TRANSMISI SABUK (BELT). Roda Gigi Sabuk dan Pulley Rantai dan Sproket Tali Kabel.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STAF PENGAJAR FISIKA DEPT. FISIKA, FMIPA, IPB
Advertisements

Soal :Tekanan Hidrostatis
Teori Graf.
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
TURUNAN/ DIFERENSIAL.
KINEMATIKA Kinematika adalah cabang ilmu Fisika yang membahas gerak benda tanpa memperhatikan penyebab gerak benda tersebut. Penyebab gerak yang sering.
SOAL-SOAL RESPONSI 9 STAF PENGAJAR FISIKA.
Menjelaskan Hukum Newton sebagai konsep dasar dinamika, dan mengaplikasikannya dalam persoalan-persoalan dinamika sederhana.
TEST PHYSICS PENGGUNAAN PROGRAM VBA 20 SOAL By AGUS BUDIANTO,S.Pd
Kumpulan Soal 3. Energi Dan Momentum
METODE PERHITUNGAN (Analisis Stabilitas Lereng)
salah benar salah salah salah a. Rp ,00 b. Rp ,00
Aritmatika Sosial.
Translasi Rotasi Refleksi Dilatasi
Bulan maret 2012, nilai pewarnaan :
Rancang Bangun Mesin Pencampur Bumbu Keripik
Struktur Baja II Jembatan Komposit
LATIHAN SOAL-SOAL 1. Himpunan 2. Aritmatika Sosial 3. Persamaan GL.
V - BELT Oleh : Kusuma Darmono Oktavianus Yudi F.W
GELOMBANG MEKANIK Transversal Longitudinal.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini 1. Kuliah terbuka kali ini berjudul “Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan s” 2.
Nama : Dwi Rizal Ahmad NIM :
Sistem Persamaan Diferensial
Bab 11A Nonparametrik: Data Frekuensi Bab 11A.
KESETIMBANGAN SISTEM GAYA-GAYA KOPLANAR
Gambar 2.1. Pembebanan Lentur
Latihan Soal Persamaan Linier Dua Variabel.
Mari Kita Lihat Video Berikut ini.
Bab 6B Distribusi Probabilitas Pensampelan
ANALISA NILAI KELAS A,B,C DIBUAT OLEH: NAMA: SALBIYAH UMININGSIH NIM:
Materi Kuliah Kalkulus II
BARISAN DAN DERET ARITMETIKA
Fisika Dasar Oleh : Dody
Kelompok: Flat Belt 1. Moh Faizun Iwan Kurniawan 23751
Tugas: Power Point Nama : cici indah sari NIM : DOSEN : suartin marzuki.
Integrasi Numerik (Bag. 2)
DINAMIKA HUKUM NEWTON II HUKUM NEWTON III MACAM-MACAM GAYA
Persamaan Linier dua Variabel.
FISIKA DASAR 1A (FI- 1101) Kuliah 6 Gesekan.
Tugas 1 masalah properti Fluida
Soal Latihan.
Luas Daerah ( Integral ).
SEGI EMPAT 4/8/2017.
Prepared by : H. KOESPIADI, Ir. MT.
MEDAN LISTRIK.
MEDAN LISTRIK.
Sequential Decision Making
Fungsi Invers, Eksponensial, Logaritma, dan Trigonometri
AREAL PARKIR PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA
BENDA TEGAR FI-1101© 2004 Dr. Linus Pasasa MS.
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
PENGUJIAN HIPOTESA Probo Hardini stapro.
ULANGAN HARIAN FISIKA FLUIDA.
Tugas Perancangan Elemen Mesin III* KK G2: Pulley, Belt
1. Azaz Mekanika.
Gaya gesek statis Gaya gesek kinetis Gaya tegangan tali
Physics 111: Lecture 7, Pg 1 Physics 111: Lecture 7 Today’s Agenda l Friction çApakah gesekan itu? çBagaimana kita mengidentifikasi gesekan? çModel-model.
SEGI EMPAT Oleh : ROHMAD F.F., S.Pd..
Graf.
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
  Nama : Ahmad Bahtiar NPM : Jurusan : Teknik Mesin
USAHA DAN ENERGI.
Pertemuan Ke-8 Perencanaan Sambungan Baut
4. DINAMIKA (lanjutan 1).
Bab – V SAMBUNGAN.
Materi PASAK.
TRANSMISI RANTAI ROL.
Pertemuan 20 PERANCANGAN SABUK DAN PULI
Pertemuan 20 Perancangan Sabuk
Elemen Mesin ( TRANSMISI )
Transcript presentasi:

TRANSMISI SABUK (BELT)

