PEMERIKSAAN FISIK KLINIS DEPARTEMEN SKI Islamic Medical Student Association (IMSA) oleh : ANG. X FK UNCEN
PENDEKATAN KEPADA PASIEN Menjadi dokter yang “BAIK” Kerahasiaan dan persetujuan Tanggung jawab pribadi Cara berpakaian dan bersikap Keterampilan berkomunikasi Harapan dan respek
DIAGNOSTIK FISIK
APA ITU DIAGNOSTIK FISIK ??? Ilmu Diagnosis fisik : - ilmu untuk membuat diagnosis suatu penyakit melalui pemeriksaan fisik - merupakan pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk dokter Diagnosis fisik berdasar atas : - symptom, keluhan (gejala klinik): manifestasi subyektif penderita anamnesis, history taking - sign (tanda klinik ): kelainan panderita yang diperoleh secara obyektif pemeriksaan fisik
DASAR DIAGNOSIS secara umum Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSIS PENYAKIT ditegakkan dengan mengumpulkan data-data: Data Pribadi Keluhan utama Anamnesis Pemeriksaan Fisik Laboratorium Pemeriksaan khusus Diagnosis atau diagnosis banding
VII. Diagnosis atau diagnosis banding CLINICAL WORKUP I. Identitas II. Keluhan utama III. Anamnesis IV. Pemeriksaan Fisik V. Laboratorium VI. Pemeriksaan khusus VII. Diagnosis atau diagnosis banding VIII. Pengobatan IX. Komplikasi X. Prognosis
IDENTITAS PASIEN Nama lengkap Jenis kelamin Umur / tanggal lahir Pekerjaan Agama Suku Alamat Hobby
KELUHAN UTAMA Merupakan keluhan yang membuat penderita datang untuk mendapatkan pertolongan dalam bahasa penderita bukan istilah medik satu atau 2 kata keluhan menyebabkan penderita datang ke dokter
ANAMNESIS Bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai Gambaran penyakit yang sedang diderita Keadaan badan secara keseluruhan Riwayat penyakit sekarang (RPS) Riwayat penyakit dahulu (RPD) Riwayat pengobatan Riwayat penyakit keluarga (RPK) Riwayat sosial Keterangan mengenai hobi dan kebiasaan
PEMERIKSAAN FISIK UMUM Pemeriksaan mengenai tanda-tanda patologik pada tubuh pasien dengan jalan : INSPEKSI PALPASI PERKUSI AUSKULTASI
TATA CARA PEMERIKSAAN FISIK
1. Persiapkan perlengkapan dasar Pemeriksaan Fisik Stetoskop Sphygmomanometer Lampu senter Termometer Arloji Oftalmoskop Otoskop Palu refleks
2. Persiapan tempat dan pasien POSISI PEMERIKSAAN Perhatikan :privacy, bantuan posisi, lama pemeriksaan 1. Duduk : dikursi, ditempat tidur - kepala, leher, dada depan / belakang, jantung, paru, mama, ektremitas atas, vital sign, ekspansi paru 2. Supine position ( baring ) : kepala diberi bantal - kepala, leher dada depan paru, mama, jantung, abdomen, extremitas, nadi perifer 3. Dorsal recumbent position: baring, lutut ditekuk, telapak kaki menyentuh tempat tidur 4. Sims position : tidur miring, pemeriksaan rectum atau vagina 5. Prone position : telungkup : evaluasi sendi pinggul, punggung 6. Lithotomy position : telentang, fleksi lutut, - pemeriksaan rektum, vagina 7. Knee - chest position : pemeriksaan rektal 8. Erect position: evaluasi abnormalitas postural, langkah, keseimbangan
3. LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN FISIK 1. Pemeriksaan dilakukan di tempat khusus 2. Beritahu maksud pemeriksaan 3. Penderita dipersilahkan untuk membuka baju sendiri 4. Siapkan selimut (jika diperlukan) 6. Beri petunjuk yang jelas sebelum kita melakukan sesuatu prosedur
4. METODE PEMERIKSAAN KESAN PERTAMA : Pemeriksaan sebetulnya sudah dimulai saat bertemu pasien pertama kali, selama observasi atau saat- saat tertentu, - perhatikan penampilan, cara bicara, sikap, keadaan fisiologis/ psikologis - sesuai tujuan pemeriksaan Pemeriksaan secara sistematik: - INSPEKSI - PALPASI - PERKUSI - AUSKULTASI dilakukan pada setiap sistem organ Sesuai prosedur baku
