Kenali Zat Pewarna Pakaian pada Makanan Serta Dampaknya

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAHAN KIMIA RUMAH TANGGA
Advertisements

BAHAYA PENGGUNAAN NARKOBA
PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA
Zat Warna Alami Wildan Suhartini ( )
Makanan Jajanan Aman untuk Anak
Menggali Manfaat Buah Buruk Rupa
Ciri-ciri Daging Oleh : Ristiawati.
Bahaya Dibalik Kemasan Makanan
PRESENTATION KIMIA FORMALDEHIDA O C H DIAN FITRI SARIASTUTI XII IPA 3.
MENGEVALUASI MENU DAN MAKANAN YANG DI OLAH
ZAT WARNA ALAM.
ZAT ADITIF DALAM BAHAN MAKANAN
ZAT ADITIF DALAM BAHAN MAKANAN
TRANSFER PANAS PADA PEMASAKAN (modul 4)
Nama Kelompok : Sylvia Nanda N.A ( ) Aulia Kurnia R. ( )
Keragaman metabolit sekunder
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
ZAT ADITIF DALAM BAHAN MAKANAN
Bahan Kimia dalam kehidupan
PENGENDALIAN PROSES UNTUK MENGATASI BAHAYA
Bahaya Makanan Jajanan Bagi Anak Kita
Komunikasi Dan Penyuluhan Pertanian Putri Lestari C
Bahaya Dibalik Kemasan Makanan
LABEL BAHAN MAKANAN DAN ZAT ADITIF DALAM BAHAN MAKANAN
ZAT ADITIF PUPUK DAN PESTISIDA
DIRIMU ADALAH APA YANG KAMU MAKAN
SIFAT SIFAT DAGING.
Makanan jajajan yang sehat dan tidak sehat pada anak usia sekolah
Defnisi Limbah DAN RUANG LINGKUP
Bahaya Kandungan Formalin pada Makanan
STANDAR BAHAN PEWARNA MAKANAN
Mengidentifikasi dan menilai mutu pangan
Pasar Persaingan monopolistis
MANFAAT DAN BAHAYA BAHAN TAMBAHAN PANGAN
PENTINGNYA SARAPAN PAGI UNTUK ANAK SEKOLAH
Pengantar Ir. Priyanto Triwitono, MP.
MENGEVALUASI MENU DAN MAKANAN YANG DI OLAH
Merokok adalah Pintu Menuju Narkoba Mengapa orang harus merokok
Pisang Raja Penyembuh Gangguan Pencernaan
Klorofil, Si Hijau Pencegah Penyakit
Workshop hasil litbang BBKK
PENGGOLONGAN OBAT.
Zat Warna Alami Wildan Suhartini (
Bengkuang Bengkuang adalah salah satu buah-buahan yang terdapat pada makanan seperti rujak dan asinan. Buah ini berasal dari daerah Amerika Tengah dan.
Nabila Qorina Firdaus XII IPA 3
UJI NILAI DAN MANFAAT PAKAN
Gejala Alam Biotik dan Abiotik
Kulit Awet Muda Berkat Kedelai
BAHAN KIMIA DALAM MAKANAN
ZAT ADITIF DAN ADIKTIF DISUSUN OLEH : NAMA: NUR AJENG SUNA ATMIA
BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) ALAMI
TRANSFER PANAS PADA PEMASAKAN (modul 4)
Bahan Kimia dalam kehidupan
Bahan Kimia dalam kehidupan
ZAT – ZAT ADITIF DALAM MAKANAN
Bahan Kimia dalam kehidupan
PENCEMARAN AIR next.
DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN
Trend Isuue Awet Dengan Boraks
ZAT ADITIF PUPUK DAN PESTISIDA
Makanan Jajanan Aman untuk Anak
Zat Berbahaya pada Makanan
PENGGOLONGAN OBAT.
Belerang adalah salah satu unsur kimia yang tidak termasuk dalam kelompok mineral logam. Manfaat Belerang dalam Industri dan Kesehatan Belerang dalam tabel.
PENGAWASAN KUALITAS MAKANAN. Tujuan umum :  Mampu melakukan pengendalian keamanan mak min Tujuan Khusus :  Mampu menjelaskan pengaruh lingk fisik mak.
PENGELOLAAN MENU Guntoro, S.Gz.
PENGELOLAAN MENU Guntoro, S.Gz.
LIMA KUNCI KEAMANAN PANGAN WHO
ZAT ADITIF. Kompetensi Dasar Indikator 3.6 Menjelaskan berbagai zat aditif dalam makanan dan minuman, zat adiktif, serta dampaknya terhadap kesehatan.
DIRIMU ADALAH APA YANG KAMU MAKAN SABTANTI HARIMURTI, PH.D., APT.
Transcript presentasi:

Kenali Zat Pewarna Pakaian pada Makanan Serta Dampaknya Penampilan makanan, termasuk warnanya, sangat berpengaruh untuk menggugah selera. Penambahan zat pewarna pada makanan bertujuan agar makanan lebih menarik. Zat pewarna sendiri secara luas digunakan di seluruh dunia. Di Indonesia, sejak dahulu orang banyak menggunakan pewarna makanan tradisional yang berasal dari bahan alami, misalnya kunyit untuk warna kuning, daun suji untuk warna hijau dan daun jambu untuk warna merah. Pewarna alami ini aman dikonsumsi namun mempunyai kelemahan, yakni ketersediaannya terbatas, dan warnanya tidak homogen sehingga tidak cocok digunakan untuk industri makanan dan minuman. Penggunaan bahan alami untuk produk massal akan meningkatkan biaya produksi menjadi lebih mahal dan lebih sulit karena sifat pewarna alami tidak homogen sehingga sulit menghasilkan warna yang stabil. Kemajuan teknologi pangan pangan memungkinkan zat pewarna dibuat secara sintetis. Dalam jumlah yang sedikit, suatu zat kimia bisa memberi warna yang stabil pada produk pangan. Dengan demikian produsen bisa menggunakan lebih banyak pilihan warna untuk menarik perhatian konsumen. Zat pewarna pada makanan secara umum digolongkan menjadi dua kategori yaitu zat pewarna alami dan zat pewarna sintetis. Zat pewarna alami merupakan zat pewarna yang berasal dari tanaman atau buah-buahan. Secara kuantitas, dibutuhkan zat pewarna alami yang lebih banyak daripada zat pewarna sintetis untuk menghasilkan tingkat pewarnaan yang sama. Pada kondisi tersebut, dapat terjadi perubahan yang tidak terduga pada tekstur dan aroma makanan. Zat pewarna alami juga menghasilkan karakteristik warna yang lebih pudar dan kurang stabil bila dibandingkan dengan zat pewarna sintetis. Oleh karena itu zat ini tidak dapat digunakan sesering zat pewarna sintetis. Zat pewarna sintesis merupakan zat pewarna buatan manusia. Zat pewarna sintetis seharusnya telah melalui suatu pengujian secara intensif untuk menjamin keamanannya. Karakteristik dari zat pewarna sintetis adalah warnanya lebih cerah, lebih homogen dan memiliki variasi warna yang lebih banyak bila dibandingkan dengan zat pewarna alami. Disamping itu penggunaan zat pewarna sintetis pada makanan bila dihitung berdasarkan harga per unit dan efisiensi produksi akan jauh lebih murah bila dibandingkan dengan zat pewarna alami. Para konsumen pun hendaknya selalu mendapatkan informasi tentang komponen-komponen yang terkandung dalam zat pewarna sintetis tersebut. Pemerintah sendiri telah mengatur penggunaan zat pewarna dalam makanan. Namun demikian masih banyak produsen makanan, terutama pengusaha kecil, yang menggunakan zat-zat pewarna yang dilarang dan berbahaya bagi kesehatan, misalnya Rhodamine B sebagai pewarna untuk tekstil atau cat yang pada umumnya mempunyai warna yang lebih cerah, lebih stabil dalam penyimpanan, harganya lebih murah, dan produsen pangan belum menyadari bahaya dari pewarna tersebut. Rhodamin B adalah pewarna sintetis yang digunakan pada industri tekstil dan kertas. Rhodamin B berbentuk serbuk kristal merah keunguan dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar. Rhodamin B dilarang digunakan sebagai pewarna pangan. Nama dagang Rhodamin B, antara lain: Tetra Ethyl, Rheonine B, D & C Red No. 19, CI Basic Violet 10, CI No. 45179. Ciri - ciri pangan mengandung Rhodamin B : Berwarna merah menyala, bila produk pangan dalam bentuk larutan/minuman warna merah berpendar atau berflueresensi. Dalam pengelolaan tahan terhadap pemanasan (direbus/digoreng warna tidak pudar). Banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen (misalnya pada kerupuk, es puter). Bahaya Rhodamin B terhadap kesehatan Rhodamin B sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa: iritasi pada saluran pernapasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, iritasi saluran pencernaan, dan bahaya kanker hati. Bahaya akut Rhodamin B bila sampai tertelan maka dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan dan air seni akan berwarna merah atau merah muda. Apabila terpapar Rhodamin B dalam waktu yang lama, maka dapat menyebabkan gangguan pada fungsi hati dan kanker hati. Penyalahgunaan Rhodamin B untuk pewarna pangan telah ditemukan untuk berapa jenis pangan. Pangan tersebut antara lain adalah kerupuk, terasi, dan pangan jajanan yang berwarna merah.