PEMERIKSAAN FISIK KLINIS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Praktek Profesi Keperawatan KMB 1
Advertisements

Mekanik Tubuh & Ambulasi
Sarari dan Manajemen Laktasi
Senam Hamil; Langkah bijak mempersiapkan persalinan
Diskusi Topik SESAK NAPAS & BATUK
Hernia Diafragmatika.
Kasus SBI.
LUKA BAKAR.
DISKUSI TOPIK SESAK NAPAS DAN BATUK Ibu N, usia 37 tahun dirawat di rumah sakit karena sesak napas sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Mulanya.
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
LATIHAN FISIK PADA LANSIA
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU, BAYI DAN ANAK BALITA
By : Yanti Riyantini, SKp
DASAR- DASAR PEMERIKSAAN FISIK
Physical Examination Introduction
ASUHAN KEBIDANAN KALA I
NASKAH PSIKIATRI Kuliah 6
SENAM HAMIL MATERI PERKULIAHAN MAHASISWA FISIOTERAPI
Assalam mua’alaikum wr,wb
Nama : LILI LESTARI Nim :
Pemeriksaan Fisik Sesuai Sistematika Tubuh
Radiologi Abdomen.
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR
ANAMNESA,PEMERIKSAN FISIK,ANAMNESA DAN ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
PERTEMUAN KE-4 “PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA”
Pengkajian bbl,bayi, balita, anak pra sekolah
Prinsip perawatan pasien medik
FISIOTERAPI DADA.
Tentang : asuhan kebidanan kala I
PENgKAJIAN DATA PADA NEONATUS,BAYI BARU LAHIR,BAYI,BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH TIA ELPIKA
Ada 2 jenis cegukan, yaitu :
Anamnesa, pemeriksaanfisik, diagnoa dan masalah potensial, merencanakan asuhan, mengimplementasikan rencana asuhan tentang neonatus, bayi, balita dan anak.
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
PEMERIKSAAN FISIK PADA
Pengkajian BBL,Bayi,Balita dan Pra sekolah
Anamnesa dan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
Mempelajari Administrasi Perkantoran
BANTUAN HIDUP DASAR & RESUSITASI JANTUNG PARU
NAMA:RENI SURYA NINGSIH NIM :
PENGKAJIAN PADA BAYI BARU LAHIR, BAYI, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR
Diagnosis fisik anak.
PEMERIKSAAN FISIK OBSTETRI
Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
ASUHAN PERSALINAN KALA I By. Sulistiyah, s.siT.,m.kES
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR,BAYI,BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
Hepatitis Virus Akut disertai Hernia Nukleus Pulposus
TEHNIK MENGATUR DAN MEMINDAHKAN PASIEN
ASUHAN KEBIDANAN KALA I
PENILAIAN PENDERITA.
LANSIA DENGAN GANGGUAN BIOLOGIS
Laporan kasus CARCINOMA MAMMAE
SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FK UNUD/RSUP SANGLAH
Case Report Christopher Rinaldi
Terapi Modalitas Sistem Pernafasan
PROSEDUR MEMBEBASKAN JALAN NAPAS
TANDA-TANDA VITAL.
Resusitasi jantung PARU (RJP ) ROSMALIANA. PURBA.S.Kep, Ns Disampaikan Oleh :
PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan yang meliputi seluruh tubuh penderita, untuk menemukan berbagai tanda. Dilakukan secara sistematis dan berurutan. HERRI PROPHERTY.
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM KARDIOVASKULER
Noviani. Identitas Pasien  Nama: An RAZ  Umur: 5 tahun  Jenis Kelamin: Perempuan  Alamat: Gampong Asan  Agama: Islam  Nomor RM: 248xxx  Tanggal.
ASUHAN KEPERAWATAN NY. A DENGAN PRE-POST APENDICTOMY OLEH: NS. CATTLEYA.
PERDARAHAN DAN SYOK Perdarahan : Perdarahan Nadi ( Arteri )
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO )
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM KARDIOVASKULER
WELCOME PESERTA PELATIHAN
RUPTURA SINUS MARGINALIS
Transcript presentasi:

PEMERIKSAAN FISIK KLINIS DEPARTEMEN SKI Islamic Medical Student Association (IMSA) oleh : ANG. X FK UNCEN

PENDEKATAN KEPADA PASIEN Menjadi dokter yang “BAIK” Kerahasiaan dan persetujuan Tanggung jawab pribadi Cara berpakaian dan bersikap Keterampilan berkomunikasi Harapan dan respek

