Pertemuan Ke-8 Perencanaan Sambungan Baut

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Soal :Tekanan Hidrostatis
Advertisements

SOAL-SOAL RESPONSI 5 TIM PENGAJAR FISIKA.
SOAL-SOAL RESPONSI 9 STAF PENGAJAR FISIKA.
Soal No. 1 (10) Paru-paru manusia masih dapat bekerja dengan baik terhadap perbedaan tekanan sampai sekitar 1/20 atmosfir. Bila seorang penyelam menggunakan.
7.KONSTRUKSI TANGGA Oleh : Ignatius Haryanto.
MENERAPKAN DASAR-DASAR MENGGAMBAR TEKNIK
Baut Mutu Tinggi (HTB).
Struktur Baja II Jembatan Komposit
Cara Perencanaan Langsung (Direct Design Method)
3. Persyaratan pada kolom Ukuran kolom struktur minimal 150 mm
Nama : Dwi Rizal Ahmad NIM :
Gambar 2.1. Pembebanan Lentur
SOAL MENGURAIKAN DAN MENYUSUN GAYA
Matakuliah : S0362/Konstruksi Bangunan dan CAD II Tahun : 2006 Versi :
TUGAS MEKANIKA FLUIDA Disusun oleh : AFIF SUSANTO PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA.
X Hukum Newton.
LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER
Oleh : Adhetya Kurniawan, M.Pd.
PAHAT BUBUT RATA KANAN / KIRI PAHAT BUBUT ALUR / POTONG
GAYA & TEGANGAN GESER yxb.dx =-  yx =-  yx = dM/dx = - D, maka :
Mengebor Untuk memulai pengeboran dengan menggunakan mesin bor adalah memasang mata bor pada mesin bor, mata bor dengan kepala silindris dipasangkan menggunkan.
Tugas 1 masalah properti Fluida
Pertemuan Ke-2 Perencanaan Batang Tarik
Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat
PENYUSUNAN DAN PENGURAIAN GAYA SECARA GRAFIS
Luas Daerah ( Integral ).
SEGI EMPAT 4/8/2017.
Prepared by : H. KOESPIADI, Ir. MT.
PERENCANAAN ELEMEN LENTUR
MEDAN LISTRIK.
MEDAN LISTRIK.
Tegangan – Regangan dan Kekuatan Struktur
ULANGAN HARIAN FISIKA KELAS X
PERENCANAAN STRUKTUR ATAS
PERENCANAAN DAN TRANSMISI DAYA MESIN PENCETAK MIE
ULANGAN HARIAN FISIKA FLUIDA.
Penerapan Hukum-Hukum Newton.
4. DINAMIKA.
SEGI EMPAT Oleh : ROHMAD F.F., S.Pd..
Satuan medan listrik [Newton/Coulomb]
Perancangan Perkerasan
TRANSMISI SABUK (BELT). Roda Gigi Sabuk dan Pulley Rantai dan Sproket Tali Kabel.
Pertemuan Ke-11 Perencanaan Dimensi Batang
Bab – V SAMBUNGAN.
Pertemuan Ke-5 Perencanaan Batang Terlentur
Pertemuan 12 Gambar pembesian penulangan
Matakuliah : S0094/Teori dan Pelaksanaan Struktur Baja
Perencanaan Batang Tarik
Pertemuan Ke-6 Perencanaan Batang Yang Menerima Momen dan Gaya Normal
MEKANIKA BAHAN ‘mechanics of materials’
Sambungan Matakuliah : S0094/Teori dan Pelaksanaan Struktur Baja
Sambungan Baut dan Mur Baut dan mur adalah salah satu sambungan yang tidak tetap, artinya sambungan tersebut dapat dipasang dan dilepas tanpa merusak konstruksi.
Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006
Matakuliah : R0132 / Teknologi Bahan Tahun : 2006/2007
Oleh : SABRIL HARIS HG, MT
KONSTRUKSI BAJA I NIRWANA PUSPASARI,MT..
KONSTRUKSI BAJA I NIRWANA PUSPASARI,MT..
Struktur Kayu 02 Klasifikasi dan Tegangan Ijin Kayu (memahami konsep desain balok Lentur) FTPD Teknik Sipil PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL.
KONSTRUKSI MESIN (3 SKS)
KONSTRUKSI BAJA I NIRWANA PUSPASARI,MT..
DESAIN SAMBUNGAN croty.files.wordpress.com/2010/10/sambungan-des-2005.ppt.
Perencanaan Batang Tarik Pertemuan 3-6
Alat Sambung Macam-macam alat sambung : Paku keling
BALOK SUSUN DENGAN PASAK KAYU DAN KOKOT Seringkali dimensi yang ada untuk balok tidak cukup tinggi seperti yang dibutuhkan, sehingga beberapa balok harus.
Sambungan Baut dan Mur Baut dan mur adalah salah satu sambungan yang tidak tetap, artinya sambungan tersebut dapat dipasang dan dilepas tanpa merusak konstruksi.
PERTEMUAN 5 ANALISIS SAMBUNGAN BAUT
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu a) Alat Sambung Paku Paku merupakan alat sambung yang umum dipakai dalam konstruksi maupun struktur kayu. Ini.
JENIS-JENIS KAYU (6) Jenis kayu berdasarkan ukuran / penggunaan kayu
Fredy Jhon Philip.S,ST,MT
SAMBUNGAN BAUT D. MANESI.,M.T. Sambungan Ulir Sambungan ulir terdiri atas baut dan mur oleh kerena itu sambungan ulir disebut juga dengan sambungan.
Transcript presentasi:

Pertemuan Ke-8 Perencanaan Sambungan Baut Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Pebruari 2006

Sambungan Paku Alat sambung baut merupakan alat sambung yang mudah diadakan bongkar pasang. Masih banyak dipakai walaupun banyak kelemahan dan kekurangannya, diantaranya : Efisiensinya rendah (30 %) Deformasinya besar (bergesernya sambungan akibat beban) Perlemahannya cukup besar yaitu sekitar 20 % s/d. 30 %.

Persyaratan sambungan menurut PKKI Pasal 14 Ayat : 1. Alat sambung baut harus dibuat dari baja St-37 (U-23). 2. Lubang harus dibuat secukupnya dan kelonggarannya harus < dari 1,5 mm. 3. Diameter baut paling kecil 10 mm (3/8”), bila tebal kayu lebih besar 8 cm maka diameter baut minimum 12,7 mm (1/2”). 4. Baut harus disertai pelat yang tebalnya minimum 0,3d dan maksimum 5 mm, dengan garis tengah 3d, atau jika mempunyai bentuk segi empat lebarnya 3d. Jika bautnya hanya sebagai pelengkap maka tebal pelat dapat diambil minimum 0,2d dan maksimum 4 mm.

Persyaratan sambungan menurut PKKI Pasal 14 Ayat : Sambungan dengan baut dibagi dalam 3 golongan sesuai dengan klasifikasi kekuatan kayu (Kelas Kuat I, II, dan III). Agar sambungan dapat memberikan hasil yang sebaik-baiknya, maka besarnya S untuk lb = b/d harus diambil sebagai berikut :

Persyaratan sambungan menurut PKKI Pasal 14 Ayat : Golongan I. Sambungan bertampang satu (lb = 4,8). S = 50 . d . b1 (1 - 0,6 sin a). S = 50 . d2 (1 - 0,6 sin a). Sambungan bertampang dua (lb = 3,8). S = 125 . d . b3 (1 - 0,6 sin a). S = 250 . d . b1 (1 - 0,6 sin a). S = 480 . d2 (1 - 0,35 sin a).

Persyaratan sambungan menurut PKKI Pasal 14 Ayat : Golongan II. Sambungan bertampang satu (lb = 5,4). S = 40 . d . b1 (1 - 0,6 sin a). S = 215 . d2 (1 - 0,35 sin a). Sambungan bertampang dua (lb = 4,3). S = 100 . d . b3 (1 - 0,6 sin a). S = 200 . d . b1 (1 - 0,6 sin a). S = 430 . d2 (1 - 0,35 sin a).

