Upacara Kematian pada Masyarakat Banjar (Kalimantan Selatan)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Semuanya Indah Jangan Menangis Mama
Advertisements

Pernahkah anda berhenti sejenak dan bertanya pada diri anda sendiri: Apakah yang akan terjadi pada malam pertama anda di kuburan?
TRADISI ADAT PERNIKAHAN DARI SUDUT PANDANG IMAN KRISTEN
TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH
Thaharah Kelas VII semester 1 Lanjut.
SYARAT-SYARAT PEMBAGIAN WARISAN (شروط الميراث)
Upacara Adat Rambu Solo
Upacara Ngaben Satu lagi kekayaan budaya Indonesia. Di Bali yang kita kenal juga dengan sebutan ‘Pulau Seribu Pura’ dan tidak pernah surut dengan kunjungan.
Senyum Optimis Aku Tahu, rizkiku tak mungkin diambil orang lain karena hatiku tenang Aku Tahu, amal-amalku tak mungkin dilakukan orang lain.
Kemuliaan Shalat 5 Waktu
PERAN ALLAH DALAM KELUARGA
Tugas Fiqh PBI 1E kelompok 7 MENGURUS JENAZAH
Penyelenggaraan Jenazah
Penyelenggaraan Penanganan Jenazah
Upacara Bamandi-mandian Panganten
ACARA BIASA.
DORKAS DAN ELISABETH Kelas Alkitab Malam 26 November 2012
Hukum Perdata : hukum keluarga by : Vini Dwiki Windari Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.
PENGERTIAN MANDI Mengalirkan air ke seluruh tubuh dengan niat menghilangkan hadas besar .Mandi wajib dilakukan dengan cara menyiram seluruh angggota.
KENAPA ORANG KRISTEN JATUH LAGI KEDALAM DOSA YANG LAMA?
Hari Doa Internasional
ORIENTASI TEKNIS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Imam Syafi’i Imam Maliki Imam Ahmad bin Hanbal Imam Abu Hanifah
Perkara yang akan dipelajari:
KOMPILASI HUKUM ISLAM BUKU II HUKUM KEWARISAN
Upacara Perkawinan Adat Banjar
Tradisi Unik di Berbagai Daerah untuk Menyambut Puasa
Surah Al Baqarah (2) : 233 “ Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan dan kewajiban.
Kemuliaan Shalat 5 Waktu
PENYELENGGARAN JENAZAH MENURUT SUNNAH RASUL
UPACARA PEMBAKARAN MAYAT
TUJUAN INSTRUKSIONAL MATERI PERKULIAHAN BUKU REFERENSI QUIZ
Welcome By; Irsyam Bin Syamsul.
Perawatan jenazah TIM GPAI SMA KUR 2013 BATU, LANJUT.
PENGURUSAN JENAZAH Rian Hidayat, S.Pd.I.
BERKEMAH MANFAAT BERKEMAH MEMILIH TEMPAT YANG BAIK
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
dr. H. Soeroto H s, Sp.F (K), SH, PKK, DK.
UPACARA BATASMIAH.
Barangkali.....
Hukum Kewarisan Islam.
Mati / wafat / meninggal dunia dan penanganannya secara islam
Kepedulian Umat Islam terhadap Jenazah
MENYALATKAN JENAZAH KELOMPOK 7.
بسم الله الرحمن الرحيم TATA CARA MERAWAT JENAZAH
KEHIDUPAN KHUSUS.
Membasuh anggota yang tertentu dengan AIR beserta NIAT yang tertentu
Kemuliaan Shalat 5 Waktu
Kumpulan 11 SALASILAH KELUARGA.
PENDIDIKAN ISLAM HAJI DAN UMRAH TINGKATAN 4 IBADAT.
Bab.4 KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA Kelompok 4. X-6 Nama Anggota : 1. Firizki Rahayu Maharani 2. Febri Nuryadi 3. Fredrik Ariel.O 4. Erlando 5. Widya.
Andalus Corporation Pte Ltd
KARANGAN JENIS GAMBARAN
Kemuliaan Shalat 5 Waktu
Pernahkah anda berhenti sejenak dan bertanya pada diri anda sendiri: Apakah yang akan terjadi pada malam pertama anda di kuburan?
Kemuliaan Shalat 5 Waktu
Ict dan media dalam pendidikan islam
Andalus Corporation Pte Ltd
KEHIDUPAN DALAM GEREJA MULA-MULA
SELAMAT HARI SABAT DAN SELAMAT DATANG DI JEMAAT SLA-PTASN
PANTANG LARANG KAUM INDIA
Kursus pengurusan jenazah & Amali sembelihan
ICT DAN MEDIA DALAM PENDIDIKLAN ISLAM
KEGIATAN BELAJAR 1 Makanan Indonesia
Kemuliaan Shalat 5 Waktu
Pernahkah anda berhenti sejenak dan bertanya pada diri anda sendiri: Apakah yang akan terjadi pada malam pertama anda di kuburan?
Kursus pengurusan jenazah & Amali sembelihan
TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH “ كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ” Adyin Whan Sandy ( )
Kalkulator waris. Seorang laki2 meninggal dunia meninggalkan harta Ahli warisnya 1 orang anak laki-laki 2 orang anak perempuan 1 orang istri.
TRADISI MAANTAR PATALIAN/JUJURAN PADA MASYARAKAT ADAT BANJAR OLEH: ARIE SULISTYOKO.
Transcript presentasi:

Upacara Kematian pada Masyarakat Banjar (Kalimantan Selatan)

PENDAHULUAN PROSES UPACARA KEMATIAN

PENDAHULUAN Kematian bagi masyarakat manapun, termasuk masyarakat Banjar yang berada di Kalimantan Selatan, merupakan masalah sosial karena ia tidak hanya melibatkan anggota keluarganya tetapi juga masyarakatnya. Oleh karena itu, jika ada kematian, seluruh warga kampung datang membantu keluarga yang sedang berkabung. Biasanya salah seorang perempuan dari setiap keluarga datang ke rumah keluarga yang sedang berduka cita sambil membawa sejumlah beras. Sementara itu, para lelakinya, disamping membantu dalam persiapan penguburan, juga mempersiapkan kayu-kayu yang diperlukan untuk masak-memasak dalam rangka selamatan (kendurian). Orang yang meninggal, mayatnya ditutup dengan bahalai (kain panjang) kemudian dibaringkan dengan posisi membujur ke arah baitullah (kiblat). Di sisinya disediakan buku (Surat Yasin) atau Al Quran. Dengan demikian, siapa saja yang ingin mengirimkan doa kepada yang meninggal dapat mengambil dan membacanya. Sementara itu, pihak keluarga yang meninggal merundingkan mengenai proses pemakamannya, seperti: memandikan mayat, waktu pemakaman, dan orang-orang yang menyembahyangkan mayat. Sebagai catatan, jika ada ahli waris yang belum datang, maka penguburan ditunda. Namun demikian, tidak boleh lebih dari 14 jam terhitung dari saat seseorang meninggal. Jika yang ditunggu dalam waktu tersebut belum datang juga, maka penguburan dilakukan (tidak perlu lagi menunggu ahli waris yang belum datang). MENU

PROSES UPACARA KEMATIAN 1. Tahap Memandikan Mayat Orang-orang yang dipilih untuk memandikan mayat umumnya adalah orang-orang yang saleh atau para ulama atau orang-orang yang ahli dalam memandikan mayat. Jumlahnya biasanya ganjil (bisa 3 orang, bisa 5 orang, atau 7 orang). Dari jumlah itu ada yang disebut sebagai mirandu (ahli waris) yang dalam pemandian bertugas membersihkan dubur dan kemaluan mayat. Sebelum mayat dimandikan, ia dibaringkan di atas batang pohon pisang. Kemudian, mayat diwudlukan (seperti orang yang akan sholat), selanjutnya disiram dengan air sabun sejumlah tiga kali, lalu dengan air yang dicampur dengan kapur barus sejumlah tiga kali, dan akhirnya disiram dengan air bersih, juga sejumlah tiga kali. Setelah itu, mayat dilapisi dengan kain putih (tiga lapis). Selanjutnya, bagian-bagian tertentu, seperti: muka, tapak tangan, dan kemaluan ditutup dengan kapas yang telah ditetesi dengan minyak cendana. Sebagai catatan, sebelum muka mayat ditutup dengan kain kavan (kain putih), para keluarganya diberi kesempatan untuk melihat yang terakhir kalinya MENU

2. Tahap Menyembahyangkan Mayat Setelah tahap memandikan mayat selesai, maka tahap berikutnya adalah menyembahyangkan mayat. Mayat yang telah dibaringkan dalam usungan (tandu) dibawa ke tempat peribadatan (langgar atau surau atau mesjid) untuk disembahyangkan. Jumlah orang yang menyembahyangkan minimal 40 orang. Jumlah tersebut oleh masyarakat Banjar disebut satu-dirian. Adapun yang menjadi imam adalah orang yang dipercayai atau ditunjuk oleh ahli waris.

