KEWAJIBAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN Etika Bisnis
1. Tiga Kewajiban Karyawan Kewajiban Ketaatan Kewajiban Konfidensialitas Kewajiban Loyalitas Etika Bisnis
Karena ada hubungan/ikatan kerja. Kewajiban Ketaatan Mengapa harus taat ? .... Karena ada hubungan/ikatan kerja. Apakah harus taat untuk semua perintah ? a. Melakukan sesuatu yang tidak bermoral (membunuh, menipu, dll). b. Melakukan hal yang tidak wajar (tidak ada hubungan dengan perusahaan). c. Tidak sesuai dengan penugasan yang disepakati Etika Bisnis
Kasus Tentang Ketaatan Bapak Gerry, 45 tahun adalah Manajer Personalia pada PT. Aman Sentosa yang bergerak di bidang pertekstilan. Dalam Surat Perjanjian Kerja tercantum ketentuan bahwa tingkatan Manajer tidak boleh mempunyai income lain dari pada gaji yang diperoleh mereka dari perusahaan. Maksudnya tentu agar mereka tidak “ngobjek” ke tempat lain sambil merugikan pekerjaan tetap mereka. Gaji yang diberikan PT. Aman Sentosa dianggap cukup tinggi untuk membenarkan perjanjian yang ditetapkan oleh perusahaan. Pak Gerry menandatangani surat perjanjian tersebut. Istri Pak Gerry merupakan pengusaha ekspor kecil-kecilan, yang berkantor di rumah. Pak Gerry membantu istrinya dengan pembukuan dan korespondensi. Pak Gerry kadang-kadang menggunakan telepon kantor untuk keperluan istrinya apabila telepon rumah rusak. Ia menganggap dirinya berhak menggunakan telepon tersebut, karena di rumah ia juga kadang-kadang menggunakan telepon rumah untuk keperluan PT. Aman Sentosa. Bagaimana menurut Anda hal ini sehubungan dengan kewajiban ketaatan. Berikan Pendapat. Etika Bisnis
Kasus Tentang Ketaatan Fransiska bekerja untuk perusahaan PT. Konstruksi XYZ. Pak Taufik merupakan atasan langsungnya telah membuat kalkulasi untuk sebuah proyek pembangunan dan dalam tender tersebut bahwa Perusahaan ini merupakan pemenangnya atas dasar kalkulasi yang dibuat oleh Pak Taufik. Walaupun kontrak sudah ditandatangani, tetapi Pak Taufik memerintahkan Fransiska untuk melakukan perhitungan lagi dan hal ini merupakan tugas Fransiska. Sewaktu melakukan perhitungan ulang, Fransiska menemukan kesilapan dalam perhitungan, sehingga hal ini akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan atau dengan kata lain bahwa perusahaan tidak akan mendapat keuntungan sebagaimana yang diharapkan. Fransiska melaporkan hal ini kepada Pak Taufik, tetapi Pak Taufik justru memerintahkan agar Fransiska tidak memperhatikan hal ini dan tidak menceritakan kepada siapapun termasuk kepada Direktur dan apabila ia tidak mematuhi perintah ini, maka ia akan dipecat. Bagaimana menurut Anda hal ini sehubngan dengan kewajiban ketaatan. Berikan Pendapat. Etika Bisnis
Kewajiban Konfidensialitas Kewajiban konfidensialitas adalah kewajiban untuk menyimpan informasi yang bersifat konfidensial…. Rahasia. (Dokter, Akuntan, dll). Pada prinsipnya bahwa hal ini tidak hanya berlaku pada saat ia bekerja pada perusahaan itu saja, tetapi berlaku juga meskipun tidak lagi bekerja pada perusahaan tsb. Etika Bisnis
Apa saja yang merupakan rahasia perusahaan (trade secrets) ? - Informasi tentang formula suatu produk (teknik memproduksi) - Hasil penelitian yang belum dipublikasikan - Program-program komputer - Keadaan keuangan perusahaan. - Daftar pelanggan dan mailing list sebuah perusahaan. - Rencana perusahaan untuk masa yang akan datang, dll. Tetapi keterampilan yang diperolehnya selama bekerja tidak menjadi kewajiban konfidensialitas. Etika Bisnis
