BAB - III. Konsumsi umumnya didefinisikan sebagai pemakaian barang-barang hasil industri (pakaian, makanan dan sebagainya), atau barang-barang yang langsung.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KONSEP DISTRIBUSI DAN KEKAYAAN DALAM ISLAM
Advertisements

Bab IV Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah dan Hamba Alloh SWT
Karakteristik dan Rancang Bangun Sistem Ekonomi Islam
ETOS KERJA DALAM ISLAM keutamaan kerja karakter Rasul dalam bekerja
SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM
Pengertian Dasar hukum Prinsip Zakat
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
Sifat-sifat Terpuji By : Uswatun Hasanah.
RIBA Riba berasal dari bahasa Arab yang berarti lebih atau Tambahan
ILMU EKONOMI DAN PERMASALAHANNYA
MENUNTUT ILMU Pengertian Menuntut Ilmu
HADITS KEsepuluh.
Makanan dan minuman dalam islam
Prinsip-Prinsip Islam
BAB 6: PAKAIAN DAN PERGAULAN DALAM ISLAM
Oleh: Ruslan A Ghofur Noor
RANCANG BANGUN EKONOMI ISLAM
REKONSTRUKSI KERANGKA DASAR KONSEPTUAL UNTUK AKUNTANSI DAN
HERTIANA IKASARI, SE, MSi
TIGA PILAR EKONOMI ISLAM
PRODUKSI & PERDAGANGAN
SIKAP IKHLAS, SABAR, DAN PEMAAF
Perkara yang akan dipelajari:
DINUL ISLAM DAN EKONOMI ISLAM (LKS)
KRITERIA MAKANAN DAN MINUMAN HALAL DALAM ISLAM
SISTEM EKONOMI ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT
Zakat الزَّكَاةُ Presented by: Khairul Anwar NIM
SISTEM EKONOMI ISLAM BAB - 2.
H ALAL ARAM TIGA HAL YANG MENENTUKAN HALAL DAN HARAMNYA MAKANAN
Falsafah Dan Konsep Dasar Perbankan Islam Serta Sistem Ekonomi Islam
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
KONSEP DASAR EKONOMI ISLAM
PENGERTIAN ZAKAT DAN CARA PEMBAGIANNYA
Etika Islam Dalam Penerapan Ilmu
TEMA-TEMA EKONOMI DALAM TAFSIR TEMATIK
TEORI PERILAKU KONSUMEN DALAM ISLAM
Sekilas mengenai ekonomi islam
HALAL HARAMNYA MAKANAN – MINUMAN
EKONOMI KELAS 10 (UMUM) SMAN 11 KAB. TANGERANG
Sistem Ekonomi Islam Sistem Ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang berdasarkan ajaran Islam. Filosofi : Islam adalah pedoman hidup manusia yang lengkap,
Ekonomi Mikro Syari’ah
Ekonomi Islam “Riba/Bunga dan Perekonomian tanpa Bunga”
Islam dan Dasar-Dasar Ekonomi
Oleh: Edi Suwanto dan Muhammad Suderajat
BERBISNIS SECARA SYAR’I…
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
Sistem Ekonomi Islam Oleh Dadan Hamdani.
AKHLAQ TERHADAP ALAM DAN LINGKUNGAN
HALALKAH ROTI YANG ANDA PRODUKSI?
EKONOMI MIKRO SYARIAH PERAN ZAKAT DALAM KELUARGA
AZAS-AZAS HUKUM ISLAM.
MACAM-MACAM NAJIS Saat ini, banyak ummat Islam yang tidak mengerti dan tidak tahu akan ajaran agamanya. Bayangkan bagaimana jadinya generasi Islam beberapa.
MAKNA MAKANAN DAN MINUMAN HALAL
STUDI ISLAM 3 HAKIKAT ISLAM DAN KARAKTERISTIKNYA
HALAL HARAMNYA MAKANAN – MINUMAN
Assalamualaikum Wr.Wb.
Oleh: KARYOTO WIRO SANTOSO
KONSUMSI DALAM ISLAM TUTUT LINA WIJAYANTI
Asal mula agama? Ketika manusia menemukan tiga hal: kebenaran, kebaikan dan keindahan , gabungan ketiganya dinamakan suci, manusia ingin mengetahui siapa.
EKONOMI SYARIAH KELOMPOK : Syaifullah Abdurrachman M. Razi
Tips and tools for creating and presenting wide format slides
Islam Juga untuk Anak-anak
SISTEM EKONOMI ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT
DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 1.PRI HANTANTI MEILI YANA EKONOMI ISLAM.
MAKANAN HARAM DAN HALAL
BAB 5: MENJAGA AKHLAK TERHADAP SESAMA MANUSIA
KONSEP DASAR GIZI DAN KESEHATAN. Sesungguhnya, Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi dan daging hewan yang disembelih dengan (menyebut.
BAB 7: MENJAGA AKHLAK DALAM MAKAN DAN MINUM
ETOS KERJA DALAM ISLAM 1. keutamaan kerja 2. karakter Rasul dalam bekerja 3.syarat-syarat mendapatkan syurga dalam bekerja 4.norma-norma etika dalam bekerja.
Transcript presentasi:

