan ilmiah di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi di dalam maupun luar negeri Mengikut-sertakan pustakawan dalam pelaksanaan program pemerintah dan pembangunan nasional di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi Menerbitkan atau mempublikasikan bahan pustaka di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi Membina forum komunikasi antar pustakawan dan/ atau kelembagaan perpustakaan, dokumentasi dan informasi (AD IPI pasal 8)
PUSTAKAWAN Seorang yg melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan memberikan layanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan
KEWAJIBAN ANGGOTA Kewajiban Kepada Bangsa dan Negara Kewajiban Kepada Masyarakat Kewajiban Kepada Profesi Kewajiban Kepada Rekan Sejawat Kewajiban Kepada Pribadi
KEPADA BANGSA DAN NEGARA Menjaga martabat dan moral serta mengutamakan pengabdian dan tanggung jawab kepada instansi tempat bekerja, bangsa dan negara
KEPADA MASYARAKAT Melaksanakan pelayanan perpustakaan dan informasi secara cepat, tepat dan akurat dengan santun dan tulus. Melindungi kerahasiaan dan privasi menyangkut informasi yang ditemui atau yang dicari. Mengambil bagian dalam kegiatan yg diselenggarakan masyarakat dan lingkungan tempat bekerja Menciptakan citra perpustakaan baik di mata masyarakat
KEPADA PROFESI Melaksanakan AD/ART IPI dan Kode Etik IPI Memegang prinsip kebebasan intelektual dan menjauhkan diri dari usaha sensor sumber bahan perpustakaan dan informasi Menyadari dan menghormati hak miliki intelektual yang berakitan dengan bahan perpustakaan dan informasi
KEPADA REKAN SEJAWAT Memperlakukan rekan sekerja berdasarkan sikap saling menghormati, dan bersikap adil kepada rekan sejawat, serta berusaha meningkatkan kesejahteraan mereka.
KEPADA PRIBADI Menghindarkan diri dari menyalah-gunakan fasilitas perpustakaan untuk kepentingan pribadi, rekan sekerja dan pengguna tertentu. Dapat memisahkan antara kepentingan pribadi dan kegiatan profesional kepustakawanan. Berusaha meningkatkan dan memperluas pengetahuan, kemampuan diri dan profesionalisme.
HAK ANGGOTA Mendapatkan perlindungan hukum dari organisasi Menyampaikan pendapat secara tertulis atau lisan untuk perbaikan organisasi Memperoleh publikasi/informasi dari pengurus Mendapatkan penjelasan tertulis atau lisan tentang program kerja organsasi Memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi dalam program pembinaan dan pengembangan
IPI dan FPSI IPI yang menjadi anggota adalah individu tanpa membeda tempat bekerja. Anggota IPI tersebar di berbagai jenis perpustakaan. Perpustakaan sebagai anggota dapat menjadi anggota. FPSI yang menjadi anggota adalah lembaga. Orang yang tidak mengelola Perspustakaan Sekolah bukan anggota forum
PROFIL PUSTAKAWAN PROFESIONAL Berpendidikan formal ilmu perpustakaan, gemar membaca, trampil, kreatif, cerdas, tanggap, berwawasan luas, berorientasi ke depan, mampu menyerap ilmu lain, objektif (berorientasi pada data), generalis di satu sisi, tetapi memiliki disiplin ilmu tertentu di pihak lain, berwawasan lingkungan, mentaati etika propesi pustakawan, mempunyai motivasi tinggi, berkarya di bidang kepustawanan dan mampu melaksanakan penelitian dan penyuluhan (Hasil Lokakarya PB-IPI, 9-11 Agustus 1994)
