Uji Kontaminan Mikroba dalam Pangan Sudrajat FMIPA UNMUL SAMARINDA TAHUN 2010 Bahan Diskusi pelatihan Pegawai BPOM Samarinda, Tahun 2010
Mikrobia pada bahan makanan Terdiri dari berbagai spesies yang berasal dari berbagai lingkungan Populasinya tergantung dari penerapan proses sanitasi, proses pengolahan dan kontrol yang digunakan untuk membunuh mikrobia (metoda preservasi)
Tujuan melakukan analisa mikrobiologi Menentukan jenis dan sumber kontaminan Evaluasi proses sanitasi, penanganan bahan dasar dan proses pengolahan Menentukan kualitas mikrobiologis makanan Menentukan umur simpan makanan
Microorganisms in food (food-borne microorganisms) Beneficial/ desirable e.g. Lactic acid bacteria in fermented food Deteriorated/ undesirable Pathogenic or Toxigenic Non-pathogenic Spoilage m.o. but can cause diseases e.g. Bacillus sp.in milk Indicator of pathogens e.g. Escherichia coli Food can be a vehicle of pathogens to human 4
Sistem Pengawasan Makanan Oleh BPOM-RI Pemberian Nomer Registrasi BPOM-RI - Makanan/Minuman : MD (dalam), ML (import) 12 digits - Obat-obatan : D (dalam), DL (obat import) - Kosmetika : CD (dalam), CL (kosmetik import) - Alat kesehatan : KD (dalam), KL (alat import) - Obat tradisional : TR Melakukan uji laboratorium sampel makanan - Uji kandungan (komposisi) gizi - Uji fisika kimia - Uji mikrobiologi - Uji bahan berbahaya dan beracun
Sources of bacterial contamination Staff, customers P PEOPLE Vegetables, meat, shellfish, water R RAW FOOD Soil, dust E ENVIRONMENT Insects, rodents, animals, birds P PESTS
7
8
Food-borne pathogens Bacteria Salmonella spp. Shigella spp. Staphylococcus aureus Enteropathogenic E. coli Clostridium botulinum, Cl. perfringens Vibrio cholerae, V. parahaemolyticus Bacillus cereus Campylobacter jejuni Yersinia enterocolitica
Food borne pathogens Fungi Parasites produce mycotoxins Aspergillus sp. Penicillium sp. Fusarium sp. Toxocara canis Amoebae
Food-borne diseases Food poisoning Other diseases Pathogen’s cells Toxin Botulism: Clostidium botulinum Campylobacteriosis: Campylobacter jejuni E. coli infection: E. coli O157:H7 Salmonellosis: Salmonellae Shigellosis: Shigellae Other diseases caused by viruses: Hepatitis A, poliomyelitis, etc. 11
Food poisoning Symptoms Diagnosis abdominal cramps nausea vomiting diarrhoea fever dehydration Diagnosis examination of the faeces and suspected food samples
Testing Methods Total heterotrophic plate count Growth on detection media Most Probable Number Culture-dependent techniques Sample with Bugs Culture-independent techniques Optical Nucleic Acid-Based Immunological Methods Chemical
Kriteria mikrobiologis makanan Standard – bagian dari regulasi Spesifikasi – untuk spesifikasi purchasing Guideline – digunakan untuk monitoring proses atau sistem
Pengenalan alat-alat laboratorium mikrobiologi 1. Peralatan sterilisasi a. Sterilisasi kering : alat gelas, cawan Petri, pipet. Alat yang digunakan berupa oven yang suhunya dapat mencapai 180 oC. b. Sterilisasi basah : untuk sterilisasi media, larutan, kapas, lap, dsb. Peralatan yang umum digunakan adalah autoklaf. c. Sterilisasi saring. untuk sterilisasi cairan yang rusak bila kena panas (misal larutan vitamin) 2. Alat menghitung koloni Quebec Colony Counter 3. Laminar flow (untuk memindahkan mikrobia secara aseptis) 4. Spektrofotometer : untuk mengukur kekeruhan yaitu dengan cara mengukur sinar yang lewat pada media cair mengukur konsentrasi mikrobia pada media cair. 5. Mikroskop
Ketrampilan dasar Persiapan/pembuatan media Sterilisasi dan penanganan/pembuangan limbah Metoda aseptik (aseptic transfer – untuk memindahkan kultur) Penyimpanan mikrobia Kultur dalam agar miring Deep freeze (dg cryoprotectant) Liofilisasi (dalam ampul)
Sterilisasi Sterilisasi – basah, kering, filtrasi Sterilisasi basah / uap panas kombinasi suhu, tekanan dan waktu (121C, 15 mnt, 15 lbs/square inch) Sterilisasi kering untuk alat-alat gelas Sterilisasi dengan uap panas dilakukan pada media yang akan digunakan baik sebelum dan sesudah inokulasi dengan mikrobia
Metode aseptis dan teknik isolasi Kultur murni: apabila kultur ini hanya terdiri dari satu spesies mikrobia saja. Jika spesies mikrobia yang lain secara tidak sengaja masuk ke dalam kultur murni, kultur tersebut dikatakan telah terkontaminasi, dan tidak lagi dikatakan sebagai kultur murni tetapi kultur campuran.
Isolasi dengan cara goresan Hasil goresan yang baik Cawan - terkontaminasi Goresan yang berasal dari dua jenis bakteri Cara goresan yang salah Koloni kurang terpisah
Koloni bakteri : Morfologi (bentuk dan struktur) Bentuk dan ukuran koloni : irreguler Margin/edge : undulate/wavy Elevataion : umbonate Warna : putih Tekstur : dry (rough)
Metoda Kuantitaif Enumerasi atau estimasi langsung atau tidak langsung Aerobic Plate Counts (standard plate counts untuk dairy products), anaerobic counts, psychrotrophic counts, thermoduric counts, coliform counts, S. aureus counts, yeast and mold counts.