DIAGNOSTIK FISIK

APA ITU DIAGNOSTIK FISIK ??? Ilmu Diagnosis fisik : - ilmu untuk membuat diagnosis suatu penyakit melalui pemeriksaan fisik - merupakan pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk dokter Diagnosis fisik berdasar atas : - symptom, keluhan (gejala klinik): manifestasi subyektif penderita  anamnesis, history taking - sign (tanda klinik ): kelainan panderita yang diperoleh secara obyektif  pemeriksaan fisik

DASAR DIAGNOSIS secara umum Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

DIAGNOSIS PENYAKIT ditegakkan dengan mengumpulkan data-data: Data Pribadi Keluhan utama Anamnesis Pemeriksaan Fisik Laboratorium Pemeriksaan khusus Diagnosis atau diagnosis banding

VII. Diagnosis atau diagnosis banding CLINICAL WORKUP I. Identitas II. Keluhan utama III. Anamnesis IV. Pemeriksaan Fisik V. Laboratorium VI. Pemeriksaan khusus VII. Diagnosis atau diagnosis banding VIII. Pengobatan IX. Komplikasi X. Prognosis

IDENTITAS PASIEN Nama lengkap Jenis kelamin Umur / tanggal lahir Pekerjaan Agama Suku Alamat Hobby

KELUHAN UTAMA Merupakan keluhan yang membuat penderita datang untuk mendapatkan pertolongan dalam bahasa penderita bukan istilah medik satu atau 2 kata keluhan menyebabkan penderita datang ke dokter

ANAMNESIS Bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai Gambaran penyakit yang sedang diderita Keadaan badan secara keseluruhan Riwayat penyakit sekarang (RPS) Riwayat penyakit dahulu (RPD) Riwayat pengobatan Riwayat penyakit keluarga (RPK) Riwayat sosial Keterangan mengenai hobi dan kebiasaan

PEMERIKSAAN FISIK UMUM Pemeriksaan mengenai tanda-tanda patologik pada tubuh pasien dengan jalan : INSPEKSI PALPASI PERKUSI AUSKULTASI

TATA CARA PEMERIKSAAN FISIK

1. Persiapkan perlengkapan dasar Pemeriksaan Fisik Stetoskop Sphygmomanometer Lampu senter Termometer Arloji Oftalmoskop Otoskop Palu refleks

2. Persiapan tempat dan pasien POSISI PEMERIKSAAN Perhatikan :privacy, bantuan posisi, lama pemeriksaan 1. Duduk : dikursi, ditempat tidur - kepala, leher, dada depan / belakang, jantung, paru, mama, ektremitas atas, vital sign, ekspansi paru 2. Supine position ( baring ) : kepala diberi bantal - kepala, leher dada depan paru, mama, jantung, abdomen, extremitas, nadi perifer 3. Dorsal recumbent position: baring, lutut ditekuk, telapak kaki menyentuh tempat tidur 4. Sims position : tidur miring, pemeriksaan rectum atau vagina 5. Prone position : telungkup : evaluasi sendi pinggul, punggung 6. Lithotomy position : telentang, fleksi lutut, - pemeriksaan rektum, vagina 7. Knee - chest position : pemeriksaan rektal 8. Erect position: evaluasi abnormalitas postural, langkah, keseimbangan

3. LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN FISIK 1. Pemeriksaan dilakukan di tempat khusus 2. Beritahu maksud pemeriksaan 3. Penderita dipersilahkan untuk membuka baju sendiri 4. Siapkan selimut (jika diperlukan) 6. Beri petunjuk yang jelas sebelum kita melakukan sesuatu prosedur

4. METODE PEMERIKSAAN KESAN PERTAMA : Pemeriksaan sebetulnya sudah dimulai saat bertemu pasien pertama kali, selama observasi atau saat- saat tertentu, - perhatikan penampilan, cara bicara, sikap, keadaan fisiologis/ psikologis - sesuai tujuan pemeriksaan Pemeriksaan secara sistematik: - INSPEKSI - PALPASI - PERKUSI - AUSKULTASI dilakukan pada setiap sistem organ Sesuai prosedur baku

INSPEKSI Memakai indera mata Bagian yang diperiksa terbuka Cahaya yang baik Perhatikan : - perubahan warna : ikterus, sianosis, pucat, hiperemis - bentuk - simetris, asimetris - diam, bergerak - penyimpangan dari normal - lesi: ulkus, tumor Jika mungkin, hasil observasi dinyatakan dalam ukuran : - panjang : diukur dengan penggaris - dibandingkan dengan normal

