Kelompok 8B / IKMA 2010   Annisa Rahim ( ) Arum Prasetyaning ( )

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Hazard Analysis Critical Control Point Pengendalian Mutu Mandiri
Advertisements

KESEHATAN LINGKUNGAN FKM-Unair
PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN METODE KIMIAWI DAN FILTRASI
PENCEMARAN AIR SUDENDI SUHENDI
PRINSIP DASAR PENCEGAHAN
Perancangan sistem pembuangan dan vent
Identifikasi Rodent Kelompok 7B Awwalul Chasanah ( )
PEMBUANGAN LIMBAH DAN SAMPAH
PENANGANAN BAHAN BAKU.
Good Manufactory Practices
PENYAKIT DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT SAMPAH
Kualitas Ikan Segar Jurusan Teknologi Industri Pertanian
JAMBAN SEHAT Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan.
Pengelolaan lingkungan hidup Undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup disebutkan bahwa lingkungan hidup bukan saja tanggung.
Pujianto DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014
Bahaya Dibalik Kemasan Makanan
BAB 2 dan 4 - REKHA.
Sampah dan Pengelolaannya
Seperti Apa Standar Air Bersih?
BAGAN ALIR REGISTRASI LAHAN USAHA & GAP SAYURAN DAN BIOFARMAKA
(BIOLOGIS, KIMIA DAN FISIK) SERTA CARA MENGATASINYA
PENGENDALIAN PROSES UNTUK MENGATASI BAHAYA
MATERI XI KONSEP DASAR KEAMANAN KOMPUTER
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Komunikasi Dan Penyuluhan Pertanian Putri Lestari C
RESIKO HIGIENE TERKAIT KERACUNAN MAKANAN. Bahan makanan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin.
Good Manufactory Practices
TUGAS AKHIR UTS BUATLAH POSTER YG BERTEMA SANITASI MAKANAN & MINUMAN ATAU KEAMANAN PANGAN PRINTOUT DIKUMPULKAN SAAT UTS, DITARUH DITENGAH LEMBAR JAWAB.
Bahaya Dibalik Kemasan Makanan
FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN “BINATANG PENGERAT”
Kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja disusun oleh: farah fadillah ade rismana annisa prima hani lestari (1-b kesmas)
Deteksi Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia
LEPTOSPIROSIS I. Defenisi    Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia.
SURVEiLANs VEKTOR PENGAMATAN YG SISTEMATIS DAN TERUS MENERUS
(BIOLOGIS, KIMIA DAN FISIK) SERTA CARA MENGATASINYA
Mengidentifikasi dan menilai mutu pangan
PKM-P PEMANFAATAN DAUN TANAMAN KACANG BABI
Ns. Arista A Putri, M.Si.Med
ASPEK BIOLOGI & MIKROBIOLOGI PANGAN
SANITASI DASAR Oleh: Abdiana, SKM,M
PEMBERANTASAN TIKUS.
LEPTOSPIROSIS Definisi Penularan Gejala Pencegahan
PENGENDALIAN PROSES UNTUK MENGATASI BAHAYA
KEAMANAN PANGAN.
SANITASI BAHAN BAKU Sakunda Anggarini Sanitasi Industri Pangan 2015.
Pencemaran Sungai XI IPS 2 Di Susun Oleh : Ardya Ulviana (04)
KELOMPOK 5A IKMA 2010 Debby Prima Cintya
Fiskha Ayuningrum SMK PGRI 1 SENTOLO
Pengendalian binatang pengerat
HrACCP ABON IKAN TUNA Oleh : Aprilla Dian P
OBJEK DARI HIGIENE SANITASI
PRAKTIKUM KESEHATAN LINGKUNGAN
FOOD POISONING Keracunan makanan oleh bakteri terjadi karena bakteri dalam makanan tersebut mengeluarkan enterotoksin, atau racun, sebagai produk sampingan.
Teknologi Pengolahan Limbah
PROPOSAL PENELITIAN   PENERAPAN SANITASI DI tempat rekreasi PANTAI TAMBAK REJO KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA PROGRAM.
Teknik PENGAMBILAN SAMPEL BINATANG PENGGANGGU (vektor DAN TIKUS)
DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN
KEAMANAN PANGAN.
Tugas Biologi Kelompok 6 Nama anggota: Aditya desty ningtias
WUJUD LIMBAH GAS CAIR PADAT. Polutan atau sampah atau limbah dapat digolongkan menjadi 2 golongan besar, yaitu limbah umum dan limbah khusus.
MODUL 2 KEBERSIHAN MAKANAN.
SANITASI MAKANAN & MINUMAN A.M.FADHIL HAYAT. PENGERTIAN Makanan (WHO): semua substansi yg diperlukan oleh tubuh, kecuali air dan obat2an dan substansi.
PENGAWASAN KUALITAS MAKANAN. Tujuan umum :  Mampu melakukan pengendalian keamanan mak min Tujuan Khusus :  Mampu menjelaskan pengaruh lingk fisik mak.
KELOMPOK 3 MANFAAT PESTISIDA NAMA KELOMPOK: CATHRINE YOHANNA SIBAGARIANG ( ) SUGA EFRADANA GUNAWAN (( ) ELFANI YULIANTI LIMBONG ( )
LIMA KUNCI KEAMANAN PANGAN WHO
J AMBAN S EHAT F AKULTAS KEDOKTERAN U NIVERSITAS TRISAKTI.
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
TEMA 6 MENUJU MASYARAKAT SEHAT. PERHATIKAN GAMBAR BERIKUT Apa yangkamu lihat pada gambar tersebut? Type to enter a caption.
Keamanan Pangan. – Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan fisik yang.
PHBS RUMAH TANGGA (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Oleh : Almayda Anastasia,SKM Puskesmas Cipadu.
Transcript presentasi:

