 Nama Anggota Kelompok : 1. EKA OKTAVIANI RAHAYU 101111007 2. NOVI DWI IRA SURYANI 101111016 3. MOHAMAD ZAMRONI 101111025 4. WEMMY NOOR FAUZIA 101111029.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
INDIKATOR KESEHATAN PRODUKSI
Advertisements

ANTIKA DEWI INDRIA PUSPITA program SARJANA KEPERAWATAN STIkes Kendedes Malang.
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
Heris Hendriana Hotel Situ Buleud Purwakarta, 28 Februari 2013
PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
Data-Data, Tata Cara Pendataan, dan Pemetaan Keluarga
Tujuan Pengaturan Upaya Kesehatan Anak:
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
ANALISIS DATA DAN INFORMASI
Enny Zuliatie Die-J YPI (Drop in Center Cijantung Yayasan Pelita Ilmu)
ASIAH NH STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR 2011
USAHA KESEHATAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT
SEKILAS KARANG TARUNA KABUPATEN SIDOARJO Pendirian dan pengorganisasian Karang Taruna sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Republik.
PROGRAM PENANGANAN KEMISKINAN PADA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Budaya hidup sehat = sehat kesehatan pribadi-kesehatan lingkungan
UNIVERSITAS SILIWANGI
PRESENTASI DOKTER KECIL DAN KESEHATAN
Materi kuliah GIZI DAN KESEHATAN prasyarat MKK 236
BEDAH KISI-KISI IPA UN SD/MI TAHUN 2013 GURU KELAS VI SD/MI KECAMATAN
PRESENTASI KEGIATAN DOKCIL
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA
Seminar Proker KKM 2015 Kelompok XX.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CILACAP
Faktor-faktor Kelembagaan dalam Ekonomi Pertanian
HASIL STUDI EHRA ( Environmental Health Risk Asessment ) KAB
PENGGERAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI RUMAH TANGGA
PEMBENTUKAN POSDAYA LPM UNIVERSITAS JEMBER Disampaikan pada
ANALISA KEMISKINAN PARTISIPATIF TINGKAT KELURAHAN (AKP KELURAHAN)
Tata cara pelaksanaan pendataan dan pemetaan Keluarga
Tata Cara Pelaksanaan Pendataan & Pemetaan Keluarga melalui Posdaya
Pembinaan Peran Serta Masyarakat
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
PERAN PKK DALAM UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH GIZI DI KELUARGA
GERMAS Implementasi di Kota Banjarbaru
PERAN KADER DALAM MENINGKATKAN BKB
Bambang Wirjatmadi Merryana Adriani
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
Kesehatan Lingkungan Pemukiman
Promosi Kesehatan dalam Berbagai Tatanan
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
BAGI HASIL TANAH ABSENTEE (Studi Kasus di Dataran Tinggi Pasemah Kabupaten Lahat)   Permasalahan penguasaan tanah (pemilikan dan penggarapan) pada  hakikatnya.
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Lingkungan Hidup Di Kelurahan Bambankerep RW 04 Kecamatan Ngaliyan Semarang Kelompok, Muhammad Baihaqi ( ) Hidayatun.
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
MEDIA DAN TEKNIK PENYULUHAN DALAM PELAKSANAAN PHBS TATANAN RUMAH TANGGA Asrin, S.Kep., MM Kasi Gizi, Promosi Kesehatan dan PM Dinas Kesehatan Kabuapten.
Mobil Hijau SIKIB Wilayah Kab. Kulon Progo
SAKA BAKTI HUSADA TRI SABDONO.
PENDIDIKAN KESEHATAN WIWIK AFRIDAH.
IMPLEMENTASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI SEKOLAH PUSAT PROMOSI KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Oleh Tim Promosi Kesehatan.
Dr. Jum’atil Fajar, MHlthSc
Alamat Kantor Kelurahan Gt Payung
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)
Gizi Dalam daur Kehidupan I (GDDK)
Pengertian Germas Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama- sama oleh seluruh.
Hubungan Sikap Ibu Tentang Mencuci Tangan Sebelum Menyiapkan dan Memberikan Makanan dengan Kejadian Diare Pada Bayi dan Balita di Poli MTBS Puskesmas Tanjunganom.
POVERTY AND NUTRITIONAL STATUS
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.  PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa guru dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau dan mampu.
Bambang Wirjatmadi Merryana Adriani
PENDIDIKAN KESEHATAN Budi Widiyanto. a. Pengertian Pendidikan kesehatan b. Konsep Pendidikan Kesehatan c. Upaya Pendidikan Kesehatan d. Peran pendidikan.
GERAKAN MASYRAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS ) PUSKESMAS KEMURANG WETAN.
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM
Pembinaan Peran Serta Masyarakat
MEDIA TAYANG KELEMBAGAAN DESA PEMBINAAN / PENATAAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DIREKTORAT JENDRAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT. PENGERTIAN GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT Suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama.
LABUAN KUNGGUMA. 1. Penanggung jawab: Bertanggung jawab secara keseluruhan tentang pembentukan pengembangan dan operasional Kampung KB; Mengkoordinasikan.
LOKA KARYA MINI (LOKMIN) Oleh : LINA, SKM. DATA DEMOGRAFI BATAS DESA BARAT: TIMUR: UTARA: SELATAN:
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) UPT Puskesmas Kasiyan 2019.
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT. DALAM 30 TAHUN TERAKHIR.... TERJADI PERUBAHAN POLA PENYAKIT TERKAIT DENGAN PERILAKU MANUSIA TAHUN 1990 : Tekanan darah.
Transcript presentasi:

 Nama Anggota Kelompok : 1. EKA OKTAVIANI RAHAYU NOVI DWI IRA SURYANI MOHAMAD ZAMRONI WEMMY NOOR FAUZIA AYU PUTRI PITALOKA DESY FATMAWATI RATNA A H RYAN RIZKY B DANI YULI KURNIAWAN TRIO LINDA FAMILIA E R OKY NOR SAHANA Kelompok 4 IKMA 2011

Stratifikasi sosial adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang menempatkan seseorang pada kelas-kelas sosial yang berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak serta kewajiban yang berbeda-beda pula antar individu. Stratifikasi sosial dapat diperoleh melalui usaha- usaha tertentu. Misalnya seperti stratifikasi dalam bidang pendidikan, dan bidang ekonomi.

Jumlah penduduk desa Gading Wetan, antara penduduk laki-laki dan perempuan hampir sama, yaitu 880 penduduk laki-laki dan 895 penduduk perempuan.

Kelompok Umur (tahun) Penduduk Laki- laki Penduduk Perempuan < ≥

Mata PencaharianJumlah Petani pemilik tanah132 Petani penggarap tanah42 Buruh tani297 Pengusaha sedang/besar2 Pengrajin/industri kecil33 Buruh industri- Pengangkutan11 PNS14

Sratifikasi sosial dilihat dari status pendidikan (formal) Tingkat Pendidikan Jumlah Taman Kanak- kanak - SD452 SMP172 SMA417 D1-D3302 S1-S3120 Total1463

Strafikasi sosial dilihat dari tingkat ekonomi PenghasilanJumlah (orang) < – – – >

Jika melihat sarana pendidikan yang ada di desa Gading Wetan adalah 1 PAUD, 1 RA Kholafiah Khasaniah, 1 SDN Gading Wetan, dan 1 Madrasah Islamiah Kholafiah Khasaniah, dan dari data tingkat penduduk yang berpendidikan hingga SMA juga cukup tinggi, bahkan hingga pendidikan sarjana srata 1-3 mencapai angka yang lumayan. Ini menunjukkan bahwa kesadaran penduduk desa Gading Wetan terhadap pendidikan terbilang cukup tinggi.

Berdasarkan tingkat ekonominya, penduduk desa Gading Wetan berada pada tingkat menengah ke bawah. Kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh mata pencaharian penduduk yang sebagian besar berprofesi sebagai buruh tani.

Dapat kita simpulkan dari beberapa ahli, pengertian lembaga sosial adalah wadah dari sekumpulan norma atau kaedah yang mengatur pendukungnya dalam rangka mewujudkan kebutuhan masyarakat yang bersifat khusus.

Jumlah keluarga terbanyak ada pada kriteria keluarga prasejahtera dan sejahtera III, dimana berdasarkan BKKBN  Keluarga pra-sejahtera dalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs) Sebagai keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan.  Kriteria keluarga sejahtera III yaitu keluarga yang sudah memenuhi kebutuhan dasar dan kebutuhan psikologis. Diantaranya: Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga, Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang 1 kali/6 bulan. dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah.  Mayoritas penduduknya bisa dikatakan makmur, tapi perbedaan ini terlihat sangat mencolok sekali ketika peringkat kedua terbanyak adalah keluarga prasejahtera.