Kasus Tentang Konfidensialitas Gusti Melani, usianya 32 tahun baru lima bulan bekerja sebagai Kepala Bagian Pemasaran pada perusahaan PT. Dingin Betul yang bergerak di bidang sistem-sistem pendingin seperti lemari es dan freezer untuk restoran dan supermarket. Ia pindah kerja ke PT. Jangan Sampai Busuk, suatu perusahaan baru yang bergerak pada bidang yang sama dan merupakan saingan PT. Dingin Betul. Pada PT. Jangan Sampai Busuk ia juga sebagai Kepala Bagian Pemasaran. Gusti sangat yakni bahwa produk PT. Jangan Sampai Busuk lebih unggul dari PT. Dingin Betul. Pada hari terakhir ia bekerja, Gusti membuat foto copy daftar pelanggan PT. Dingin Betul yang juga memuat informasi waktu pembelian dan kapan harus diganti dan sebagainya. Gusti merasa tidak mencuri karena hanya membuat foto copy sedangkan asilnya ditinggal di PT. Dingin Betul. Gusti menghubungi pelanggan yang terdaftar pada daftar pelanggan tersebut dan menjelaskan keunggulan produk PT. Jangan sampai busuk. Ternyata ia dapat menjual dengan jumlah yang lebih banyak dan memperoleh gaji yang lebih besar. Bagaimana menurut Anda hal ini sehubngan dengan kewajiban konfidensialitas. Berikan Pendapat. Etika Bisnis
Kewajiban Loyalitas Kewajiban loyalitas merupakan komitmen karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Karyawan harus berupaya menghindar hal-hal yang dapat merugikan perusahaan. (Mendahulukan kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi). Dalam konteks loyalitas ini termasuk juga masalah etis, seperti menerima komisi atau hadiah selaku karyawan perusahaan. Hal ini merupakan masalah yang terkelompok pada masalah yang abu-abu, sebab penilaian moral tentangnya sangat berbeda. ---- Untuk hal ini perlu dikaji motif pemberian komisi tersebut. Etika Bisnis
Kasus Tentang Loyalitas Yunita seorang pegawai pada suatu perusahaan yang bergerak di bidang perbankan. Ia telah bekerja 3 tahun pada bank tersebut. Suatu kali Ia mendapat tawaran untuk bekerja pada bank lain dengan fasilitas (gaji dan tunjangan) yang lebih tinggi dari pada bank tempat ia bekerja pada saat ini. Setelah ia memperimbangkan tawaran tersebut, maka ia memutuskan untuk menerima tawaran tersebut dan ia mengajukan surat pengunduran diri. Menurut Anda apakah dalam hal ini Yunita dapat dikatakan tidak mempunyai kewajiban loyalitas sebagai karyawan. Etika Bisnis
2. Melaporkan Kesalahan Perusahaan Dalam etika bisni, hal ini dikenal dengan istilah whistle blowing (meniup pluit). Istilah ini sering dipergunakan dalam arti kiasan : membuat keributan untuk menarik perhatian orang banyak. Dalam etika, whistle blowing mempunyai arti yang lebih khusus, yaitu menarik perhatian dunia luar dengan melaporkan kesalahan yang dilakukan oleh sebuah organisasi. Whistle blowing dalam hal ini adalah pelaporan kesalahan perusahaan, bukan kesalahan pribadi. Whistle blowing : Whistle blowing internal dan eksternal ------- Pembahasan pada whistle blowing eksternal --- Etika. Etika Bisnis
Boleh saja, asal lima syarat berikut ini terpenuhi : Pertanyaan Etika: Apakah pelaporan kesalahan perusahaan boleh dilakukan (bertentangan dengan kewajiban loyalitas karyawan terhadap perusahaan). Boleh saja, asal lima syarat berikut ini terpenuhi : Kesalahan perusahaan harus besar. (Pihak ketiga rugi, Pelanggaran hak azasi, bertentangan dgn tujuan) Pelaporan harus didukung dengan fakta yang jelas dan benar. Pelaporan dilakukan untuk mencegah terjadinya kerugian bagi pihak ketiga, bukan karena motif lain. Penyelesaian masalah secara internal harus dilakukan dulu, sebelum kesalahan perusahaan dibawa keluar. Harus ada kemungkinan real bahwa pelaporan kesalahan akan mencatat sukses. Etika Bisnis
