4. POLONISASI (Penyerbukan)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Welcome to biologic fantastic
Advertisements

BAGIAN-BAGIAN BUNGA oleh : PUSPITA AULIA HAQ
Reproduksi Generatif pada Spermatophyta
Kelas 8 semester 1.
Kontrol Persilangan Ida Ayu Astarini.
Perkembangan Gametofit
STRUKTUR FUNGSI DAN TIPE BUNGA
DUNIA TUMBUHAN CIRI-CIRI TUMBUHAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN
FERTILISASI / PEMBUAHAN
SISTEM REPRODUKSI TUMBUHAN Kelompok V III: Syafira Imaniar ( )
Perkembangbiakan Tumbuhan
Struktur dan fungsi tumbuhan
PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN BIJI
Pembungaan : induksi dan inisiasi
Dedeh Kholilah Wati WELCOME E N U Y B R E N K Clik here.
POKOK BAHASAN 4 PERSILANGAN TANAMAN
Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)
BIJI Hery Purnobasuki.
8. Organ Tubuh Struktur.
PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN
Agustin Mahardika NIM P.Bio USD
Teguh sutrisno ( ) Sofyan Ma’arif ( ) Isa Dora Julia ( ) Vanda Nuraida ( ) Winahyu Wardhani ( )
PERBANYAKAN TANAMAN BANYAK KEMAJUAN DALAM PERBANYAKAN TANAMAN YANG DICAPAI SEJAK DAHULU. TETAPI KEMAJUAN INI TIDAK AKAN DEMIKIAN BANYAK TANPA METODE YANG.
Kuliah ke-5 FISIOLOGI POHON
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN
FASE PERTUMBUHAN PADI.
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN
II. PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN
PERBANYAKAN TANAMAN BANYAK KEMAJUAN DALAM PERBANYAKAN TANAMAN YANG DICAPAI SEJAK DAHULU. TETAPI KEMAJUAN INI TIDAK AKAN DEMIKIAN BANYAK TANPA METODE YANG.
WIDYAWATI PUJI LESTARI
REPRODUKSI PADA TUMBUHAN
SPERMATOPHYTA.
REPRODUKSI PADA TUMBUHAN
PERKEMBANGBIAKAN GENERATIF / KAWIN / SEXUAL PADA TUMBUHAN
Penyerbukan/ polinasi
PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN
BUNGA, BUAH DAN BIJI Oleh: Setiono, M.Pd.
PRODUKSI BENIH TANAMAN :
PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN
SPERMATOPHYTA BAGIAN 3 : TUMBUHAN BERBIJI
MODUL 2 : CORAK PERKEMBANGANBIAKAN TANAMAN
KINGDOM PLANTAE SPERMATOPHYTA BAGIAN 3 : TUMBUHAN BERBIJI
ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN
Spermatophyta. spermatophyta spermatophyta Antophyta /berbunga Phanerogamia /alat kelamin jelas Embrifita sifonogama / memiliki lembaga yg perkawinannya.
SISTEM DALAM TUBUH TUMBUHAN
ANGGORO AKHTA NURUL.
Pembuahan (Fertilisasi) pada Tumbuhan
WIDYAWATI PUJI LESTARi
Reproduksi Tumbuhan ANGIOSPERMAE
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. JARINGAN MERISTEM.
BANGSA EUPHORBIALES (TRICOCCAE)
EBONI DAN SAMAN.
Gymnospermae (Pinophyta)
ANGGREK DAN NANGKA Dosen Pengampuh: Ir. Bambang Kusmanandhi, S.Agr.Sc.
Tumbuhan Dikotil Aghnia Lutfi I (01) Reka Indera M (18)
BAGIAN-BAGIAN BUNGA DAN FUNGSINYA.
Bagian-Bagian Bunga Lengkap Berserta Penjelasan Dan Fungsinya
PAPILIONACEAE Merupakan nama suku untuk tumbuhan berbunga kupu-kupu (papillo= kupu-kupu) . Dikatakan seperti kupu-kupu karena semua bunga dalam suku ini.
Reproduksi Tumbuhan Farida Ningrum.
Guru Bidang Studi : Dra. Hidayat Senawati
PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP Kelompok 5.
DAUN DAN BUNGA KELOMPOK 5 RAZITA SHAVIRA NABILLA NASMAKARAZ
Organ – organ tumbuhan.
PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN
 Serbuk sari mengecambah pada kepala putik  Menghasilkan tabung yg panjang  Menembus jar. tangkai putik menuju bakal benih.  Dua inti.
REPRODUKSI TUMBUHAN Flora atau tumbuh-tumbuhan sama halnya dengan binatang dan manusia sama-sama melakukan kegiatan berkembang biak dengan tujuan untuk.
ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN “BUNGA” NUGRAHYONO MUTHALIB.
By Lili Andajani, S.Pd, M.Pd PERKEMBANGBIAKAN GENERATIF / KAWIN / SEXUAL PADA TUMBUHAN.
By Lili Andajani, S.Pd, M.Pd SISTEM DALAM TUBUH TUMBUHAN.
STRUKTUR BUNGA, BUAHDAN BIJI OLEH DEVI KURNIA FITRA,S.Pd.
Transcript presentasi:

4. POLONISASI (Penyerbukan) PENGANGKUTAN POLEN DARI ANTER KE KEPALA PUTIK PERISTIWA JATUHNYA POLEN KE STIGMA ADA 2 JENIS POLONISASI : 1. POLONISASI ALAMI 2. POLONISAI BUATAN Polonisasi alami Penyerbukan tertutup (kleistogami) Penyerbukan terbuka (kasmogami)

Penyerbukan tertutup (kleistogami) Jika pistillum diserbuki oleh polen dari bunga yang sama • Pistillum dan polen masak sebelum bunga mekar • Konstruksi bunga menghalangi terjadinya penyerbukan silang (dari luar), misalnya pada bunga dengan kelopak besar dan menutup. Contoh : familia Papilionaceae. Penyerbukan terbuka (kasmogami) Jika pistillum dapat diserbuki polen dari bunga yang berbeda. Hal ini dapat terjadi jika pistillum dan polen masak setelah bunga mekar

Beberapa tipe penyerbukan terbuka : a. Autogami pistillum diserbuki oleh polen dari bunga yang sama. b. Geitonogamie: putik diserbuki oleh polen dari bunga yg berbeda, dalam pohon yg sama. c. Allogamie (Silang): putik diserbuki oleh polen dari tanaman lain yg sejenis. d. Xenogamie (asing): putik diserbuki oleh polen dari tanaman lain yg tidak sejenis

Yang mungkin terjadi pada penyerbukan terbuka: a. Dikogami Putik dan polen masak dalam waktu yang tidak bersamaan. • Protandri : polen lebih dahulu masak daripada putik. • Protogini : putik lebih dahulu masak daripada polen. b. Herkogami Bunga yang tidak melakukan penyerbukan sendiri. Contoh:  Vanili yang memiliki kepala putik yang tertutup selaput (rostellum).

c. Heterostili  Bunga memiliki tangkai putik (stylus) dan tangkai sari (filamentum) yg tidak sama panjangnya. • Tangkai putik pendek (microstylus) dan tangkai sari panjang. • Tangkai putik panjang (macrostylus) dan tangkai sari pendek.

d. Penyerbukan bantuan pollinator • Anemofili :bunga yang penyerbukannya dibantu oleh angin. • Entomofili :bunga yang penyerbukannya dibantu oleh serangga. • Ornitofili :bunga yang penyerbukannya dibantu oleh burung. Kiropterofili :bunga yang penyerbukannya dibantu oleh kelelawar. Malakogami : penyerbukan dibantu siput Antropogami : penyerbukan dibantu manusia mis: a nggrek dan vanili.

MANFAAT POLONISASI BUATAN: untuk menggabungkan sifat-sifat baik yang dimiliki oleh induk jantan dan induk betina agar dapat diperoleh keturunan yang memiliki gabungan dari sifat-sifat baik tersebut. SEBAB-SEBAB DILAKUKAN PENYERBUKAN SILANG BUATAN : TANAMAN UNISEXUALIS (BERKELAMIN SATU) ATAU DIOECIOS (BERUMAH DUA TANAMAN BERSIFAT DIKOGAMI ATAU HERKOGAMI POLEN STERIL APABILA MENYERBUK SENDIRI (SELFING) TERUS MENERUS DAPAT TERJADI DEGENERASI ADANYA MEKANISME SELF INCOMPATIBLE

POLEN Pada saat tepung sari (pollen) matang, secara otomatis kepala sari (anthera) akan pecah dan menghamburkan butiran-butiran tepung sari yang matang. Kematangan tepung sari berhubungan dengan penurunan kadar air dan penyusutan jaringan pada kepala sari, yang merupakan fungsi higroskopis untuk membuka kantung tepung sari. Mekanisme ini diduga merupakan fungsi alami dari tanaman untuk menghamburkan tepung sarinya demi kepentingan penyebaran alam dan regenerasi (Griffin dan Sedgley, 1989).

