FAQ Laboratory Study in Sepsis

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Muhammad Cholis Hidayat FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Advertisements

PERSIAPAN PASIEN UNTUK PENGAMBILAN SPECIMEN PEMERIKSAAN MIKROBA
oleh : Chairunnisa Basyarahil
ADEKUASI HEMODIALISIS (URR) dan STATUS NUTRISI : MALNUTRISION INFECTION SCORE (MIS) PADA PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISIS REGULER.
FUNGSI KUADRAT Titik potong dengan sumbu-Y jika x = 0
dr. Sardikin Giriputro, SpP(K)
IMMUNODEFICIENCY AND AUTOIMMUNITY Immunodeficiency - is a state in which the immune system's ability to fight infectious disease is compromised or entirely.
DILLEMA IN HEART TRANSPLANT
MAMAT LUKMAN DEAN FACULTY OF NURSING UNIVERSITAS PADJADJARAN Presented on National Seminar, 21 st July 2010.
Dislipidemia sebagai faktor risiko PJK dan peranan Rosuvastatin
dr.Iva Puspitasari,Sp.MK
DIAGNOSIS HEMATOSEROLOGIS PADA INFEKSI
Konsep dan strategi pelaksanaan dan pelatihan Deteksi dini kanker leher rahim dan payudara Dr. Achmad suparmono ,spog.
PENGAMBILAN, PENYIMPANAN dan PENGIRIMAN BAHAN PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGIK RINI R. KADIR.
DIAGNOSIS LABORATORIUM UNTUK INFEKSI BAKTERI
dr ROSLAILI RASYID M.Biomed
PENGELOLAAN SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
Dr. Bastiana bermawi, SpPK
Peralatan dan Teknik Analisis Laboratorium
PENATALAKSANAAN SPESIMEN
Peranan Epoetin Beta pada Pasien Anemia Renal
Manajemen spesimen dan diagnosis laboratorium kasus suspek MERS-CoV
IMUNOMODULATOR Suatu substansi baik alamiah maupun sintetis yang dapat membantu mengatur keseimbangan sistem imun.
RADANG = INFLAMASI HERU SWN.
PEMBUATAN ROTI DARI BIJI KEFIR
Imunitas Humoral.
SITOKIN Sekresi protein yang menjembatani dan mengatur sistem imun, inflamasi dan hematopoiesis Sitokin diproduksi sebagai respon stimulus dari proses.
RESUSITASI CAIRAN Ns. Herlina S.Kep.
TRANSISTOR BIPOLAR Tiga daerah DOP
UTILITY THEORY.
Pemeriksaan laboratorium klinik bahan steril dan bahan tidak steril
Training, Learning, and Development Strategy
Perhitungan Jumlah Mikrobia
BIOKIMIA MERRYANA ADRIANI.
ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
C V Nama MM.DEAH.Hapsari Lahir Bogor, 22 April 1961 Alamat
RESPON IMUN SEL IMUNOKOMPETEN.
Tumor Immunology Seminar Biologi FKUI, 2005 oleh Rosila Idris Departement Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonsia Salemba 6, Jakarta.
BIOKIMIA MERRYANA ADRIANI.
MIKROBIOLOGI DIAGNOSTIK dan SENSITIVITY TES UNTUK INFEKSI BAKTERI
Population Genetics: Selection and mutation as mechanisms of evolution
Diabetic Neuropathies: The Nerve Damage of Diabetes.
GIZI BURUK.
REKAYASA GENETIKA.
Dr. Eko Budi Koendhori, dr.,M.Kes
Terapi Suportif dan Paliatif pada Pasien Kanker
STREPTOCOCCI.
PURPURA HENOCH-SCONLEIN
RESPON IMUN.
Kelompok 1.
UJI INVIVO PADA GINJAL Arnita Yeyen Fitri Annisa Pulan Widyanati
New Generation Tempe Indonesia Nutrisi Sehat Tinggi Kalori dan Protein
SISTEM HEMATOLOGI.
Pitfall dalam terapi antibiotik
BONE AND JOINT INFECTION OR INFLAMTION
Diah Puspita Rini, dr., SpPK
Hepatitis A Nurmayanti.
Pelayanan kesehatan.
ABNORMAL URINALYSIS IN CHILDREN : HEMATURIA AND PROTEINURIA
Fish farming is one of themost rapidly developing food sectors in the world recently surpassing beef production on land (FAO, 2013, 2014). In Southeast.
Kontrak Perkuliahan Mahasiswa mengikuti jadwal yang telah ditentukan, kehadiran minimal 75% Mahasiswa datang tepat waktu, apabila terlambat 10 menit maka.
PERSIAPAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diskusi Topik Pemeriksaan Laboratorium pada Penyakit Jantung Koroner
Sembuh dengan gejala sisa Belum sembuh
Oleh:.
Sitokin Dr.Henny Saraswati, S.Si, M,Biomed.
THE PAIN SYSTEM AND SOMATOSENSATION
LEUKIMIA (Kanker Darah)
Respiratory Failure: Assessment and Problem Solving RUSTAM AMIRUDDIN Bagian Penyakit Dalam FKIK SMF Penyakit Dalam RSU Undata.
Sepsis Nani Zaitun Divisi Tropik Infeksi SMF Ilmu Penyakit Dalam RSU Ulin Banjarmasin.
Transcript presentasi:

FAQ Laboratory Study in Sepsis Nina Dwi Putri

Hemoglobin-Anemia blood loss decreased production (hypoproliferative ane- mia) a reticuloendothelial block in iron transport decreased sensitivity of the erythron to erythropoietin shortened red blood cell survival. increased destruction (hemolytic anemia) of red blood cells

Neutrophils: phagocytosing infectious organisms, crystalline material (e.g., uric acid), and immune complexes Leucocytosis: recruitment of mature neutrophils from the marginating pool into the circulating pool mobilization of mature and developing neutrophils from the bone marrow eventually increased leukopoiesis Neutropenia: exhaustion of BM progenitors, maturation arrest, imbalance extravasation and production

Leucocyte

Platelet

ESR Non-specific marker of tissue injury More useful than leukocyte count in identifying inflammatory conditions Differentiating mild versus severe states of inflammation Detection of inflammatory diseases and malignancy Less useful in categorizing the etiology behind the highly inflamed patients

C-REACTIVE PROTEIN (CRP) protein fase akut yang dibentuk oleh sel hepatosit akibat rangsangan sitokin anti-inflamasi CRP meningkat dalam 4-6 jam 8 jam: 2x lipat Puncaknya 36-50 jam Penyembuhan: penurunan kadar CRP secara cepat CRP memiliki masa paruh 4 sampai 7 jam Sangat baik untuk menilai aktivitas penyakit dalam keadaan akut.

Peningkatan CRP dapat dijumpai pada kondisi selain infeksi MAJOR ELEVATION Bacterial infection Hypersensitivity complications of infections Inflammatory disease Transplantation Cancer Necrosis trauma - pyelonephritis, pelvic infections, meningitis, endocarditis Rheumatic fever, erythema nodosum rheumatoid arthritis, juvenile chronic arthritis, ankylosing spondylitis, psoriatic arthritis, systemic vasculitis, polymialgia rheumatica, reiter’s disease, Crohn’s disease, familial mediterranian fever renal transplantation lymphoma , sarcoma myocardial infarction, tumor embolisation, acute pancreatitis burn, fractures MINOR OR NO ELEVATION Transplantations SLE, systemic sclerosis, dermatomycosis, ulcerative colitis, Sjogren’s syndrome graft vs host disease leukemia Nobre V et al. Am J Respiir Crit Care Med, 2008;117:498-505

…sepsis CRP LEVEL Normal concentration in healthy human serum < 10 mg/L (increasing with aging). CRP (mg/L) 10 – 40 Mild inflammation, viral or bacterial infection, late pregnan woman 40 - 100 Moderate inflammation, viral orbacterial infection 100 – 200 Marked inflmmation, bacterial infection > 200 Severe bacterial infection or extensive trauma It takes 6-12 hours, even up to 24 hours for CRP to rise following onset infection. Sensitivity 40%, 60% of subsequently proven sepsis episodes will have an initial CRP (compared to 80% sensitivity of immature to total neutrophil ratio) Nobre V et al. Am J Respiir Crit Care Med, 2008;117:498-505

PROCALCITONIN

Asal Spesimen Seharusnya steril Ada flora normal komensal Darah Sumsum tulang Cairan sendi Jaringan Saluran napas bawah Kandung kemih Saluran napas atas Kulit Saluran gastrointestinal Saluran genital perempuan Uretra Pada bagian tubuh yang seharusnya steril, apabila ditemukan m.o: Telah terjadi infeksi Cara koleksi dan waktu pengiriman tidak tepat Laboratorium terlambat memulai pemeriksaan Bila spesimen diambil dari tempat dengan flora normal: Kuantitas/jumlah spesimen perlu diperhatikan Kondisi pasien: imunokompromais/imunokompeten

