Perbedaan Konformitas Pada Mahasiswa Berdasarkan Tingkat Absensi Oleh : Retha Kartika Ramadhan Pembimbing : Erik Saut H. Hutahaean, S. Psi., M. Si Kelas : 3PA05
BAB I PENDAHULUAN Dalam perkuliahan sangat penting kehadiran mahasiswa di dalam kelas, namun masih saja ada mahasiswa yang membolos. Ketidakhadiran atau membolos dikalangan mahasiswa faktor terbesarnya adalah lingkungan sosial, terutama teman-teman terdekatnya atau kelompoknya. Mahasiswa yang ikut-ikutan teman kelompoknya membolos di kelas, berkaitan dengan konformitas. Konformitas ini dilakukan agar individu tersebut diterima atau terhindar dari masalah dan bisa dianggap setia kawan. Mahasiswa yang memiliki pandangan yang teguh akan pendiriannya sendiri akan memiliki konformitas rendah dan akan lebih mengutamakan hadir dalam perkuliahan daripada membolos bersama teman-temannya. Bagaimanakah perbedaan konformitas pada mahasiswa berdasarkan tingkat absensi?
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial dimana individu mengubah perilaku, sikap dan keyakinan yang didorong oleh keinginan diri sendiri agar sama dengan orang lain, sesuai dengan norma sosial yang ada. Aspek-Aspek Konformitas (Baron & Byrne, 2005) yaitu Pengaruh Sosial Informasional Pengaruh Sosial Normatif
BAB II…. Absensi adalah suatu pendataan kehadiran dimana seseorang tidak dapat hadir dikarenakan sakit, izin dan mangkir pada saat dijadwalkan masuk. Sebab-sebab absensi (Rahman, 1993) : Absensi yang tidak bisa dihindarkan atau ketidakmampuan (in capacity) Absensi yang bisa dihindarkan, dimana ketidakhadiran yang masih bisa ditunda dan tanpa alasan yang jelas. Mahasiswa adalah peserta didik yang belajar di suatu perguruan tinggi dengan tujuan untuk sukses dalam perkuliahan dalam rangka menempuh pendidikan tingkat sarjana.
Perbedaan Konformitas Pada Mahasiswa Berdasarkan Tingkat Absensi BAB II… Perbedaan Konformitas Pada Mahasiswa Berdasarkan Tingkat Absensi Mahasiswa yang tidak mudah terpengaruh dan berpegang teguh pada pandangannya sendiri memiliki tingkat konformitas rendah. Biasanya mahasiswa yang konformitasnya rendah sudah mengetahui baik buruknya apabila dia mengambil jalan sendiri dan tidak akan membolos sehingga tingkat absensinya rendah. Mahasiswa yang memiliki konformitas tinggi akan memiliki absensi yang tinggi pula. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang bergaul dengan teman yang suka membolos menjadi ikut-ikutan membolos karena mengikuti temannya tersebut sehingga semakin lama tingkat absensi di kelas semakin tinggi. Dari penelitian ini dapat ditarik hipotesis “Terdapat perbedaan konformitas pada mahasiswa berdasarkan tingkat absensi”.
BAB III METODE PENELITIAN Karakteristik subjek mahasiswa yang masih tercatat di Universitas Gunadarma fakultas psikologi tingkat 2, 3 dan 4 dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang. 30 Pernyataan atau item, skala konformitas menggunakan skala likert dengan Aspek-Aspek Konformitas (Baron & Byrne, 2005) yang meliputi pengaruh sosial informasional dan pengaruh sosial normatif. Absensi menggunakan data factual, ketidakhadiran dapat menggunakan daftar hadir mahasiswa dan daftar hadir yang terecord di computer atau barcode. Dengan batas ≥ 30% ketidakhadiran maka absensinya dinyatakan tinggi, sedangkan < 30% ketidakhadiran maka absensinya rendah.
BAB III… Untuk mengukur validitas alat ukur penelitian ini digunakan teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson, dengan cara mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total item. Adapun uji reliabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach. Uji validitas dan reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 18.0 for windows. Teknik analisis data yang akan digunakan dalam menguji perbedaan konformitas berdasarkan absensi pada mahasiswa adalah dengan menggunakan teknik t-test. Analisis data dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 18.0 for windows.