PENGENDALIAN TIKUS DENGAN METODE MEKANIK (LEM DAN TRAP) DAN METODE KIMIAWI (RODENSIDA) Kelompok 8B / IKMA 2010   Annisa Rahim (101011233) Arum Prasetyaning (101011248) Samir Husein (101011262) Efa Yuliwati (101011268)

TUJUAN A. Tujuan umum Melakukan kegiatan pengendalian tikus B. Tujuan khusus Melakukan pengendalian tikus dengan metode mekanik (Lem dan Trap) Melakukan pengendalian tikus dengan metode kimiawi (Rodensida) Mengamati cara kerja pengendalian tikus dengan metode tersebut. Menganalisis hasil pengendalian tikus dengan metode tersebut. 

METODE PRAKTIKUM Secara MEKANIK yaitu dengan : Pemasangan perangkap pada tempat-tempat yang diperkirakan tempat bersarangnya tikus (trap). Penggunaan lem tikus. KELEMAHAN KELEBIHAN RELATIF MAHAL AMAN (TIDAK MENGANDUNG RACUN) CEPAT MENDATANGKAN HASIL MENGHINDARI SULIT DITEMUKANNYA BANGKAI TIIKUS

TIKUS MATI DENGAN MUDAH DAN CEPAT Secara KIMIAWI, yaitu dengan peracunan (rodenticida). KELEMAHAN KELEBIHAN TIKUS MATI DENGAN MUDAH DAN CEPAT SERINGKALI TIKUS MATI DI TEMPAT YANG TIDAK TERJANGKAU SEHINGGA MENIMBULKAN BAU TAK SEDAP

ALAT DAN BAHAN Pemasangan trap/perangkap - Trap (perangkap tikus) - Umpan makanan Penggunaan lem tikus - Lem tikus - Papan kayu Umpan makanan Peracunan tikus (rodentisida) - Racun tikus - Kertas untuk alas umpan - Umpan