INSPEKSI Memakai indera mata Bagian yang diperiksa terbuka Cahaya yang baik Perhatikan : - perubahan warna : ikterus, sianosis, pucat, hiperemis - bentuk - simetris, asimetris - diam, bergerak - penyimpangan dari normal - lesi: ulkus, tumor Jika mungkin, hasil observasi dinyatakan dalam ukuran : - panjang : diukur dengan penggaris - dibandingkan dengan normal
PALPASI Tindakan meraba dengan satu atau 2 tangan/ jari Menegaskan apa yang dilihat, menemukan yang tak terlihat Membedakan : - tekstur : dengan ujung jari (1/lebih ), kasar, lembut, nodul - dimensi: ukuran - konsistensi : dengan ujung jari, terrgantung densitas / ketegangan jaringan lunak, kenyal (seperti karet), keras (seperti batu) - suhu : perkiraan, memakai punggung ujung jari ( kulit tipis, bayak saraf), hangat, dingin - benjolan : bergerak ? - lembab, kering Balotement : mendeteksi benda yang bergerak dalam cairan Kejadian kejadian lain : getaran
AUSKULTASI (1) Mendengarkan bunyi yang berasal dari dalam tubuh ( dada : suara nafas, perut : bising usus dsb ) Penilaian : 1. frekwensi : jumlah getaran permenit - frekwensi tinggi --> bunyi nada tinggi - frekwensi rendah --> nada rendah 2. Intensitas : ukuran kuat lemahnya suara 3. Durasi : lama bunyi terdengar 4. Kualitas : warna nada, variasi suara Kemampuan mendengarkan bunyi terbatas : - makin rendah frekwensi, perlu intensitas makin keras - lebih mudah mendengar siulan lemah dari pada bunyi nada rendah dengan intensitas yang kuat Pada waktu auskultasi : ruangan harus tenang
AUSKULTASI (2) Cara : memakai stetoskop Stetoskop : - menghantarkan, mengumpulkan, memilih frekwensi - kepala stetoskop : diletakkan diatas kulit --> mengumpulkan suara dari bagian tubuh dibawahnya 2 jenis kepala stetoskop: 1. Diafragma datar : respon paling baik dengan suara frekwensi tinggi, menghilangkan suara nada rendah 2. Bel : mengumpulkan bunyi nada rendah pada tekanan ringan. Bila ditekankan lebih keras, nada frekwensi tinggi terdengar lebih keras ( kulit dibawahnya teregang, menjadi semacam diafragma Hindari kebocoran suara : a.l ujung stetoskop cocok dengan lubang telinga ( ukuran, lengkungan, arah disesuaikan dengan lubang )
VITAL SIGN
TANDA-TANDA VITAL TEKANAN DARAH (TD) NADI RESPIRASI SUHU
TEKANAN DARAH Klasifikasi derajat tekanan darah berdasarkan British Hypertension Society TD SISTOLIK (mmHg) DIASTOLIK (mmHg) Optimal < 120 < 80 Normal < 130 < 85 Normal tinggi 130-139 85-89 HIPERTENSI Derajat 1 (ringan) 140-159 90-99 Derajat 2 (sedang) 160-179 100-109 Derajat 3 (berat) > 180 > 110 HIPERTENSI SITOLIK TERISOLASI Derajat 1 < 90 Derajat 2 > 160
NADI Dengan menggunakan 2 jari yaitu telunjuk dan jari tengah, atau 3 jari, telunjuk, jari tengah dan jari manis jika kita kesulitan menggunakan 2 jari. Temukan titik nadi ( daerah yang denyutannya paling keras ), yaitu nadi karotis di cekungan bagian pinggir leher kira-kira 2 cm di kiri/kanan garis tengah leher ( kira-kira 2 cm disamping jakun pada laki-laki ), nadi radialis di pergelangan tangan di sisi ibu jari. Setelah menemukan denyut nadi, tekan perlahan kemudian hitunglah jumlah denyutannya selama 15 detik, setelah itu kalikan 4, ini merupakan denyut nadi dalam 1 menit. Denyut nadi pada orang yang sedang beristirahat adalah : 60 – 80 x/menit (dewasa) 80 – 100 x/menit (anak-anak) 100 – 140 x/menit (bayi) < 60 x/menit : Bradikardia > 100 x/menit : Takikardia
RESPIRASI - DEWASA : 18 – 24 x/menit - BAYI : > 44 x/menit RR (x/menit) Klasifikasi < 18 Bradipnea (napas lambat ) > 18 Eupnea > 24 Takipnea (napas cepat)
SUHU DEMAM : > 37,2 0 C NORMAL : 36,5 – 37,2 0 C HIPOTERMI SUBNORMAL < 36 0 C HIPERPREKSIA > 41,1 0 C