Hakekat Manusia Pertemuan 3 dan 4.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Bab 1 Pemasaran Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan
Advertisements

KRISTUS, HUKUM, DAN PERJANJIAN-PERJANJIAN
ENTREPRENEURSHIP KEWIRAUSAHAAN BAB 14 Oleh : Zaenal Abidin MK SE 1.
Berjalan Bersama Dengan Allah Jemaat adalah Pengantin Kristus
1 Pesan “Dalam teori tidak ada perbedaan antara teori dan praktek. Tapi pada praktek, ada perbedaan.” -- Jan L.A. van de Snepsheut.
Momentum dan Impuls.
ANAK Lesson 2 for July 12, 2014.
Lesson 4 for July 26, 2014 KESELAMATAN.
WAHYU 7 ORANG-ORANG YANG DIMETERAIKAN DARI BANGSA ISRAEL DAN
PENGANTAR EKONOMI 1 Pengantar Ekonomi 1.
KEBAKTIAN KEBANGUNAN ROHANI
Kalimat Efektif Selasa, 16 Oktober 2012.
PENGEMBANGAN KURIKULUM
DISAMPAIKAN PADA ORIENTASI TEKNIK KIE KKB BAGI TPK SE KOTA BANDUNG
PERTEMUAN XII MARRIAGE. Perkawinan merupakan Salah satu alternatif gaya hidup Ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita.
KEPEMIMPINAN: Pengantar -- Minggu I 1 KPM 750 SEPULUH PILAR KEPEMIMPINAN KPM 750 SEPULUH PILAR KEPEMIMPINAN Disajikan oleh MARGONO SLAMET.
Medhitasi Howard 6C. Pengertian Medhitasi adalah praktik dasar bagi semua umat Buddha dan salah satu cara untuk mengakhiri inkarnasi.
Analisis Jiwa Kewirausaahan Pada Diri Sendiri
MATERI KAM - GPIB JEMAAT IMMANUEL BEKASI 04 OKTOBER 2010
Materi ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA Outline
ETIKA PROFESI.
MATERI 9 Definisi masyarakat
Persembahan kesehatan
ENTREPRENEURSHIP KEWIRAUSAHAAN BAB 10 Oleh : Zaenal Abidin MK SE 1.
22:1 Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang.
Luas Daerah ( Integral ).
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
KONSEP DIRI Oleh Dewi Eka Putri.
1. Apa pun yang dilakukan manusia selalu dilakukannya demi tujuan. Akhir Sementara 2.
KONSEP DAN PEMAHAMAN GENDER DALAM PENDIDIKAN
MOTIVASI KONSUMEN ADHI GURMILANG.
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Matakuliah Pembelajaran IPA MI
Pertemuan Kedua Manusia dan Agama
Kepemimpinan Dalam Pembelajaran
Teks Eksposisi Bahasa Indonesia ©2014 McAlive Center
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
DISTRIBUSI PROBABLITAS
* Asuransi & Manajemen Risiko
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Manusia Ditinjau Dari Agama Buddha
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
PSIKOLOGI ANAK KHUSUS Minggu 1
UNIVERSITAS ESA UNGGGUL
MANUSIA DAN ALAM KEHIDUPAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN X) JAMSOSTEK Jaminan Sosial Tenaga Kerja (UU No.3 Th.1992) copyright by Elok Hikmawati.
Manusia Ditinjau Dari Agama Buddha
PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN UNTUK SARANA PENGELOLAAN INFORMASI (1)
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
MENGEMBANGKAN CITRA DIRI YANG SEHAT
BEDAH KISI-KISI IPA UN SD/MI TAHUN 2013 GURU KELAS VI SD/MI KECAMATAN
MATERI KAM GPIB JEMAAT IMMANUEL BEKASI 16 AGUSTUS 2010
Bagaimana Siang dan Malam Berlaku?
WISNU HENDRO MARTONO,M.Sc
SEKILAS TENTANG NERAKA
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
PENDAFTARAN TANAH Pendaftaran Tanah (Pasal 1 angka 1 PP No.24 Th 1997)
KEYAKINAN BY: HADARA 6C.
DHARMACLASS EKAYANA BUDDHIS CENTRE 15 FEBRUARI 2009
Manusia Ditinjau Dari Agama Buddha
KEMUNGKINAN DAN KEHARUSAN PENDIDIKAN
PENGAMPUNAN: BERDAMAI DENGAN MASA LALU DAN MERAJUT MASA DEPAN
TUHAN YANG MAHAESA DAN KETUHANAN
PERSEPSI PERTEMUAN 9.
X. AGAMA BUDDHA DAN IPTEK
HUKUM KARMA DAN PUNARBHAVA
Relasi gender dalam agama Buddha
KET. INTER-INTRA PERSONAL
KET. INTER-INTRA PERSONAL
Transcript presentasi:

Hakekat Manusia Pertemuan 3 dan 4

Siapakah Aku?

