BIMTEK PBJ BAGI GURU BK SLTA ANG.II JABODETABEK MENGGALI POTENSI DIRI MIMPI DAN CITA-CITA PRIBADI YANG BERHASIL Disajikan Pada BIMTEK PBJ BAGI GURU BK SLTA ANG.II JABODETABEK Th.2007
T.I.U: Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja dan pemilihan bidang studi lanjutan yang sesuai.
T.I.K: Setelah mengikuti materi ini, peserta diharapkan memperoleh: Pengetahuan tentang permasalahan-permasalahan dalam menetapkan/memilih pekerjaan atau karir. Pengetahuan tentang potensi diri melalui pengenalan terhadap kemampuan, bakat dan kepribadian. Pengetahuan tentang pemilihan bidang studi lanjutan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Pengetahuan tentang meraih kesuksesan melalui pemahaman sifat prestatif, kemandirian, swa-kendali dan sifat instrumental Pengetahuan untuk menetapkan dan mencapai tujuan. Pengetahuan merancang rencana tindak lanjut untuk menghadapi pemilihan karir.
Latar Belakang PBJ merupakan sebuah program yang dilatar belakangi oleh situasi dan kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang masih jauh dari memadai (S : D). Masalah yang dihadapi oleh pencari kerja pada umumnya adalah ketidak sesuaian antara kualifikasi kompetensi tenaga kerja dengan persyaratan kerja (jabatan) yang disebabkan antara lain karena pencari kerja yang memasuki dunia kerja belum memiliki informasi tentang dunia kerja maupun informasi pasar kerja secara memadai ada “GAP” atau kesenjangan.
Selain itu pencaker juga tidak mendapatkan pembekalan untuk memahami kondisi potensi dirinya baik kemampuan, minat, bakat dan kepribadiannya sehingga mereka kurang dapat mengarahkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki untuk dapat mengisi kesempatan kerja sesuai dengan pekerjaan/jabatan yang diminatinya
Berkaitan dengan karir, Bandura (1997) mengatakan bahwa dalam membuat perencanaan dan pemilihan karir, individu harus memiliki keyakinan untuk mengatasi ketidakpastian mengenai kemampuan. Keyakinan ini biasanya muncul dalam bentuk kepercayaan diri. Hurlock (1973) mengungkapkan bahwa faktor keluarga, jenis kelamin, sekolah, derajat realitas, stereotipe, kemewahan, kepribadian dan informasi vokasional akan mempengaruhi pemilihan karir seseorang.
Pada faktor yang disebut terakhir, banyak pencaker yang tidak mempunyai informasi cukup mengenai karir dan bahkan tidak tahu bagaimana mencarinya (Santrock, 2003). Materi bimbingan karir di sekolah diharapkan dapat membantu mengarahkan siswa untuk menentukan pendidikan lanjutan dan karirnya, Oleh karena itu, perlu diadakan semacam intervensi untuk mereka melalui keterpaduan program.