Persyaratan sambungan menurut PKKI Pasal 14 Ayat : Golongan III. Sambungan bertampang satu (lb = 6,8). S = 25 . d . b1 (1 - 0,6 sin a). S = 170 . d2 (1 - 0,35 sin a). Sambungan bertampang dua (lb = 4,3). S = 60 . d . b3 (1 - 0,6 sin a). S = 120 . d . b1 (1 - 0,6 sin a). S = 340 . d2 (1 - 0,35 sin a).

Persyaratan sambungan menurut PKKI Pasal 14 Ayat : dengan : S = Kekuatan sambungan (kg). a = Sudut antara arah gaya dan arah serat. b1 = Tebal kayu tepi (cm). b3 = Tebal kayu tengah (cm). d = Garis tengah baut, diameter baut (cm). 6. Bila dalam sambungan bertampang satu, salah satu batngnya besi (baja) serta sambungan bertampang dua pelat penyambung besi (baja), kekuatan per baut (S) dapat dinaikan 25 %.

Persyaratan sambungan menurut PKKI Pasal 14 Ayat : 7. Bila baut dipakai pada konstruksi yang tak terlindung, maka kekuatan S dikalikan dengan faktor sebesar 5/6. Bila dipakai pada konstruksi yang terendam air, maka S dikalikan dengan faktor 2/3. 8. Untuk konstruksi yang disebabkan oleh kekuatan tetap dan tidak tetap maka kekuatan dikalikan dengan faktor 5/4.

Persyaratan sambungan menurut PKKI Pasal 14 Ayat : 9. Penempatan baut harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Arah gaya searah serat kayu (Gambar 4.6). Jarak minimum : Antara sumbu baut dan ujung kayu : Kayu muka yg dibebani = 7 d dan > 10 cm. Kayu muka yg tidak dibebani = 3,5 d. Antara sumbu baut dalam arah gaya = 5 d. Antara sumbu baut tegak lurus arah gaya = 3 d. Antara sumbu baut dengan tepi kayu = 2 d. 2d 3d Gambar 4.6. Sambungan baut yang menerima beban searah serat 3d 2d 5d 5d 5d 3,5d untuk gaya desak 7d dan > 10 cm untuk gaya tarik

Persyaratan sambungan menurut PKKI Pasal 14 Ayat : 9. Penempatan baut harus memenuhi syarat sebagai berikut : b. Arah gaya tegak lurus arah serat (Gambar 4.7). Jarak minimum : Antara sumbu baut dan tepi kayu (// terhadap gayanya). Kayu muka yang dibebani = 5 d. Kayu muka yang tidak dibebani = 2 d. Antara baut dengan baut searah gaya = 5 d. Antara baut dengan baut tegak lurus gaya = 3 d.

Persyaratan sambungan menurut PKKI Pasal 14 Ayat : 9. Penempatan baut harus memenuhi syarat sebagai berikut : c. Arah gaya membentuk sudut a (antara 00 - 900) dengan arah serat kayu. Jarak minimum : Antara sumbu baut dan tepi kayu. Yang dibebani searah gaya = 5 d s/d. 6 d. Yang tidak dibebani = 2 d. Antara baut dengan sumbu baut = 5 d s/d. 6 d. Antara baut dengan baut searah gaya = 3 d.

Persyaratan sambungan menurut PKKI Pasal 14 Ayat : 5d 2d 5d 5d 2d 5d 5d 7d dan > 10 cm 2d 3d 2d 2d 3d 2d Gambar 4.7. Sambungan Baut yang menerima Beban Tegak Lurus Arah Serat

Persyaratan sambungan menurut PKKI Pasal 14 Ayat : 2d 2d 2d 2d 5-6d 5-6d 7d dan > 10 cm 5-6d 5-6d 2d Gambar 4.8. Sambungan baut yang menerima bebat membentuk sudut a

Diameter baut yang biasanya ada dipasaran 3/8” = 0,98 cm. 1/2” = 1,27 cm. 5/6” = 1,59 cm. 3/4” = 1,91 cm. 7/8” = 2,22 cm. 1” = 2,54 cm

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA GANTUNGKAN CITA-CITAMU SETINGGI LANGIT (AIM HIGH)