MASA DEPAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA TERBARUKAN DI INDONESIA Happy Novanda, PhD

Visi dan Misi Ketenagalistrikan Visi [1]: “Dapat melistriki seluruh rumah tangga, desa, serta memenuhi kebutuhan industri yang berkembang cepat dalam jumlah yang cukup, transparan, efisien, andal, aman dan akrab lingkungan untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional dan meningkatkan kesejahteraan rakyat”

Visi dan Misi Ketenagalistrikan (Cont’d) Membangkitkan tenaga listrik dalam skala besar untuk masyarakat perkotaan, daerah yang tingkat kepadatannya tinggi atau sistem kelistrikan yang besar Memberikan prioritas kepada pembangkit tenaga listrik dari energi terbarukan untuk kelistrikan desa dan daerah terpencil Menjaga keselamatan ketenagalistrikan dan kelestarian fungsi lingkungan Memanfaatkan sebesar-besarnya tenaga kerja, barang dan jasa produksi dalam negeri.

Kebijakan Pemerintah Penyelenggaraan Tenaga listrik adalah hal yang penting bagi negara dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Sehingga tenaga listrik disediakan oleh negara dan penyelenggaraannya dilakukan oleh BUMN yang ditunjuk. Tarif Tarif dasar listrik ditentukan pemerintah dan diarahkan untuk akhirnya mencapai nilai keekonomiannya.

Kebijakan Pemerintah (Cont’d) Pemanfaatan energi primer Bertujuan agar pasokan energi terjamin. Kebijakan ini menyangkut produsen energi primer dan dari sisi pembangkitan. Listrik desa dan misi sosial Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik menyeluruh termasuk kelompok masyarakat tidak mampu serta daerah terpencil dan belum berkembang.

Kebijakan Pemerintah (Cont’d) Lingkungan Kewajiban dilakukannya AMDAL bagi unit kegiatan yang berpotensi memberikan dampak besar bagi lingkungan. Standardisasi Menyangkut standar peralatan dan pemanfaat tenaga listrik.

Komposisi Energi Primer untuk Pembangkit (%) [1]

Potensi Sumber Energi[1]

Sebaran Sumber Energi di Indonesia Cadangan batubara [1]

Sebaran Sumber Energi di Indonesia (Cont’d) Cadangan gas alam [1]

Sebaran Sumber Energi di Indonesia (Cont’d) Cadangan minyak bumi[1]

Sebaran Sumber Energi di Indonesia (Cont’d) Lokasi panas bumi [1]

Kebijakan Energi di UK Tujuan peningkatan penggunaan energi terbarukan: Melindungi konsumen dari harga yang tidak menentu dari sumber energi tidak terbarukan, meningkatkan investasi dan bisnis di bidang energi terbarukan, dan yang utama untuk memenuhi target mengurangi emisi CO2 [2]. Target 2020 adalah 15% dari keseluruhan konsumsi energi dari energi terbarukan, dan meningkat hingga 30-45% di tahun 2030.

Kebijakan Energi di UK (Cont’d) Ilustrasi jumlah pemanfaatan energi terbarukan dan targetnya [2]

Kebijakan Energi di UK (Cont’d) Detail target pemanfaatan energi terbarukan [2]

PLT Angin onshore UK memiliki PLT angin onshore terpasang lebih dari 4GW dan akan meningkat hingga 13 GW pada tahun 2020. Aksi yang perlu dilakukan: Mengurangi resiko berinvestasi Membuat reformasi rencana kelistrikan di Inggris dan Wales Mengatasi interferensi radar terhadap turbin Menjamin ketersediaan jaringan dengan kualitas baik.

PLT Angin onshore (Cont’d) Potensi PLT angin onshore [2]

PLT Angin onshore (Cont’d) Rencana kerja untuk developer [2]

PLT Angin offshore UK memiliki PLT angin onshore terpasang lebih dari 1.3 GW dan akan meningkat hingga 18 GW pada tahun 2020., serta 40 GW tahun 2030. Aksi yang perlu dilakukan: Melakukan inovasi untuk menurunkan cost Mengembangkan supply chain Mengurangi resiko berinvestasi Mempermudah akses untuk pengadaan dana Menjamin ketersediaan jaringan dengan kualitas baik. Perencanaan yang baik

PLT Angin offshore (Cont’d) Potensi PLT angin offshore [2]

PLT Angin offshore (Cont’d) Rencana kerja untuk developer [2]

PLT Laut Mencakup teknologi gelombang dan tidal, masih dalam proses pengembangan awal dengan prototype 4MW yang tersedia saat ini. Jumlah ini akan meningkat menjadi 300MW pada 2020. Aksi yang perlu dilakukan: Mengurangi resiko dan cost R&D Mengamankan investasi untuk menjadikannya komersil Meningkatkan infrastruktur supply chain Perencanaan yang baik

PLT Laut (Cont’d) Potensi PLT laut[2]

Rencana kerja untuk developer [2] PLT Laut (Cont’d) Rencana kerja untuk developer [2]

PLT Biomasa Pada tahun 2010 telah terdapat kapasitas terpasang sebesar 2.5 GW dan naik menjadi 6GW pada 2020. Aksi yang perlu dilakukan: Mengurangi resiko investasi Mengurangi resiko supply chain Perencanaan yang baik Kemudahan akses untuk kontrak pembuangan jangka panjang Akses untuk pendanaan

PLT Biomasa (Cont’d) Potensi PLT Biomasa [2]

Rencana kerja untuk developer [2] PLT Biomasa (Cont’d) Rencana kerja untuk developer [2]

PLT Panas dari Biomasa Pada tahun 2010 telah terdapat kapasitas terpasang sebesar 12.4 GW dimana 12.1 TWh dari pemanas biomasa dan 0.3 dari buangan. Aksi yang perlu dilakukan: Menurunkan harga untuk teknologi Mengurangi resiko supply chain Regulasi kualitas udara Izin perencanaan dan lingkungan Meningkatkan kepercayaan investor Memastikan cost karena injeksi biomethane ke jaringan.

PLT Panas dari Biomasa (Cont’d) Potensi PLT panas dari biomasa [2]

PLT Panas dari Biomasa (Cont’d) Rencana kerja untuk developer non-domestic boiler [2]

PLT Panas dari Biomasa (Cont’d) Rencana kerja untuk developer Anartobic digestion [2]

PLT Panas bawah tanah atau udara Pada tahun 2010 telah terdapat kapasitas terpasang sebesar 0.6 GW. Aksi yang perlu dilakukan: Menurunkan harga untuk teknologi Perencanaan yang baik Ketersediaan engineers Kebutuhan dari jaringan Isu teknikal danperformance

PLT Panas Bawah Tanah atau Udara (Cont’d) Potensi PLT panas bawah tanah atau udara [2]

PLT Panas Bawah Tanah atau Udara (Cont’d) Rencana kerja untuk developer Bawah tanah open loop [2]

PLT Panas Bawah Tanah atau Udara (Cont’d) Rencana kerja untuk developer Bawah tanah close loop [2]

PLT Panas Bawah Tanah atau Udara (Cont’d) Rencana kerja untuk developer udara [2]

Reference Kementruan ESDM, “Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional 2008 s.d. 2027,” www.djlpe.esdm.go.id, 2008. Department of Energy and Climate Change, “UK Renewable Energy Roadmap,” 2011.

TERIMA KASIH