KARIeR (Brainstorming)
KARIER Pengertian : Rangkaian perkembangan pengalaman kerja seseorang selama hidupnya(Arthur,Hall,Lawrence,dalmSeligman 1994). Terbentuknya dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis, sosiologis, pendidikan, fisik, ekonomi dan kesempatan (Hoyt&Seligman,1994)
KARIR Memiliki banyak fungsi bagi individu maupun masyarakat sekitar, a.l.: memenuhi 3 kebutuhan utama yaitu : Kebutuhan akan hubungan manusia Kebutuhan akan aktivitas Kebutuhan mata pencaharian
Perkembangan Karir Tahap Pertumbuhan (0 - 14 tahun) mengamati dunia sekitarnya, rasa ingin tahu mengembangkan minat dan membentuk kompetensi memahami kelebihan dan kekurangan Tahap eksplorasi (15 – 24 tahun) sifat pengembangan sudah internal mulai melihat bidang pekerjaan yang ingin ditekuni berdasarkan pendidikan yang dipilih menyelesaikan sekolah dan mulai bekerja komitmen masih rendah sehingga mudah pindah2
Perkembangan Karir Tahap Penetapan (25 - 44 tahun) mulai membangun posisi dalam pekerjaan dan berusaha menampilkan prestasi yang baik mulai menapaki jenjang karir dan memantapkan bidang pekerjaan yang dipilihnya Tahap Pemeliharaan (45 – 65 tahun) memutuskan untuk tetap bertahan pada pekerjaan yang telah dijalani pada tahap-tahap sebelumnya mulai meningkatkan karirnya dan biasanya mereka mencapai puncak karirnya
Perkembangan Karir Tahap Penurunan (di atas 65 tahun) mengalami penurunan enerji dan minat pada pekerjaan mengurangi pekerjaannya dan menyerahkan pada yang lebih muda menghadapi masa pensiun Catatan : Pengelompokan ini bukan hal yang mutlak, namun yang jelas keberhasilan pada satu tahap tergantung pada keberhasilannya di tahap sebelumnya. Misalnya individu yang gagal pada tahap eksplorasi akan memilih pekerjaan yang kurang sesuai dengan dirinya
Perencanaan Karir : Tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaaan yang dipilih dengan pertimbangan matang. Manfaat perencanaan karir : Membantu individu untuk tetap fokus dalam membuat keputusan hidup Petunjuk individu dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari agar tidak berpindah-pindah pekerjaan
Langkah-langkah dalam perencanaan karir : Pemahaman diri akan faktor personal yang dimiliki seperti: kemampuan,bakat, minat, nilai, kepribadian. Pengetahuan tentang pekerjaan (vokasional). dipengaruhi oleh faktor : keluarga, teman sebaya, sekolah, gender, kemewahan dan gengsi, dsb. 3. Menghubungkan pemahaman diri dengan pengetahuan mengenai pekerjaan untuk membuat keputusan karir
(Brainstorming) MIMPI DAN CITA-CITA
MIMPI BUATLAH SUATU CERITA BERGAMBAR YANG MERUPAKAN GAMBARAN MIMPI SAUDARA UNTUK 2 ATAU 3 TAHUN KE DEPAN
Ceritakan gambar yang telah saudara buat . Menurut saudara apa mimpi itu? Apa cita-cita saudara ? Apa beda antara mimpi dan cita-cita ? Perlukah seseorang mempunyai mimpi & cita-cita ? Apa Manfaat mimpi & cita-cita yang ada dalam diri seseorang yang berhubungan dengan kehidupannya ?
Penjelasan Cita-cita : Sudah direncanakan dan masih dapat berubah-ubah dan Sudah ada langkah-langkah aktivitas Mimpi : Spontan masih berubah- ubah, Masih angan-angan Cita-cita diawali dari mimpi dan Sudah ada langkah/tahapan yang akan dicapai Mimpi mengarahkan prilaku kita untuk mencapai cita-cita
KESUKSESAN (brainstorming) Diskusi: Individu Kelompok (dibagi 3 kelompok) Presentasi masing-masing kelompok
Bahan Diskusi Ketika Anda di sekolah dasar, bagaimana Anda mendefinisikan kesuksesan? Ketika Anda di sekolah menengah atau kuliah, bagaimana Anda mendefinisikan kesuksesan? Sekarang ketika Anda seperti ini, bagaimana mengidentifikasikan kesuksesan?
Kesuksesan (SD) adalah:
Kesuksesan (SLP/A dan PT) adalah:
Kesuksesan Sekarang
Mengapa arti kesuksesan bisa berubah ? Faktor-faktor apa yang berpengaruh dan berperan dalam perubahan tersebut ?
