Sistem Informasi Akuntansi Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT. Arya Watala Capital
Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah : 1) Untuk memahami sistem pengendalian internal terhadap penerimaan dan pengeluaran kas yang digunakan oleh perusahaan, sehingga dapat diketahui kelemahan dari Sistem Informasi Akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada perusahaan. 2) Bagaimana merancang Sistem Informasi Akuntansi untuk mencegah risiko-risiko yang terjadi akibat tindak kecurangan kas. menunjang perusahaan.
Rumusan dan Batasan Masalah Rumusan Masalah dan Batasan Masalah Penelitian ini merumuskan masalah dan membatasi masalah mengenai sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas serta rancangan Sistem Informasi Akuntansi yang digunakan oleh perusahaan. Adapun rumusan masalah dan batasan masalah penulisan ini adalah: 1) Bagaimana Sistem Pengendalian Perusahaan penerimaan dan pengeluaran kas yang telah berjalan serta risiko dan dampak yang ditimbulkan dari sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas yang berjalan pada perusahaan? 2) Bagaimana rancangan Sistem Informasi Akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan?
Data/Variabel yang digunakan Data atau Variabel yang digunakan untuk Penelitian ini adalah: 1.Bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran kas. 2.Prosedur-prosedur Sistem Penerimaan dan Pengeluaran kas. 3. Flow Chart Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Penerimaan kas pada PT.Arya Watala Capital Penerimaan kas pada PT.Arya Watala Capital pada rumah makan Warung OJO LALI bermula dari bagian kasir. Tiap cabang Rumah Makan melakukan transaksi penjualan makanan dan minuman. Transaksi penjualan makanan dan minuman pada hari itu di input ke dalam mesin kasir, kemudian bagian kasir mencetak 2 lembar bon hasil penjualan makanan dan minuman. Lembar pertama diberikan ke konsumen, sedangkan lembar kedua disimpan untuk kemudian diberikan ke bagian keuangan. Setelah Rumah Makan tutup, bagian kasir lalu menghitung hasil penjualan makanan dan minuman yang diperoleh pada hari itu. Hasil penjualan makanan dan minuman berdasarkan faktur penjualan dikumpulkan oleh bagian kasir dalam bentuk bukti catatan, dengan adanya bukti catatan tersebut, bagian kasir lalu mencocokkan bon transaksi penjualan dengan uang yang diterima pada hari itu. Hasil penjualan berupa bon dan uang tunai yang sebelumnya telah dicocokkan keseuaiannya disetor ke bagian finance di kantor pusat yaitu di Mayapada Tower, PT. ARYA WATALA CAPITAL.
Selanjutnya, hasil penjualan makanan dan minuman dari masing-masing cabang rumah makan yang diterima oleh bagian Finance berupa bukti penerimaan kas dan uang tunai dicatat dalam laporan kas harian dan dicatat dalam jurnal penerimaan kas. Bon penjualan makanan dan minuman yang diberikan oleh bagian kasir lalu diarsip tetap oleh bagian keuangan. Selanjutnya uang tunai hasil penjualan makanan dan minuman disetorkan ke Bank Mandiri pada rekening tabungan PT. ARYA WATALA CAPITAL yang kemudian oleh Bank, dimasukkan ke rekening PT. ARYA WATALA CAPITAL .Setiap bukti penerimaan kas yang masuk yang berupa Bon, disimpan pada suatu file oleh bagian Finance.
Pengeluaran Kas pada PT. Arya Watala Capital Pengeluaran kas pada PT. Arya Watala Capital terutama pada Rumah Makan Warung OJO LALI berawal dari bagian dapur tiap cabang rumah makan yang bertugas membeli bahan baku makanan dan minuman, sebelum mengajukan bukti pengajuan biaya pembelian bahan baku, bagian dapur memeriksa kelengkapan bahan baku makanan dan minuman. Apabila terdapat bahan baku yang kurang, makan bagian dapur mengajukan dana untuk membeli bahan baku ke bagian keuangan. Bagian keuangan lalu membuat dan mengeluarkan cek senilai dua juta rupiah per bulannya ke bagian dapur dan tentunya telah ditandatangani oleh bagian keuangan, bagian dapur lalu menggunakan cek tersebut untuk membeli bahan baku rumah makan ke bagian supplier yang menyediakan bahan baku makanan dan minuman. Setelah membeli bahan baku makanan dan minuman, bon pembelian bahan baku lalu diberikan ke bagian keuangan beserta sisa uang (bila ada) untuk dicocokkan jumlahnya. Apabila Sistem pengeluaran kas pada rumah makan Warung OJO LALI tidak hanya seputar pembelian bahan baku makanan dan minuman saja tetapi juga pada pembagian hasil usaha antara franchisee dengan franchisor sebesar 50:50 mengingat Rumah Makan Warung OJO LALI adalah waralaba yang dibawahi oleh PT. Arya Watala Capital.
Risiko dan Dampak Kelemahan pada penerimaan dan pengeluaran dan pengeluaran kas Risiko dan dampak terhadap penerimaan dan pengeluaran kas setelah dianalisa adalah sebagai berikut: 1.Terdapatnya bagian-bagian yang bukan merupakan bagian penerimaan dan pengeluaran kas mengetahui nomor kombinasi brangkas penyimpanan uang perusahaan, Dampaknya adalah penyalahgunaan kas dengan cara pengambilan uang untuk kepentingan pribadi atau digunakan untuk kepentingan lain diluar kepentingan perusahaan. 2. Batas jumlah penandatangan kas yang unlimited atau tak terhingga bisa mengakibatkan terjadinya pengeluaran kas secara berlebih sehingga mengakibatkan kas perusahaan akan terpakai untuk hal-hal diluar pembelian bahan baku makanan atau minuman rumah makan Warung OJO LALI dengan kata lain terjadinya pemborosan terhadap uang kas perusahaan dan pengeluaran kas secara berlebih dari rekening perusahaan di bank. 3. Karena adanya rangkap jabatan antara bagian akuntansi dengan bagian keuangan, resiko yang dapat terjadi adalah validasi penerimaan dan pengeluaran kas yang lemah. Bagian tersebut bisa saja menyalahgunakan kas dengan cara mengganti angka penerimaan atau pengeluaran kas pada buku jurnal serta menyalahgunakan penandatanganan bukti pengeluaran kas. Hal ini mengakibatkan jumlah kas yang masuk atau keluar menjadi lebih banyak atau lebih sedikit dibandingkan jumlah yang seharusnya. Dengan adanya rangkap jabatan antara bagian akuntansi dan bagian keuangan maka penyalahgunaan kas dengan mudah terjadi. 4. Pembukuan yang tidak digilir secara periodic meyebabkan terjadinya penyalahgunaan kas dengan cara mengganti jumlah angka pada buku penerimaan dan pengeluaran kas. Hal ini bedampak pada kas perusahaan yaitu kas yang masuk dan yang keluar tidak sesuai dengan jumlah uang yang diposting atau dicatat. 5. Belum adanya bagian yang bertugas mengotorisasi bon dengan daftar belanja bahan baku dapat menimbulkan resiko yaitu perusahaan mengeluarkan kas secara berlebih sehingga mengakibatkan perusahaan melakukan pemborosan terhadap kas karena membeli barang yang tidak sesuai dengan daftar belanja kebutuhan bahan baku.