KULIAH II STATIKA BENDA TEGAR.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB 5 Dinamika Rotasi 5.1 Momen Inersia 5.2 Torsi 5.3 Momentum Sudut
Advertisements

Teknologi Dan Rekayasa TECHNOLOGY AND ENGINERRING
1. STATIKA DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR
SOAL MENGURAIKAN DAN MENYUSUN GAYA
Konsep-konsep Dasar Analisa Struktur
TKS 4008 Analisis Struktur I
TKS 4008 Analisis Struktur I
Mata Pelajaran Kelas XI Semester 2
Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar Menformulasikan hubungan.
BAB III. STATIKA BENDA TEGAR DALAM DUA DIMENSI
GERAK PARABOLA Coba kalian amati gerak setengah parabola yang di alami oleh benda di samping ini!
HUKUM NEWTON BAB Pendahuluan 5.2 Hukum Newton 5.1
KESEIMBANGAN BENDA TEGAR
Koordinat Kartesius, Koordinat Bola, dan Koordinat Tabung
1.MENYUSUN GAYA SEJAJAR DAN SEARAH
DINAMIKA ROTASI Pertemuan 14
ROTASI Pertemuan 9-10 Mata kuliah : K0014 – FISIKA INDUSTRI
SISTEM GAYA 2 DIMENSI.
Torsi dan Momentum Sudut Pertemuan 14
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Pertemuan 15
MATA KULIAH MATEMATIKA LANJUT 1 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]
DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR
GAYA PADA BATANG DAN KABEL
HUKUM NEWTON BAB Pendahuluan 5.2 Hukum Newton 5.1
BENDA TEGAR Suatu benda yang tidak mengalami perubahan bentuk jika diberi gaya luar F Jika pada sebuah benda tegar dengan sumbu putar di O diberi gaya.
VEKTOR 2.1.
Tri Rahajoeningroem,MT T. Elektro - UNIKOM
ANALISIS STRUKTUR Gaya Internal
Kuliah III KONSEP KESEIMBANGAN.
KESETIMBANGAN STATIKA
Pertemuan 3 MEKANIKA GAYA
PERKALIAN VEKTOR Di sini ditanyakan apa yang dimaksud dengan fisika.
BAB 2 VEKTOR Pertemuan
Matakuliah : K0614 / FISIKA Tahun : 2006
Pertemuan 4 MOMEN DAN KOPEL
HUKUM-HUKUM NEWTON Pertemuan 7-8-9
Mekanika Teknik Wardika
Pertemuan 01 Dasar-Dasar Mekanika Teknik
KINEMATIKA DAN DINAMIKA TEKNIK (3 SKS)
PERPUTARAN ( ROTASI ) Selanjutnya P disebut pusat rotasi dan  disebut sudut rotasi.  > 0 jika arah putar berlawanan arah putaran jarum jam.
MENERAPKAN ILMU STATIKA DAN TEGANGAN
Fisika Dasar I Kode Mata Kuliah : TKI 4102
STATIKA.
Pertemuan 5 GAYA-MOMEN DAN KOPEL
HUKUM NEWTON BAB Pendahuluan 5.2 Hukum Newton 5.1
Kuliah IV Aplikasi Konsep Keseimbangan
TEKNIK MEKANIKA Study kasus AKAMIGAS - BALONGAN.
HUKUM-HUKUM NEWTON Pertemuan 6-7-8
Teknologi Dan Rekayasa
Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : X MIA / Ganjil Materi Pembelajaran : Vektor Alokasi Waktu : 1 x 120 menit.
HUKUM NEWTON BAB Pendahuluan 5.2 Hukum Newton 5.1
HUKUM NEWTON BAB Pendahuluan 5.2 Hukum Newton 5.1
BAB 3 VEKTOR 2.1.
Oleh : Farihul Amris A, S.Pd.
Keseimbangan rotor Keseimbangan gerak bolak-balik
HUKUM NEWTON Pendahuluan Hukum Newton
BIOMEKANIKA.
D I N A M I K A Teknik Mesin-Institut Sains & Teknologi AKPRIND.
KESETIMBAGAN Pertemuan 10.
KESETIMBANGAN DAN TITIK BERAT
Momen Gaya(Torsi) Oleh STEVANNIE. Torsi Torsi didefinisikan sebagai hasil kali gaya dengan lengan panjang lengan gaya(lengan torsi) Lengan torsi adalah.
DINAMIKA ROTASI 2 Disusun Oleh: Ryani Oktaviana Nurfatimah ( )
Kesetimbangan benda tegar Elastisitas dan Patahan
Kuliah Ke-6 Mekanika Teknik Adi Wirawan Husodo
KONSEP DASAR TUMPUAN, SFD, BMD, NFD PERTEMUAN II.
BAB 2 VEKTOR 2.1.
ROTASI BENDA TEGAR.
ROTASI BENDA TEGAR.
Momen dan Kopel.
Menguraikan gaya F1 F F2.
Transcript presentasi:

KULIAH II STATIKA BENDA TEGAR

STATIKA BENDA TEGAR Benda tegar : Elemen yang tidak berubah bentuk. Kopel Kombinasi 2 buah gaya yang sama besar, garis aksi sejajar arah saling berlawanan.

Momen Kecendurungan suatu gaya untuk memutar benda tegar sekitar sebuah sumbu diukur oleh momen gaya terhadap sumbu tersebut. Misal : Momen MA dari suatu gaya F terhadap suatu sumbu melalui A atau momen F terhadap A, didefinisikan sebagai : perkalian besar gaya F dengan jarak tegak lurus d dari A ke garis aksi F. MA = F . d Satuan dalam SI adalah: Nm atau Nmm

Jumlah M disebut momen dari kopel. M tidak tergantung pada pemilihan A sehingga : momen M suatu kopel adalah tetap besarnya sama dengan Fd dimana F besar gaya dan d adalah jarak antara ke dua garis aksinya. Penjumlahan Kopel

Penjumlahan Kopel Momen yang terjadi jika P + S = R M = (P + S) p = Pp + Sp = R.p Dua kopel dapat diganti dengan kopel tunggal yang momennya sama dengan jumlah aljabar dari kedua momen semula. Kedua gaya pada garis aksi yang sama dapat langsung dijumlahkan untuk mencari momen. Teorema Varignon Momen sebuah gaya terhadap setiap sumbu, sama dengan jumlah momen komponen gaya (Fx, Fy), terhadap sumbu yang bersangkutan. Momen dihitung dengan cara mengalikan gaya jarak terhadap satu pusat momen. • Gaya harus tegak lurus terhadap sumbu momen. • Jika tidak tegak lurus, maka harus dicari komponen gaya tegak lurus, baik Fx maupun Fy.

Contoh: 1. Sebuah gaya F : 800 N bekerja di braket seperti pada gambar. Tentukan momen terhadap B.

Jawab : (i) Gaya F = 800 N dengan sudut 60º, gaya tersebut tidak tegak lurus terhadap batang. Maka seperti pada Teorema Varignon, bahwa harus dicari komponen gaya Fx dan Fy. • Fx = F cos 60º = 800 cos 60º = 400 N • Fy = F sin 60º = 800 sin 60º = 693 N (ii) Gunakan prinsip garis gaya untuk menghitung momen di B akibat gaya Fx & Fy.

M B = M + M = 64 + 138,6 = 202,6 Nm (searah jarum jam) a) M = Fx . AC Bx b) M = Fy . BC = 693 . 200 = 138,6 N.m (searah jarum jam) By • Maka jumlah momen B dengan menggunakan Teorema varignon : M B = M + M = 64 + 138,6 = 202,6 Nm (searah jarum jam)

2. Sebuah gaya 300 N bekerja pada ujung tuas yang panjangnya 3 m 2. Sebuah gaya 300 N bekerja pada ujung tuas yang panjangnya 3 m. Tentukan momen gaya tersebut terhadap O.

Jawab: • Gaya 300 N dengan sudut 20º terhadap sumbu tuas. Maka harus diuraikan ke arah vertikal dan horisontal terhadap sumbu. • P terhadap O tidak menimbulkan momen karena segaris dengan sumbu (tidak mempunyai jarak) • Momen ke O, hanya disebabkan gaya Q yang tegak terhadap sumbu tuas. Q = 300 N . sin 20º = 100,26 N M = Q . 3 = 100,26 . 3 = 300,8 N.m O