Menuju Mihwar Daulah Towards State Orbit
Dakwah Kita… Dakwah adalah proses membahasabumikan nilai-nilai Islam dalam segala bidang kehidupan, agar Islam menjadi rahmat bagi alam semesta. Dakwah tidak bisa mencapai tujuan dengan tiba-tiba dan seketika, namun memerlukan proses dan tahapan
Marhalah..? Mihwar..? Marhalah dan Mihwar Dalam upaya mencapai tujuan dakwah, dilakukan pentahapan, diantaranya dikenal istilah marhalah dan mihwar Marhalah..? Mihwar..?
Pesan Imam Asy Syahid "Putaran waktu akan memperlihatkan kpd kita peristiwa-peristiwa yang mengejutkan dan memberikan peluang kepada kita untuk berbuat. Dunia akan melihat bahwa dakwah kita adalah hidayah, kemenangan dan kedamaian yang dapat menyembuhkan dari rasa sakit yang sedang dideritanya. Setelah itu tibalah giliran kita untuk memimpin dunia karena bumi tetap akan berputar dan kejayaan itu akan kembali kepada kita".
Pesan Imam Asy Syahid "Hanya Allah lah harapan kita satu-satunya, maka bersiap-siaplah dan ber-buatlah, jangan menunggu datangnya esok, karena bisa jadi engkau tidak bisa berbuat apa-apa esok hari. Kita memang harus menunggu putaran waktu itu, akan tetapi kita tidak boleh berhenti, kita harus berbuat dan terus melangkah karena kita tidak mengenal kata berhenti dalam berjuang" .
Mahawirud Da’wah Untuk mencapai kejayaan seperti yang dicita-citakan gerakan Islam, perlu disusun kerangka gerak yang integral, bertahap dan berkesinambungan Pertama adalah orbit ideologisasi gerakan (mihwar tanzhimi) Kedua adalah orbit sosialisasi gerakan (mihwar sya'bi) Ketiga adalah orbit kelembagaan publik (mihwar mu'assasi) Keempat adalah orbit kelembagaan negara (mihwar daulah).
Logika Mihwar Masing-masing Mihwar saling ber-hubungan dengan yang lain secara sinergis, dan logika yang digunakan dalam konteks kesinambungan antar Mihwar ini bukanlah "meninggalkan" akan tetapi "menambah". Gerakan dakwah yang telah mencapai Mihwar Daulah, pada saat yang bersamaan mereka tengah melakukan keempat Mihwar secara sinergis satu dengan yang lainnya
Mihwar Tanzhimi Karakter utama dari mihwar ini adalah melakukan rekrutmen kader inti (an nuwah ash shulbah) untuk kemudian menindak-lanjuti dengan segala usaha membina dan memperbaiki kualitas setiap aktivis, sehingga mereka memiliki kepribadian Islam (asy syakhshiyah al Islamiyyah) dan kepribadian jama’ah (asy syakhshiyah al jama’iyah), sebagai sarana utama untuk berhubungan dengan penataan internal gerakan.
Aktivitas Mihwar Secara umum kegiatan yang dilaksana-kan gerakan dakwah pada mihwar tanzhimi lebih banyak urusan internal, dan menghajatkan kondisi ketertutupan (sirriyah) dalam banyak aspek. Kegiatan melakukan pencetakan dan pembentukan kader serta struktur gerakan akan sangat kondusif dalam suasana yang relatif tertutup, karena gerakan belum memiliki cukup basis dukungan
Tertutup bukan Tujuan "Sikap tertutup dalam dakwah bukanlah merupakan tujuan, akan tetapi hanya merupakan metoda ataupun tahapan dakwah. Sebab, jika sejak dini dakwah sudah dilakukan secara terbuka, sementara belum memiliki banyak pendukung, hanya akan memberikan peluang kepada musuh untuk menghalangi atau bahkan memusuhi setiap aktivitas dakwah" (Husni Adham Jaror).