Faktor yang berperan dalam perubahan Internal : Tujuan hidup kebutuhan motivasi internal (dorongan untuk melakukan sesuatu dari dalam diri) pengalaman pengetahuan Kesadaran….ilustrasi: 5 M Penasihat rohani ttp kok mau bikin video mesum ? Eksternal : Lingkungan; keluarga, sekolah, masyarakat dll
Penetapan Tujuan dan Sasaran (GAME: Membangun Rumah Kokoh)
GAME: Membangun Rumah ( 1. individu 2. kelompok ) Susunlah kartu-kartu yang ada menjadi sebuah rumah yang kuat dan tinggi Syarat rumah : berdiri kokoh dalam waktu 3 menit tidak roboh, dan memiliki tinggi rumah minimal 15 cm
Bahan Diskusi Apa yang harus dipersiapkan agar rumah tidak roboh? Strategi apa yang digunakan dalam menyusun rumah tersebut? Bagaimanakah Anda mengatur waktu? Mengapa pengaturan waktu menjadi penting dalam mencapai tujuan-tujuan Anda? Apa yang dapat diaplikasikan dari permainan ini ke dalam situasi kerja yang akan dihadapi?
Hasil Diskusi Hal yang harus dipersiapkan : fondasi kuat, lay-out/design, kualitas bahan yang digunakan, biaya, tenaga yang diperlukan, jadwal pelaksanaan Strategi yang digunakan : mempersiapkan konstruksi, menggunakan bahan secara maksimal, tenaga profesional, kontrol thd pelaksanaan, berimajinasi
Hasil Diskusi Cara mengatur waktu : bertahap, dng skala prioritas, atur waktu per unit, bertahap dng memperhitungkan bahan Pengaturan waktu penting karena : agar tidak mengulang pekerjaan, mengendalikan pengeluaran, sesuai target, punya patokan dalam penyelesaian tanpa mengurangi kualitas
Hal yang dapat diaplikasikan dalam dunia kerja Kesesuaian SDM dng tujuan yg ingin dicapai dng melihat potensi/kemampuan yg dimiliki Pentingnya perencanaan untuk mengendalikan tenaga, waktu dan biaya Pertimbangan kompetensi dengan peluang kesempatan yg ada Pengendalian diri
Hal yang dapat diaplikasikan dalam dunia kerja Perlunya ketelitian dan kesabaran Perlunya proses yang bertahap Butuh kepribadian yang kuat ulet, kerja keras, tekun, tanggung jawab (tuntas) Swa Kendali
PRIBADI YANG BERHASIL MEMILIKI SIFAT-SIFAT: Swa kendali Kemandirian Instrumental Prestatif
Dalam Swa-Kendali Perlu adanya : Perencanaan Strategi Potensi realistis Efisiensi Kematangan Kontrol Evaluasi Kreativitas Tanggung jawab Komitmen
KOMITMEN ? Komitmen sebagai modal utama untuk mencapai prestasi Komitmen motivator, tekad/ kesepakatan, norma, menjadi tujuan bersama Kendala : adanya perbedaan, latar belakang, tujuan dari masing-masing pihak Cara : memberikan pemahaman akan tujuan, latar belakang dari masing-masing pihak
Kesimpulan: Komitmen Komitmen disiplin (berasal dari diri sendiri) Komitmen dibuat untuk membantu pelaksanaan kegiatan Komitmen bisa dilatih? BISA! Perlunya memberikan pemahaman dan penguat (hadiah, gambaran) agar komitmen dapat terus dilaksanakan
Sifat Swa Kendali Sifat mengendalikan diri untuk mengarahkan pada tujuan Mengontrol diri untuk mencapai tujuan Mengarahkan tindakan dasar dari perencanaan Punya strategi (Sukardi)
Aspek apa saja yang berperan: Eksternal; - dukungan pimpinan, fasilitas, peraturan yang jelas. Internal; - Kemampuan memadai Memiliki Kemauan Motivasi Semangat belajar Kemauan berubah
SIFAT SWA-KENDALI Sukardi merumuskan sifat swa-kendali sebagai sifat mengendalikan diri sedemikian rupa sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukannya mengarah ke pencapaian tujuan. McClellan menggambarkan salah satu perilaku yang menunjukkan keinginan berprestasi adalah berusaha mencapai tujuan pribadi yang telah ditetapkan. Timmons menggambarkan karakteristik tingkah laku berprestasi dan berwira usaha antara lain adalah keyakinan bahwa dirinya dapat mengendalikan tingkah laku dan berkonsentrasi untuk mencapai tujuan. Salah satu sifat yang penting disini adalah tidak percaya adanya keberuntungan atau nasib atau kekuatan-kekuatan diluar dirinya yang secara langsung mempengaruhi keputusan-keputusannya.
