DWI ANGGRADILA ASUWARI ( 2B ) MUHAMMAD FAJAR HIDAYAT ( 2A ) SUPERVISI PENDIDIKAN KELOMPOK 11 ADE RIASTUTI ( 2B ) DWI ANGGRADILA ASUWARI ( 2B ) MUHAMMAD FAJAR HIDAYAT ( 2A ) IRAWATI ( 2A) YOGI SETIAWAN ( 2B )
A. PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN Pendapat Supervisi menurut para ahli : Naegley (1980:20) dikutip oleh Made pidarta, mengemukakan bahwa setiap layanan kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan instruksional, belajar dan kurikulum di katakan supervisi. Kimbal Wiles (1956:8) berpendapat bahwa “supervision is an assitance in the development of a better teaching-learning situation” yaitu suatu bantuan dalam pengembangan peningkatan situasi belajar mengajar yang lebih baik. N.A.Ametembun (1981:5) merumuskan bahwa supervisi pendidikan adalah pembinaan ke arah perbaikan situasi pendidikan. Pendidikan yang di maksud berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya, dan peningkatan mutu mangajar dan belajar pada khususnya.
Sergiovanni (1971:10) yangdi kutip Made Pradata mengemukakan pernyataan yang berthubungan dengan supervisi sebagai berikut. (1) supervisi lebih bersifat proses daripada peranan, (2) supervisi adalah suatu proses yang digunakan oleh personalia sekolah yang bertanggung jawab terhadap aspek-aspek tujuan sekolah yang bergantung secara langsung kepada para personalia yang lain, untuk menolong mereka menyelesaikan tujuan sekolah itu. Badan kajian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan (1982:1) mendefinisikan supervisi pendidikan sebagai :”segala usaha yang memberikan kesempatan kepada guru untuk berkembang secra profesional, sehingga mereka lebih mampu lagi dalam melaksanakn tugas pokoknya, yaitu memperbaiaki dan menyempurnakan proses belajar mengajar.
B. PRINSIP-PRINSIP YANG DITERAPKAN Ilmiah (dcientific) Sistematis : berarti dilaksanakan secara teratur, berencana dan berkelanjutan Objektif : artinya data yang yang didapat berdasarkan hasil observasi nyata Menggunakan alat 2. Demokratis : artinya menjunjung tinggi azas musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain. 3. Kooperatif : kerjasama seluruh staf dalam kegiatan pengumpulan data, analisa data dan perbaikan serta pengembangan proses belajar mengajar 4. Kontruktif dan kreatif : membina inisiatif guru dan mendorong guru untuk aktif menciptakan suasana
C. FUNGSI DAN TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN Fungsi supervisi pendidikan Menyelenggarakan inspeksi Penelitian hasil infeksi berupa data Penilaian Latihan Pembinaan Tujuan Supervisi Pendidikan Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru yang mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang efektif Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga sekolah lainnya terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif
Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga sekolah lainnya terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif Membantu pimpinan sekolah untuk mempopulerkan sekolah kepada masyarakat dalam mengembangkan program pendidikan
D. TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN Kunjungan kelas secara berencana untuk dapat memperoleh gabaran tentang kegiatan belajar mengajar dikelas Pertemuan pribadi antara supervisior dengan guru untuk membicarakan masalah-masalh khusus yang dihadapi guru Rapat antar supervisior dengan para guru disekolah, biasanya untuk membicarakan masalah-masalah umum yang menyangkut perbaikan dan atau peningkatan mutu pendidikan Kunjungan antar kelas atau antar sekolah merupakan suatu kegiatan yang terutama untuk saling menukarkan pengalaman sesame guru atau kepala sekolah tentang usaha-usaha perbaikan dalam proses belajar mengajar Pertemuan-pertemuan dikelompok kerja penilik, kelompok kerja kepala sekolah, serta pertemuan kelompok kerja guru, pusat kegiatan guru, dan sebagainya
E. PRODUSER SUPERVISI PENDIDIKAN Moh. Riva’i, menggambarkan prodesur supervisi pendidikan pada bagian berikut : Pengumpulan data tentang keseluruhan situasi belajar megajar : Murid Guru Program pengajaran Alat/fasilitas Situasi Dengan cara: observasi/kunjungan kelas pertemuan pribadi Penyimpulan/penilaian tentang : keberhasilan muri keberhasilan guru faktor-faktor penunjang dan pengambat dalam PBM Dengan cara : menentukan kriteria bersama pertemuan pribadi diskusi antar guru
Diskusi kelemahan, tentang : penampilan guru di depan kelas penguasaan materi penguasaan metode hubungan antar personel administrasi kelas Dengan cara : pertemuan pribadi rapat staf konsultasi dengan nara sumber/ahli Memperhatikan kelemahan/meningkatkan kemampuan, dalam hal : Kelemahan/ kekuragan yang telah dikemukakan bersama Dengan cara : informasi langsung Demokratis inter class dan inter school visit tugas bacaan penataran dengan berbagai bentuk
F. IMPLEMENTASI DI LAPANGAN Implementasi dilapangan banyak ditemukan masalah-masalah yang masih menghambat terlaksananya supervisi, diantaranya : Sistem kerja sentralisasi yang masih melekat. Guru perlu pembisasaan budaya kerja baru sesuai dengan semangat otonomi pendidikan dan otonomi daerah yang menuntut kreatifitas dan kerja keras. Kebiasaan lama dalam bekerja harus sudah ditinggalkan. Persaingan mutu sekolah semakin terasa berat. Pembinaan pembelajaran harus dilakukan semakin serius dan sungguh-sungguh Masih adanya mental anak emas untuk guru yang dinilai dan baik Tuntunan akuntabilitas penyelenggaraan sekolah dari masyarakat yang semakin tinggi, menyebabkan kesibukan dalam menangani urusan administrasi, terutama menghadapai pemeriksaan pembukuan, LSM dan Pers
Usaha untuk kelancaran dan keberhasilan pemecahan permasalahan yang ditempuh dalam kegiatan supervisi oleh kepala sekolah adalah sebagai berikut : Penyamaan visi dan misi Pengelolaan supervisi yang baik Pelibatan guru secara individual dalam pelaksanaan supervisi Pelibatan organisasi guru, seperti PKG, KKG dan KKKS untuk mengukur keberhasilan guru dalm pembelajaran dan sebagai tempat Sharring