KEPRIBADIAN DAN PRILAKU PUSTAKAWAN PROFESIONAL Bertaqwa kepada Tuhan YME, bermoral Pancasila, mempunyai tanggungjawab sosial, dan kesetiakawanan, memiliki etos kerja yg tinggi, mandiri, loyalitas tinggi terhadap profesi, luwes, komunikatif, bersikap suka melayani, ramah dan simpatik, terbuka terhadap kritik dan saran, selalu siaga dan tanggap terhadap kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi, berdisiplin tinggi dan menjunjung tinggi etika pustakawan Indonesia
(Sumber : SK Menpan 132 Tahun 2002 dan PUSTAKAWAN PNS Pejabat fungsional pustakawan adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi pemerintah, dan/atau unit tertentu lainnya. (Sumber : SK Menpan 132 Tahun 2002 dan Kep. Kapernas No. 10 tahun 2004)
(Sumber: Data Perpustakaan Nasional RI 2004) JUMLAH PUSTAKAWAN PNS Pendidikan Jumlah % <= SLTA 1062 41,23 Diploma & SM 608 23,60 S1 791 30,71 S2 85 3,30 S3 1 0,04 Tda 29 1,13 2576 100,00 (Sumber: Data Perpustakaan Nasional RI 2004)
(Sumber: Data Perpustakaan Nasional RI 2004) Sebaran Pustakawan Jenis Perpustakaan Jumlah % S1 S2 Perpustakaan Sekolah 40 1,55 Perpustakaan Umum 5 0,19 Perpustakaan Khusus 98 17 3,80 0,66 Perpustakaan Provinsi 182 3 7,06 0,12 Perpustakaan Nasional RI 86 13 3,34 0,50 Perpustakaan Perguruan Tinggi 380 52 14,75 2,02 (Sumber: Data Perpustakaan Nasional RI 2004)
PUSTAKAWAN SEBAGAI PROFESI SEBAGAI PEKERJAAN atau SEBAGAI PROFESI
PEKERJAAN sebagai PROFESI Melakukan pekerjaan yang bersifat intelektual Merupakan pekerjaan ilmiah berdasarkan pengetahuan Memiliki pekerjaan praktikal, tidak hanya teori Terorganisir secara sistematis Memiliki standar dalam melakukan pekerjaan Pekerjaan berorietasi pada layanan pemakai. Sumber: Abraham Flexter (Bowden 1994)
PEKERJAAN sebagai PROFESI Melalui pelatihan khusus untuk praktek sebagai profesi Melalui pendidikan atau pelatihan dengan muatan intelektual yg signifikan Memiliki kemampuan memberikan layanan kepada masyarakat Memiliki izin untuk berpraktek Menjadi anggota profesi Memiliki otonomi dalam pekerjaan Sumber : Michael Bayles (1981)
PEKERJAAN sebagai PROFESI Memiliki pengetahuan keterampilan khusus Memiliki lembaga pendidikan profesi Memiliki lembaga pelatihan (internship) Memiliki otoritas dan mandiri dalam pekerjaan Memiliki organisasi dan Kode Etik Memiliki standar Memiliki orientasi layanan kepada masyarakat Semua persyaratan ini dipenuhi oleh IPI
PERPUSTAKAAN SEKOLAH Oleh Drs H. Zulfikar Zen, MA Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia 0818945958 / 7872353 R, 4702624
3 PILAR PERPUSTAKAAN PEMAKAI KOLEKSI PUSTAKAWAN
1. PEMAKAI Guru dan murid Perp. Sekolah Mahasiswa & dosen Perp. Perg.Tinggi Masyarakat Perp. Umum Peneliti dan staf Perp. Khusus Terdiri dari Pemakai POTENSIAL Pemakai AKTUAL; Aktif dan Pasif
ISTILAH PEMAKAI Pemakai (users) Anggota (members) Pelanggan (customers) Pembaca (readers) Pemerhati (patrons) Klien (clients) Pengunjung (visitors)
(printed, recorded, online) 2. KOLEKSI Fiksi atau Non-fiksi Tercetak ; buku, koran, majalah, dsb Terekam ; CD-ROM, peta, foto, dsb, Terpasang ; e-books, e-journal, dsb. (printed, recorded, online)
3. PUSTAKAWAN Pustakawan Ahli Pustakawan Trampil Staf Perpustakaan
PUSTAKAWAN SEKOLAH Pustakawan Sekolah (school librarians) yaitu memimiliki kuaifikasi sebagai pustakawan karena pendidikan formal. Mengelola sepenuhnya Perspustakaan Sekolah Pustakawan Guru (teacher-ibrarians) yaitu guru di samping mengajar juga mengelola Perpustakaan Sekolah Staf atau pegawai perpustakaan, seseorang ditugaskan untuk menjaga perpustakaan tidak kualifikasi pustakawan dan bukan pula guru.