Mengapa Tertutup..? "Bergerak secara rahasia tergantung dari posisi, kondisi dan kekuatan gerakan dakwah. Jika gerakan dakwah belum mencapai tingkat kemampuan yang layak, maka melakukan aktivitas secara terbuka (jahriyah) adalah kesalahan fatal. Demikian juga apabila kondisi sekitar (faktor eksternal) belum mengizinkan untuk membuka seluruh penataan gerakan, maka melakukan aktivitas secara terbuka adalah kesalahan besar" (Husni Adham Jaror)
Mihwar Sya’bi Perbedaan pokok dari orbit ideologisasi dan sosialisasi adalah pada sifat dan jenis pekerjaan yang dilakukan. Pada orbit ideologisasi, sifat gerakan lebih banyak tertutup, karena tengah memper-siapkan diri secara matang dari segala aspek internalnya. Sedangkan pada orbit sosialisasi, sifat gerakan mulai terbuka, dengan melakukan kegiatan formal dan melakukan rekrutmen publik di tengah masyarakat luas.
Keterbukaan Dakwah Sosialisasi harus dilakukan gerakan dakwah mengingat hukum asal dakwah bersifat terbuka (jahriyah). Islam adalah rahmat bagi semesta alam yang harus disampaikan kepada semua manusia di alam semesta ini. Tidak akan mungkin Islam menjadi rahmat bagi semesta alam, apabila dakwah disembunyikan kegiatannya. Gerakan dakwah harus membangun kredibilitas sosial di tengah masyarakat, untuk melakukan sosialisasi nilai-nilai kebaikan Islam
Argumen Keterbukaan Pertama, adanya contoh kegiatan sosialisasi gerakan dakwah di zaman kenabian. Kedua, sifat asal ajaran Islam yang menampik perilaku antisosial. Ketiga, gerakan dakwah memiliki kebutuhan akan basis sosial
Orientasi Sosial "(Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang yang miskin yang sangat faqir" (Al Balad : 13 – 16) "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama ? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin" ( Al Ma’un : 1 – 3).
Orientasi Sosial "Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan" (Al Insan : 8). "… dan memberikan harta yang dicintainya kepada kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya… Mereka itulah orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa" (Al Baqarah : 177).
Tadayun Sya’bi "Aku sudah tidak diperlukan lagi menjadi kadinya kaum mukminin. Mereka semua sudah tahu haknya masing-masing sehingga tidak ada yang menuntut lebih dari haknya. Mereka juga sudah tahu kewajibannya sehingga tidak seorang pun yang merasa perlu menguranginya. Mereka satu sama lain mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya. Kalau salah seorang tidak hadir, mereka mencarinya." (Umar bin Khathab)
Tadayun Sya’bi "Kalau ada yang sakit, mereka menjenguknya; kalau ada yang tidak mampu, mereka mem-bantunya; kalau ada yang membutuhkan per-tolongan, pasti mereka segera menolong; dan kalau ada yang terkena musibah, mereka menyampaikan duka cita. Agama mereka adalah nasihat. Akhlak mereka adalah amar makruf dan nahi munkar. Karena itulah tidak ada alasan bagi mereka untuk bertengkar" (Umar bin Khathab)
Perluasan Basis Dakwah "Hendaknya interaksi gerakan tidak terbatas pada pembentukan anggota inti shaf dalam masyarakat-masyarakat itu. Tetapi juga kita harus mengubah sebagian besar dari anggota masyarakat tersebut menjadi muslim shalih yang mendukung atau sekurang-kurangnya bersimpati kepada harakah serta mau melaksanakan syari’at Allah, kendati mereka tidak taat atau komitmen dengan gerakan Islam. Sasaran ini memerlukan wasilah khusus yang dalam beberapa hal kadang-kadang berbeda dengan wasilah tajnid shaf yang harus dipergunakan. Wasilah yang sesuai untuk sasaran tersebut antara lain berupa bantuan kebaikan dan pelayanan sosial" (Syaikh Musthafa Masyhur).