HUBUNGAN TIKUS DENGAN KESMAS

Bentuk kerugian yang ditimbulkan oleh tikus antara lain : Bahaya yang dapat ditimbulkan adalah kerugian ekonomis secara langsung dan merupakan vektor penyakit baik bagi manusia maupun binatang peliharaan. Bentuk kerugian yang ditimbulkan oleh tikus antara lain : Menyusut atau berkurangnya barang/komoditi. Kontaminasi : urine,kotoran,bulu,dan bangkainya. Merusak wadah,instalasi dan komponen bangunan. Merubah bau dan rasa barang yang diserang. Merupakan faktor penyebab penyakit tertentu (terutama pes dan leptospirosis)

Sejumlah penyakit yang dihubungkan atau ditularkan melalui pengerat, antara lain : Penyakit akibat bakteri. Contoh :Sampar atau pes, tularemia (demam kelinci) dan salmonellosis. Penyakit akibat virus. Contoh : Lassa fever, haemorragic fever, dan ensefalitis. Penyakit akibat parasite. Contoh: Hymonelepis diminuta, leishamaniasis, amebiasis, trichinosis, dan penyakit chagas. Penyakit lain contoh: Demam gigitan tikus, leptospirosis, histoplamosis, dan ringworm (kurap)

Berikut beberapa tipe kontak dengan tikus dan contoh penyakit yang ditularkan akibat kontak tersebut. Melalui gigitan tikus, misalnya rat bit fever Melalui kontaminasi pada makanan atau air, misalnya salmonellosis dan leptospirosis. Melalui pinjal tikus, misalnya pes.

PROSEDUR KERJA (PERANGKAP) Pasang perangkap pada malam hari di tempat-tempat yang terdapat tanda-tanda keberadaan tikus. Beri umpan makanan ke dalam perangkap, misalnya ikan asin, ikan pindang, roti, dan lain-lain. Hitung jumlah perangkap yang dipasang dan beri tanda dengan nomor dan nama lokasi. Perangkap yang belum berisi tikus dibiarkan sampai 2 hari msing-masing 1 malam untuk memberi kesempatan pada tikus yang ada untuk memasuki perangkap Catat dan hitung jumlah tikus yang berhasil tertangkap. Tikus yang tertangkap kemudian dimatikan denga cara direndam di selokan/got. Perangkap bekas yang telah terisi tikus harus dicuci dengan air dan sabun dan dikeringkan segera.

PROSEDUR KERJA (LEM TIKUS) Buka lem perangkap tikus. Oleskan pada papan kayu. Letakkan umpan di tengahnya. Pasang di tempat yang sering dilalui tikus. Karena bening dan tanpa bau, tikus tidak akan curiga. Ambil tikus yang tertempel. Hitung dan catat jumlahnya. Tikus kemudian dimatikan. Evaluasi, apakah efektif atau tidak.

PROSEDUR KERJA (RODENTISIDA) Tentukan lokasi peracunan. Buat peta lokasi/titik yang akan dilakukan peracunan. Pemberitahuan kepada orang-orang sekitar atau yang berada di rumah tersebut untuk pengamanan. Menentukan jenis dan banyaknya racun yang akan dipakai untuk pelaksanaan peracunan. Meletakkan makanan yang telah dicampur dengan racun dan diletakkan diatas lantai lokasi. Pasang makanan yang telah dicampur dengan racun tersebut di lokasi/titik yang telah ditentukan dan diberi nomor atau tanda. Hitung dan catat tikus yang mati akibat keracunan. Tikus kemudian dimatikan. Evaluasi setelah peracunan, apakah efektif atau tidak.

LOKASI PRAKTIKUM Praktikum pengendalian tikus akan dilaksanakan di salah satu rumah mahasiswi yang berada pada Jalan Jojoran I/63 E Surabaya. Dasar peletakan trap, lem dan rodensida pada lokasi praktikum adalah dengam memilih 3 titik yang diduga menjadi tempat jalan tikus dan area rawan tikus. Ketiga titik tersebut adalah bagian belakang rumah sebanyak 2 (dua) titik dan bagian depan (dekat teras) sebanyak 1 (satu) titik.

WAKTU PELAKSANAAN Praktikum pengendalian tikus akan dilaksanakan selama satu minggu dimulai tanggal 22 April hingga 28 April 2013.

