TES PENGUKURAN KONDISI FISIK FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN Oleh: Roma Irawan M.Pd FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSIAS NEGERI PADANG
KUNCI SUKSES DALAM EVALUASI INPUT PROCES OUT PUT UMPAN BALIK (FEED BAK)
HUBUNGAN EVALUASI-PENILAIAN-PENGUKURAN DAN TES
KETERKAITAN EVALUASI-PENILAIAN-PENGUKURAN DAN TES
TES Sebuah instrumen yang dipakai untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau objek tertentu (Observasi, wawancara, angket, tes skill, atau bentuk lain yang sesuai).
Hasilnya atau datanya bersifat kuantitatif, PENGUKURAN Proses pengumpulan data / informasi dari suatu obyek tertentu. ( skor, frekuensi, waktu, jarak) tinggi badan : 179 cm, berat badan; 65 kg. Hasilnya atau datanya bersifat kuantitatif,
EVALUASI Proses penentuan nilai atau kelayakan data yang terhimpun. Proses penilaian secara kualitatif data yang telah diperoleh melalui pengukuran. Suatu proses untuk memberikan gambaran terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi Tes dan Pengukuran Mengadakan Klasifikasi/Kedudukan atlet dalam kelompoknya. Mengetahui perkembangan hasil latihan. Mengadakan diagnosa dan bimbingan Melihat kelemahan dan kekurangan atlet Pemberian motivasi Merangsang mengikuti kegiatan yang diprogramkan. Melihat efektivitas dan efisiensi proses latihan. Pengumpulan data yang obyektif.
PRINSIP-PRINSIP TES 1. Sesuai dengan norma masyarakat atau filosofi hidup 2. Keterpaduan 3. Realistis 4.Tester yang terlatih (gualified) 5. Keterlibatan siswa 6. Pedagogis 7. Akuntabilitas 8.Teknik evaluasi yang bervariasi dan komprehenif 9.Tindak lanjut
KRITERIA TES Valid Reliabelitas Obyektifitas Ekonomis Punya Norma Mempunyai Petunjuk Pelaksanaan Berbentuk Duplikasi Keterampilan Mempunyai Unsur Pendidikan Menyenangkan
Tes kemampuan dasar kondisi fisik bertujuan mengukur kemampuan fisik seseorang berdasarkan yang dimilikinya sebagai seorang manusia. Yang termasuk dalam tes kemampuan dasar untuk aktivitas fisik adalah : Tes Antropometri Tes Kondisi Fisik
1. Tes Antropometri Ruang lingkup tes antropometri meliputi : a. Pengukuran fisik. Berat badan Tinggi Badan Lebar bahu Tebal dada Panjang lengan Besar Lengan atas Besar pergelangan Panjang tungkai Besar paha
b. Pengukuran sikap dan mekanika tubuh Sikap berdiri Sikap kaki Sikap togok Sikap berguling Sikap mengayun Sikap duduk Sikap berlari
TES WELLESLEY PREDICTION TABLE UNTUK UMUR 16 – 20 TAHUN W = 2.6 (WEIGHT + CHEST DEPTH + CHEST WIDTH) – 154.3 KET: TINGGI BADAN DIUKUR DENGAN INCHI CHEST DEPTH DAN CHEST WIDTH DIKUKUR DENGAN CM KRITERIA QUIMBY < 100 TIDAK NORMAL = 100 – 150 NORMAL > 100 TIDAK NORMAL
TES QUIMBY WEIGHT ANALYSIS 16 – 22 TAHUN PROSEDUR: Mengukur tinggi badan tanpa sepatu dalam ukuran INCHI Mengukur lebar bahu ( Shoulder Width) Mengukur lebar dada ( Chest Width ) Mengukur pengerutan rongga dada ( Chest Depth ) Mengukur lebar panggul ( Kep Width ) Nilai subtitusi Rumus : E.W = [a (heigt) + b (shoulder) + c ( chest) + d (depth) + e (kep)] – f (nilai subtitusi)
SUBTITUSI NILAI RUMUS QUIMBY Umur a b c d e f 16 ¼ 1.82 4.19 5.38 7.99 5.07 225.39 16 ¾ 1.03 4.70 5.52 8.82 5.10 189.61 17 ½ 2.14 3.71 5.93 5.49 2.59 199.45 18 ½ 1.91 4.89 8.86 7.80 1.22 229.39 19 ½ 2.19 4.26 7.16 8.20 0.61 217.37 20 ½ 2.16 6.28 8.08 7.50 1.30 257.29 21 ½ 1.08 5.25 8.83 9.09 5.70 229.33 2.2.3 0.49 13.40 9.43 1.34 214.15
CHEST DEPTH CHEST WIDTH
SHOULDER WIDTH KIP WIDTH
2. BERAT BADAN Rumus Berat Badan Ideal “Brocca” (Tinggi Badan – 100) X 90% Contohnya : Jika Anda mempunyai tinggai badan 150 cm, maka berat badan ideal Anda adalah (150 – 100) X 90% = 45 kg. Dari nilai diatas, Anda dapat membandingkan hasilnya dengan acuan dibawah ini: Kelebihan Berat Badan / Overweight = Hasilnya 10% s/d 20% lebih besar Kegemukan / Obisitas / Obesity = Hasilnya lebih dari 20% dari yang seharusnya Kurus = Hasilnya 10% kurang dari yang seharusnya
Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI) BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan. Seseorang dikatakan mengalami obesitas jika memiliki nilai BMI sebesar 30 atau lebih.