Roda Gigi Sabuk dan Pulley Rantai dan Sproket Tali Kabel

Menstransmisikan daya dari suatu poros / as ke poros lainnya Rasio kecepatan tidak tepat  ada kehilangan daya karena slip dan creep antara 3 s.d. 5 % DESAIN SABUK Memilih sabuk untuk menstransmisikan daya yang dibutuhkan Menentukan daya yang ditransmisikan dengan sabuk yang telah ada

1.Sabuk datar. Jarak dua poros sampai 10 (m) Perbandingan putaran antara 1/1 sampai 6/1 2. Penampang V J arak dua poros ≤ 5 (m) Perbandingan putaran antara I/ I sampai 7/ 1 3. Sabuk gilir J arak dua poros ≤ 2 (m) perbandingan putaran antara 1/1 sampai 6/1

Daya yang ditransmisikan oleh sabuk merupakan fungsi dari tegangan dan kecepatan sabuk Daya = (T 1 – T 2 ) v Dimana: T 1 = tegangan sabuk pada sisi tarik, N T 2 = tegangan sabuk pada sisi kendor, N V = kecepatan sabuk, m/s TARIKAN MAKSIMUM yang diijinkan pada sisi tarik tergantung pada tegangan yang diijinkan oleh bahan sabuk.

r dd  dN  dN T T + dT ½ d  Gaya Sentrifugal = m a ( mr d  ) ( v 2 / r ) =mv 2 d  m = bt  b : lebar sabuk, t : tebal sabuk,  : densitas sabuk  : koefisien gesekan antara sabuk dan pulley SABUK PLAT DATAR

dN  dN T T + dT ½ d   F x = 0 (T + dT) Cos ½ d  -  dN – T Cos ½ d  = 0  F y = 0 (T + dT) (Sin ½ d  ) + T(sin½ d  ) – dN – (mv 2 ) d  = 0 x y SABUK PLAT DATAR

½ d   0  Cos ½ d  = 1 Sin ½ d  = ½ d  (T + dT) -  dN – T = 0 atau dN = dT/  (T + dT) ½ d  + T(½ d  ) – dN – (mv 2 ) d  = Substitusi Persamaan 1 ke 2 dan pengeluaran turunan orde 2 menghasilkan Td  – dT/  – (mv 2 ) d  = 0

UNTUK SABUK V dN Sin ½   dN T T + dT  ½  mv 2 d  x y Perbedaan pada: GAYA NORMAL & GESER  F x = 0; (T + dT) Cos ½ d  -  dN – T Cos ½ d  = 0  F y = 0; (T + dT) Sin ½ d  + T sin ½d  - dN Sin ½  – mv 2 d  = 0

½ d   0  Cos ½ d  = 1 Sin ½ d  = ½ d  (T + dT) -  dN – T = 0 atau dN = dT/  1 (T + dT) (½ d  ) + T (½d  ) - dN Sin ½  – mv 2 d  = 0 2 Substitusi Persamaan 1 ke 2 dan pengeluaran turunan orde 2 menghasilkan Td  - (dT/  ) Sin ½  – mv 2 d  = 0

PEMILIHAN SABUK Berdasarkan aplikasi persamaan Tabel / katalog

SUDUT KONTAK    22 11 R r C  1 = 180 o – 2  = 180 o – 2 sin -1 ((R-r)/C)  2 = 180 o + 2  = 180 o + 2 sin -1 ((R-r)/C)

CONTOH PEMILIHAN SABUK BERDASARKAN APLIKASI PERASAMAAN Sebuah kipas digerakkan oleh sabuk dari sebuah motor yang berputar pada 880 rpm. Sabuk dengan ketebalan 8 mm lebar 250 mm digunakan. Diameter pulley motor dan pulley penggerak adalah 350 mm dan 1370 mm. Jarak titik pusat 1370 mm dan kedua pulley terbuat dari cast iron. Koefisien gesekan adalah 0.35 dengan tegangan yang diijinkan pada sabuk 2.4 MPa. Massa jenis sabuk adalah 970 kg/m 3. BERAPAKAH KAPASITAS DAYA SABUK? N = 880 rpm t = 8 mm b = 250 mm d = 350 mm D = 1370 mm C = 1370 mm  = 0.35  = 2.4 MPa  = 970 kg/m 3

 1 = 180 o – 2 sin -1 ((R-r)/C) = 180 o – 2 sin -1 [(685 – 175)/1370] = o  2 = 180 o + 2 sin -1 ((R-r)/C) = 180 o + 2 sin -1 [(685 – 175)/1370] = o PENYELESAIAN: Sudut Kontak: m = 8 x 250 x10 -6 x 970 = 1.94 kg/m v =  DN = 3.14 (0.35)(880/60rps) = m/s T 1 = (250 x 8 x ) (2.4 x 10 6 ) = 4800 N