SIFAT SWA-KENDALI Swasono mengungkapkan rumusan serupa, yaitu sifat mengendalikan diri, mengkonsentrasikan perbuatan untuk mengarah pada pencapaian tujuan dalam berusaha. Vesper mengungkapkan bahwa pengusaha / pekerja mampu mengendalikan tingkah laku dalam mencapai tujuan, serta menghindari tingkah laku-tingkah laku yang dianggap tidak berguna karena tidak berkaitan langsung dengan perncapaian tujuan. Dengan demikian sifat swa-kendali dapat digambarkan sebagai sifat pengusaha/pekerja yang dalam berbagai situasi selalu mengontrol diri atau mengkonsentrasikan segala perbuatannya untuk menacapai tujuan usaha atau pekerjaan. Ia mengarahkan tindakannya untuk mencapai tujuan dan
SIFAT INSTRUMENTAL (Game) dari 9 titik. Peserta diberi waktu 2 menit untuk menyambung titik tersebut dengan 4 buah garis lurus yang dibuat tanpa terputus. Tugas berikut adalah diberikan 12 titik dengan menyambungnya dengan 5 tarikan garis lurus Tugas berikut berikan problem terakhir dengan 16 titik dengan 6 tarikan garis lurus bersambung
Memandang segala sesuatu sebagai alat untuk mencapai tujuan Sifat Instrumental Memandang segala sesuatu sebagai alat untuk mencapai tujuan
Sifat Instrumental Memanfaatkan segala sesuatu yang ada di lingkungan Peka dan tanggap terhadap peluang yang ada
SIFAT INSTRUMENTAL Sukardi merumuskan sifat instrumental sebagai sifat memandang segala sesuatu yang ada di lingkungan (termasuk keberadaan orang lain ) sebagai instrumen atau alat untuk mencapai tujuannya. Gambaran ini serupa dengan gambaran Mc Clelland mengenai salah satu ciri motif prestasi tinggi. Timmons mengungkapkan bahwa pengusaha atau karyawan menyadari dirinya bukanlah sempurna, sehingga bila perlu ia akan mencari dan memanfaatkan bantuan orang lain, walaupun keputusan akhir ada ditangannya. Crossley menyatakan bahwa pengusaha atau karyawan selalu menunjukan kepekaan dan tanggap terhadap sesuatu yang terjadi pasar, kondisi ekonomi pada umumnya dan perkembangan teknologi.
SIFAT INSTRUMENTAL Brockous juga mengungkapkan bahwa pengusaha atau karyawan memiliki ketajaman terhadap peluang berusaha yang ada dilingkungannya. Dengan demikian, sifat instrumental dapat digambarkan sebagai sifat pengusaha/karyawan dalam berbagai situasi untuk selalu memanfaatkan segala sesuatu yang ada di lingkungan, untuk membantu tujuan pribadi dalam berusaha atau bekerja. Ia peka dan tanggap terhadap lingkungan, khususnya melihat, mengenali dan mengidentifikasi peluang usaha yang muncul di lingkungan. Ia selalu mencari segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kinerjanya.
Sifat Prestatif Motif prestatif dalam individu McClelland Motivasi prestasi tinggi wiraswasta Motivasi prestasi rendah karyawan
Perilaku Prestatif Tanggung jawab pribadi tinggi Resiko taraf sedang Cari umpan balik
Perilaku Prestatif Tidak pernah puas Melakukan evaluasi Berani menghadapi kegagalan Berusaha bekerja optimal dalam segala situasi Realistis Proses lebih penting (Sukardi)
Perilaku Sifat Prestatif Mc.Clelland meneliti kaitan antara motif prestasi mahasiswa dengan tingkah laku pemilihan karir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa dengan motif prestasi tinggi, 66% diantaranya memilih pekerjaan sebagai wiraswastawan, setelah selesai kuliah. 34% memilih pekerjaan di bidang lain Sementara mahasiswa dengan motif prestasi rendah, hanya 10% diantaranya yang memilih menjadi wiraswasta, sedangkan 90% lainnya memilih pekerjaan non-wiraswasta (Iskandar,1976).