Aku adalah makhluk yang terlahir di alam kelima dari 31 alam kehidupan Manusia = makhluk lainnya terdiri dari batin dan jasmani. Batin (nāma) dan jasmani (rūpa) membentuk lima kelompok (gugus) yang menyusun semua makhluk. Yang disebut pañcakhanda (lima kelompok kehidupan) Siapakah Aku?

Macam – macam makhluk Dewa : makhluk penghuni surga Manusia (manussa) Jin Raksasa (asura) Hantu (peta) Binatang (tiracchāna) Penghuni neraka (niraya) Macam – macam makhluk

Proses kelahiran manusia menurut Mahatanhasankhaya Sutta Adanya pertemuan antara unsur laki-laki (sperma) dan unsur perempuan (ovum) Perempuan dalam kondisi subur (kondisi rahim yang tepat / siap untuk suatu nidasi) Adanya gandhabba yang siap terlahir kembali. Gandhabba adalah kondisi rohani yg meneruskan kesadaran sebelumnya pada kehidupan baru (kesadaran penyambung / roh) Proses kelahiran manusia menurut Mahatanhasankhaya Sutta

LIMA KELOMPOK KEHIDUPAN (Pancakkhandha) Terdiri dari: Batin (Nama) (1) Pencerapan (Sañña) (2) Perasaan (Vedanā) (3) Bentukan pikiran (Sańkhāra) (4) Kesadaran (Viññana) Jasmani (Rūpa) (5) Materi/ jasmani/ bentuk terdiri dari: - 4 unsur utama dan - 24 unsur sekunder.

Kerusakan/sakit adalah kurangnya koordinasi antara Nama dan Rūpa. Hidup merupakan gabungan Nama dan Rūpa. Kematian adalah terpisahnya Nama dan Rūpa. Kelahiran kembali adalah bergabungnya kembali Nama dan Rūpa. Ingat !!!!!

BATIN (NAMA) Pencerapan (Sañña); adalah pencerapan/ pengenalan terhadap objek setelah adanya proses kontak. Perasaan (Vedanā) ; adalah perasaan yang timbul akibat adanya kontak antara indera dengan objek. Bentuk pikiran (Sańkhāra); adalah bentuk-bentuk pikiran atau bentuk- bentuk karma, reaksi pikiran yang menghasilkan karma. Kesadaran (Viññāna); adalah kesadaran yang timbul akibat kontak indera dengan objek.

UNSUR PRIMER (MAHABHUTA RUPA) JASMANI (RUPA) UNSUR PRIMER (MAHABHUTA RUPA) Unsur padat atau tanah (pathavi); merupakan dasar dari materi, berfungsi sebagai penyokong dan memberi sifat keras-lunak Unsur cair/air (āpo); merupakan gaya lekat dari mater-materi. Unsur panas/api (tejo); merupakan pemberi sifat panas-dingin pada materi. Unsur gerak/angin (vāyo); sebagai pergerakan dan memberi sifat sifat ekspansi-kontraksi

UNSUR SEKUNDER (UPADAYA RUPA) cakku-pasāda = landasan mata Sota-pasāda = landasan telinga Ghāna pasāda = landasan hidung Jivhā pasāda = landasan lidah Kāya Pasāda = landasan jasmani Rūparammana = obyek bentuk Saddārammana = obyek suara Gandhārammana = obyek bau Rasārammana = obyek rasa Itthibhāva = unsur betina Purisabhāva = unsur jantan Hadayavatthu = unsur hati sanubari Jivitindriya = unsur kehidupan / tenaga vital Āhāra/kabalikārāhārā = unsur makan yaitu makanan sehari- hari Paricchedarūpa = unsur dari ruangan kāya-viññatti = unsur isyarat dg gerakan badan Vaci-viññatti = unsur isyarat dg kata-kata Lahutā = unsur gaya ringan Muduā = unsur gaya menurut Kammaññata = unsur gaya menyesuaikan diri Upacaya = unsur sempurna Santati = unsur bergantung terus jaratā = unsur kelapukan aniccatā = unsur tidak kekal

Sebab Pembangkit Utama Yang Menimbulkan Eksistensi / keberadaan Pada Semua bagian Adalah: Kamma (karma masa lampau) Citta (pikiran) Utu (energi) Nutrisi/makanan (ahara)