BIAYA PRAKTIKUM Nama Alat dan Bahan Banyaknya Harga Trap (perangkap tikus) 3 buah Rp. 36.000, 00 Lem tikus 1 bungkus Rp 12.500, 00 Racun tikus 2 bungkus Rp 3.000, 00 Umpan makanan   Rp 6.000, 00 Triplek/papan kayu 3 potong Rp 5000, 00 Total: Rp 62.500

HASIL PRAKTIKUM (TRAPPING) Hari Senin, 22 April 2013 No. Lokasi Trap Dasar peletakan Hasil 1. Didepan rumah pojok kanan Adanya kotoran tikus dan aroma urine tikus Tikus tidak tertangkap 2. Dibelakang rumah dekat saluran cuci piring Menurut pemilik rumah, sering dilalui tikus Tertangkap 1 ekor 3. Dibelakang rumah didekat gentong Terdapat aroma tikus (urine dan faces)

Tikus tidak tertangkap SELASA, 23 APRIL 2013 No. Lokasi Trap Dasar peletakan Hasil 1. Didepan rumah pojok kanan Adanya kotoran tikus dan aroma urine tikus Tikus tidak tertangkap 2. Dibelakang rumah dekat saluran cuci piring Menurut pemilik rumah, sering dilalui tikus 3. Dibelakang rumah didekat gentong Terdapat aroma tikus (urine dan faces)

HASIL METODE LEM Hari Rabu, 24 April 2013 No. Lokasi Lem Dasar peletakan Hasil 1. Didepan rumah pojok kanan Adanya kotoran tikus dan aroma urine tikus Tikus tidak tertangkap, tetapi yang tertangkap cicak 2. Dibelakang rumah dekat saluran cuci piring Menurut pemilik rumah, sering dilalui tikus Tikus tidak tertangkap 3. Dibelakang rumah didekat gentong Terdapat aroma tikus (urine dan faces)

Hari Kamis, 25 April 2013 No. Lokasi Lem Dasar peletakan Hasil 1. Didepan rumah pojok kanan Adanya kotoran tikus dan aroma urine tikus Tikus tidak tertangkap 2. Dibelakang rumah dekat saluran cuci piring Menurut pemilik rumah, sering dilalui tikus 3. Dibelakang rumah didekat gentong Terdapat aroma tikus (urine dan faces)

Lokasi Umpan yang diberi racun HASIL METODE KIMIAWI Hari Jumat, 26 April 2013 No. Lokasi Umpan yang diberi racun Dasar peletakan Hasil 1. Didepan rumah pojok kanan Adanya kotoran tikus dan aroma urine tikus Umpan utuh 2. Dibelakang rumah dekat saluran cuci piring Menurut pemilik rumah, sering dilalui tikus 3. Dibelakang rumah didekat gentong Terdapat aroma tikus (urine dan faces)

Lokasi Umpan yang diberi racun Hari Sabtu, 27 April 2013 No. Lokasi Umpan yang diberi racun Dasar peletakan Hasil 1. Didepan rumah pojok kanan Adanya kotoran tikus dan aroma urine tikus Umpan utuh 2. Dibelakang rumah dekat saluran cuci piring Menurut pemilik rumah, sering dilalui tikus Umpan termakan (tinggal setengah dari umpan awal) 3. Dibelakang rumah didekat gentong Terdapat aroma tikus (urine dan faces)

PEMBAHASAN (TRAPPING) Umpan hari pertama kepala ikan Umpan hari kedua  pentol sapi. Hasil  tikus tertangkap pada hari pertama yaitu pada lokasi dekat saluran cuci piring dan dekat gentong air). Pada hari kedua, tidak satupun tikus yang tertangkap. Hal ini menunjukan bahwa, umpan yang beraroma lebih tajam lebih efektif dibandingkan umpan dengan aroma kurang tajam.

PEMBAHASAN (LEM) Umpan hari pertama  daging ikan (pindang), Umpan hari kedua  roti. Hasil  tidak seekor tikus pun yang tertangkap dengan menggunakan metode ini tetapi hewan lain selain tikus seperti semut, lalat dan cicak tertangkap.