Mihwar Mu’assasi "Setelah batasan global dari makna Islam yang syamil dan substansi makna politik yang luas dan tidak terkait dengan kepartaian ini, saya bisa mengatakan secara terus terang bahwa seorang muslim tidak akan sempurna Islamnya kecuali jika ia seorang politisi, mempunyai jangkauan pandangan yang jauh, dan mempunyai kepedulian yang besar terhadap umatnya" (Asy Syahid Hasan Al Banna).
Politik dan Islam "Saya juga bisa katakan bahwa pembatasan dan pembuangan makna ini (yakni: pembuangan makna politik dari substansi Islam) sama sekali tidak pernah digariskan oleh Islam. Sesungguhnya setiap jam'iyah Islamiyah harus menegaskan pada garis-garis besar programnya tentang perhatian dan kepedulian jam'iyah tadi terhadap persoalan-persoalan politik umatnya. Kalau tidak seperti itu, jam'iyah tadi butuh untuk kembali memahami makna Islam yang benar" (Hasan Al Banna)
Partisipasi Politik Musyarakah siyasiyah dalam pandangan dakwah adalah keterlibatan secara aktif dalam dinamika perpolitikan, baik dalam skala lokal, nasional maupun internasional. Musyarakah siyasiyah dimaksudkan untuk mengarahkan pengambilan kebijakan agar mendatangkan kemaslahatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat, serta menghindarkan munculnya kemudharatan dan kerusakan di berbagai bidang kehidupan.
Mencegah Kemungkaran "Merendahkan harga diri bangsa adalah kemungkaran. Berlaku curang dalam Pemilihan Umum adalah kemungkaran. Enggan memberikan suara (kesaksian) dalam Pemilihan Umum adalah kemungkaran. Menyerahkan urusan kepada orang yang tidak memiliki kompetensi adalah kemungkaran" (Yusuf Al- Qaradhawy)
Mencegah Kemungkaran "Mencuri kekayaan negara adalah kemungkaran. Memonopoli barang-barang pokok untuk kepentingan pribadi atau kelompok adalah kemungkaran. Menangkap seseorang yang tidak melakukan kesalahan adalah kemungkaran. Menyiksa orang dalam tahanan atau penjara adalah kemungkaran. Memberi dan menerima suap adalah kemungkaran. Menjilat dan memuji pejabat dengan berlebihan adalah kemungkaran. Loyal terhadap musuh Allah dan musuh umat adalah kemungkaran" (Yusuf Qardhawi).
Orientasi Aktivitas Politik Keterlibatan secara langsung dalam pentas perpolitikan, bagi gerakan dakwah tidak ada makna yang lebih penting, kecuali untuk menunaikan dua misi dalam waktu yang bersamaan, yaitu menjaga agama (hirasatud din) dan memimpin serta memakmurkan dunia (ri’ayatud dunya).
Partai Politik "Lembaga-lembaga dan sarana-sarana (partai-partai dan jama'ah-jama'ah) ini bukan merupakan sesuatu yang haram atau dosa, tetapi ia termasuk dalam mashalih mursalah dan tidak ada nash syar'i yang melarangnya. Pembentukan partai-partai, kelompok-kelompok, atau perkumpulan-perkumpulan dengan segala macam bentuk sistem demokrasi diperbolehkan. Dengan catatan bahwa pendapat dan visinya tidak menetapkan hal-hal yang dilarang agama dan tidak merestui mereka yang berbuat kebatilan. Mereka harus melalui jalan damai dan dakwah yang terbuka, guna mengubah dan menghilangkan politik kekerasan dan terselubung. Ini semua pada hakikatnya terpuji dalam agama, bahkan merupakan pokok dalam berdakwah" (Abdurrahman Abdul Khaliq, Salafy Kuwait).