 Mungkin dengan banyaknya keluarga sejahtera III di daerah ini bisa membuka lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian penduduk yang masih prasejahtera, dengan begitu kemakmuran akan merata.

 Jumlah penduduk yang berstatus kawin melampaui 90%. Hal tersebut menandakan bahwa pertumbuhan penduduk di desa tersebut berada pada angka positif.  Angka perceraian yang sedikit sekali menggambarkan sedikitnya konflik rumah tangga yang tidak terselesaikan dengan baik.

 Tingkat pendidikan masyarakat Desa Gading Wetan, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo masih tergolong rendah dikarenakan jumlah terbanyak jenjang pendidikan terakhir terdapat pada tingkatan Sekolah Dasar sebanyak 452 jiwa atau 30,9 % dari total jumlah penduduk.  Hal ini berdampak pada rendahnya pengetahuan masyarakat terkait prilaku dan kebiasaan sehari-hari yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.  Contoh : polusi udara,bau dan penyakit yang dikarenakan kegagalan pengolahan sampah, kebiasaan merokok (67%), BAB di sungai (40,4 %)  Jumlah siswa SMA di daerah ini yang mencapai 28,5% menunjukkan bahwa banyak yang sudah melaksanakan wajib belajar 12 tahun. Hal ini juga akan berdampak pada perekonomian terkait pendidikan terakhir dari masing-masing penduduk.

 Agama yang dianut keseluruhan penduduk Desa Gading Wetan, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo adalah Islam.  Dengan demikian di lokasi kajian sarana ibadah yang ada meliputi bangunan masjid dan mushola di perumahan penduduk. Tempat ibadah tersebut merupakan usaha swadaya masyarakat.  Selain menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama, penduduk di Desa Gading Wetan, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo juga masih menjalankan tradisi yang yag mengandung nilai keagamaan misalnya selamatan pada acara-acara sakral dan juga pengajian.  Pengajian/majlis taklim dibentuk oleh masyarakat untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi kaum muslim. Kegiatan yang dilakukan kelompok ini diantaranya adalah mengadakan pengajian dan pembinaan mental keagamaan.

Tingkat ekonomi masyarakat Desa Gading Wetan, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo tergolong tingkatan menengah ke bawah.

Prosentase tertinggi pada pendapatan keluarga ialah pada rentang 500rb-1jt dan mayoritas penduduk wanita hanya sebagai Ibu rumah tangga. Hal ini sangat berkorelasi dengan pendidikan akhir yang ditempuh oleh mayoritas penduduknya yang sebagian besar hanya hingga derajat SD dan SMA. Banyaknya Ibu rumah tangga bisa jadi sangat bermanfaat untuk kualitas pertumbuhan anak baik fisik maupun psikhis karena sepanjang waktu fokus pada rumah tangga.

Organisasi kemasyarakatan di wilayah desa Gading Wetan meliputi organisasi yang bersifat struktural dan non- struktural. Organisasi strukturalnya terdiri dari: 1. LKMK (Lembaga Ketahanan Masyarakat Kota) yang bersifat sebagai pengontrol pelaksanaan program di desa 2. RW (Rukun Warga), yang terdiri dari 4 RW 3. RT (Rukun Tetangga) yang terdiri dari 7 RT Selain itu, lembaga non-strukturalnya adalah seperti PKK, karang taruna, persatuan ibu pengajian (Muslimat) dan lainnya.

 Kelompok ini dibentuk atas prakarsa pemerintah, beranggotakan kaum wanita terutama ibu rumahtangga. Banyaknya presentase Ibu rumah tangga berarti juga semakin banyak anggota PKK di desa ini. Tujuan kelompok ini adalah peningkatan kesejahteraan keluarga melalui berbagai kegiatan seperti arisan, simpan pinjam, tabungan, gotong royong, dan usaha ekonomis produktif. Lembaga ini mempunyai jangkauan wilayah berjenjang dari tingkat Rukun Tetangga, Dusun, Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Propinsi  Biasanyanya kader PKK diberdayakan sebagai kader Posyandu, tujuan kelompok ini untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak. Kegiatannya berupa pemeriksaan kesehatan balita, menimbang balita, penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana serta peningkatan gizi keluarga.