Perilaku Sifat Prestatif Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa mahasiswa dengan motif berprestasi yang tinggi melihat prestasi sebagai pencapaian usaha secara swakarsa karena biasanya seorang wiraswastawan harus memulai segala sesuatu dari nol dalam merintis usahanya sehingga dibutuhkan motif berprestasi yang tinggi sebagai wujud dari kerja dan usaha yang dilakukannya untuk mencapai keberhasilan dalam usahanya.
Berdasarkan penelitiannya, Mc Berdasarkan penelitiannya, Mc.Clelland menyimpulkan bahwa seseorang yang mempunyai motif berprestai yang tinggi secara nyata akan menampilkan beberapa perilaku berikut (Angelia,1999; Iskandar dkk,1976) : Memiliki rasa tanggung jawab pribadi yang tinggi. Bertanggung jawab dalam memecahkan masalah, dengan menetapkan tujuan dan mencapai tujuan dengan usahanya sendiri Cenderung mengambil resiko dengan taraf sedang, yaitu risiko yang sesuai dengan level kemampuannya. Mencari umpan balik untuk mengetahui hasil dari proses penyelesaian tugas dan keputusan yang diambilnya.
Sifat bertanggung jawab atas tindakan maupun konsekuensinya Sifat Kemandirian Sifat bertanggung jawab atas tindakan maupun konsekuensinya
Sifat Kemandirian Keberanian untuk mengambil tanggung jawab pribadi Kegagalan dan keberhasilan adalah milik pribadi Memenuhi kebutuhannya secara mandiri Senang memegang kendali dalam kerja kelompok (Sukardi)
SIFAT KEMANDIRIAN Sukardi merumuskan sifat kemandirian sebagai sifat bertanggung jawab atas tindakan maupun konsekuensi tindakannya. McClelland mengungkapkan salah satu perilaku yang menunjukkan motif prestasi adalah rasa tanggung jawab pribadi yang tinggi, yaitu tidak menggantungkan diri pada orang lain untuk memecahkan masalah pribadi.
SIFAT KEMANDIRIAN Tions mengungkapkan karakteristik prilaku karyawan / pengusaha antara lain adalah keberanian untuk mengambil tanggung jawab pribadi atas segala perbuatannya, dimana kegagalan dan keberhasilan diyakini sebagai tanggung jawab pribadi bukan tanggung jawab lingkungan atau orang lain. Sifat kemandirian ini serupa dengan karakteristik swa-daya yang diungkapkan Swasono, yang menyatakan bahwa segala penampilan tingkah laku pengusaha atau karyawan dalam daur kehidupannya merupakan upaya pribadi. Vesper menggambarkan kemandirian sebagai penentuan arah perbuatan.
SIFAT KEMANDIRIAN Dengan demikian, sifat kemandirian dapat digambarkan sebagai sifat pengusaha atau karyawan pada umumnya yang dalam berbagai situasi selalu berusaha memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Ia merasa bertanggung jawab atas kehidupan pribadi, atau atas keberhasilan dan kegagalan dari tindakannya. Ia lebih memilih bergantungan pada dirinya sendiri dibandingkan pada orang lain. Ketergantungan pada orang lain merupakan sesuatu yang bertentangan dengan kata hatinya.