PALPASI Tindakan meraba dengan satu atau 2 tangan/ jari Menegaskan apa yang dilihat, menemukan yang tak terlihat Membedakan : - tekstur : dengan ujung jari (1/lebih ), kasar, lembut, nodul - dimensi: ukuran - konsistensi : dengan ujung jari, terrgantung densitas / ketegangan jaringan lunak, kenyal (seperti karet), keras (seperti batu) - suhu : perkiraan, memakai punggung ujung jari ( kulit tipis, bayak saraf), hangat, dingin - benjolan : bergerak ? - lembab, kering Balotement : mendeteksi benda yang bergerak dalam cairan Kejadian kejadian lain : getaran

AUSKULTASI (1) Mendengarkan bunyi yang berasal dari dalam tubuh ( dada : suara nafas, perut : bising usus dsb ) Penilaian : 1. frekwensi : jumlah getaran permenit - frekwensi tinggi --> bunyi nada tinggi - frekwensi rendah --> nada rendah 2. Intensitas : ukuran kuat lemahnya suara 3. Durasi : lama bunyi terdengar 4. Kualitas : warna nada, variasi suara Kemampuan mendengarkan bunyi terbatas : - makin rendah frekwensi, perlu intensitas makin keras - lebih mudah mendengar siulan lemah dari pada bunyi nada rendah dengan intensitas yang kuat Pada waktu auskultasi : ruangan harus tenang

AUSKULTASI (2) Cara : memakai stetoskop Stetoskop : - menghantarkan, mengumpulkan, memilih frekwensi - kepala stetoskop : diletakkan diatas kulit --> mengumpulkan suara dari bagian tubuh dibawahnya 2 jenis kepala stetoskop: 1. Diafragma datar : respon paling baik dengan suara frekwensi tinggi, menghilangkan suara nada rendah 2. Bel : mengumpulkan bunyi nada rendah pada tekanan ringan. Bila ditekankan lebih keras, nada frekwensi tinggi terdengar lebih keras ( kulit dibawahnya teregang, menjadi semacam diafragma Hindari kebocoran suara : a.l ujung stetoskop cocok dengan lubang telinga ( ukuran, lengkungan, arah disesuaikan dengan lubang )

VITAL SIGN

TANDA-TANDA VITAL TEKANAN DARAH (TD) NADI RESPIRASI SUHU

TEKANAN DARAH Klasifikasi derajat tekanan darah berdasarkan British Hypertension Society TD SISTOLIK (mmHg) DIASTOLIK (mmHg) Optimal < 120 < 80 Normal < 130 < 85 Normal tinggi 130-139 85-89 HIPERTENSI Derajat 1 (ringan) 140-159 90-99 Derajat 2 (sedang) 160-179 100-109 Derajat 3 (berat) > 180 > 110 HIPERTENSI SITOLIK TERISOLASI Derajat 1 < 90 Derajat 2 > 160

NADI Dengan menggunakan 2 jari yaitu telunjuk dan jari tengah, atau 3 jari, telunjuk, jari tengah dan jari manis jika kita kesulitan menggunakan 2 jari. Temukan titik nadi ( daerah yang denyutannya paling keras ), yaitu nadi karotis di cekungan bagian pinggir leher kira-kira 2 cm di kiri/kanan garis tengah leher ( kira-kira 2 cm disamping jakun pada laki-laki ), nadi radialis di pergelangan tangan di sisi ibu jari. Setelah menemukan denyut nadi, tekan perlahan kemudian hitunglah jumlah denyutannya selama  15 detik, setelah itu kalikan 4,  ini merupakan denyut nadi dalam 1 menit. Denyut nadi pada orang yang sedang beristirahat adalah : 60 – 80 x/menit (dewasa) 80 – 100 x/menit (anak-anak) 100 – 140 x/menit (bayi) < 60 x/menit : Bradikardia > 100 x/menit : Takikardia

RESPIRASI - DEWASA : 18 – 24 x/menit - BAYI : > 44 x/menit RR (x/menit) Klasifikasi < 18 Bradipnea (napas lambat ) > 18 Eupnea > 24 Takipnea (napas cepat)

SUHU DEMAM : > 37,2 0 C NORMAL : 36,5 – 37,2 0 C HIPOTERMI SUBNORMAL < 36 0 C HIPERPREKSIA > 41,1 0 C