KRITERIA PENILAIAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN UNTUK DILESTARIKAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERATURAN KONSERVASI Fredinan Yulianda, 2009.
Advertisements

Lanskap Sejarah Historical Landscape Naniek Kohdrata
Lanskap Sejarah dan Lanskap Budaya
Usulan dari Ahyuni (BKPRD unsur Perguruan Tinggi).
KATAGORI LANDSCAPE : METROPOLIS
Pertemuan/ Tatap muka Pokok Bahasan Materi TIK Metode
KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA DI DAERAH PERMUKIMAN
MODUL PERKULIAHAN JURUSAN ARSITEKTUR KELAS KARYAWAN
Perencanaan Kota Minggu 8.
ELEMEN URBAN DESIGN Perancangan Kota (Urban design) bertujuan untuk mewujudan proses ruang kota yang berkualitas tinggi dilihat dari kemampuan ruang tersebut.
Dasar hukum amdal (UUPLH) TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP:
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA
PERATURAN KONSERVASI Fredinan Yulianda, 2010.
Dasar Pengelolaan Sampah Kota
ANALISA Menguraikan permasalahan dan membuat alternatif-alternatif pemecahan masalah.
Pelatihan Pemetaan Swadaya PNPM – P2KP
KULIAH -4 PERKEMBANGAN PEMIKIRAN KEGIATAN REVITALISASI KAWASAN HISTORIS UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN.
PEREMAJAAN KOTA DALAM PERANCANGAN KOTA
PENDEKATAN, LINGKUP, DAN KEDUDUKAN REVITALISASI URBAN
Dengan perkembangan kota Jakarta mengakibatkan tidak sedikitnya kawasan bersejarah yang merugikan sehingga dapat mengakibatkan hilangnya sebagian daya.
UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
hampir sama dengan teori-teori arsitektur modern yang sudah ada
ARSITEKTUR DALAM KONTEKS BUDAYA
Dampak Pariwisata dan Lingkungan Binaan
MATERI KULIAH KOTA DAN PERMUKIMAN Pertemuan ke - 9
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Studio Perencanaan Tapak Pertemuan 7
Studio Perencanaan Tapak Pertemuan 4
(2)KARAKTERISTIK IPS SD
Itu pemenuhannya menjadi hal yang utama dalam kehidupan manusia. Rumah selain Rumah adalah merupakan kebutuhan hidup manusia yang paling dasar, untuk for.
Konteks mutakhir. merupakan suatu pertanyaan yang setiap saat harus dijawab dalam for further detail, please visit
KOTA dan PERILAKU MASYARAKAT Pertemuan 9 Matakuliah: R0762 – Perilaku dalam Arsitektur Tahun: 2010.
KONSERVASI GEDUNG EKS KANTOR PABEAN ( K.P.M. - Koninklijke Pakketvaart Maatschappij) PELABUHAN LAMA BULELENG AGUS KURNIAWAN NIM: PROGRAM MAGISTER.
Konsep Dasar Sejarah.
Persyaratan dalam perencanaan perumahan
Lembaga Sosial (pranata sosial)
Sejarah Perkembangan Hukum Pranata Perencanaan Kota
ASAS PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
ELEMEN KOTA MATERI MK PLANOLOGI.
PELESTARIAN CAGAR BUDAYA
Kuliah 2 ARTI DAN PERAN AMDAL.
REKAYASA LINGKUNGAN Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
STRUKTUR KARYA DESAIN INTERIOR
Lembaga Sosial (pranata sosial)
KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA DI DAERAH PERMUKIMAN
ESTETIKA DESAIN GRAFIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEBUAH MATA KULIAH PENGANTAR
KULIAH -4 LAYER DAN PENGGUNAANNYA JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
1. PENGANTAR DAN PENJELASAN MATERI PERKULIAHAN
UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2010
Kaitan Antara Komunikasi dan Kebudayaan
MATERI MK PLANOGI PERTEMUAN KE-10
PENDEKATAN, LINGKUP, DAN KEDUDUKAN REVITALISASI URBAN
Seni Rupa Gothic Early Gothic ( M) High Gothic ( M)
TAMAN KOTA: KRITERIA DAN MANFAAT
PERMASALAHAN TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP
KEDUDUKAN FILOLOGI ANTARA ILMU-ILMU LAIN
Kuliah I Tata Guna Lahan Pendahuluan
KULIAH HUTAN LINDUNG (4) PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG
KEBIJAKAN RTH REVITASLISASI PERMASALAHAN HUTAN MALABAR MALANG
Pengertian (1) Struktur Ruang Tata Ruang Pola Ruang
IMAGE OF THE CITY - KEVIN LYNCH -
POLA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SALURAN DRAINASE Studi kasus : Perumahan Pondok Ungu Permai, Kelurahan Kaliabang Tengah,
PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN CAGAR BUDAYA ANTARA NORMA DAN FAKTA
SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA INDONESIA
? ?  Eksterior gaya klasik memberikan kesan a ristokrat yang mewah pada bangunan. Pilar-pilar, ornament, dan profil-profil pada list pLang dan bingkai.
Penggunaan GIS dalam berbagai Aplikasi. Gis Banyak dimanfaatkan oleh : Perencana Tata Guna lahan ( Ilmu Tanah ) Arsitektur Lanskap Ahli-ahli Teknik Sipil.
Agenda 21 Perumahan dan Permukiman Pertemuan 12
ANTROPOLOGI.
Transcript presentasi:

KRITERIA PENILAIAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN UNTUK DILESTARIKAN UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA KULIAH -5 KRITERIA PENILAIAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN UNTUK DILESTARIKAN

1. NILAI OBYEKNYA SENDIRI KRITERIA PENILAIAN BANGUNAN UNTUK DILESTARIKAN (1) 1. NILAI OBYEKNYA SENDIRI Obyek tersebut merupakan contoh yang baik dari gaya arsitektur tertentu atau basil karya dari arsitek terkenal. Obyek mempunyai nilai estetik, didasarkan pada kualitas eksterior maupun interior dalam bentuk maupun detil Obyek merupakan contoh yang unik dan terpandang untuk periode atau gaya tertentu

2. FUNGSI OBYEK DALAM LINGKUNGAN URBAN KRITERIA PENILAIAN BANGUNAN UNTUK DILESTARIKAN (2) 2. FUNGSI OBYEK DALAM LINGKUNGAN URBAN Kaitan antara. obyek dengan bangunan lain atau ruang kota seperti misalnya jalan, plaza, taman, penghijauan kota, dab; yang berkaitan dengan kualitas arsitektur/urban secara menyeluruh Obyek merupakan bagian dari kompleks bersejarah dan jelas jelas berharga untuk dilestarikan dalam tatanan itu. Obyek merupakan landmark yang mempunyai karakteristik dan dikenal dalam kota atau mempunyai nilai emosional bagi penduduk kota.

3. FUNGSI OBYEK DALAM LINGKUNGAN SOSIAL DAN BUDAYA KRITERIA PENILAIAN BANGUNAN UNTUK DILESTARIKAN (3) 3. FUNGSI OBYEK DALAM LINGKUNGAN SOSIAL DAN BUDAYA Obyek dikaitkan dengan kenangan historis seperti misalnya"Geedung Merdeka" di jalan Asia Afrika, yang tidak hanya mempunyai nilai arsitektur saja, tetapi juga merupakan peninggalan bernilai historis. Obyek menunjukkan fase tertentu dalam sejarah dan perkembangan kota, seperti misalnya bangunan Kabupaten di Alun-Alun. Obyek yang mempunyai fungsi penting dikaitkan dengan aspek-aspek fisik, emosional atau keagamaan, seperti mesjid dan gereja.

2. MENURUT HARYOTO KUNTO DALAM BUKU "WAJAH BANDOENG TEMPO DODOE" Sesuai dengan "Monumenten Ondonantie" tahun 1931, yaitu bangunan yang sudah berumur 50 tahun atau lebih, yang "kekunoannya" (antiquity) dan "keasliannya" telah teruji. Ditinjau dari segi estetika dan seni bangunan, memiliki "mutu" cukup tinggi (master piece) dan mewakili gaya corak-bentuk seni arsitektur yang langka ditemukan Bangunan atau monumen, yang representetif mewakili jamannya Monurnen/Bangunan mempunyai anti dan kaitan sejarah dengan kota Bandung, maupun peristiwa nasional/internasional.