ISTILAH LAIN PUSTAKAWAN Ahli Informasi (information specialists) Pialang informasi (information brokers) Pramu informasi (information workers) Ahli dokumentasi (documentalists) Manajer pengetahuan (knowlegde managers). Manajer informasi (Information managers)
PUSTAKAWAN GARDA PENGETAHUAN (the guardian of knowledge) bukan PENJAGA BUKU (the custodian of books)
MASALAH Pustakawan Indonesia terbatas baik kuantitas (jumlah) maupun kualitas (mutu) Lembaga pendidikan formal ilmu perpustakaan dan informasi terbatas, Apresiasi terhadap pustakawan masih rendah. Tunjangan fungsional II/b Rp. 125.00 dan IV/e Rp. 500.000.-
TUNJANGAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN Tahun Terendah (II/b) Tertinggi (IV/e) Kerpres/Th 1992 Rp.22.500.- Rp. 110.000.- Kepres 65/1992 2000 Rp.92.500 Rp.. 185.000.- Kepres /2000 2003 Rp. 125.000.- Rp. 500.000.- Kepres 86/2003
Perguruan Tinggi Tahun Berdiri Program Tempat Universitas Indonesia 1952/1969/1990 D2/S1/S2 Jakarta IKIP (kini UPI)Bandung 1974-1984 S1 Bandung Universitas Hasanuddin 1978 D3 / S1 Ujung Pandang Universitas Sumatera Utara 1980/1984 S1/D3 Medan Institut Pertanian Bogor 1982/ 2005 D3/S2 Bogor Universitas Airlangga 1982 D3 Surabaya Universitas Padjadjaran 1984 Universitas Islam Nusantara Universitas Negeri Padang 2002 Padang
Universitas Gadjah Mada 1986 D3 Yogyakarta Universitas Lancang Kuning ** 1990 Pakan Baru Universitas Sam Ratulangi 1992 Manado Universitas Yarsi ** 1993 / 1999 D3 / S1 Jakarta Universitas Diponegoro 1997 Semarang Universitas Terbuka 1993 D2 Universitas Lampung 1998? Lampung IAIN Ar Raniry, Aceh 1995 Aceh IAIN Imam Bonjol Padang 1998 Padang Universitas Bengkulu 1997/1998 Bengkulu Universitas Islama Nenegri (d/h IAIN) Syarif Hidayatullah Jakar 1999 S1 IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta D3/S1
PERANAN ORGANISASI PROFESI Menjamin Kompetensi Profesional; bertanggungjawab meningkatkan mutu profesi dengan menentukan persyaratan, standar, dan norma minimal anggota Mengawasi kegiatan dan prilaku dengan menyusun kode etik, tata tertib, lengkap dengan sanksi-sanksinya. Meningkatkan mutu dan status profesi melalui berbagai kegiatan dan aktifitas.
