SISTEM IMUN SPESIFIK Lisa Andina, S.Farm, Apt.
PENDAHULUAN Sistem imun spesifik adalah suatu sistem yang dapat mengenali suatu substansi asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat memacu perkembangan respon imun yang spesifik terhadap substansi tersebut. Sistem imun spesifik disebut juga dengan sistem imun yang didapat (adaptive immunity) Sel-sel imun yang berperan penting adalah sel limfosit B dan sel limfosit T. Substansi yang dpat merangsang terjadinya respon imun spesifik disebut antigen
Limfosit B Limfosit B adalah sel yang berasal dari sel induk di dalam sumsum tulang yang tumbuh menjadi sel plasma, menghasilkan antibodi yang secara tidak langsung dapat mendestruksi benda asing. Jika dirangsang oleh suatu antigen, limfosit B akan mengalami pematangan sehingga menghasilkan antibodi
Limfosit T Merupakan sel yang terbentuk jika sel induk dari sumsum tulang pindah ke kelenjar timus , mengalami pembelahan dan pematangan. Di dalam kelenjar timus limfosit T belajar membedakan bahan asing (non self) dengan bahan bukan asing (self). Limfosit T dewasa akan meninggalkan kelenjar timus , masuk ke dalam kelenjar getah bening dan berfungsi sebagai bagian pengawasan sistem imun tubuh.
Beberapa cara untuk mendapatkan imunitas spesifik alamiah Aktif Ag masuk ke dlm tubuh secara alamiah dan tubuh memproduksi Ab Pasif Ab dari ibu masuk ke dalam janin melalui plasenta, atau ASI kepada bayi buatan Ag masuk kedalam tubuh melalui vaksinasi dan tubuh memproduksi Ab Pasif Ab yang terdapat dalam serum disuntikkan ke dlm tubuh seseorang yg membutuhkan
Antigen (Ag) Antigen merupakan substansi yang berperan penting dalam sistem respon imun Antigen juga seringkali disebut imunogen Pada umumnya antigen terdiri dari protein dan polisakarida. Senyawa lain yang bersifat antigen antara lain serbuk sari tumbuhan, zat putih telur, molekul sel darah merah, protein serum, dan molekul yang terdapat pada permukaan organ atau jaringan yang akan ditransplantasi.
Antigen (Ag) Pada setiap ag terdapat daerah spesifik yang disebut dengan determinan antigenik atau epitop atau yang dapat dikenali oleh antibodi. Pada umumnya ag mempunyai BM > 10.000 Beberapa substansi asing memiliki BM rendah, tdk bersifat antigenik kecuali terikat dengan protein karier (senyawa ini disebut hapten) Salah satu jenis hapten adalah molekul penisilin, yg jika terikat dengan protein serum dapat bersifat antigenik, dan menimbulkan alergi terhadap penisilin
Antibodi (Ab) Antibodi merupakan protein (imunoglobulin) yang dibuat oleh tubuh sebagai respon terhadap masuknya Ag, dapat mengenali dan mengikat Ag secara spesifik. Ab bersifat sangat spesifik dalam mengenali epitop m.o, maka tubuh akan memproduksi beberapa Ab sesuai dengan jenis epitop yang dimiliki oleh setiap m.o.
Struktur Antibodi (Ab) Molekul imunoglobulin dapat dipecah oleh enzim papain menjadi 3 fragmen: 2 fragmen disebut Fab (fragment antigen binfing) berfungsi mengikat antigen, variabilitas sesuai dengan variabilitas antigen yang merangsangnya 1 fragmen disebut Fc (fragment crystalable), merupakan fragmen yang konstan dan tdk dapat mengikat antigen.
Klasifikasi Antibodi (Ab) Klasifikasi imunoglobulin : IgG mempunyai rantai gama (γ) IgM mempunyai rantai mu (µ) IgA mempunyai rantai alfa (α) IgD mempunyai rantai delta (δ) IgE mempunyai rantai epsilon (ε) Karakteristik Imunoglobulin
Pembentukan Antibodi (Ab) Antibodi dibentuk oleh sel plassma yang berasal dari proliferasi sel B akibat rangsangan antigen. Antibodi yang telah terbentuk secara spesifik akan mengikat antigen sejenis yang masuk kembali ke dalam tubuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan antibodi Kadar antibodi dalam tubuh dipengaruhi oleh: Jenis Ag Dosis Ag Cara masuk Ag ke dalam tubuh Sensitifitas metode pengukuran Ab
Mekanisme kontrol Antibodi (Ab) Pembentukan antibodi tdk berlangsung secara tanpa batas, ada mekanisme kontrol yang mengendalikan dan menghentikan pembentukan antibodi yang diproduksi secara berlebihan: Berkurangnya dosis Ag Sel Ts (supressor)
To be continued… RESPON IMUN SPESIFIK