FONOLOGI Angela Wyda S / Vivi Olga S /

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Menyimak lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang baku dan yang tidak
Advertisements

M.K: SEMANTIK Pertemuan Ke-3
TANGGANADA MINOR.
TANGGANADA diatonis dan pentatonis
Kemampuan berbahasa di SD
Oleh Litta Mirnawati / Silyawati /
Ciri Kebahasaan Teks Prosedur Kompleks
Bahasa Swahili Kelompok 6 1. Alvi Innayah12/335262/SA/ F. X. Sinungharjo11/318631/SA/ Suci Nurjannah11/312275/SA/ Kiki Riskita.
BUNYI BAHASA KELOMPOK 3.
Assalamu’alaikum Wr. Wb…
Fonologi Dewi Puspitasari.
KLASIFIKASI BUNYI SEGMENTAL DAN SURASEGMENTAL
Fonologi Bahasa Jawa Siti Mulyani.
Fonologi Dewi Puspitasari.
FONEMIK: FONEM, DASAR-DASAR ANALISIS FONEM, PROSEDUR ANALISIS FONEM
MATA KULIAH: fonologi bahasa Indonesia OLEH HASTARI MAYRITA
TANGGANADA MINOR.
Aspek Kognitif, Aspek Fisiologis, Aspek Sosial Bahasa
A. TAHAPAN KOMUNIKASI Tahap Linguistik adalah tahap pemilihan unsur yang sesuai dengan ide dari otak Tahap Fisiologis adalah gerakan-gerakan pada alat.
Pengantar Linguistik Jepang 4 Maret 2013
FONOLOGI (KAPITA SELEKTA)
Pengantar Linguistik Umum 5 November 2012 Nadya Inda Syartanti
TANGGANADA MayOR.
NKB 126 : “ TUHAN MEMANGGILMU ” Syair: S. C. Kirk Terjemahan:
BUKU MAZMUR “ MAZMUR 16 ” Syair dan Musik: Marty Haugh Terjemahan:
OLEH AGREPINO GUTERRES G. XIMENES NIM ARSITEKTUR
Bahasa dan Komunikasi (4) MKWF-FISIP-UI Pengajar: Prof. Dr. Meutia F. H. Swasono Semester Ganjil
Sintaksis Syntax = sintaksis Suntassein sun : dengan atau bersama
Assalamu’alaikum Wr. Wb…
FONOLOGI Oleh : Opik Sukmana / 19
STKIP Siliwangi Bandung
Bahasa Indonesia yang baik dan Benar
Proses Pembentukan dan Karakteristik Sinyal Ucapan
Sinyal Suara Kelompok 1 Risky Radjamuda Supardi Jamali
Ikatan Kimia F Al Na Cl.
Karinding: Permainan Rakyat Sunda
BAHASA Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
STRUKTUR BAHASA INDONESIA ILMU FONOLOGI
Bagaimana Mengenal Kepribadian Seseorang ?
REDUPLIKASI (PROSES PENGULANGAN)
Ciri Pembicara Ideal Memilih topik yang tepat Menguasai materi
--KHUSNUL FATONAH, M.PD. --
QUIS MULTIPE CHOICE FONOLOGI
Aspek Kognitif, Aspek Fisiologis, Aspek Sosial Bahasa
RAGAM BAHASA.
Bahasa berupa bunyi.
--KHUSNUL FATONAH, M.PD. --
Kontrak pembelajaran 1. Perkenalan 2. Gambaran Umum MK 3
FONOLOGI Dosen : ABUSAMAN BIN AHMAD,S.Pd Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas Terbuka.
MORFOLOGI.
ARTI BAHASA.
Kriptografi Jawa Cipher Transposisi.
PRODUSEN Mukena Anak Ibu Yeni Hasfita (Pemilik Usaha)
MATA KULIAH FONOLOGI fonologi.
1.1 KINEMATIKA PARTIKEL Pergeseran
音韻論 Fonologi Bahasa Jepang
LINGUISTIK BAHASA JEPANG
Bahasa Manusia dan Pemerolehannya
Linguistik kontrastif
Bagaimana Mengenal Kepribadian Seseorang ?
TL10203 PRINSIP PENGAJARAN BACAAN
SELALU SENYUM SAAT MENGAJAR …….
JENIS AYAT.
KONSONAN bahasa jawa.
F F AlAl AlAl F F F F OLEH RINA MARLYANTI MENU Kompetensi Dasar Indikator Materi TujuanTujuan Pembelajaran.
Penulisan Kata/Kalimat
KEGIATAN BELAJAR 1 HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK BAHASA
PELATIHAN PUBLIC SPEAKING WA PELATIHAN PUBLIC SPEAKING WA
PELATIHAN NEO PUBLIC SPEAKING WA PELATIHAN NEO PUBLIC SPEAKING WA
AYAH BELAJAR.
Transcript presentasi:

FONOLOGI Angela Wyda S / 2601412074 Vivi Olga S / 2601412075 Nur Izza F / 2601412078

2.4 Fonem Khas Bahasa Jawa BAHASA JAWA Aspirat Bunyi Pranasal

Bunyi Aspirat Semua bunyi hambat bersuara dan tak bersuara dalam bahasa jawa cenderung diikuti bunyi aspirat, yaitu bunyi frikatif glottal tak bersuara, atau bunyi [h] seperti beberapa contoh berikut. bapak → [bhaphaɁ] ‘bapak’ bisa → [bhisᴐ]’dapat’ saba → [sᴐbhᴐ] ‘pergi’ sabar → [sabhar] ‘sabar’ punuk → [phunƱɁ] ‘tengkuk’