Enumerasi langsung Microscopic Counts CFU – Colony Forming Unit Nonselective agar media (PCA) Nonselective differential agar media Selective agar media Selective differential agar media
Enumerasi tidak langsung MPN Dye reduction test Pengenceran - nonselective media cair – jarang digunakan
Metoda Kualitatif Bakteri patogen (positif atau negatif) Salmonella, E. coli O157:H7, Clostridium botulinum, Listeria dll
Metoda Cepat ELISA Nucleic Acid Probe
Deteksi mikrobia pada makanan Total mikrobia (bakteri, yeast, jamur/mold) Bakteri indikator Coliform, fecal coliform, E. coli, Grup Enterobacteriacea Enterococci Bakteri pathogen Classical pathogen (Salmonella, Shigella, EPEC E. coli Emerging pathogen (Vibrio, Listeria monocytogenes, Yersinia, Campylobacter jejuni, dll) Kriteria bakteri indikator dan pathogen Berkaitan dengan feses dan pathogen enterik Level/rasio eksistensinya pada feses, bakteri indikator dan enterik Resistensinya terhadap lingkungan (habitat) alami (feses dan makanan) Resistensinya terhadap berbagai kondisi (proses dan penyimpanan makanan) Waktu yang dibutuhkan untuk deteksi
Penghitungan mikrobia dalam bahan pangan Uji coliform dengan MPN Pencemaran air mengapa coliform ? Pengujian : Uji pendugaan (presumptive tests) Uji penetapan (confirmation tests) Uji lengkap (completed tests)
Uji mikrobiologi pada bahan makanan 7 Total mikrobia (bakteri, jamur, yeast) 6 Plate Count 5 4 3 2 Bakteri indikator : Coliform/E.coli 1 MPN -1 Bakteri patogen -2 Media resusitasi -3 Media diperkaya -4 Media selektif -5 Isolasi dan identifikasi -6 Log jumlah sel
Ada beberapa variasi pada enumerasi dengan cara ini, yaitu : 1.Pour plates 2.Spread plates
Dilution and Plate Count (1)
Dilution and Plate Count (2)
Prosedur Sampling Gunakan wadah yang steril Jaga tangan selalu bersih dan kering Jangan membalik atau menjatuhkan tutup botol Jangan memasukkan plastik sampel yang belum steril kedalam saku baju Jangan mengkontaminasi bagian atas ataupun bagian dalam plastik sampel. Cuci peralatan sampling sebelum digunakan Isi didalam wadah tidak lebih dari 2/3 atau 3/4 –nya Jangan memegang wadah (belum tertutup) melewati permukaan sampel ketika sampel tersebut dipindahkan Dinginkan sampel pada suhu 0-4,4oC Pindahkan sampel dalam wadah untuk pengiriman ke laboratorium Setelah digunakan, kembalikan wadah sampel ke laboratorium untuk disterilkan kembali
Standard Plate Count (SPC) Standard di dalam equipment, material dan inkubasi Equipment – tempat kerja, kabinet, refrigerator, termometer, transfer pipet, botol untuk pengenceran, cawan Petri, timbangan, waterbath, autoclave, inkubator, dll Penyimpanan sampel suhu 4,4 C, waktu pengujian < 36 jam Media – Standard method agar (Plate count Agar) Pancreatic digest of casein (tripton) 5,0 g Yeast extract 2,5 g Glucose 1,0 g Agar 15,0 g DW s/d 1 liter pH (setelah sterilisasi) 7.0 + 0,2 Inkubasi 32 + 1C, 48 + 3 jam untuk mesofilik Untuk termofilik : 55 + 1 C selama 48 jam, sebagai TBC/ml atau g Untuk psikrofilik : 7 + 1 C selama 10 hari, sebagai PBC/ml atau g
Conventional techniques Standard plate count: SPC Homogenised food sample Dilutions Plate on suitable selective media Incubate at ….oC, for… h. Colony count Shelf-life analysis SPC = 106 CFU/ g or ml of product = spoilage or nearly spoilage
Conventional techniques Most probable number: MPN Growth in liquid medium Based on 3 decimal dilutions (5 or 3 tubes at each dilution) Number of positive (growth) tubes of each dilution Find the MPN values in Table reference Ex. Sample 1.0g, 0.1g, 0.01g=1,0,2 MPN/g = 11
Most probable number: MPN Selecting 3 dilutions for Table reference when more than 3 dilution are used, select only 3 dilutions according to 2 cases 1. One or more dilution show all tubes positive 2. No dilutions show all tubes positive Conversion of Table units Approximation of an unusual series of dilutions Confidence interval
Rapid tests Commercial kits: many Faster than conventional method e.g. the MMO-MUG method for coliform testing Negative Positive Negative Positive Total coliform E. coli
Molecular detection Method Has been used to detect Food-->liquid/ solid media--o/n(16-24 h)--->DNA extraction-->PCR---> Hybridisation with specific probe Has been used to detect enteroinvasive E. coli and Shigella spp., V. vulnificus Hepatitis A virus, and V. cholerae in foods PCR has been used to detect enteroinvasive E. coli and Shigella spp. (54), V. vulnificus (37) Hepatitis A virus (see Chapter 26), and V. cholerae
Molecular detection Hybridisation No direct detection from food Probe = DNA or RNA Probe design: specific genes such as probe labelling: radioactive, non-radioactive No direct detection from food Requires 105-106 copies of the target sequence to yield a clear, positive result Polymerase Chain Reaction (PCR)