BAB - III

Konsumsi umumnya didefinisikan sebagai pemakaian barang-barang hasil industri (pakaian, makanan dan sebagainya), atau barang-barang yang langsung memenuhi keperluan kita. Barang-barang seperti ini disebut sebagai barang konsumsi. Kata yang berhubungan dengan konsumsi dalam Al-Qur’an dan Hadits, adalah makanan (al-ukul), yang mencakup juga di dalamnya minuman (asy-syarab). Serta hal-hal lainnya seperti pakaian (al-kiswan) dan perhiasan, seperti tercantum di dalam surat Al- A’raaf ayat 31-32

Masalah utama ekonomi adalah Memastikan dan memelihara kelancaran perputaran sumber daya ekonomi (barang, jasa dan uang) dalam rangka memnuhi kebutuhan hidup masyarakat.

TUJUAN Memenuhi kebutuhan baik jasmani maupun rohani sehingga mampu memaksimalkan fungsi kemanusiaannya sebagai hamba Allah SWT untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat (falah).

Jeremy Bentham ( )  Rasionalitas berpegang pada prinsip maximizing pleasure minimizing pain  Dengan demikian, asumsi yang digunakan oleh Bentham adalah;  kesenangan yang paling besar adalah yang jumlahnya paling banyak (the greatest happiness of the greatest number).  tindakan yang baik adalah segala tindakan yang mengarahkan manusia menambah jumlah kesenangan, sementara tindakan yang tidak mengarah kepada kesenangan atau yang mengurangi jumlahnya adalah tindakan yang tidak baik.

Beberapa prinsip dasar dalam analisis perilaku konsumen Konvensional yaitu : 1. Kelangkaan dan terbatasnya pendapatan. 2. Konsumen mampu membandingkan biaya dengan manfaat. 3. Tidak selamanya konsumen dapat memperkirakan manfaat dengan tepat. Saat membeli suatu barang, bisa jadi manfaat yang diperoleh tidak sesuai dengan harga yang harus dibayarkan. 4. Setiap barang dapat disubstitusi dengan barang lain. Dengan demikian konsumen dapat memperoleh kepuasan dengan berbagai cara. 5. Konsumen tunduk kepada hukum Berkurangnya Tambahan Kepuasan yaitu “Semakin banyak jumlah barang dikonsumsi, semakin kecil tambahan kepuasan yang dihasilkan.”

Self-Interest = Egoism = Utilitarianism = Individualism = Materialism = Rationalism = CAPITALISM Perilaku konsumsi islami berdasarkan tuntunan Al qur’an dan Al Hadist.

1. Prinsip Keadilan Memiliki harta tidak bertentangan dengan syara’. Tetapi harta merupakan sarana untuk menikmati karunia Allah dan wasilah untuk mewujudkan kemaslahatan umum, dan harta bukan merupakan tujuan.

 Islam memperbolehkan umatnya menikmati kebaikan dunia dengan memperhatikan prinsip hemat, mengutamakan kesederhanaan, tidak melewati batas-batas kewajaran.  Rasulullah berkata: “Tidak beranjak kaki seseorang di hari kiamat, kecuali setelah ditanya empat hal… dan tentang hartanya, dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakan.” (Hadits hasan sahih riwayat Tirmidzi).

2. Prinsip Halal  Dalam mengkonsumsi sesuatu, Islam mewajibakan a untuk mengkonsumsi barang-barang yang halal. Dan Allah hanya mengharamkan beberapa saja, bahkan mengizinjannya apabila keadaan memaksa.  Surat Al-Baqarah 173, yaitu : “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

3. Prinsip Bersih  Untuk menjaga kesehatan dan agar tidak merusak selera, makanan yang dikonsumsi haruslah baik, tidak kotor dan tidak menjijikkan.  Rasulullah bersabda (HR Tarmidzi) : “Makanan diberkahi jika kita mencuci tangan sebelum dan setelah memakannya”

4. Prinsip Moral  Prinsip berlebih-lebihan hanya akan menimbulkan kecemburuan sosial dan menunjukkan kesenjangan sosial. Dalam Islam mewajibkan adanya zakat yang dilandasi prinsip moral sehingga terjadi pendistribusian harta dari si kaya dan si miskin.  Tidak diperbolehkan bersikap kikir serta dianjurkan untuk hidup sederhana dan banyak bersedekah.  Dan dalam konsumsi sebagai ungkapan terima kasih atas rizki yang diberikan Allah, kepada setiap muslim ketika melakukan konsumsi mengucapkan basmalah dan setelah selesai mengucapkan hamdallah.