Secara visual, tepung sari yang matang dapat dideteksi dari perubahan warna dan kelekatan (stickiness) butiran-butirannya (Griffin dan Sedgley, 1989; Ghazoul, 1997). Perubahan warna permukaan butiran tepung sari dari kuning pucat menjadi kuning terang mengindikasikan adanya peningkatan sporopollenin – bagian dari exine yang merupakan ciri spesifik dari suatu spesies yang mempengaruhi kenampakan luarnya; dan pollenkit yang basah, lengket dan berwarna; mengandung lemak, protein, karbohidrat, pigmen, senyawa fenolik dan ensim.

Peningkatan kelekatan butiran tepung sari mengindikasikan bahwa tepung sari tersebut telah siap untuk berkecambah dengan melakukan proses hidrasi dan melepaskan protein. Mekanisme hidrasi inilah yang dianggap paling menentukan dalam mengawali terjadinya proses penyerbukan, yang merupakan rangkaian dari proses interaksi jantan-betina (male-female interaction), perkecambahan tepung sari (pollen germination) dan pembentukan buluh tepung sari (pollen tube growth) (Griffin dan Sedgley, 1989).

Putik Masa reseptif putik biasanya ditandai dengan : perubahan warna putik menjadi lebih terang pembesaran pori-pori pada kepala putik tangkai putik berangsur menjadi lurus permukaan putik memproduksi sekresi Secara visual, reseptivitas putik dapat dideteksi dari perubahan kelekatan (stickiness), warna dan bentuk, baik pada kepala maupun tangkai putik (Griffin dan Sedgley, 1989; Owens dkk, 1991).

Kepala putik yang reseptif tampak berwarna lebih terang dan lengket dikarenakan adanya peningkatan sekresi ekstraseluler (Ghazoul, 1997). Menurut Owens dkk (1991), sekresi ekstraseluler tersebut mengandung lemak dan protein. Sekresi ini berperan sebagai medium yang berfungsi untuk menangkap butiran tepung sari, serta merupakan penentu keberhasilan pembentukan buluh tepung sari (pollen tube) yang akan membawa sel kelamin jantan menuju ke ovary (Griffin dan Sedgley, 1989). Reseptifnya putik juga ditandai oleh perubahan warna permukaan putik dari hijau menjadi kuning terang, yang dimulai dari pangkal tangkai putik (stylus). Makin terangnya warna putik menunjukkan bahwa sel-sel epidermis terluar sedang berkembang untuk meningkatkan produksi sekresi, dan pori-pori membesar untuk meningkatkan kemampuan sekresi.

Kepala putik (stigma) yang berangsur membengkak merupakan tanda bahwa jaringan transmisi yang ada pada bagian tersebut mulai memperbesar rongga-rongganya, untuk mempersiapkan diri dalam membentuk buluh tepung sari (pollen tube). Pembengkakan kepala putik juga merupakan mekanisme alami untuk meningkatkan luas bidang penempelan tepung sari ketika terjadi proses penyerbukan. Tangkai putik yang berangsur menjadi lurus juga merupakan suatu mekanisme alami untuk mempersiapkan diri dalam membentuk buluh tepung sari (pollen tube).

GYNOSPERMAE Bunga betina memiliki dua ovule terbuka (telanjang) dalam tiap scales (macrosporophyll): yang berfungsi menangkap butiran tepung sari adalah permukaan jaringan integument. Pada saat bunga betina mencapai reseptif, permukaan integument memproduksi sekresi ekstraseluler dan membentuk mikrofil terbuka, kemudian terjadi penebalan dan penyusutan jaringan scale dan scale terbuka sesaat. Pada saat itulah butiran tepung sari menempel pada ujung nucellus. Proses hidrasi : pollen menyerap air dari jaringan integument, dan perkecambahan pollen terjadi pada ujung nucellus Pollen tube terbentuk dari intine

7. PERKEMBANGAN BUAH DAN BIJI ANGIOSPERMAE Cadangan makanan berasal dari 2 polar nuclei (2n) + 1 inti generatif (n) = endosperm (3n) Endosperm (3n) dan embrio (2n) sama-sama berkembang, biasanya endosperm berkembang terlebih dahulu untuk menjamin ketersediaan suplai makanan Endosperm berangsur mengecil karena diserap oleh embrio dan ditransfer ke cotyledon Monocotyl : biji memiliki 1 cotyledon Dicotyl : biji memiliki 2 cotyledon