SIFAT KEMANDIRIAN Meskipun demikian ia dapat saja bekerja dalam kelompok selama mendapat kebebasan bertindak dan mengambil keputusan. Artinya ia lebih senang memegang kendali dalam kerja kelompok, menentukan tujuan kelompok, serta memilih alternatif tindakan dalam pencapaian tujuan. Ia mementingkan otonomi dalam bertindak, pengambilan keputusan, dan dalam pemilihan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan. Ia lebih senang bekerja sendiri, memilih cara kerja yang sesuai dengan dirinya
SIFAT SWA-KENDALI Sukardi merumuskan sifat swa-kendali sebagai sifat mengendalikan diri sedemikian rupa sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukannya mengarah ke pencapaian tujuan. McClellan menggambarkan salah satu perilaku yang menunjukkan keinginan berprestasi adalah berusaha mencapai tujuan pribadi yang telah ditetapkan. Timmons menggambarkan karakteristik tingkah laku berprestasi dan berwira usaha antara lain adalah keyakinan bahwa dirinya dapat mengendalikan tingkah laku dan berkonsentrasi untuk mencapai tujuan.
SIFAT SWA-KENDALI Salah satu sifat yang penting disini adalah tidak percaya adanya keberuntungan atau nasib atau kekuatan-kekuatan diluar dirinya yang secara langsung mempengaruhi keputusan-keputusannya. Swasono mengungkapkan rumusan serupa, yaitu sifat mengendalikan diri, mengkonsentrasikan perbuatan untuk mengarah pada pencapaian tujuan dalam berusaha. Vesper mengungkapkan bahwa pengusaha / pekerja mampu mengendalikan tingkah laku dalam mencapai tujuan, serta menghindari tingkah laku-tingkah laku yang dianggap tidak berguna karena tidak berkaitan langsung dengan perncapaian tujuan.
SIFAT KEMANDIRIAN Dengan demikian sifat swa-kendali dapat digambarkan sebagai sifat pengusaha/pekerja yang dalam berbagai situasi selalu mengontrol diri atau mengkonsentrasikan segala perbuatannya untuk menacapai tujuan usaha atau pekerjaan. Ia mengarahkan tindakannya untuk mencapai tujuan dan menghindari tingkah laku-tingkah laku yang dianggap tidak berguna karena tidak berkaitan dengan pencapaian tujuan. Ia menjabarkan peluang usaha kedalam perencanaan kongkrit untuk mewujudkannya. Ia memutuskan kapan perlu mengambil resiko, kapan harus bekerja lebih keras, kapan berhenti untuk minta bantuan orang lain dan kapan harus mengubah strategi dalam bekerja bila menghadapi hambatan. Ia juga memutuskan kapan harus mengalah, bernegoisasi, memutuskan sepihak secara tegas ataupun kapan ia perlu membina relasi baru dengan pihak lain. Segala keputusannya mengacu pada pencapaian tujuan.
Rumus keberhasilan kinerja P = M x K x S x U P = Performance/Kinerja M = Motivasi K = Kemampuan, Pengetahuan S = Kesempatan U = Usaha
Penetapan Tujuan Spesifik Measurable Attainable/Achievable Relevant Time constraints
Hal yang perlu diingat Belajar dari pengalaman Tanggung jawab pribadi
Penjelasan SMART Spesifik tujuan jelas Measurable ada target yang bisa diukur (mis: meningkat 10%) Attainable dapat dicapai sesuai kondisi (realistis) Relevant sesuai atau tidak Time-bound ada batasan waktu (mis: tahun 2010, 3 tahun lagi)
Karakteristik orang yang memiliki hasrat berprestasi tinggi Berani mengambil risiko yang sifatnya moderat, karena realistis menentukan sasaran yang dapat tercapai. Menginginkan penyelesaian tugas yang sifatnya individual, karena hasilnya dapat dilihat dan tidak tergantung pada orang lain, kontrol ada ditangan diri sendiri. Menginginkan umpan balik, mengenal diri sendiri.
