Kenapa Siswa Takut Bertanya di Kelas??? : Pentingnya Bertanya di Kelas Artikel Ilmiah Bahasa Indonesia Kenapa Siswa Takut Bertanya di Kelas??? : Pentingnya Bertanya di Kelas Aida Rahmi 2009110014 Selasa, 6 Juni 2010
Pendahuluan Bertanya adalah cara untuk mengungkapakan rasa keingintahuan akan jawaban yang tidak atau belum diketahui. Rasa ingin tahu merupakan dorongan atau rangsangan yang efektif untuk belajar dan mencari jawaban (Suhito, 1987; dalam Ribowo, 2006)
Latar Belakang Masalah Masih banyak dari siswa yang justru diam membisu ketika guru bertanya atau memberikan kesempatan untuk bertanya di kelas.
Soufia (2003, dalam Winasih, 2009) Pengamatan dalam proses pembelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta kelas VIIIB Kesiapan menerima pelajaran 43,24% Mempersiapkan tugas/PR 27,07% Konsentrasi penuh 35,13% Mencatat hasil pembahasan 32,43% Mengajukan pertanyaan 2,7% Mengemukakan pendapat, ide, gagasan 8,10% Memperhatikan penjelasan guru Soufia (2003, dalam Winasih, 2009)
Tujuan Penulisan Menganalisa penyebab siswa enggan atau takut bertanya Menganalisa apa pentingnya siswa bertanya di kelas
Pengaruh siswa bertanya dalam meningkatkan hasil belajar di kelas Tesis Pengaruh siswa bertanya dalam meningkatkan hasil belajar di kelas
Mengapa anak takut atau jarang bertanya di kelas? Metode tradisional atauTeacher Centre learning Pemberian reinforcement yang negatif Siswa lebih suka bertanya pada teman Adanya tekanan pribadi Guru tidak atau jarang memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya Aji, (2008), Morgan/Saxton, (2006), dan Winasih, (2009)
Contoh Kasus (Dikutip langsung dari Blog pribadi milik seorang psikolog bernama Suhadianto,M.Psi) Fulan adalah siswa yang periang dan banyak bertanya Guru bingung dan terganggu dengan pertanyaannya Guru menegurnya dan memberi peringatan dengan tuduhan terlalu berani dan tidak sopan Fulan jadi pendiam, takut bertanya, dan malas belajar
Teori Operant Conditioning Skinner Pemberian reinforcement (positif atau negatif) dapat mengakibatkan terbentuknya perilaku yang diharapkan atau yang tidak diharapkan yang dapat berlangsung lama.
Pentingnya bertanya di kelas: Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkritisi suatu informasi yang ia dapatkan Mendorong siswa mengemukakan pendapatnya dalam diskusi Menguji dan mengukur hasil belajar siswa Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar Ribowo, (2006)
Pythagoras (dalam Sentanu, 2007) Kualitas hidup seseorang ditentukan oleh kualitas pertanyaannya, semakin progresif sebuah pertanyaan, semakin sukses orang tersebut dalam menjalani kehidupannya
Tahapan-tahapan Bloom Taksonomi dalam pertanyaan apa, siapa, mengapa, kapan, dimana, dan bagaimana Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis Sintesis Evaluasi Pengertian, maksud dan tujuan, kegunaan, dan lain-lain. Pendapat Cara, langkah-langkah, contoh, akibat, dan lain-lain Menghubungkan suatu informasi dengan pengetahuan yang sudah ada Mengandung kritikan, dorongan, kesimpulan, opini, dan lain-lain Morgan/Saxton, (2006)
Kesimpulan Dengan pertanyan yang progresif, siswa dapat mempengaruhi hasil belajar di kelas
Penutup Jangan biarkan siswa menutup dirinya dari segala informasi dan ilmu pengetahuan yang seharusnya ia dapatkan Sebisa mungkin beri kesempatan pada siswa untuk bertanya Memberikan motivasi kepada siswa agar siswa berani untuk bertanya (bukan malah membuat siswa merasa terpojokkan dan semakin takut untuk bertanya) Hargailah sekecil apapun usaha anak untuk bertanya Bimbing siswa tersebut ke pertanyaan yang baik dan progresif
Referensi: Aji, P. (2008). Usaha Meningkatkan Keberanian Siswa Mengerjakan Soal-Soal Latihan di Depan Kelas Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division). Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta http://etd.eprints.ums.ac.id/2169/1/A410040176.pdf 03.06.2010_09.45 Departeman Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional Republik Indonesia http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php 05.07.2010_12.10 Hotimah, N.H. (2009). Optimalisasi Kemampuan Koneksi dan Keaktifan Siswa Melalui Pendekatan Improving Learning dalam Pembelajaran Matematika. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta http://etd.eprints.ums.ac.id/3471/2/A410050157.pdf 03.06.2010_09.45
Johnson, E. B. (2002). Contextual Teaching & Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar- Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. California: Mizan Learning Center (MLC) Morgan, N., & Saxton, J. (2006). Asking Better Questions (2nd ed.). Canada: Pembroke Publishers Limited Ribowo, B. (2006). Upaya Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Kelas IIA SMP Negeri 2 Banjarharjo Brebes dalam Pokok Bahasan Segiempat Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Kelompok kecil. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01b9/55f8dc7e.dir/doc. pdf 20.06.2010_13.35 Santrock, J.W. (2008). Adolescence: Perkembangan Remaja (edisi ke-12, Penerjemah: Adelar, S.B., & Saragih, S.). Jakarta: Erlangga
Sentanu, E. (2007). Quantum Ikhlas: Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati Sentanu, E. (2007). Quantum Ikhlas: Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati. Jakarta: Elex Media Komputindo Winasih, Y. (2009). Peningkatan Respon Siswa pada Pembelajaran IPS Melalui Pendekatan Ketrampilan Proses (PTK Pembelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Kelas VIII B Tahun Ajaran 2008/2009). Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta http://www.docstoc.com/docs/22028831/1-PENINGKATAN-RESPON- SISWA-PADA-PEMBELAJARAN-IPS-MELALUI 05.07.2010_19.15