berat badan di bawah normal Rumus: BMI = b / t2 b : Berat badan dalam satuan kilogram t : Tinggi badan dalam meter BMI Klasifikasi < 18.51 berat badan di bawah normal 18.50–24.99 normal 25.00–29.99 normal tinggi 30.09–34.99 Obesitas tingkat 1 35.09–39.99 Obesitas tingkat 2 ≥ 40.00 Obesitas tingkat 3
3. KONDISI FISIK Satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan.
Sepuluh komponen kondisi fisik masing-masing adalah sebagai berikut: Kekuatan (strength), Daya tahan (endurance), a) Daya tahan umum ( cardiovacular) b) Daya tahan otot (local endurance) c) Daya ledak (muscular power) Kecepatan (speed) Daya lentur (flexsibility) Kelincahan (agility) Koordinasi (coordianation) Keseimbangan (balance) Reaksi (reaction)
Kekuatan (Strength) Kekuatan yang bersifat statis (iso-metrik) Hand Grip Dynamometer Leg Dynamometer Back Dynamometer B. Kekuatan yang bersifat dinamis (iso-tonis) Pull-ups Push-ups Sit-ups
ALAT TES KEKUATAN TANGAN ( GRIP DYNAMOMETER )
ALAT TES KEKUATAN TUNGKAI (LEG DYNAMOMETER)
2. Daya Tahan (endurance) A. Daya Tahan Umum (Kardio respirasi): Kemampuan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan dalam waktu relatif lama, beban sub maksimal, dengan intensitas latihan yang konstan. Contoh Test : Lari 12 menit Lari 2.4 km Balke (15 Menit) Bleep test Tread Mill / landasan berjalan B. Daya Tahan Lokal (Otot) : Kesanggupan otot mempertahankan aktivitasnya, statis maupun dinamis untuk waktu yang lama. Contoh : Sit ups Push ups Squat jumps
C. Daya Ledak Otot Daya ledak merupakan hasil perpaduan dari kekuatan dan kecepatan pada kontraksi otot (Bompa,1983:231; Fox,1988:144 ). Daya ledak merupakan salah satu dari komponen gerak yang sangat penting untuk melakukan aktivitas yang sangat berat karena dapat menentukan seberapa kuat orang memukul, seberapa jauh seseorang dapat melempar, seberapa cepat seseorang dapat berlari dan lainnya. Contoh : Standing Board Jump Test Vertical Jump Test
VERTICAL JUMP TEST STANDING BOARD JUMP TEST SIT UP PUSH UP
3. KECEPATAN (SPEED) Adalah Kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan-gerakan sejenis dalam waktu yang singkat dengan hasil yang sebaik-baiknya. Contoh Test: Lari cepat 30 m Lari 50 Yard
4. KELENTUKAN (FLEXIBILITY) Kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin tanpa mengalami cedera pada persendian dan otot di sekitar persendian itu, atau dengan kata lain “luasnya ruang gerak persendian”. Contoh : Sit and Reach Flexibilty Test Trunk Test
Bentuk tes kelentukan
5. KELINCAHAN (AGILITY) Kemampuan seseorang untuk bergerak ke segala arah dengan mudah. Contoh : Shuttle run test Zig-zag run test T- Test Illinious Test
ILLINEOUS TEST T –JUNCTION TEST ZIG ZAG RUN TEST SHUTTLE RUN TEST
6. KOORDINASI (COORDINATION) Kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan berbagai gerakan menjadi suatu kebulatan gerak yang sempurna. Contoh : Squat Thrust Test
7. KESEIMBANGAN (BALANCE) a. TEST SATU KAKI
8. KECEPATAN REAKSI ( SPEED REACTION) Waktu reaksi (RT) adalah ukuran waktu dari kedatangan sinyal tiba-tiba disajikan ke awal dari respon.
Sekian…! Terima Kasih…! SEMOGA BERMANFAAT