skin nose faring Mouth Lower GI Flora normal : adalah bakteri yang hidup berdampingan dengan kita dan ada di organ kita, mis di kulit, saluran pencernaan, dimana fungsinya adalah mencegah kolonisasi bakteri patogen dengan cara mengeluarkan substansi toksik atau bersaing dengan nutrien. Ada 1014 bakteri yg mayoritas hidup di sal cerna ( usus besar) Ada 103-104 mikroba per cm2 di kulit (Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Diphtheroid, Streptococci, Candida dll.). Di lambung dan usus halus terdapat Lactobacilli Di usus halus terdapat 104 bakteri per gram dan di usus besar 1011 per gram, 95-99% di antaranya adalah anaerob. Di saluran kemih terdapat koloni berbagai bakteri dan difteroid Bakteri skin nose faring Mouth Lower GI Staphylococcus epidermidis ++ + Staphylococcus aureus Enterococcus fecalis Streptoccuc pneumonia Pseudomonas spp. Murray PR. Medical Microbiology 2002.

Volume Darah untuk Pemeriksaan Kultur IDSA guidelines 2013 Increased volume Increased Yield 10 ml  20 ml 30 %  40 % 20 ml  30 ml 10 %  15 % NOTE: Pediatric volume guide: usually draw 1 mL/year of age.

Biakan Darah Diambil pd 2 sisi berbeda (Clin Microbiol. Rev19:788-802, 2006) Jumlah volume darah sangat menentukan hasil Waktu bakteremia (penting) 2 kultur diambil dari vena dan kateter : Keduanya vena (PPV 98 %) Keduanya kateter ( 50 %) Satu vena, satu kateter ( 96 % ) Secara teori pengambilan bahan untuk biakan darah diambil pada 2 sisi berbeda, ini dapat menentukan jika kebetulan menemukan kuman flora normal mis strep. Epidermidis, jika ditemukan pada 2 bahan biakan ( pos ) keduanya, maka memang benar terjadi infeksi oleh patogen tersebut, tetapi jika hanya satu saja yang positif, kemungkinan besar masih disebabkan kontaminan. NOTE: Pediatric volume guide: One can usually draw 1 mL/year of age. Volume is very important in detection of bacteria. The more blood collected the better the chance of detecting the presence of bacteria. For pediatrics especially, there must be a balance between volume of blood collected and the clinical condition of the patient. Remove the cap and disinfect the septum with an alcohol swab and allow to dry. Do not use iodine as it may damage the septum. Remember to hold the needle down onto the vial (WHO)

Number 1 blood culture is rarely, if ever, sufficient or advisable. A positive result on a single culture is difficult to interpret, unless an unequivocal pathogen is isolated. 2 blood cultures are usually adequate when continuous bacteraemia is anticipated 3 blood cultures are reasonable when intermittent bacteraemia is suspected S Afr Med J 2010; 100: 839-843.

Timing The ideal: ranging from one to several hours 2 separate sites within minutes of each other from patients who are acutely ill or those in whom the likelihood of continuous bacteraemia is high Intermittent bacteraemia: multiple blood cultures 6 - 36 hours apart

Biakan Tinja dan Urin Biakan Tinja : 2 sampel berturut-turut Tidak boleh >3 hari Biakan Urin: Pengumpulan spesimen minimal kontaminasi Pengambilan pagi hari Pengambilan sebelum pemberian antibiotik Segera dikirmkan untuk diproses, kemas dengan es Jika tidak segera dikirim masukkan almari es ( 40C ) Bakteriuria bermakna : Suprapubik : berapapun Kateter : 10.000 Mid stream : 100.000 Pengambilan bahan biakan sesudah diberikan terapi antimikroba dapat mempengaruhi penemuan bakteri

SEPSIS Skrining sepsis : Kultur darah Urin, secara mikroskopik dan kultur Kultur aspirat, ETT dan cairan tubuh/alat medis lainnya Procalcitonin PCR Cytokines : interleukin 6 (IL-6), interleukin 8 (IL-8), gamma interferon (IFN-γ), and tumor necrosis factor alpha (TNF-α), and cell surface antigens, including soluble intercellular adhesion molecule (sICAM) and CD64 Skrining sepsis : C-Reaktive Protein >10 mg/L. Sensitivitas tes ini: 47-100 Spesifik: 83-94 Total Leucocyte Count (TLC) <5.000,>15.000 Sensitivitas tes ini: 17-89. Spesifik: 81-98. Absolute Neutrophil Count (ANC) Sensitivitas tes ini: 38-96. Spesifik: 61-92. Immature Total Ratio (ITR) >20 Sensitivitas tes ini: 90-100. Spesifik: 50-78 Micro-ESR (mESR) > umur dalam hari+ 3 mm Sensitivitas: 27-50. Spesifik: 83-99.

TERIMA KASIH