4 Jenis Makanan Yang Memiliki Peran Untuk Mempertahankan/Menunjang Kehidupan kavalińkāhāra; Makanan material phasāhāra ; Kontak dari enam indra dalam menyentuk obyek manosańcetanāhāra; Kehendak pikiran/batin yang menimbulkan perkataan dan perbuatan. viññanāhāra; Kesadaran yang menimbulkan nama/batin dan rupa/jasmani Istilah ‘āhāra’ menyatakan apa saja yang menghasilkan suatu akibat. (M.I, 48)

Batin dan jasmani dikenal sesuai dengan struktur dan fungsinya dengan tugas yang berbeda-beda. Unsur-unsur ini memiliki masa hidup tertentu yang relatif singkat. Unsur –unsur ini timbul dan lenyap, atau lahir dan mati berkesinambungan setiap saat (bersifat berubah tidak kekal) Contoh: regenerasi sel-sel darah Batin dan Jasmani

Kerusakan/sakit adalah kurangnya koordinasi antara Nama dan Rūpa. Hidup merupakan gabungan Nama dan Rūpa. Kematian adalah terpisahnya Nama dan Rūpa. Kelahiran kembali adalah bergabungnya kembali Nama dan Rūpa. Ingat !!!!!

Ajaran Buddha menekankan pada kemampuan dan kemandirian manusia dg seluruh potensinya Pikiran adalah pelopor segala sesuatu (Dhp1) Ajaran ttg hukum karma. (belajar bertanggung jawab) Human center

Penyebab Terjadinya Perbedaan Kehidupan dalam Dunia “Sesuai Dengan Benih Yang Ditabur, Begitulah Buah Yang Akan Dipetiknya. Ia Yang Berbuat Baik Akan Menerima Kebaikan, Ia Yang Berbuat Jahat Akan Menerima Kejahatan” (Samyutta Nikaya 1;293)

Pertemuan Ke-2

KEMULIAAN KELAHIRAN SEBAGAI MANUSIA Merefleksikan kelahiran sebagai manusia yang bebas dan terberkahi akan mendorong diri kita untuk memanfaatkan eksistensi kita sebagai manusia dengan maksimal.

Ada Tiga Tahap Dalam Merefleksi Kemuliaan Kelahiran sebagai manusia Mengenali eksisitensi manusia dengan delapan kebebasan dan sepuluh berkahnya. Menyadari betapa besar nilainya, dan Merenungkan betapa sulit memperolehnya.

Delapan Kebebasan terdiri dari : 1. Mengenali eksisitensi manusia dengan delapan kebebasan dan sepuluh berkahnya. Delapan Kebebasan terdiri dari : 4 rintangan yang tidak berkaitan dengan manusia,yaitu : Kita terbebas dari kelahiran makhluk neraka Kita terbebas dari kelahiran sebagai hantu kelaparan dan kehausan Kita terbebas dari kelahiran sebagai binatang Kita terbebas dari kelahiran sebagai dewa yang berumur panjang

4 rintangan yang berkaitan dengan manusia, yaitu : Terlahir di daerah terpencil dimana kita tidak mempunyai akses untuk memperoleh pendidikan yg memadai. Terlahir di daerah dimana kita mempunyai akses untuk pendidikan, tetapi “tidak tersedia kata-kata Buddha” maksudnya adalah bahwa didaerah tersebut tidak terdapat Buddha Dharma. Terlahir disuatu daerah dimana terdapat ajaran Buddha, namun kita terlahir dengan kemampuan intelektual yg terbatas. Implikasinya kita tidak mampu belajar tentang bagaimana berpraktek Dharma. Menganut pandangan salah. Hal ini adalah rintangan sangat besar untuk berpraktek Dharma.

Sepuluh Anugrah terdiri dari: 5 anugrah / kondisi yg menguntungkan yg berhubungan dg diri kita : Kita telah terlahir sebagai manusia Terlahir di daerah sentral (daerah dimana terdapat ajaran Buddha) Kita mempunyai indera yang sehat Kita tidak berbuat suatu karma yg ekstrim / berat (membunuh Ibu, Ayah, Arahat, memecah belah Sangha dan melukai seorang Sammasambuddha) Memiliki keyakinan kepada “sumber inti” / Tripitaka

5 anugrah / kondisi yg menguntungkan yg berhubungan dengan makhluk lain : Kita hidup pada suatu masa ketika Buddha hadir di dunia Kita hidup pada suatu masa dimana tidak saja Buddha hadir di dunia tetapi juga mengajarkan Dhamma. Kita hidup dimasa Ajaran Buddha masih dilestarikan. Kita terlahir di masa Buddha Dharma dan praktisi Dharma masih diminati dan dihormati oleh masyarakat. Kehadiran orang-orang yg mempunyai rasa kasihan pada yang lain (merujuk para dermawan yang ingin membantu mereka yang membaktikan dirinya untuk praktik Dharma).