 Kelompok ini merupakan organisasi pemuda pada tingkat lokal. Inisiasi pembentukan Karang Taruna oleh masyarakat, dan secara fungsional berada dalam pembinaan Departemen Sosial. Anggotanya sebagian besar remaja dan beberapa orang dewasa, dengan usia berkisar antara 19 tahun sampai dengan usaia 40 tahun. Kelompok pemuda ini pada memiliki kegiatan edukatif, ekonomis produktif dan rekreatif. Namun demikian kondisi saat ini sebagian besar tampaknya kurang aktif karena berbagai pengaruh pada anak muda yang menjadikannya kurang sosialis di desanya, misal kuliah di luar kota  Persatuan ibu pengajian (Muslimat ) dibentuk oleh masyarakat untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi kaum muslim. Kegiatan yang dilakukan kelompok ini diantaranya adalah mengadakan pengajian dan pembinaan mental keagamaan.

Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Menurut Koentjaraningrat (1979) budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Ada tujuh unsur-unsur kebudayaan universal, antara lain: 1. Sistem Religi 2. Sistem Organisasi Masyarakat 3. Sistem Pengetahuan 4. Sistem Mata Pencaharian Hidup 5. Sistem Teknologi dan Peralatan 6. Bahasa 7. Kesenian

AgamaFrekuensi Persentase (%) Islam94100 Jumlah94100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa seluruh warga Gading Wetan beragama islam. Karena semua penduduknya beragama islam, maka terdapat upacara keagamaan yang sudah diwariskan secara turun – temurun seperti khitan, selamatan,tahlilan, dan berbagai upacara keagamaan islam lainnya.

Organisasi kemasyarakatan di wilayah desa Gading Wetan meliputi organisasi yang bersifat struktural dan non- struktural. Organisasi strukturalnya terdiri dari: a. LKMK (Lembaga Ketahanan Masyarakat Kota) yang bersifat sebagai pengontrol pelaksanaan program di desa b. RW (Rukun Warga), yang terdiri dari 4 RW c. RT (Rukun Tetangga) yang terdiri dari 7 RT Sedangkan lembaga non-strukturalnya adalah seperti PKK, karang taruna, persatuan ibu pengajian (Muslimat) dan lainnya.

No. Tingkat pendidikan formal JumlahPersentase (%) 1. Taman Kanak- kanak -- 2.SD4345,7 3.SMP2627,7 4.SMA2122,3 5.DI-D322,1 6.SI-S322,1 Total94100

Status pendidikan warga Gading Wetan paling rendah adalah lulusan SD sebesar 45,7%. Sementara untuk jenjang pendidikan paling tinggi adalah lulusan D1, D3, dan S1 sebesar 2,1%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan masyarakat Gading Wetan Probolinggo masih tergolong rendah, karena sebagian besar penduduknya memiliki jenjang pendidikan terakhir Sekolah Dasar.

Mata pencaharian penduduk Gading Wetan sebagian adalah sebagai petani yaitu 471 orang, yang terdiri dari 132 orang petani pemilik tanah, 42 orang petani penggarap tanah, dan 297 orang sebagai buruh tani. Kemudian pengusaha sedang/ besar sebanyak 2 orang, pengrajin/ industri kecil sebanyak 33 orang, pengangkutan sebanyak 11 orang, dan 14 orang sebagai PNS. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian penduduk Gading Wetan adalah sebagai buruh tani. Hal ini terjadi karena sawah yang ada di Gading Wetan sebagian besar milik orang di luar desa Gading Wetan.

Penduduk desa Gading Wetan dalam mengolah lahan pertanian masih menggunakan peralatan yang sederhana, seperti cangkul, sabit, dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa peralatan pertanian modern seperti traktor belum banyak digunakan oleh penduduk Gading Wetan dalam mengolah sawahnya.

Penduduk Desa Gading Wetan sebagian besar berasal dari etnis Madura. Sehingga sehari- harinya bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi antar penduduk yaitu dengan menggunakan bahasa Madura.

Meskipun penduduk Gading Wetan sebagian besar berasal dari etnis Madura, namun seni budayanya sama dengan penduduk yang bersuku Jawa.

 Ada beberapa kebiasaan warga di Desa Gading Wetan yang sudah membudidaya dalam kehidupan sehari – sehari seperti kebiasaan cuci tangan, kebiasaan Buang Air Besar (BAB), kebiasaan makan sayur dan buah, kebiasaan olah raga, kebiasaan membuang sampah, kebiasaan merokok, kebiasaan menanam tanaman toga.