Perusahaan tidak boleh mempraktekkan diskriminasi. Kewajiban Perusahaan Perusahaan tidak boleh mempraktekkan diskriminasi. Perusahaan harus menjamin kesehatan dan keselamatan kerja. (Keselamatan kerja bisa berwujud bila tempat kerja aman, sedangkan kesehatan kerja direalisasikan dengan tempat kerja yang sehat) Etika Bisnis
Perusahaan tidak boleh memberhentikan karyawan dengan semena-mena. Perusahaan memberi gaji yang adil dan layak. (UMP Thn 2013 = Rp 1.375.000,-. UMK Medan 2013 = Rp 1.460.000,-) Enam Faktor : - Peraturan Permerintah - Upah yang lazim dlm sektor industri tertentu dalam daerah tertentu. - Kemampuan tertentu - Produktivitas - Perundingan dengan Serikat Pekerja Perusahaan tidak boleh memberhentikan karyawan dengan semena-mena. Etika Bisnis
Kasus : Sistem Transportasi Bawah Tanah Disuatu kota besar yang terletak di daerah rawan gempa bumi, dibangun sistem kereta api bawah tanah. Dalam kontrak antara pemerintah setempat dan perusahaan konstruksi yang membangun sistem ini telah ditetapkan bahwa seluruh jaringan terowongan harus tahan gempa bumi sampai kekuatan 9 pada skala Richter. Insinyur A dan B bertugas memastikan pelaksanaan ketentuan ini dengan mengadakan pengukuran setiap kali satu kilometer trayeknya selesai. Sesudah beberapa waktu, Insinyur A dan B mendapatkan bahwa beberapa bagian terowongan yang telah dibangun tidak memenuhi norma yang ditetapkan. Mereka melapor kepada Insinyur Kepala, tetapi atasan langsung ini menyuruh mereka merahasiakan data-data tersebut dan tidak menanyakan lebih lanjut. Sesudah menunggu beberapa bulan, Insinyur A dan B merasa curiga, karena masalah mereka tidak ditindaklanjuti. Mereka memberitahukan seorang anggota direksi. Lalu diadakan rapat dewan direksi, dimana berlangsung diskusi seru. Etika Bisnis
Pada kesempatan itu Insinyur Kepala meminta kepada direksi agar data-data yang memberatkan itu dirahasiakan saja dengan argumentasi: Penyimpangan norma tidak terlalu besar, sehingga tidak ada bahaya real untuk publik yang akan menggunakan jasa kereta apibawah tanah nanti; Perusahaan tidak bisa memperkuat terowongan-terowongan yang “rawan” karena biaya akan menjadi lebih tinggi dan jadwal waktu tidak mengizinkan lagi. Mengakui kesalahan akan mengakibatkan si pemesan merasa curiga terhadap kualitas pekerjaan seluruh proyek. Dalam rapat yang sama Insinyur Kepala memberi kesan lagi bahwa Insinyur A dan B berambisi untuk menjadi insinyur kepala dan ambisi mereka merupakan latar belakang bagi seluruh kesulitan yang mereka timbulkan. Lebih jauh ia menjamin bahwa tim insinyur dari pemerintah yang akan melakukan beberapa tes pada fase terakhir penyelesaian proyek, hanya akan memeriksa bagian-bagian terowongan yang “safe”. Etika Bisnis
Sesudah diskusi panjang lebar, dewan direksi memihak pada pandangan insinyur kepala. Mendengar hal itu, insinyur B marah besar, tetapi ia diam saja karena takut akan kehilangan pekerjaannya. Insinyur A juga tidak bisa menyetujui keputusan direksi itu. Ia berpendapat bahwa kepentingan publik nanti dirugikan, karena keamanan terowongan itu tidak optimal. Ia menyalurkan semua data tentang masalah itu ke pers setempat. Setelah berita pertama muncul dalam surat kabar, insinyur A langsung dipecat. Pemerintah kota tentu tidak tinggal diam dan menuntut perusahaan konstruksi itu di pengadilan. Pertanyaan Diskusi : Apakah tindakan yang dilakukan oleh Insinyur A dengan melaporkan kesalahan perusahaan merupakan pelanggaran etika bisnis atau bisa dibenarkan. Etika Bisnis