Individu – Individu Adanya pengalaman mempengaruhi dalam penentuan target Faktor eksternal juga mempengaruhi dalam penentuan dan pencapaian target (tekanan, dukungan) Keyakinan diri memegang peranan penting dalam melakukan permainan
Hal yang dapat dilakukan ? Ciptakan kesempatan ! Dengan : Buka wawasan Perluas jaringan Peka terhadap peluang
GAME: IDENTIFIKASI MASALAH Mengidentifikasikan masalah yang dihadapinya berkaitan dengan topik utama pelatihan (perencanaan karir) Prosedur Bagi peserta kedalam kelompok yang terdiri dari 5-6 orang (jika jumlah peserta 25-30 orang bisa dengan menyebutkan A-I-U-E-O) Di dalam kelompok setiap peserta diminta untuk mengungkapkan masalah yang dihadapinya berkaitan dengan perencanaan karir kepada anggota kelompok yang lain. Bagikan kertas ke setiap kelompok untuk menuliskan rangkuman masalah yang dihadapi. Setiap kelompok menyampaikan rangkuman masalah yang dihadapinya kepada kelompok-kelompok lain. Kertas yang berisi rangkuman dikumpulkan kepada fasilitator. Rangkuman ini berguna sebagai gambaran umum masalah yang dialami oleh para peserta. Fasilitator mengkaitkan masalah-masalah yang muncul dengan tujuan pelatihan serta pentingnya memiliki mimpi dan cita-cita untuk mengantarkan kepada babak selanjutnya.
KECERDASAN MAJEMUK Howard Gardner : Setiap orang memiliki jenis kecerdasan yang berbeda pada berbagai bidang Ada 8 jenis kecerdasan yang telah diketahui Biasanya ada jenis kecerdasan yang lebih berkembang dibandingkan yang lainnya Berkaitan dengan jenis stimulasi dan kesempatan pengembangan dari keluarga dan lingkungan
8 JENIS KECERDASAN 1. Kecerdasan Visual/Keruangan Kemampuan mempersepsi secara visual Cenderung berpikir dengan gambar Senang memperhatikan peta, grafik, gambar, film Ketrampilan yang dimiliki : menyusun puzzle, membaca, menulis, membuat sketsa, dsb. Bidang kerja : arsitek, desainer interior, teknisi, mekanik, pematung, pemandu tur
2. Kecerdasan Verbal/Bahasa Kemampuan menggunakan bahasa Memiliki kemampuan auditori yang baik Ketrampilan yang dimiliki : berbicara, menulis, mengajar, mengingat informasi Bidang kerja : jurnalis, penulis, guru/dosen, pengacara, ahli politik, penerjemah
3. Kecerdasan Kinestetik Kemampuan menggunakan semua atau sebagian anggota gerak tubuh dengan mengontrol pergerakan tubuh sambil mengerjakan suatu hal secara terampil Ketrampilan yang dimiliki : koordinasi fisik, olahraga, menari, membuat kerajinan tangan Bidang kerja : atlit, artis, penari
4. Kecerdasan Musik/Ritmis Kemampuan menghasilkan dan menghargai suatu karya musik Berpikir dengan suara Peka terhadap suara dari sekitarnya Ketrampilan yang dimiliki : menyanyi, bersiul, memainkan alat musik, mengingat melodi Bidang kerja : musisi, DJ, penyanyi, komposer
5. Kecerdasan Natural Kemampuan melakukan pembedaan terhadap makhluk hidup dan kepekaan untuk mengenali karakteristik alam Ketrampilan yang dimiliki : melakukan klasifikasi terhadap hewan dan tanaman, melakukan kegiatan di alam bebas Bidang kerja : petani, pemburu, ahli biologi, koki, ahli kehutanan
6. Kecerdasan Interpersonal Kemampuan refleksi diri dan menyadari keadaan diri sendiri Ketrampilan yang dimiliki : mengenali diri sendiri, menyadari perannya berhubungan dengan orang lain Bidang kerja : peneliti, filsuf
7. Kecerdasan Intrapersonal Kemampuan berhubungan dan memahami orang lain Memiliki kepekaan untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain Ketrampilan yang dimiliki : melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain, berempati, mendengarkan aktif Bidang kerja : konselor, tenaga penjualan, pebisnis, politisi