Mihwar Daulah Pada kondisi dimana gerakan dakwah telah memiliki kekuasaan karena kemenangan mutlak partai dakwah dalam Pemilu, maka mereka harus menyusun sebuah pemerintahan baru yang dirancang dan diarahkan sesuai misi dakwah Islam. Dakwah bukan "sekedar" memasuki bagian-bagian posisi strategis kenegaraan, akan tetapi telah memiliki kekuatan penuh untuk menyusun sebuah pemerintahan baru. Kondisi ini menghajatkan ketersediaan personal serta daya dukung yang memadai, di satu sisi, dan kejelasan konsep pemerintahan baru yang hendak diterapkan pada sisi yang lain. Pemerintahan baru yang dikehendaki bukan hanya sekedar pergantian orang, akan tetapi juga perangkat aturan atau mekanisme penyelenggaraan kenegaraan yang lebih disesuaikan dengan maqashid syari'ah
Keluwesan Sistem Islam "Bentuk dan jenis pemerintahannya tidak menjadi persoalan sepanjang sesuai dengan kaidah-kaidah umum dalam pemerintahan Islam" (Hasan Al Banna). "Jika kita berpegang kepada prinsip-prinsip ini dengan cara pandang yang luas, maka perjalanan menegakkan kedaulatan Islam akan mengambil pola yang relatif lunak. Dengan demikian, kita bisa menjadikan pihak-pihak yang berpotensi memerangi menjadi para pendukung" (Said Hawa).
Pemerintahan Islam "Di antara sifat-sifatnya adalah rasa tanggung jawab, kasih sayang kepada rakyat, bersikap adil sesama manusia, menahan diri dari harta rakyat dan menghemat penggunaannya. Sedangkan kewajiban-kewajibannya antara lain memelihara keamanan, melaksanakan undang-undang, menyebarkan pengajaran, mempersiapkan kekuatan, menjaga kesehatan masyarakat, memelihara kepentingan umum, mengembangkan kekayaan negara, menjaga keselamatan harta benda, meninggikan akhlaq dan menyampaikan dakwah".
Pemerintahan Islam "Adapun hak-haknya, setelah menjalankan semua kewajiban, antara lain: loyalitas, ketaatan dan dukungan jiwa raga yang diberikan oleh rakyat. Apabila pemerintah lalai melaksanakan kewajibannya, maka berilah nasihat dan bimbingan. Jika itu tidak membawa perubahan, maka dicabutlah loyalitas dan ketaatan darinya, karena tidak ada kewajiban untuk taat kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah"
Seni Mengelola Perubahan Secara internal, gerakan dakwah mengalami perubahan-perubahan yang amat signifikan, setiap kali melakukan pengembangan mihwar Situasi ketertutupan yang melingkupi para aktivis dakwah selama orbit ideologisasi, akan membawa pengaruh secara kejiwaan dan membekas dalam, bahkan kadang menjadi kepribadian yang puritan. Secara amat berbeda, situasi orbit sosialisasi menghajatkan keterbukaan dan formalitas di depan publik
Ruang Pembelajaran Satu catatan menarik dari Syaikh Munir Muhammad al Ghadban tatkala beliau menguraikan fase jahriyatud da’wah adalah adanya kenyataan bertahapnya proses jahriyah tersebut. Kendati ayat-ayat yang memerintah-kan agar dakwah dilakukan secara jahriyah telah diturunkan semenjak tahun ketiga bi’tsah, akan tetapi para sahabat baru merespon secara penuh pada tahun keenam bi’tsah. Tiga tahun sejak perintah dakwah terbuka, baru Rasul saw yang konsisten melakukan kewajiban tersebut. Sahabat baru melakukan dakwah jahriyah dengan penuh pada tahun keenam bi’tsah paska masuk Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khathab ra.
Dua Kesalahan Pertama, apresiasi dari perubahan suasana dan tuntutan mihwar sedemikian berlebihan, sehingga terjadi kondisi pengabaian terhadap ketentuan syari'at dalam beraktivitas di dunia publik. Kedua, tuntutan mihwar yang menghajat-kan keterbukaan dan interaksi dengan masyarakat luas, terlalu dikekang secara berlebihan sehingga menyebabkan para aktivis takut berbuat karena khawatir melakukan kesalahan.
Tolok Ukur Perubahan Kaidah Syar'iyah dari Al Qur’an dan Sunnah Konstitusi Organisasi Pertimbangan Kemaslahatan Dakwah