PERANAN ORGANISASI PUSTAKAWAN (1) Lembaga Profesional bagi pekerja di bidang Perpustakaan, Informasi dan Arsip (PIA) Memonitor peraturan perundang2an yg mempengaruhi layanan PIA Membicarakan peraturan perundang2an yg perlu dipertimbangkan Menciptakan dan memelihara layanan PIA Mendorong manajemen yg baik dalam layanan PIA
PERANAN ORGANISASI PUSTAKAWAN (2) Meningkatkan kajian dan penelitian Menjamin diseminasi informasi yg memuaskan pengguna Bekerjasama dengan asosiasi sejenis dan badan-badan lain, naional atau internasional Menangani ketentuan hukum yg terkait dg tujuan2 di atas. (Sumber : Guidelines Unesco, 1989)
PERANAN IPI KEDALAM Meningkatkan kuantitas dan kualitas pustakawan KELUAR Memperjuangkan eksistensi perpustakaan dan pustakawan
AKTIFITAS IPI (1) Mendorong berdirinya lembaga pendidikan formal perpustakaan di Indonesia dan mengawasi mutu melalui akreditasi BAN (Badan Akreditasi Nasional) Mengadakan berbagai kegiatan ilmiah, pendidikan non-formal atau pelatihan untuk meningkat kemampuan anggota Menerbitkan majalah ilmiah sebagai komunikasi ilmiah Mengadakan Rapat Kerja dan Kongres untuk silaturahmi dengan anggota Berperan aktif dan menjalin kerjasama dengan lembaga lain dalam dan luar negeri,
AKTIFITAS IPI (2) Ikut serta dalam berbagai kegiatan nasional, regional dan internasional. Berperan aktif menjalin komunikasi dengan lembaga terkait Mempromosikan perpustakaan dan pustakawan melalui berbagai kegiatan dan aktifitas
PENDIDIKAN, PERPUSTAKAAN DAN MUTU Untuk dapat menghasilkan manusia bermutu adalah melalui PENDIDIKAN Untuk menghasilkan pendidikan bermutu haruslah dengan PERPUSTAKAAN
PESERTA YANG TIDAK LULUS UN 2005 >16% MUTU PENDIDIKAN PESERTA YANG TIDAK LULUS UN 2005 >16% 7 PROPINSI DI ATAS 30% ; Bengkulu 44,48%, 5. Kalsel 36,90% NAD 38,98%, 6. Sulteng 36,00% NTT 38,98%, 7. Kalbar 34,77% Papua 38,21% MINIMAL KELULUSAN 4,26 (Malaysia 6.00)
MUTU PENDIDIKAN (2) MINIMAL KELULUSAN 4,26 (Malaysia 6.00) Siswa SMA. 9 PROPINSI TL UN 2005 > 30%, Papua 55.02% 6. Kalsel 43,90% NTT 54,94%, 7. Kalteng 42,46% Bengkulu 52,51%, 8. Kalbar 39,83% Sulteng 49,69% 9. Maluku 35,33% NAD 47,62%, MINIMAL KELULUSAN 4,26 (Malaysia 6.00)
LITERASI MEMBACA 1. Studi PISA tahun 2001 yang diikuti oleh 42 negara oleh OECD; Kemapuan siswa Indonesia dalam MEMBACA, MATEMATIKA DAN SAINS tidak menggembirakan. 2. Literasi membaca adalah (a) keterampilan menemukan informasi, (b) memahami dan menafsirkan bacaan, serta (c). melakukan refleksi terhadap apa yang dibaca
INDONESIA PALING RENDAH 3. Indonesia peringkat ke-39 (nilai 371), di atas Albania (349), dan Peru (327). Di bawah Thailand peringkat ke-32 (431) 4. Hasil studi menyimpulkan siswa Indonesia 31,1% di bawah level-1, 7,6% pada level-1, 24% pada level-2, 6.1% pada level-3, 0,4% pada level-4, 0.0% pada level-5. (tak satupun)
Umpan balik (feed-back) Environmental input Internal input output outcome Guru Kurikulum Perpust. Sarana Siswa PROSES Luaran Dampak Umpan balik (feed-back) Gambar 1
DASAR HUKUM UU 20 TAHUN 2003 SISTEM NASIONAL PENDIDIKAN PP 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PERMENDKNAS 11 TAHUN 2005 TENTANG BUKU TEKS PERMENDIKNAS 24 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN (SD-SMP-SMA) PERMENDIKNAS 33 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN SLB PERMENDIKNAS 40 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN SMK
Status quo? “banyak proses pendidikan dimana anak didik hanya duduk dalam kelas mendengarkan guru dan mengutamakan menghafal pelajaran serta meyakini kebenaran apa yang dikatakan guru mereka, siswa tidak didorong untuk proaktif dan melakukan observasi sendiri. Dalam hal ini posisi anak didik menerima guru memberi dan cara ini harus diubah karena ada kecenderungan bertujuan untuk mempertahankan status quo”.
