Teknik Bioremediasi untuk Pengolahan Sludge

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pencemaran Lingkungan (Polusi)
Advertisements

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR “LIMBAH DAPUR” PT. PP – DSLNG PROJECT ” GREEN INOVATION.
Air Bersih: Hidup Bergantung Padamu!
PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN HAYATI TERHADAP BIOREMEDIASI TANAH TERCEMAR MINYAK THE INFLUENCE OF ADDED BIOLOGICAL SURFACTANT IN BIOREMEDIATION OF.
Litosfir Litosfer ,diambil dari bahasa Yunani, yaitu lythos, yang berarti batuan, dan sphere, yang berarti lapisan. Secara definisi litosfer adalah lapisan.
Perilaku dan Transportasi Polutan di Lingkungan Laut
Oksigen Terlarut Kelompok 2 : Aisyah Ayu N Antania Hanjani
Mikrobiologi Lingkungan & Pertanian
PENGELOLAAN LIMBAH AGROINDUSTRI
Program Magister Ilmu Lingkungan Universitas Mulawarman
Teknik pengolahan air limbah dengan bioremediasi
BIOREMEDIASI LIMBAH PENCEMAR OLEH MIKROORGANISME
BIOREMEDIASI DAN REKLAMASI TANAH JAMILAH WIDODO HARYOKO FATIMAH AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TAMSISWA PADANG.
PENCEMARAN LIMBAH PADAT DAN SAMPAH
Pemanfaatan Mikroba Untuk Penanganan Limbah/ Pencemaran Lingkungan
Oleh : Lela Siti Fadilah, S.Si SMK PELITA BANDUNG
Modul 4: Pengolahan Limbah cair
Pencemaran Tanah Dan Metode Penanganannya.
I Nyoman P. Aryantha SITH-ITB
PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
BIOREAKTOR.
Eko Suhartono Bag. Kimia/Biokimia Fak. Kedokteran UNLAM
PENGELOLAAN AIR LIMBAH INDUSTRI
Sampah (Limbah Padat) Sampah adalah semua limbah padat yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dan binatang yang biasanya padat dan dibuang karena tidak.
Teknologi Biogas.
MASALAH AIR BERSIH & AIR MINUM KETIKA BENCANA
Jurusan Teknik Lingkungan ITS 2014
TANAH DAN PENCEMARAN TANAH DAN PENCEMARAN O:.
Penanganan sampah B3 Aris Munandar.
Ketua Tim : Ir. Salundik, M.Si
PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK PADAT DENGAN PROSES AEROB
PENCEMARAN.
BAB III Kehidupan Mikroba
Cocok digunakan utk daerah yg berpenduduk padat atau daerah yg muka air tanahnya ckp tinggi (daerah pantai/ rawa) Air limbah yg diolah berasal rmh tangga.
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
PENCEMARAN LIMBAH TERNAK
BIOREMEDIASI AIR LIMBAH
AIR – H2O Jagat raya – tidak mungkin ada kehidupan tanpa air
Review Bidang Teknik Lingkungan
Pengolahan AIR BUANGAN (WASTE WATER TREATMENT)
Ekologi Pencemaran Tanah
Bio-conversion of organic wastes for their recycling in agriculture: an overview of perspectives and prospects Dedy Setyawan Niswa Fitri.
Oleh : Abdul Jabbar Afif Firmansyah Amirul Mu’minin M. Reza Fauzi
AIR BUANGAN DAN KESEHATAN
EKSTERNALITAS INDUSTRI TEKSTIL By : YUSNIA RISANTI
Standarisasi Kesehatan Lingkungan Di Perusahaan oleh : nor wijayanti
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KOLAM STABILISASI.
Pengamatan Air Larian Tambang (Run Off Water Monitoring) study Kasus Settling Pond Pit 3 Pada PT. Tanjung Alam Jaya Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar.
Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
KELOMPOK : NAMA : Fitria Alfi R ( ) 2. Eka Fitriyani (123200)
PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3
By : Jessica Sharon Wichita
STAR.
Overview of Wastewater Treatment Processes
Paradigma Pengelolaan Lingkungan Hidup : 1
Pengolahan Limbah Fisik-Kimia PERTEMUAN 6 Nayla Kamilia Fithri
Manajemen Farmasi Industri Apotik dan Obat
Pengelolaan Limbah Peternakan 2018
Pengendalian Pencemaran
Pengolahan Limbah secara Biologi (Aerob) PERTEMUAN 7
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Activated sludge   The activated sludge process is a biological waste water treatment method in which micro-organisms are bunched together to form sludge.
TANAH DAN PENCEMARAN O: TANAH DAN PENCEMARAN.
TUGAS PERANCANGAN IPAL RIVALDI SIDABUTAR / PENGOLAHAN AIR LIMBAH/LUMPUR DENGAN PROSES DIGESTASI ANAEROBIK.
TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH PENGOLAHAN LIMBAH CAIR SECARA BIOLOGI Oleh : KELOMPOK 9 Felisia Hanura Ridha Lutpiyyah Pili Dosen Pembimbing.
PENCEMARAN LINGKUNGAN Oleh: Titan Sulistia, S.Pd..
PEMCEMARA N LINGKUNGA N. Perhatikan gambar dibawah ini.
Review Bidang Teknik Lingkungan
LIMBAH DAN PEMANFAATANNYA SERTA ETIKA LINGKUNGAN Oleh Kelompok 9 Denti Yana ( ) Emiyati ( ) Septika ( )
Transcript presentasi:

Teknik Bioremediasi untuk Pengolahan Sludge

Teknik Bioremediasi Optimasi kontak antara mikroorganisme dengan pencemar yang dimanfaatkan sebagai sumber makanan Lebih ditujukan pada materi organik Teknik bioremediasi tanah tercemar: In-situ: pengolahan setempat Ex-situ: pengolahan di tempat lain

REMEDIASI TANAH/AIR TANAH TERCEMAR MO MO Ek-situ In-situ treatment Tanah diangkat Ek-situ

In-Situ ? Ek-Situ ? Ke A Ke B Ke C Ke D Yes No Pilih teknologi lain Apakah Polutan biodegradable ? Sebagian? Sempurna? Data hidrogeologi memadai ? Pilih teknologi lain In-Situ ? Ek-Situ ? Polutan di zona saturasi ? Polutan di bukan Polutan di fasa air ? di fasa tanah ? Ke A Ke B Ke C Ke D Yes No

O2 H2O2 NO3 SO4 CO2 Polutan di zona saturasi Pilih sumber oksigen Dikontrol oleh intervensi hidrolik ? Dikontrol secara fisik Pilih sumber oksigen Pilih Akseptor elektron AEROB Pilih Model Metabolisme KOMBINASI ANAEROB O2 H2O2 NO3 SO4 Kontrol Kombinasi CO2

O2 H2O2 NO3 SO4 CO2 Polutan di zona non-saturasi Oksigen dalam air Pilih pembawa oksigen Tingkatkan muka air tanah Oksigen dalam air Pilih Akseptor elektron AEROB Pilih Model Metabolisme M. air tanah naik ANAEROB O2 H2O2 NO3 SO4 dalam udara CO2 M. Air tanah kontrol

O2 H2O2 NO3 SO4 CO2 Bioremediasi fase tanah ek-situ Komposting Pilih Akseptor elektron AEROB Pilih Model Metabolisme Kombinasi aerob-anaerob ANAEROB O2 H2O2 NO3 SO4 Oksigen dalam udara CO2 Kontinu/Batch sistem Bioreaktor fase slurry Land farming Biopile

In - Situ Kelebihan: Mengurangi gangguan thd lokasi Pengolahan pencemaran yang lebih dalam Kontak dengan pencemar minimal terutama pencemar volatil Mengurangi biaya transportasi

In - situ Kekurangan: Data geohidrologi yang lengkap Pengendalian kondisi reaksi dan hasiol akhir sulit Monitoring yang lebih hati-hati Perlu rekayasa lebih lanjut untuk suply oksigen dan nutrien

In - Situ Contoh: Soil-venting: kontaminan yang volatil dan di evakuasi untuk diolah lebih lanjut Bio-venting: kontaminan semi dan non-volatil dengan suplai oksigen dan nutrien

Skematis bioremediasi in-situ 2 Nutrien + Water table Kontaminasi Spray irrigation/ Infiltration trenches Skematis bioremediasi in-situ 2

Sumur injeksi Sumur recovery Arah aliran air tanah kontaminasi Tangki nutrien Elektron akseptor Pengolahan Skematis bioremediasi in-situ

Ex - Situ Kelebihan: Optimasi kondisi pengolahan Pengendalian proses Pengolahan lebih cepat Mikroorganisme khusus dapat diimplementasikan

Ex - Situ Kekurangan: Pemindahan bahan pencemar Pendekatan bioremediasi termahal Materi volatil kurang terkontrol pada saat pemindahan

Ex - Situ Contoh: Land farming: penyebaran tanah terkontaminasi pada ruang terbuka Composting: dilakukan pada ruang terbuka dan tertutup dengan kontrol yg lebih baik Slurry-reactor: bioremediasi untuk lumpur yang dilakukan di kolam atau reaktor khusus

BIO-PILE Suplay oksigen Kontaminasi Blower Knock out tank geotextile Drainase

Kondisi Operasional Bioremediasi pH: 6 - 8 Temperatur: 20 – 40 C Kandungan Air: 15 – 20% Nutrien (N, P, dan K) Substrat dan ko-substrat Bioavailabilitas polutan Oksigen: aerobik dan anaerobik Menentukan jenis mikroorganisme yg terlibat !!!