8. Kecerdasan Logika/Matematika Kemampuan menggunakan penalaran, logika dan angka Senang membuat hubungan antara potongan-potongan informasi Ketrampilan yang dimiliki : pemecahan masalah, bekerja dengan konsep, melakukan perhitungan matematika Bidang kerja : ilmuwan, insinyur, peneliti, akuntan
Minat J.L. Holland : ada 6 jenis atau orientasi kepribadian yang mengarahkan karir manusia Disebut dengan istilah RIASEC : Realistic Investigative Artistic Social Enterpreneur Conventional
Penjelasan MINAT Realistic kongkret, membutuhkan stamina fisik perburuhan, pertanian, konstruksi Investigative teoritis, konseptual peneliti, ilmuwan, ahli matematika
Penjelasan MINAT Artistic ekspresi diri, tidak terstruktur musisi, seniman, penari, penulis Social kemampuan komunikasi, berhubungan dengan orang lain guru, konselor, pekerja sosial, pemandu tur
Penjelasan MINAT Enterpreneur mengatur dan mengarahkan orang lain tenaga penjualan, manajer, politikus Conventional terstruktur, mengolah data dengan aturan tertentu sekretaris, akuntan, pustakawan
Tipe Kepribadian Carl Jung : Ada 4 tipe : Setiap orang memiliki tipe kepribadian tertentu Mepengaruhi pikiran, perasaan dan interaksi dengan lingkungan Ada 4 tipe : Extraversion – intraversion Sensing – intuition Thinking – feeling Judging – perceiving Hasil kombinasi : 16 tipe kepribadian
Asal Energi Extraversion senang bergaul dan berbicara dengan orang lain terlibat dengan banyak orang berbuat baru berpikir Intraversion melakukan kegiatan sendiri banyak berpikir tidak suka interupsi menyadari perasaan dan pikirannya
Cara Memperoleh Informasi Sensing menyerap informasi melalui panca indera Informasi yang diperoleh biasanya kongkrit Intuition memikirkan kemungkinan-kemungkinan lain dari informasi Melihat sesuatu secara makro
Membuat Keputusan Thinking berdasarkan pemikiran rasional Sesuai dengan kebutuhan Melakukan sesuai aturan, tidak peduli orang lain suka/tidak Feeling berdasarkan pertimbangan subyektif sesuai dengan perasaan memikirkan perasaan orang lain
Sikap terhadap dunia Judging menginginkan keteraturan dan kejelasan memiliki perencanaan Perceiving mementingkan fleksibilitas dan spontanitas tidak menyukai perencanaan
GAME: kepribadian Diambil dari JOB-JOB (bentuk dan karakter manusia)
Kombinasi Tipe Kepribadian ISTJ ISTP ISFJ ISFP INFJ INFP INTJ INTP ESTP ESTJ ESFP ESFJ ENFP ENFJ ENTP ENTJ
Pernyataan 3 & 4 Aku lebih senang bekerja bersama-sama teman-teman daripada bekerja sendiri SS S KS TS TM Jumlah Aku mengambil jalan yang jarang dilalui orang lain SS S KS TS TM Jumlah
Pernyataan 1 & 2 Aku yakin bahwa kegagalanku adalah karena kesalahan yang kubuat SS S KS TS TM Jumlah - Aku selalu minta pertimbangan orang lain dalam mengambil keputusan SS S KS TS TM Jumlah -
Pernyataan 5 & 6 Aku memilih tidak merokok daripada harus berhutang di warung SS S KS TS TM Jumlah Aku kurang suka diinterupsi ketika sedang mengerjakan sesuatu SS S KS TS TM Jumlah
Pernyataan 7 & 8 Aku ingin cepat berpenghasilan agar dapat membelanjakannya semauku SS S KS TS TM Jumlah - Aku mampu mempengaruhi orang lain untuk mengikuti kemauanku SS S KS TS TM Jumlah -
Pernyataan 9 & 10 Aku sering mengambil inisiatif untuk memulai suatu kegiatan SS S KS TS TM Jumlah Petunjuk untuk mengerjakan tugas tersebut harus detil dan jelas prosedurnya SS S KS TS TM Jumlah
Diskusi Pernyataan 1 s.d. 10 Menggambarkan sifat Perbedaan karena Dipengaruhi oleh Menggambarkan diri/tidak?
TERIMA KASIH atas Perhatian Bapak dan Ibu