SUMBER ILMU GURU : Pendidik, Pengajar, Dosen, Ustaz, Instruktur, Penatar, Supervisor, dsb. BUKU : Buku, Majalah, Surat Kabar, Bahan Pandang Dengan, Multi Media dsb. ALAM : Pengalaman, pengamatan dsbnya.
GURU Adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada sesorang (anak didik, mhs, dsb). Lazimnya dilakukan secara tatap muka. Kemampuan guru memberikan ilmunya akan mementukan jumlah ilmu yang dimiliki oleh anak didiknya. Guru proaktif dan dapat menyesuaikan dengan lingkugan, dapat berdiskusi, tanya jawab dsbnya. Guru memiliki keterbatasan waktu, tenaga dan daya ingat, memburu ilmu-ilmu yang baru juga terbatas.
BUKU Adalah media komunikasi untuk menyampaikan ilmu, ide, pengalaman, keahlian dsb kepada orang lain secara tertulis. Bersifat pasif, tetapi dapat dimanfaatkan kapan dan dimana saja. Penulis buku, pada hakikatnya sama dengan GURU, tetapi tidak diketahui siapa muridnya, kapan dan dimana terjadinya proses pembelajaran. Melalui buku jumlah muridnya lebih banyak dan dapat dari satu generasi ke generasi berikutnya.
KBK merespon terhadap : KBK dan MUTU KBK merespon terhadap : Buruknya Mutu Pendd No. 112 dari 175 negara, Vietnam (110) Penerapan HAM, termasuk pendidikan Kehidupan Demokrasi Desentralisasi /otonomi daerah Persatuan dan kesatuan bangsa, kepastian hukum, kehidupan beragama dan ketahanan budaya Perkembangan Iptek dan pengelolaan lingkungan
1994 Fokus Kognitif Guru sbg pusat pembelajaran Klasikal Monoton TIK dan TIU Ditentukan Pemerintah Seragam semua sekolah Target menyampaikan semua materi Fokus hasil akhir
2004 Kognitif, afektik dan psikomotorik Guru fasilitator Dalam dan luar klas Bervariasi Berdasar sumberdaya yg ada Mencapai kompetensi tertentu Materi sesuai dg kompetensi Pusat materi pokok, & kebutuhan masy. Target memberikan pengalaman belajar untuk kompetensi tertentu Fokus pada proses dan hasil pembelajaran
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Berpusat pada siswa Belajar dengan melakukan, mengalami, praktek Mengembangkan: = kemampuan sosial = keingintahuan, imajinasi, fitrahbertuhan = keterampilan dan memecahkan masalah = Kreatifitas siswa
Kurikulum 2004 Demokratisasi pembelajaran Peserta didik sebgaia subjekdan Guru fasiltator Di dalam dan luar klas dengan Metode pembelajaran yang bervariasi Siswa sbg pembangun gagasan Materi pembelajaran harus aplikatif Siswa harus memiliki ketrempilan hidup Manajemen pendidikan, akuntabel, lincah, tranparan dan melibatkan masyarakat. Lembaga pendidikan memiliki otonomi luas
PERAN PERPUSTAKAAN Pusat sumber belajar mengajar, Pusat sumber untuk penelitian Pusat pengambdian pada masyarakat Pusat penyebaran informasi Pusat pelestarian ilmu dan budaya
KENDALA INTERNAL SDM tidak profesional Koleksi terbatas, kuantitas dan kualitas Layanan masih terbatas Promosi terbatas Sarana akses terbatas Sarana dan prasarana terbatas Lokasi kurang strategis Dana terbatas dan tak jelas Kurang kerjasama
KENDALA EKTERNAL Status Lembaga dan Pustakawan Dana terbatas dan sering tak jelas Kepddulian terbatas, lain sikap koginitif dengan sikap prilaku Sistem pembelajaran model lama Keterlibatan dan rasa kepemilikian pemakai kurang Bahasa Asing, terutama Inggris dan Arab terbatas Minat Baca rendah Munculnya Media Elektorniks Kaadaan Sosial Ekonomi
