Problematika Umat Islam PPK Saintek UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Problematika Umat Islam
Kompetensi Dasar Memahami permasalahan umat Islam saat ini. Memahami faktor penyebab permasalahan umat baik dari sisi internal maupun eksternal. Memahami dan mampu menjadi trendsetter bagi solusi permasalahan umat.
Indikator Keberhasilan Peserta mampu menyebutkan permasalahan umat Islam masa kini. Peserta mampu menganalisis permasalahan mulai dari akar masalah, dampak, serta bagaimana solusinya. Peserta mampu menyebutkan tindakan nyata seorang muslim muda sebagai wujud solusi yang ditawarkan.
“Ketidaksesuaian kondisi ideal dengan realita yang ada” Apa sih “masalah” itu? “Ketidaksesuaian kondisi ideal dengan realita yang ada” Problematika Umat Islam: Kondisi umat Islam yang sangat jauh jika dibandingkan dengan kondisi ideal umat Islam seperti yang disebutkan dalam Al-Quran dan Hadits serta realitas umat terdahulu. Realita sekarang menunjukkan bahwa eksistensi ummat Islam seperti yg disebutkan dalam al Qur’an dan Hadits serta realitas umat terdahulu hilang atau dengan kata lain, umat Islam sekarang sedang terpuruk.
Pembahasan Kondisi Ideal Permasalahan Solusi
Problematika Umat Islam Internal Aqidah dan Akhlaq yang Rusak Perpecahan antar Umat Islam Fanatisme Madzhab Kurangnya Komitmen Dalam Menjalankan Islam Pendidikan
Problematika Umat Islam Eksternal Ghazwul Fikr Sekulerisme Kristenisasi
Problematika Umat Islam Faktor Internal
Aqidah dan Akhlaq yang Rusak Aqidah dan akhlaq merupakan perkara yang dasar dalam ajaran Islam. Sehingga akan sangat berbahaya jika aqidah dan akhlaq ini sudah mulai rusak. Kesempurnaan Islam tidak lagi dikenal oleh umat Islam. Bahkan umat Islam sendiri menganggap Islam hanya mengatur masalah ibadah saja, tidak mengatur hal-hal yang lain. Sehingga terjadi kerancuan dan kekaburan makna dan persepsi terhadap ajaran Islam. Pemeluk Islam sendiri malah akan merasa asing dengan ajaran agama mereka sendiri.
Perpecahan Umat Islam Dijadikannya negara Muslim menjadi banyak dan kecil-kecil menjadikan umat Islam selalu dalam keadalaan berpecah belah. Sehingga negara Muslim lebih banyak disibukkan dengan perebutan batas negara dan munculnya paham sukuisme dan nasionalisme sempit.
Fanatisme Madzhab Umat Islam masih sering terjebak dengan pembahasan permasalah Mazhab yang notabene adalah permasalahan furu’ (cabang). Pada kajian-kajian keislaman kemudian juga lebih membahas permasalahan perbedaan mazhab dan seringnya mengarah pada menjelekkan mazhab yang lain. Seolah surga hanya untuk mazhabnya sendiri. Hal ini kemudian menjadikan umat Islam tidak mau bekerja sama untuk menegakkan Islam. Justru lebih senang bergaul dengan orang sekuler atau non Islam. Ini jelas tidak menguntungkan Islam. Padahal perbedaan semacam ini adalah sebuah keniscayaan. Yang harus dilakukan justru adalah berhimpun bukan berpecah-belah.
Kurangnya Komitmen Dalam Menjalankan Islam “Integritas kultur Islam dan kesatuan way of life Islam terpecah-pecah di dalam diri mereka, di dalam pemikiran dan aksi mereka, di dalam rumah dan keluarga mereka.” Jauhnya umat Islam dari kehidupan Islami menyebabkan ajaran-ajaran Islam menjadi sesatu yang aneh justru bagi kaum Muslimin sendiri.
Pendidikan Tingkat pendidikan dunia Islam masih sangat memprihatinkan. Sistem pendidikan dinegara Muslim selama ini adalah sistem yang mengadopsi Barat yang penuh dengan sekulerisme dan menimbulkan keraguan pada umat Islam tentang ajaran agamanya. Pemuda Islam tidak diajarkan bagaimana sejarah masa lampau dan kejayaan agamanya. Malah diberikan keraguan terhadap kesempurnaan Islam dengan membelokan sejarah. Bangsa Barat medirikan instritut-institut kebudayaan mereka. Sehingga, melepaskan pemuda Muslim dari warisan budaya Islam dan mengagungkan apa saja yang berbau Barat. Meremehkan agama dan minder dengan identitas keIslamannya.