Bahkan, bunyi semi vocal bilabial bersuara [w] dan [y] serta bunyi lateral dental bersuara [I] juga beraspirat. Namun, serta [w] dan [I] yang bersifat itu cenderung terdapat pada kata yang berbentuk partikel seperti beberapa contoh berikut. we → [whe] ‘we’ wo → [who] ‘wo’ wa → [wha] ‘wa’ ya → [yha] ‘ya’ yo → [yho] ‘yo’ ya ben → [yhbhən] ‘ya biar’ lo → [lho] ‘lo’ la → [lha] ‘la’

Dalam bahasa jawa antara bunyi hambat bersuara dan tak bersuara yang beraspirat dan yang tak beraspirat tidak membedakan makna, tidak seperti bahasa Khmer-Kamboja. Dalam bahasa itu bunyi beraspirat dan tak beraspirat membedakan makna. Berikut disajikan beberapa contoh. [pha:] >< [pa:] ‘kain sutra’ ‘ayah’ [thu:] >< [tu:] ‘santai’ ‘dada’ [kha] >< [ka] ‘bulan’ ‘memperbaiki’

Bunyi Pranasal Pranasal itu merupakan bunyi nasal yang selalu mendahului suatu kata ketika kata tersebut diucapkan. Namun, pranasal itu tidak mengubah jenis dan makna kata jika mengubah jenis dan makna kata, nasal yang semula diduga sebagai pranasal, kemungkinan besar bukan merupakan pranasal, melainkan merupakan afiks nasal. Semua bunyi hambat bersuara [b], [d], [ɖ], [j], dan [g] yang terletak pada awal kata tersebut cenunyi nasal cenderung menyatakan nomina tempat, bunyi hambat bersuara tersebut akan didahului bunyi nasal atau mengalami prenasalisasi seperti beberapa contoh berikut.

Bali. →. [mbhali]. Bandung. →. [mbhanɖhƱŋ]. Bogor. →. [mbhᴐghᴐr] Bali → [mbhali] Bandung → [mbhanɖhƱŋ] Bogor → [mbhᴐghᴐr] Bayalali → [mbhᴐyᴐlali] Demak → [ⁿdhəmaɁ] Duren → [ⁿdhurhn] Delanggu → [ⁿdhəlŋagu] Dlepih → [ⁿdhləpIh] Dili → [ⁿɖhili]

Ada beberapa nomina tempat yang berawal dengan konsonan hambat yang tidak mangalami prenasalisasi,yaitu Jakarta,Jepang dan Jerman. Adverbial yang berawal bunyi dengan bilabial /b/pun ada pula yang mengalami prenalisasi,boten [mbotən],bokbilih[mbᴐɁbilIh],bokmanawa[mbᴐɁmənᴐwᴐ]. b ᵐb d ⁿd ɖ # (NT) ⁿɖ # (NT) j ᵑ j g ᵑg

Rumus diatas dibaca:bunyi [b],[d[,[ɖ],[j], dan [g] pada awal kata yang menyatakan nomina tempat (NT) akan berubah manjadi [ᵐb], [ⁿd],[ᵑ j], dan [ᵑg] atau dapat pula dibaca dengan bunyi hambat bersuara yang menyatakan nomina tempat akan mengalami pranasal secara homorgan pada bunyi hambat bersuara terbut.

Diftong dan Monoftong Diftong atau vokal rangkap merupakan deret dua fonem vokal yang berbeda yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.Contoh danau,pulau dan kerbau.Bahasa Jawa standar tidak memiliki diftong karena cenderung berupa vokal tunggal.Diwilayah Jawa Timur diftongisasi sering digunakan untuk mengungkapkan makna ‘intensitas’. Abuh [abhƱh] oabuh [oabhƱh] Apik [aphIɁ] oapik [oaphIɁ] Gedhe [ghəɖhe] guedhe [ghuʷəɖhe]

Dikaresidenan Yogjakarta dan Surakarta cenderung menggunakan variasi fonem vokal atau menambahkan banget atau temen. Abang [abhaŋ] abing [abhiŋ] Gedhe [ghəɖhe] gedhi [gəɖi] Lara [lᴐrᴐ] laru [lᴐru] Abang  abang banget abang temen Bodho  bodho banget bodho temen

Gugus Konsonan (Klaster) Yaitu jika terdapat dua konsonan yang berbeda berderet dan membentuk satu kesatuan.Dengan kata lain,vokal rangkap disebut diftong dan konsonan rangkap disebut Klaster. [bl] → blirik, bleseg,blarak [br] → bribik, brayat, brutu [by] → byar, ambyur, abyor [jw] → jwawut

Urutan Fonem Urutan fonem dalam suku kata bahasa Jawa atau kaidah fonotaktik bahasa Jawa ialah V,VK,KV,KVK,KKV, dan KKVK.Urutan paling alamiah adalah KV. a. V  iki (i-ki),edan (e-dan) b. VK imbang (im-bang),entheng (en-theng) c. KV dina (di-na),kena (ke-na) d. KVK gimbal (gim-bal),genter (gen-ter) e. KKV tliti (tli-ti),blero (ble-ro) f. KKVK blimbing (blim-bing),prentah (pren-tah) Urutan fonem kata ndlosor,ndlesep lan mblora seharusnya KKVK,tetapi bunyi nasal yang mendahilui kata tersebut tidak dihitung sebagai fonem tersendiri sebab bunyi tersebut berupa pranasal (prenasalisasi) yang tidak dapat di jadikan kaidah fonotaktik bahasa Jawa.

TERIMA KASIH