TIM SUKSES PERPUSTAKAAN Pustakawan Kepala Sekolah Guru Orang Tua Murid Pemerintah
SISWA SBG TSP Memanfaatkan Memberikan masukan Memelihara dan menjaga Bersikap positif Mempromosikan katakan : Perpustakaan Kita
GURU SBG TSP Mengajar berbasis bacaan Memanfaatkan Perpustakaan Memberikan masukan, terutama bidangnya Memelihara dan menjaga perpustakaan Mempromosikan perpustakaan Bersikap positif perpustakaan Katakan Perpustakaan Kita
KEPALA SEKOLAH SBG TSP Memposisikan PS sebagai pnentu mutu Penyediaan Tenaga yang bermutu Dana yang rutin dan jelas Memberikan apresiaisi kepada pustakawam, guruu dan siswa Menjalin Kerjasama dg dengan lembaga lain, terutama dg Perpustakaan Umum
PUSTAKAWAN SBG TSP Bekerja secara profesional Layanan berorientasi memuaskan pengguna Menjalin kerjasama dengan pihak lain terkait Berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua siswa serta masyarakat.
PEMERINTAH SBG TSP Peningkatan Mutu Pendidikan = Peningkatan Mutu Perpustakaan Penyediaan UU dan Peraturan yg mendudkun Peran Perpustakaan di sekolah Kurikulum yang berbasisi literatur Penyediaan Dana, 20% APBN, APBD untuk pendidikan, 5-10% nya untuk Perpustakaan Sekolah
PENUTUP PENDIDIKAN adalah kunci untuk meningkatkan mutu warga negara PERPUSTAKAAN diperlukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Perpustakaan adalah wadah belajar sepanjang hayat, terutama bagi mereka yang tidak mampu membeli bahan bacaan Jumlah & mutu perp. harus ditingkatkan.
PUSTAKAWAN ADALAH PENDIDIK IF you plan a year, plant a seed. If for ten years, plant a tree. If for a hundred years, TEACH THE PEOPLE. When you sow a seed once, you will reap a single harvest. When you teach the people, you will harvest a hundred harvests”.
TERIMA KASIH WASSALAM
DAFTAR BACAAN (1) Bayle, Michael D. Professional ethics.– Belmont California : Wadworth Publishing Co, 1981 Bowden, Russel “Professional responsibilities of librarians and information workers”.– IFLA Journal : 20 (2) 1994 Ikatan Pustakawan Indonesia Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPI.– Jakarta : PP IPI, 2003 Harahap, Basral Hamidy dan J.N.B. Tairas Kiprah pustakawan : seperabad Ikatan Pustakawan Indonesia, 1973-1998,-- Jakarta : PB IPI, 1998
DAFTAR BACAAN (2) Surat Keputusan MenPAN No. 18 Tahun 1988 dan No. 132 Tahun 2003 tentang Jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya Surat Keputusan Kepala Perpustakan Nasional RI No. 10 Tahun 2004 tentang Petunjuk teknis jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya Unesco Guidelines for the management of professional association in the fields of archives, library and information work PGI-89/WS/11.– Unesco, 1989 Zen, Zulfikar The role of library schools in continuing education of professional university librarianship: with special reference to Indonesia.– Paper presented at Colloquium Acadameic Library Information Resources for Asian Scholarship.– Kuala Lumpur : University of Malaya, 3-5 Nov. 1997