Problematika Umat Islam Faktor Eksternal
Ghazwul Fikri Ghazwul Fikri = usaha suatu bangsa untuk menguasai pemikiran bangsa lain (kaum yang diinvasi), lalu menjadikan mereka sebagai pengikut setia terhadap setiap pemikiran, idealisme, way of life, metode pendidikan, kebudayaan, bahasa, etika, serta norma-norma kehidupan bangsa penginvasi. Ghazwul Fikri jelas merusak tatanan masyarakat Islam, mengganti budaya Islam dengan Barat dan menjauhkan umat Islam dengan ajaran agamanya sendiri. Garis besar langkah kerja mereka: Merusak Islam dari segi aqidah dan akhlak, memecah kaum muslim dengan nasionalisme sempit, menjelek-jelekkan gambaran Islam, memperdayakan bangsa muslim bahwa segala kemajuan peradaban bisa dicapai dengan memisahkan agama (Islam) dari kehidupan masyarakat.
Sekulerisme Pemisahan dengan sangat dikotomis antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu non-agama memang merupakan bagian dari upaya untuk menghilangkan peran agama dalam masyarakat dan memunculkan keraguan akan kebenaran agama. Sekulerisme menjadi sesuatu yang dianggap baik oleh Barat karena secara historis ia terlahir dari perlawanan atas kejumudan pemikiran gereja diabad pertengahan. Sekulerisme berdampak cukup serius kepada umat Islam, selain hilangnya kepahaman akan syumuliataul Islam juga menjadikan agama hanya sebatas ritual-ritual semata. Agama yang merupakan sumber terbesar dari energi serta aspirasi dan merupakan pemandu menuju kehidupan yang bermakna diatas bumi ini menjadi begitu berubah. Agama hanyalah urusan akhirat. Dan yang menyebar justru kemudian hal-hal yang menyangkut dengan mistik, takhayul, dll
Kristenisasi Kristenisasi secara bahasa merupakan upaya untuk mengkristenkan orang lain dan menyebarkan ajaran kristen ke berbagai negara. Namun tujuan mereka sebenarnya bukan cuma menjadikan orang masuk agama kristen, tapi malah yang utama adalah mengeluarkan orang Islam dari keIslamannya. Umat Islam tidak perlu dikeluarkan dari agamanya, tapi cukup dijauhkan dari ajaran agamanya karena dengan begitu secara sendirinya umat Islam akan keluar dari agama Islam.
Solusi Islamisasi pengetahuan penguasaan sains dan ternologi sesuai dengan tuntunan Islam serta loyalitas ilmuwan muslim kepada agamanya dan negaranya. Kemandirian ekonomi negara Muslim Meski saat ini kondisi perekonomian hampir di semua negara Muslim dalam kondisi memprihatinkan. Namun, basis-basis bagi kemandirian itu harus ditanamkan dengan kokoh, terutama kebutuhan primer masyarakat. Membentuk kerjasama antar organisasi Islam Lembaga, pusat studi dan kajian serta ormas islam harus memiliki jaringan yang kuat dan luas sehingga informasi dan ukhuwah dapat senantiasa terbina. Perbaikan Sistem Pendidikan Semua tokoh pembaharu dan penyokong gagasan islamisasi sains sepakat bahwa perbaikan sistem pendidikan adalah hal yang urgen bagi terbentuknya peradaban islam. Bagaimanapun sistem pendidikan masih didominasi oleh pemikiran sekulerisasi. Oleh karena itu perlu usaha keras untuk melakukan perbaikan.
Membentengi Diri dari Problematika Umat Islam Ilmu Apapun latar belakang keilmuan anda, tentu akan dapat memberikan manfaat bagi proses perbaikan umat. Oleh karena itu, perlu menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh. Mencari ilmu di bangku perkuliahan bukan semata-mata mencari nilai/IPK, tapi dengan ilmu yang dipelajari diharapkan dapat menyelesaikan problematika yang ada. Jama’ah/Organisasi “Kebaikan yang tidak terorganisir akan kalah dengan keburukan yang terorganisir.” Itulah nasihat Khalifah Ali bin Abi Thalib. Oleh karena itu, umat Islam perlu bekerjasama antara satu dengan yang lainnya. Disamping itu, dengan bersama-sama bisa saling memberi semangat saat mulai lemah dalam memperjuangkan Islam. Bersungguh-sungguh Merupakan modal yang sangat berharga. Tanpa kesungguhan, pekerjaan akan sia-sia belaka. Usaha yang dilakukan oleh orang yang serius akan berbeda dengan usaha yang dilakukan oleh orang tanpa keseriusan.