Kebiasaan cuci tangan JumlahPersentase (%) Ya7781,9 Tidak1718,1 Total94100

Berdasarkan tabel di atas warga Desa Gading Wetan yang sudah mencuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB dengan menggunakan sabun adalah sebesar 81,9%. Sementara yang belum rutin mencuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB dengan menggunakan sabun sebesar 18,1%. Sehingga dapat disimpulkan hampir seluruh warga Desa Gading Wetan telah menerapkan pola hidup bersih dan sehat yaitu dengan mencuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB. Dengan demikian dapat terhindar dari berbagai penyakit seperti diare, cacingan, dan penyakit lainnya yang disebabkan melalui kebiasaan hidup kurang bersih.

Kebiasaan Buang Air Besar (BAB) warga Desa Gading Wetan dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut: a. Ketersediaan jamban b. Penggunaan Jamban c. Tempat BAB

Ketersediaan Jamban JumlahPersentase (%) Ada5659,6 Tidak ada3840,4 Total94100

Sebanyak 59,6 % warga Desa Gading Wetan sudah memiliki jamban sementara 40,4% warga belum mempunyai jamban. Kebanyakan masyarakat belum menganggap penting tentang ketersediaan jamban karena masih bisa BAB di sungai.

Penggunaan Jamban JumlahPersentase (%) Ya5356,4 Tidak33,2 Kosong3840,4 Total94100

Ketersediaan air di jamban juga sudah memadai bagi warga yang sudah mempunyai jamban. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak warga yang belum mempunyai jamban. Berdasarkan tabel di atas sebanyak 56,4% warga yang sudah menggunakan jamban dan sebanyak 3,2% belum menggunakan jamban yang sudah dimiliki. Dan untuk yang tidak mengisi karena tidak memiliki jamban sebesar 40,4%.

Tempat BABJumlahPersentase (%) Jamban5558,5 Cubluk13,2 Sungai3840,4 Total94100

Berdasarkan tabel di atas warga hampir 58,5% warga desa Gading Wetan BAB sudah menggunakan WC/Jamban yang ada di rumah tetapi masih ada warga yang BAB di sungai dengan persentase yang cukup besar yaitu sebesar 40,4% sedangkan untuk yang BAB di cubluk 3,2%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar warga Desa Gading Wetan sudah BAB pada tempatnya, meskipun masih banyak warga yang BAB pada sungai. Sehingga dikhawatirkan dapat menimbulkan berbagai penyakit yang ditularkan melalui feses, tanah, air, dan rantai penularan lainnya seperti penyakit cacingan dan diare. Selain itu juga dapet menyebabkan pencemaran air di sungai.

Makan sayur dan buah JumlahPersentase (%) Ya5659,6 Tidak3840,4 Total94100

Warga Desa Gading Wetan yang sudah rutin makan sayur dan buah sebesar 59,6% dan yang belum rutin makan sayur dan buah sebesar 40,4%, ini terkait dengan tingkat ekonomi dari warga setempat, yang pada umumnya masih rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah jumlah keseluruhan warga Desa Gading telah menerapkan pola hidup sehat dengan memiliki kebiasaan makan sayur dan buah, meskipun masih banyak warga yang belum rutin makan sayur dan buah. Meskipun demikian sangat dikhawatirkan, karena dengan tingkat ekonomi yang rendah maka sebagian besar warga tidak dapat mengonsumsi daging yang banyak mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh. Apalagi zat gizi tersebut sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kebiasaan merokok JumlahPersentase (%) Ya6367 Tidak3133 Total94100

Berdasarkan tabel di atas warga Gading Wetan yang masih merokok sebesar 67% dan kebiasaan merokok mayoritas juga masih dilakukan di dalam rumah. Sementara yang tidak merokok hanya 33%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian warga Desa Gading Wetan masih belum memiliki pengetahuan mengenai bahaya merokok. Apalagi kebiasaan merokok tersebut dilakukan di dalam ruangan, dimana hal ini sangat berbahaya karena sangat dimungkinkan asap rokok tersebut dapat terhirup oleh anggota keluarga lainnya yang tidak merokok, dimana dapat berdampak buruk terhadap kesehatan perokok pasif, terutama apabila sampai terhirup bayi maka dapat menimbulkan SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) atau sindrom mati mendadak.