Refleksi Kita beruntung menikmati delapan kebebasan yang memberikan kita kenyamanan untuk praktik Dharma. Kita juga mempunyai sepuluh anugrah/keberuntungan Sangat penting untuk menelaah hal ini dari waktu ke waktu untuk menyadari bahwa kita benar-benar beruntung memperoleh semua itu.

B. Menyadari betapa besar nilainya Merenungkan nilai besarnya dalam pengertian sementara; hal ini berkenaan untuk mendapatkan kelahiran yang lebih tinggi dalam eksistensi berulang (samsara) yaitu sebagai manusia yang unggul, dewa di alam keinginan atau dewa di salah satu alam yang lebih tinggi. Mengapa kita yakin bahwa kita dapat memperoleh kelahiran sebagai manusia lagi pada kehidupan yang akan datang? Hal ini karena kita mempunyai kemungkinan untuk memproduksi sebab-sebabnya.

Merenungkan nilai besarnya dalam pengertian tertinggi; memberikan kita suatu kesempatan untuk mencapai tujuan tertinggi yaitu kebebasan dari eksistensi yang berulang (samsara) atau merealisasi nibbana. Kelahiran kita saat ini mempunyai potensi besar untuk merealisasi pikiran pencerahan (bodhicitta) Bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Hal ini karena kita dapat mempraktikkan “tiga latihan yang lebih tinggi” (Sila, Samadhi dan Pañña) yang merupakan sebab untuk pencapaian kebebasan/nibbana.

Merenungkan betapa berhargananya dari saat ke saat; waktu kehidupan kita ini sangat bermakna karena mempunyai potensi besar dari saat ke saat. Bila kita mencurahkan diri dengan sepenuh hati pada praktik pemurnian karma buruk dan praktik penghimpunan karma baik, maka kita akan mampu menghitung tak terhitung penyebab-penyebab untuk pencapaian kebebasan atau pencerahan.

C. Merenungkan betapa sulit memperolehnya. Merenungkan kesukaran mendapat kelahiran sebagai manusia tersebut dari sudut pandang sebabnya; sebab pertama adalah praktik disiplin moral yang murni, kedua adalah praktik dari enam kesempurnaan (kemurahan hati/dana, disiplin moral/sila, kesabaran/ksanti, usaha yang bersemangat/virya, konsentrasi/dhyana dan keabijaksanaan/prajna), ketiga adalah membuat aspirasi dengan motivasi yang murni.

Merenungkan perumpamaan-perumpamaan yang mengilustrasikan kesukaran mendapatkan suatu kelahiran yang unggul sebagai manusia; dalam bodhicaryavatara, ada seekor kura-kura buta

Kesukaran memperoleh suatu kelahiran yang unggul dari sudut pandang sifat esensinya. Hal ini merujuk pada jumlah atau statistik Fakta bahwa proporsi kelahiran sebagai manusia dibandingkan kelahiran sebagai binatang adalah sangat kecil. Sedangkan jumlah mahkluk yang terlahir sebagai hantu kelaparan jauh lebih banyak dibanding binatang. Mereka yang terlahir di alam neraka jauh lebih banyak dari hantu kelaparan.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL Individu adalah bagian integral dari keseluruhan masyarakat dan alam semesta. Ada pendapat : bahwa untuk memperbaiki masyarakat harus di mulai dengan perbaikan individu terlebih dahulu, tapi .... Perubahan dalam masyarakat harus disertai perubahan individu dalam hubungan yang dinamis dengan masyarakat, bukan individu yang terpisah dalam masyarakat. Buddha mengajarkan reformasi spiritual personal, tetapi juga struktural. Buddha mendirikan sangha, suatu struktur monastik yang membawa orang individual dan kelompok mengatasi penderitaan. Buddha membongkar struktur sosial yang timpang dan deskriminatif di zamannya

TANGGUNG JAWAB SOSIAL Tanggung jawab sosial haruslah secara riil menghadapi persoalan masyarakat, hal ini manyangkut apa yang dilakukan untuk masyarakat, baik dilingkungan internal maupun eksternal. Teladan Buddha: Dalam keseharian Buddha menerapkan 3 kewajiban: Buddhacariya : mengajar diri sendiri; Naticariya : mengajar keluarga; (mengajar Dharma kepada ayahnya, mantan istrinya, keluarga yang lain, mengajar di surga tavatimsa kepada ibunya yg sudah wafat) Lokacariya : mengajar lingkungan, semesta dengan sangat sempurna; (sepanjang hanyat mengajar Dharma kepada semua makhluk hingga nayak yg tercerahkan sempurna)

Be Happy

Jawablah pertanyaan berikut ini. Jelaskan tanggung jawab sosialmu sebagai anak, mahasiswa dan masyarakat! Jelaskan mengapa kelahiran manusia dianggap sebagai berkah!