MENGEMBANGKAN CITRA DIRI YANG SEHAT
MASALAH Perintah Tuhan yang kedua adalah mengasihi sesama. Ketika kita berusaha keras mengasihi sesama, tetapi kita pada akhirnya gagal karena ada “orang-orang yang menyebalkan/ sulit” yang tidak bisa kita hindari. Misalnya tipe orang yang pembawaannya meledak-ledak, kegemarannya konfrontasi, sangat agresif dan tidak dapat mengendalikan amarahnya atau tipe orang yang penyebar teror dan gosip, atau tipe orang yang masa bodoh terhadap apapun atau tipe orang yang suka mengeluh.
- Mungkin kita bertanya-tanya, kenapa ada orang yang seperti itu - Mungkin kita bertanya-tanya, kenapa ada orang yang seperti itu? Apa yang membuat mereka menjadi seperti itu? Apakah itu kepribadian? Watak? Karakter? Temperamen? Sifat? Kebiasaan? - Menurut ilmu psikologis, pengertian dari kepribadian adalah penggambaran tingkah laku secara deskriptif tanpa memberi nilai. Pengertian dari karakter adalah penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik- buruk) baik secara eksplisit maupun implisit.
- Pengertian watak adalah karakter yang telah lama dimiliki dan sampai sekarang belum berubah. Pengertian temperamen adalah kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan biologik atau fisiologik. Pengertian sifat adalah respon yang sama terhadap sekelompok stimuli yang mirip berlangsung dalam kurun waktu yang relatif lama. Pengertian kebiasaan adalah respon yang sama cenderung berulang untuk stimulus yang sama pula.
Maka betapa pentingnya kita membicarakan tentang citra diri kita sebagai orang Kristen agar kehadiran kita di dunia ini tidak menjadi batu sandungan tetapi menjadi berkat bagi orang lain. Kita perlu mengenal diri kita sendiri dengan baik, yang berarti kita memahami kekhasan fisik kita, kepribadian, watak dan temperamen, mengenal bakat-bakat alamiah yang kita miliki serta punya gambaran yang jelas tentang diri sendiri dengan segala kekuatan dan kelemahannya.
- Dengan mengenal diri sendiri, seseorang dapat mengenal kenyataan dirinya dan sekaligus mengetahui peran apa yang harus dia mainkan untuk mewujudkannya. - Selain mengenal diri sendiri, kita juga harus menerima diri kita dengan baik, sebagaimana adanya dan kita harus mengembangkan diri kita sebaik mungkin.
APA YANG TERJADI - Kisah penciptaan menunjukkan bahwa Allah menciptakan manusia berbeda dengan ciptaan lainnya. Pertama, manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26-27). Kedua, Tuhan membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya (Kej 2: 7). - Seluruh karya penciptaan Allah pada hakikatnya hanya punya satu tujuan yaitu agar segala yang diciptakan-Nya itu “sungguh amat baik” (Kej 1:31).
Namun sayang sekali, kejatuhan manusia dalam dosa membuat gambar Allah yang ada dalam diri manusia menjadi rusak. Dosa merusak citra (gambaran) diri manusia sebagai gambar Allah. Dosa membuat manusia buta dan naif. Dosa membuat manusia menyangka bahwa “ia tahu segalanya.” Atau dosa membuat manusia tidak tahu dan tidak mau tahu bahwa ada yang ia tidak tahu. Dosa menutupi kesadaran diri manusia akan ketidak-tahuannya sehingga mengakibatkan manusia menjadi “sok tahu” atau sombong.
- Dosa melahirkan di dalam diri manusia penyakit “mister tahu segala,” merasa tahu apa yang ia tidak tahu, tetapi tidak tahu apa yang seharusnya ia tahu. - Kehidupan manusia yang dikuasai dosa membuat ia menuruti keinginan dagingnya tanpa menyadari akibatnya merusak hubungannya dengan Allah dan sesama.
PENGERTIAN MENGEMBANGKAN CITRA DIRI YANG SEHAT - Mengembangkan citra diri adalah suatu usaha sengaja dan terus menerus, tanpa henti yang dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk untuk membuat daya potensi diri dapat terwujud secara baik dan optimal, yang menghantar seseorang pada taraf kedewasaan sesungguhnya. Usaha ini tidak dapat dilakukan sendirian, makanya perlu ada kuasa dari Roh Kudus yang senantiasa mengajar, menghibur, menguatkan dan menyertainya.