T 2 = 2373 N Kapasitas Daya = (T 1 – T 2 ) v = (4.8 – 2.373) (16.13) = 39.1 kW

PEMILIHAN BERDASARKAN KATALOG Sabuk Tipe V

1. INPUT DATAINPUT DATA Daya yang ditransmisikan P (kW), Putaran poros n 1 (rpm), Perbandingan putaran i, Jarak sumbu poros C (mm) 2. FAKTOR KOREKSI (  c )

fc

3. DAYA RENCANA (P d ) P d = P x  c (kW) 4. MOMEN RENCANA (T) (kg.mm) 5. BAHAN POROS Bahan poros,  B, S  1, S  2,  a, K t, C b 6. PERHITUNGAN DIAMETER POROS

7. PEMILIHAN PENAMPANG SABUK

8. DIAMETER MINIMUM PULI d min (mm)

9. DIAMETER LINGKARAN JARAK BAGI (d P dan D p ), DIAMETER LUAR PULI (d k dan D k ) DAN DIAMETER NAF (d B dan D B ) d p = diameter minimum D p = d p x i Penentuan d k dan D k

d k = d p + 2 x K D k = D p + 2 x K

10. KECEPATAN SABUK v (m/s 11. PENGECEKAN KECEPATAN SABUK 12. PENGECEKAN JARAK SUMBU POROS V ≤ 30 Jika tidak memenuhi syarat kembali ke No 7 (pemilihan penampang sabuk) atau 9 (diameter puli)

13. PEMILIHAN SABUK, KAPASITAS DAYA (P 0 )

14. PERHITUNGAN PANJANG KELILING 15. NOMOR NOMINAL DALAM PERDAGANGAN 16. JARAK SUMBU POROS Tabel 5.3 b = 2L – 3.14(D p + d p )

17. FAKTOR KOREKSI karena sudut kontak K   = 80 o -57( ) = 162 o

18. JUMLAH SABUK N 19. DAERAH PENYETELAN JARAK POROS

Penampang Sabuk Panjang Keliling Jumlah Sabuk Jarak Sumbu Poros Daerah Penyetelan Diameter Puli 20. HASIL

Sebuah kompresor kecil digerakkan oleh sebuah motor listrik dengan daya 3,7 (kW), 4 kutup, 1450 (rpm) dan diameter poros 25 (mm). Diameter poros dan putaran kompresor yang dikehendaki adalah 30 (mm) dan 870 (rpm). Jarak sumbu poros 300 (mm). Kompresor bekerja selama 8 jam sehari. Carilah sabuk-V dan puli yang sesuai

1. P = 3,7(kW), n1 = 1450(rpm), i  1450/870  1,67, C = 300 (mm) 2. fc = 1,4 3. Pd = 1,4 x 3,7 = 5,18 (kW) 4. T1 = 9,74 x 105 x (5,18/1450) = 3480 (kg.mm) T2 = 9,74 x 105 x (5,18/870) = 5800 (kg-mm) 5. Bahan poros S30C – D,  B= 58 (kg/mm2) Sf1 = 6, Sf2 = 2 (dengan alur pasak)  a = 58/(6 x 2) = 4,83 (kg/mm2) Kt = 2 untuk beban tumbukan Cb = 2 untuk lenturan 2-5

6. ds1 = {(5,1/4,83) x 2 x 2 x 3480}1/3 = 24,5 (mm)  25 (mm), baik ds2 = {(5,1/4,83) x 2 x 2 x 58001}1/3 = 29,0 (mm)30  (mm), baik 7. Penampang sabuk-V: tipe B 8. d min = 145 (mm) 9. dp = 145 (mm), DP = 145 x 1,67 = 242 (mm) dk = x 5,5 = 156 (mm) Dk = x 5,5 = 253 (mm) 5 / 3 ds = 52  dB = 60 (mm) 10. v = 3,14 x 145 x 1450 = 11,4 (m/s) 60 x ,4 (m/s) < 30 (m/s), baik

– ( )/2 = 95,5 (mm), baik 13. P 0 = 3,14 + (3,42 - 3,14)(50/200) + 0,41 + (0,47 - 0,41)(50/200) = 3,64 (kW) 14. L = 2 x ,57( ) + ( ) 2 = 1215 (mm) 4 x Nomor nominal sabuk-V: No. 48 L = 1219 (mm) 16. b = 2 x ,14 ( ) = 1223 (mm)

17.  = 80 o -57( ) = 162 o  K  = 0, N = 5,18 = 1,48  2 buah 3,64 x 0,  Ci = 25 (mm),  Ct = 40 (mm) Tipe B, No. 48, 2 buah, d k = 156 (mm), D k = 253 (mm) Lubang poros 25 (mm), 31,5 (mm) Jarak sumbu poros (mm)+40 (mm)