PEMBAHASAN (METODE KIMIAWI) Umpan hari pertama  nasi dengan tahu goreng, Umpan hari kedua  nasi dengan campuran ikan goreng. Pada hari kedua, umpan pada lokasi dekat saluran cuci piring terdapat tanda-tanda dimakan oleh tikus (umpan tinggal setengah). Namun tidak ditemukan adanya bangkai tikus yang mati disekitar rumah. Kemungkinan besar, tikus mati tetapi lokasi matinya tikus tersebut cukup tersebunyi dan terpencil, sehingga diperlukan waktu untuk tikus menjadi busuk.

KESIMPULAN Pada metode trapping tikus yang tertangkap sebanyak 2 ekor (td malam dpt lagi 1 ekor, jadi total 3 ekor), Pada metode lem tidak ada tikus yang tertangkap. Pada metode rodentisida, tikus yang memakan umpan yang telah diberi racun tidak diketahui keberadaannya dan tidak diketahui apakat tikus tersebut telah mati atau masih hidup.

KESIMPULAN Dari cara kerja dan hasil praktikum dpt disimpulkan bahwa pengendalian tikus dengan menggunakan metode trapping (mekanik) dianggap lebih efektif dari pada metode yang lain, karena hasil praktikum menunjukkan bahwa pada metode trapping tikus yang tertangkap paling banyak, yaitu sebanyak 2 ekor. Selain itu metode ini aman digunakan oleh manusia, aman untuk hewan lain selain tikus dan ramah lingkungan.

KESIMPULAN Dalam pengendalian tikus harus memperhatikan beberapa hal, antara lain lokasi perangkap, jenis umpan, keefektifan dan kondisi alat, kelemahan dan kelebihan alat.

SARAN Metode pengendalian tikus secara mekanik (trapping dan lem) dan kimiawi (rodentisida) paling banyak digunakan karena mudah dilakukan di dalam lingkup rumah tangga sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, Metode trapping tikus dianggap lebih efektif. Selain itu metode trapping aman digunakan oleh manusia, aman untuk hewan lain selain tikus dan ramah lingkungan.

DOKUMENTASI PERANGKAP TIKUS PEMASANGAN

TIKUS 1 TIKUS 2

(Baru Ketangkep kemarin 30/4) TIKUS 3 (Baru Ketangkep kemarin 30/4)

LEM TIKUS PEMOTONGAN PAPAN PEMASANGAN LEM

PEMASANGAN PERANGKAP LEM

Yg ketangkep cicak

RODENTISIDA

Pustaka Pengendalian Rodent Di Perusahaan.2012. http://kesmascomunity.blogspot.com/2012/03/pengendalian-rodent-di-perusahaan.html. <diakses tanggal 6 maret 2013 pukul 22.54 WIB> http://www.depkes.go.id/downloads/Pengendalian%Tikus.pdf <diakses tanggal 8 maret 2013 pukul 14.20 WIB> Arif, Ahmad.2003.Pengendalian Tikus. http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=3853 <diakses tanggal 6 maret 2013 pukul 22.23 WIB> Petunjuk Pemberantasan Pes di Indonesia Departemen Kesehatan R.I Direktorat Jenderal PPM&PL tahun 2000 http:// www.penyakitmenular.info/userfiles/PES.pdf <diakses tanggal 5 maret 2013 pukul 19.12 WIB>

Pak Darmaji Tujuan Pengendalian  fisik, biologis dan kimia Kimia  pestisida alamia, dan racun rodentsida  singledose (langsung sasaran pd jantung) dan multiple dose (melumpuhkan, mati perlahan-lahan, membutakan dll) Racun  banyak mengandung arsenic, harus hati2. Hubungan dengan kesmas yg bahaya itu apanya? Urinya (lestospirosis), pinjalnya (pes), atau apanya. Persyaratan lingkungan perumahan  peraturanya ada Pohon bintaro (buah nya)  mengusir tikus