5. Prinsip Murah Hati  Daripada mengkonsumsi sesuatu berlebih- lebihan, lebih baik menyisisihkan makanan yang ada kemudian kita berikan kepada mereka yang sangat membutuhkannya, karena masih banyak orang yang kekurangan makanan dan minuman.

 Pada tingkatan praktis, perilaku ekonomi (economic behavior) sangat ditentukan oleh tingkat keyakinan atau keimanan seseorang atau sekelompok orang yang kemudian membentuk kecenderungan prilaku konsumsi di pasar.  Dengan demikian dapat disimpulkan tiga karakteristik perilaku ekonomi dengan menggunakan tingkat keimanan sebagai asumsi yaitu:

1. Ketika keimanan ada pada tingkat yang cukup baik, maka motif berkonsumsi atau berproduksi akan didominasi oleh tiga motif utama yaitu mashlahah, kebutuhan dan kewajiban. 2. Ketika keimanan ada pada tingkat yang kurang baik, maka motifnya tidak didominasi hanya oleh tiga hal tadi tapi juga kemudian akan dipengaruhi secara signifikan oleh ego, rasionalisme (materialisme) dan keinginan- keinginan yang bersifat individualistis. 3. Ketika keimanan ada pada tingkat yang buruk, maka motif berekonomi tentu saja akan didominasi oleh nilai- nilai individualistis (selfishness); ego, keinginan dan rasionalisme.

Ekonomi Islam Prilaku Manusia Aplikasi Ekonomi Iman Zuhud Ukhuwwah Zakat No Riba No Maysir INTERAKSI EKONOMI

Menurut Imam Shatibi (dalam Khan dan Ghifari,1992), Maslahah adalah sifat atau kemampuan barang dan jasayang mendukung elemen-elemn dan tujuan dasar dari kehidupan manusia di muka bumi ini. Ada 5 elemen yaitu kehidupan atau jiwa, properti atau harta benda, Keyakinan, Intelektual dan Keluarga atau keturunan

 Maslahah bersifat subjektif dalam arti bahwa setiap individu menjadi hakim bagi masing-masing dalam menentukan apakah suatu maslahah atau bukan bagi dirinya. Namun, berbeda dengan konsep utility, kriteria maslahah telah ditetapkan oleh syariah dan sifatnya mengikat bagi semua individu.  Maslahah orang per orang akan konsisten dengan maslahah orang banyak. Konsep ini sangat berbeda dengan konsep Pareto Optimum, yaitu keadaan optimal dimana seseorang tidak dapat meningkatkan tingkat kepuasan atau kesejahteraannya tanpa menyebabkan penurunan kepuasan atau kesejahteraan orang lain.  Konsep maslahah mendasari semua aktivitas ekonomi dalam masyarakat, baik itu produksi, konsumsi, maupun dalam pertukaran dan distribusi.

Perlu dibedakan antara “memperoleh kepuasan” dan “memenuhi kebutuhan”  Jika dlm memperoleh kepuasan orang lebih melihat pada manfaat yang didapatkan.  Jika dalam memnuhi kebutuhan orang lebih memperhitungkan pada biaya yang harus dikeluarkan

Dalam membandingkan konsep ’kepuasan’dengan ’pemenuhan kebutuhan’ (yang terkandung didalamnya maslahah), kita perlu membandingkan tingkatan-tingkatan tujuan hukum syara’yakni antara daruriyyah, tahsiniyyah, dan hajiyyah.

 Daruriyyah : merupakan tujuan yang harus ada dan mendasar bagi penciptaan kesejahteraan didunia dan akhirat, yaitu mencakup terpeliharanya lima elemen dasar kehidupan yakni jiwa, keyakinan atau agama, akal/intelektual, keturunan dan keluarga serta harta benda. Jika tujuan daruriyyah diabaikan, maka tidak akan ada kedamaian, yang timbul adalah kerusakan (fasad) didunia dan kerugian nya di akhirat.  Hajiyyah : bertujuan memudahkan kehidupan dan menghilangkan kesempitan. Hukum syara’ dalam kategori ini tidak dimaksudkan untuk memelihara lima hal pokok tadi melainkan menghilangkan kesempitan dan berhati- hati terhadap lima hal pokok tersebut.  Tahsiniyyah : menghendaki kehidupan yang indah dan nyaman didalamnya, terdapat beberapa provisi /Imbalan dalam syariah yang dimaksudkan untuk mencapai pemanfaatan yang lebih baik, keindahan dan simplifikasi dari daruriyyah dan hajiyyah. Misalnya dibolehkannya memakai baju yang nyaman dan indah.

 Adanya kelangkaan satu barang tidak hanya menghadirkan ujian keimanan dan kesabaran seorang manusia. Kelangkaan barang juga akan menuntut seorang hamba untuk kreatif dalam menghasilkan barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan hidup sekaligus mencari jalan keluar bagi kesulitan yang dihadapinya.  Kelangkaan akan barang dan jasa timbul bila kebutuhan (keinginan) seseorang atau masyarakat ternyata lebih besar daripada tersedianya barang dan jasa tersebut.