3. Tahap Penguburan Sebelum mayat diusung ke pemakaman, yaitu ketika dibawa keluar dari tempat peribadatan, anak dan atau cucunya disuruh untuk menyusup di bawah tandu. Maksudnya adalah agar anak dan atau cucunya tadi tidak sakit-sakitan dan umurnya panjang. Setelah itu, barulah mayat diusung ke tempat pemakaman (kuburan). Di sana telah dibuat liang kubur yang sesuai dengan ukuran mayat. Setelah sampai di kuburan, mayat dibaringkan

dengan posisi miring ke kanan dan muka menghadap ke kiblat dengan posisi miring ke kanan dan muka menghadap ke kiblat. Selanjutnya, liang kubur ditimbuni dengan tanah kembali (tanah bekas galian). Sebagai catatan, untuk daerah-daerah yang rendah (rawa-rawa), sebelum mayat dikebumikan, ia dimasukkan dalam sebuah peti yang oleh masyarakat Banjar disebut tabala. Oleh karena itu, ukuran liang lahatnya (kubur) lebih sempit dibandikan dengan liang lahat pada tanah tinggi atau non-rawa-rawa (biasanya hanya 1,5 depax3 jengkal).   Selanjutnya, liang lahat yang telah ditimbuni dengan tanah sehingga membentuk gundukan itu, diberi nisan dari pohon karambat atau kamboja. Setelah itu, mayat ditalqinkan oleh orang alim. Maksudnya adalah agar almarhum kelak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh malaikat. Dan, dengan berakhirnya talqin, maka berakhir sudah acara pemakaman. Dan, sebagai catatan pula, semua pakaian almarhum disedekahkan kepada fakir miskin dan orang-orang yang memandikan Selain itu, mereka juga diberi piring, mangkok, dan gelas. Sedangkan, penalqin diberi selembar tikar dan stoples yang berisi air yang telah “dimantrai” (dibacakan ayat-ayat suci).

4. Tahap Selamatan atau Kendurian Bagi masyarakat Banjar, selamatan yang berkenaan dengan kematian tidak hanya dilakukan pada malam pertama (turun tanah) saja, tetapi juga malam ke-2 (mendua hari), ke-3 (meniga hari), ke-7 (memitung hari), ke-25 (mayalawi), ke-40 (mematang puluh), ke-50, 60, 70, 80, 90 yang disebut sebagai manyala ari, dan ke-100 hari (manyaratus hari) terhitung dari meninggalnya seseorang.

Selamatan atau kendurian, baik yang dilakukan pada hari pertama, kedua, dan seterusnya (ke-100 hari) pada dasarnya sama, yaitu diikuti oleh sanak saudara, tetangganya dan kenalannya; dimulai dengan tahlilan (zikir 100x), kemudian dilanjutkan doa yang maksudnya adalah agar dosa-dosanya dimaafkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, diterima amal baktinya, sehingga dapat diterima di sisi-Nya; dan diakhiri dengan penyantapan nasi beserta lauk-pauknya (daging ternak) dan apam surabi. Meskipun demikian, bukan berarti tidak ada perbedaan sama sekali. Perbedaan tetap ada, khususnya yang berkenaan dengan sajian yang dihidangkan pada hari yang ke-100. Hari yang ke-100 oleh masyarakat Banjar dianggap sebagai yang terpenting. Oleh karena itu, setiap orang akan berusaha untuk menyelenggarakannya secara lebih besar ketimbang hari-hari lainnya. Apalagi jika yang meninggal termasuk orang yang terpandang dan meninggalkan harta yang banyak (berlimpah). Dalam hal ini biasanya keluarga yang ditinggalkan akan menyeratus dengan menyembelih kerbau atau sapi. Sebab jika tidak, keluarga tersebut akan dianggap sebagai keluarga yang rakus terhadap apa yang warisan oleh yang meninggal.

Nilai Budaya Upacara kematian adalah salah satu upacara di lingkaran hidup individu. Upacara kematian yang dilakukan oleh masyarakat Banjar yang berada di Kalimantan Selatan ini, jika dicermati secara mendalam, maka di dalamnya mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan bersama dan bekal kehidupan di kemudian hari. Nilai-nilai itu antara lain kegotong-royongan, kemanusiaan, dan religius. Nilai kegotong-royongan tercermin dalam perilaku warga masyarakat di sekitar keluarga yang sedang berkabung. Dalam hal ini, tanpa diminta, setiap keluarga datang membantunya dengan mengirim salah seorang anggotanya (perempuan) ke rumah keluarga yang sedang berkabung sambil membawa sejumlah beras. Sementara itu, para lelakinya, disamping membantu dalam persiapan penguburan, juga mempersiapkan kayu-kayu yang diperlukan untuk masak-memasak dalam rangka selamatan (kendurian).