Secara umum, citra diri berhubungan dengan kehormatan, kekuasaan dan jabatan sosial. Secara psikologis, citra diri berhubungan dengan self-maturity. Secara teologis, citra diri berhubungan dengan perilaku dan moralitas yang serupa dengan Allah.
TUJUAN - Tujuan yang ingin dicapai dengan usaha pengembangan citra diri yang sehat adalah realisasi optimal ke arah yang baik dari daya potensi yang dimiliki diri sendiri (jasmani dan rohani), yang menghantar seseorang pada tingkat matang dewasa yang membuat dia sanggup membangun relasi yang baik dengan Tuhan dan sesama bahkan dengan ciptaan lainnya.
CARA MENGEMBANGKAN CITRA DIRI YANG SEHAT Bersedia dilahirkan kembali (Yoh 3:3,5) Hidup dipimpin oleh Roh bukan daging (Yoh 3:6; Roma 8:5-13, Gal 5:16-17,24-25) Berani meninggalkan dan menanggalkan cara hidup yang lama dan mengenakan manusia baru (Ef 4:21-24). Meneladani sikap Yesus yang bersedia mengosongkan diri (Fil 2:5-7).
5. Mempunyai self awareness untuk mengenal, memahami kehendak Allah dalam dirinya. Tujuan hidupnya diselaraskan dengan tujuan Allah tentang hidupnya. 6. Belajar berjuang untuk mencapai sesuatu yang meningkatkan citra dirinya, sehingga tidak ada kebiasaan untuk kembali ke cara hidup yang lama atau keinginan untuk menyerah dan berhenti berproses.
7. Belajar memahami dan menerima diri sendiri Semakin kita mempunyai pemahaman yang memadai tentang keadaan diri kita yang sebenarnya berarti kita tahu siapa diri kita. Kita menjadi bangga dan optimis tentang diri kita. Kita juga tahu diri dengan kelemahan kita. 8. Memiliki kemauan kuat untuk mengembangkan citra diri yang sehat.
Usaha mengembangkan citra diri adalah usaha yang disengaja seumur hidup. Hal ini tentu tidak mungkin terlaksana tanpa kemauan dan motivasi sebagai penggeraknya. Tanpa kemauan yang keras, maka tantangan sedikit saja dapat mematahkan semangat seseorang. Kemauan keras tampak dalam kegigihan seseorang mengatasi tantangan yang dihadapinya.
9. Belajar dari kesalahan Pengembangan citra diri sebaiknya disertai tindakan korektif yakni perbaikan terus menerus. Pengalaman masa lalu terutama kegagalan merupakan masukan berharga untuk kemajuan berikutnya. Koreksi dapat kita lakukan sendiri dan juga bantuan orang lain. Hal penting disini adalah kesediaan kita untuk menerima kritik dan meresponnya secara positif.
MANFAAT DARI CITRA DIRI YANG SEHAT Memiliki fisik sehat dan bugar. Hidup sosial yang semakin baik membuat kita semakin menghayati kepekaan, kepedulian, keterbukaan dan kerja sama dengan orang lain. Memiliki kekayaan rohani yang semakin mendalam sehingga kita menjadi pribadi yang semakin tangguh.
4. Memiliki mental yang kuat dan sehat sehingga membuat kita mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan tanpa terlalu terpengaruh secara negatif oleh perubahan itu. Orang yang sehat mentalnya akan mampu memenuhi kebutuhan psikologisnya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana dia berada. Mental yang kuat membuat kita tidak mudah menyerah, tahan tekanan, menyukai tantangan, optimis dan sportif serta dapat memahami realitas secara semestinya.
5. Memiliki kemampuan dalam menata batin sehingga tidak lagi bersikap emosional tetapi bersikap lebih objektif. 6. Mampu mengoptimalkan potensi-potensi diri yang dimilikinya sehingga menjadi pribadi yang matang dan seimbang. 7. Menjadi pribadi yang mandiri, kreatif dan inovatif. Hal ini terbukti dengan kemampuan menentukan sikap, menata diri sendir, dapat membuat penilaian kritis, dapat mengambil keputusan dan tindakan sendiri, mau belajar
terus menerus dan mempunyai daya kreativitas yang memadai, menyukai dan terbuka untuk hal-hal yang baru. 8. Menjadi pribadi yang positif dengan berpikir positif, bersikap positif dan bertindak positif (Fil 4:8-9).