3. MENURAT BUKU "INTRODUCTION TO URBAN PLANNING " 1. ESTETTKA Bangunan/lingkungan yang memiliki sesuatu yang khusus dalam sejarah perkembangan "style" dalam kurun waktu tertentu 2. TYPICAL Bangunan-bangunan yang merupakan wakil dari kelas atau type bangunan tertentu. 3. KELANGKAAN Bangunan yang hanya tinggal satu-satunya, atau peninggalan terakhir dari style yang mewakili jamannya 4. PERANAN SEJARAH Bangunan/lingkungan yang merupakan tempat dimana terjadi peristiwa peristiwa bersejarah, sebagai ikatan simbolis antara peristiwa yang lalu dengan peristiwa sekarang. 5. YANG PALING MENONJOL: Bangunan-bangunan yang paling  - pertama dibuat - besar - tinggi

KLASIFIKASI PENGGOLONGAN BANGUNAN PELESTARIAN Klasifikasi penggolongan bangunan pelestarian persil bangunan terbagi menjadi golongan pelestarian A, B, C dan D, yang masing masing kriteria harus memenuhi persyaratan-persyaratan yaitu : Nilai sejarah; Keaslian; Kelangkaan; Landmark/Tengeran; Arsitektur; Umur.

GOLONGAN PELESTARIAN A Pelestarian bangunan kriteria golongan A merupakan upaya preservasi bangunan dengan ketentuan sebagai berikut : bangunan dilarang dibongkar dan atau diubah; apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak dapat dilakukan pembongkaran untuk dibangun kembali, sama seperti semula sesuai dengan aslinya; pemeliharaan dan perawatan bangunan harus menggunakan bahan yang sama /sejenis atau memiliki karakter yang sama, dengan memperhatikan detail ornamen bangunan yang telah ada; dalam upaya revitalisasi dimungkinkan adanya mpenyesuaian / perubahan fungsi sesuai rencana kota yang berlaku tanpa mengubah bentuk bangunan aslinya; dalam persil atau lahan bangunan pelestarian dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi suatu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama

GOLONGAN PELESTARIAN B Pelestarian bangunan kriteria golongan B merupakan upaya preservasi bangunan dengan ketentuan sebagai berikut : bangunan utama dilarang dibongkar secara sengaja, dan apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak dapat dilakukan pembongkaran untuk dibangun kembali sama seperti semula sesuai dengan aslinya; pemeliharaan dan perawatan bangunan harus dilakukan tanpa mengubah pola tampak depan, atap dan warna, serta dengan mempertahankan detail dan ornamen bangunan yang penting; dalam upaya rehabilitasi dan revitalisasi dimungkinkan adanya perubahan tata ruang dalam asalkan tidak mengubah struktur utama bangunan; dalam persil atau lahan bangunan pelestarian dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi suatu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama.

GOLONGAN PELESTARIAN C DAN D Pelestarian bangunan kriteria golongan C dan D merupakan rekomendasi dan adaptasi bangunan dengan ketentuan sebagai berikut : perubahan bangunan dapat dilakukan dengan tetap mempertahankan pola tampak muka, arsitektur utama dan bentuk atap bangunan; detail ornamen dan bahan bangunan disesuaikan dengan arsitektur bangunan disekitarnya dalam keserasian lingkungan; penambahan bangunan di dalam perpetakan atau persil hanya dapat dilakukan di belakang bangunan yang harus sesuai dengan arsitektur bangunan dalam keserasian lingkungan; fungsi bangunan dapat diubah sesuai dengan rencana kota.

HARAPAN PELESTARIAN Meskipun sudah ada peraturan-peraturan tentang pelestarian sebagai perangkat lunak yang sesuai dengan rencana pelestarian lingkungan, hal tersebut belum berdampak secara mantap seperti yang diharapkan. Sekarang ini beberapa kawasan bersejarah sedang dihadapkan kepada tekanan-tekanan perkembangan kota yang berdampak langsung terhadap arsitektur lingkungannya yang bersejarah, maupun terhadap kualitas lingkungannya secara umum. Dengan mengembangkan terus upaya-upaya dibidang pranata hukum, pranata teknik dan sumber daya manusia serta keorganisasian pelestarian ke dalam program untuk kegiatan kerja di tahun-tahun yang akan datang, maka pelestarian bangunan dan lingkungan kiranya akan lebih dekat pada sasaran-sasaran seperti yang diharapkan.

SEKIAN