Bioremediasi Oil Sludge Dihasilkan secara intermitten dengan kandungan minyak 20% Tidak memungkinkan proses recovery Alternatif teknologi: injeksi ke formasi minyak, incinerasi dan bioremediasi Teknologi termurah: bioremediasi dengan enmd-product yg aman

mix A Existing Plan Existing Pit Oil Sludge Existing Plan TPH 8 % TPH 2,5 - 3% mix Existing Plan Section A - A Implementasi Bioremediation Oil Sludge + Soil +Bulking Agent Oil Sludge Geotextile Revegetation Udara Biomassa Vent

40 X 30 40 X 50 27 X 23 33 X 23 10 X 23

Geotextile Revegetation Udara Biomassa Vent

MCCO project- NSW from Enviro2000

MCCO Project 2- NSWfrom Enviro2000

Mean PCP Concentrations from Full Scale Co-Composting of PCP Contaminated Soil. 40 35 30 25 [PCP] ppm 20 15 10 5 n =10 16/06/1998 23/06/1998 30/06/1998 7/07/1998 14/07/1998 21/07/1998 28/07/1998 4/08/1998 11/08/1998 18/08/1998 25/08/1998 1/09/1998 8/09/1998 15/09/1998 22/09/1998 29/09/1998 6/10/1998 13/10/1998 20/10/1998 27/10/1998 3/11/1998 10/11/1998 17/11/1998 24/11/1998 1/12/1998 8/12/1998 15/12/1998 22/12/1998 29/12/1998 5/01/1999 Sampling Date

Biopile TPH Concentrations March ‘99 - March ‘00

The excavated contaminated site Port Adelaide

The contaminated site during excavation

Site redevelopment

Pilot Scale Composting-SWD

Full Scale Composting-SWD

Landfarming

Mount Gambier Excavation

Mount Gambier Preparation of Biopile base

Mount Gambier- HDPE liner

Mount Gambier Biopile air manifold

Monitoring Biopile Performance

Mount Gambier Completed Biopile

Land farming di Caltex-Minas

Test Respirasi di bioremediation site

Persoalan di Indonesia Polutan yang bisa di bioremediasi End point criteria yang sesuai dengan daerah dan peruntukan wilayah Monitoring parameter sesuai dengan kemampuan analisis lab rujukan. Teknik Bioremediasi yang dapat diaplikasikan Persyaratan teknis tidak text book oriented Modifikasi disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat

Biodegradabilitas limbah yang akan diolah Kompleks : Misalnya minyak Duri % degradabilitas rendah (c.a 50%) Reliable: degradasi 70%-90%, umumnya meninggalkan fraksi berat yang sulit terurai lebih lanjut Cukup recalcitrant: memiliki kandungan wax yang cukup tinggi…. Mungkin diperlukan karakterisasi biodegradabilitas limbah yang akan diolah

Proses bioremediasi (1) Sludge (c.a 20% TPH) Penurunan konsentrasi sampai pada batas yang reliable untuk diolah (separasi, pencampuran dengan tanah) Bioremediasi sampai pada level yang dapat dicapai dengan teknik yang ada….(intensive monitoring) Landfiling dengan minimum requirement landfill dan proses lanjut bioremediasi secara insitu (minimum monitoring)

Bagan pengelolaan SLUDGE TPH >20% PRETREATMENT Separator Liquid treatment Pencampuran tanah BIOREMEDIASI TPH c.a 5% TPH 1-2% Site Redevelopment DISPOSAL SITE In-situ bioremediasi Jangka waktu panjang

End Point Tidak hanya berdasarkan konsentrasi, namun juga % TPH removal (pencapaian salah satu seharusnya sudah dipandang sebagai kriteria sukses) Variable daerah (pemukiman, industri, industri minyak, komersial, pertanian) Species tambahan dapat dijadikan kriteria juga (misalkan B,T,E,X) Logam berat tidak relevan untuk dijadikan sebagai salah satu kriteria

Conclusions Site remediation dominated by landfilling in the past Drive away from landfilling to “real” remediation Bioremediation- low cost option for treatment of soils contaminated with “simple” pollutants Treatment processes may be extended to “recalcitrant” pollutants