Kebiasaan Olahraga JumlahPersentase (%) Ya3031,9 Tidak6468,1 Total94100

Sebagian besar warga Desa Gading Wetan belum rutin melakukan olahraga terlihat dari tabel diatas bahwa yang rutin berolahraga hanya 31,9% warga sementara yang belum rutin sebesar 68,1%. Ini dikarenakan sebagian besar warga mengganggap pergi ke sawah sudah termasuk olahraga karena jarak sawah yang jauh dari rumah. Dengan demikian dikhawatirkan banyak warga yang akan terkena berbagai macam penyakit yang ditimbulkan akibat kebiasaan kurang gerak, seperti tekanan darah tinggi yang turut berperan dalam timbulnya penyakit jantung.

Kebiasaan buang sampah JumlahPersentase (%) Ya8691,5 Tidak88,5 Total94100

Pengolahan Sampah FrekuensiPersentase (%) Dibakar7478,7 Dibuang ke lahan kosong/tempat sampah 1212,76 Dihanyutkan ke sungai 22,12 Dibakar dan dibuang ke sungai 66,38 Total94100

Berdasarkan tabel di atas kesadaran warga gading Wetan untuk membuang sampah pada tempatnya sudah baik terlihat dari hasilnya bahwa ada 91,5% warga yang sudah membuang sampah pada tempatnya dan hanya 8,5% warga yang belum membuang sampah pada tempat sampah biasanya sampah masih dibuang di sungai atau selokan. Sistem pengolahan sampah yang dilakukan oleh sebagian besar responden adalah dengan dibakar yaitu sekitar 78,7%. Sehingga hal ini dapat membahayakan kesehatan dikarenakan pencemaran lingkungan yang berasal dari pengolahan sampah yang tidak benar yakni dibakar, selain itu juga dapat menimbulkan bencana alam seperti banjir dan kerusakan lingkungan lainnya akibat kebiasaan warga membuang sampah di sungai/ selokan

Sebagian warga Gading Wetan memiliki kebiasaan menanam tanaman toga yang di tanam di pekarangan rumah, dekat sawah atau pematang sawah.

Memiliki Tanaman Toga JumlahPersentase (%) Ya3335,1 Tidak6164,9 Total94100

Sebanyak 35,1% warga desa Gading Wetan sudah menanam toga di rumahnya. Sebagian tanaman toga juga ada yang ditanam di dekat sawah atau di pematang sawah. Sedangkan sebanyak 64,9% tidak menanam tanaman toga dikarenakan tidak mempunyai lahan di depan rumah. Sehingga dengan kebiasaan menanam toga tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan warga, seperti dapat digunakan untuk pengobatan sewaktu – waktu ketika sakit.

ASI EkslusifJumlahPersentase (%) Ya6973,4 Tidak1819,1 Kosong77,4 Total94100

 Berdasarkan tabel di atas warga yang sudah memberikan ASI Ekslusif kepada anaknya adalah sekitar 73,4%, dan yang belum memberikan ASI Ekslusif sebesar 19,1% sementara yang tidak diisi sebesar 7,4%.  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat sudah paham akan pentingnya ASI Eksklusif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, dikarenakan lebih dari setengah jumlah warga sudah memberikan ASI secara Ekslusif.

Penimbangan ke Posyandu JumlahPersentase (%) Ya6872,3 Tidak1920,2 Kosong77,4 Total94100

 Bayi/balita yang sudah rutin ditimbang di Posyandu sebesar 72,3% sementara yang belum rutin sebesar 20,2%. Hal ini dikarenakan masih ada warga yang harus didatangi oleh kader karena jarak Posyandu yang jauh dari rumah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu – ibu memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui posyandu.

Ditolong tenaga kesehatan JumlahPersentase (%) Ya6063,8 Tidak2930,9 Kosong55,3 Total94100

Berdasarkan tabel diketahui bahwa sebanyak 63,8% warga sudah mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan dan yang memilih untuk tidak berobat atau diobati sendiri sebanyak 30,9% dan yang tidak menjawab sebesar 5,3%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah jumlah keseluruhan warga Desa Gading Wetan Probolinggo sudah memiliki kesadaran untuk berobat ke tenaga medis ketika sakit. Sedangkan sisanya memilih untuk mengobati sendiri, dengan membeli obat di apotek, toko, atau swalayan terdekat.

Desa Gading Wetan, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo berada di kuadran I (0,56;1) artinya desa gading wetan sudah memiliki kekuatan (strength) yang cukup besar, dan memiliki peluang yang banyak juga untuk membuat desa menjadi lebih berkembang ke arah yang lebih baik lagi dengan memanfaatkan sumber daya dari dalam sebesar – besarnya dan mengambil setiap peluang yang ada.

Terima Kasih